Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmina Diah Kumala
"Latar belakang. Gagal jantung akut telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia sekaligus penyebab signifikan jumlah perawatan di rumah sakit serta menghabiskan biaya yang tinggi dalam penanganannya. Riwayat hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama pada terjadinya gagal jantung akut yang terjadi pada lebih dari 50% masyarakat berusia lebih dari 65 tahun. Hipertensi juga turut menjadi faktor yang mempengaruhi prognosis gagal jantung akut sehingga perlu penelitian lebih lanjut mengenainya. Tujuan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai angka kejadian gagal jantung akut, proporsi pasien yang memilki riwayat hipertensi pada pasien gagal jantung akut, serta meneliti apakah terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan angka mortalitas selama perawatan. Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang serta menggunakan 685 data sekunder dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 – 2006. Hasil. Proporsi gagal jantung akut dengan hipertensi sebesar 58,4% dengan 68,3% terdiri dari pasien pria. Angka mortalitas pasien rawat gagal jantung akut dengan riwayat hipertensi adalah 3,3%. Sedangkan pada pasien tanpa riwayat hipertensi adalah 4,2%. Uji analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan angka mortalitas pasien rawat gagal jantung (p=0,509). Kesimpulan. Tidak ada terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi dengan angka mortalitas selama perawatan.

Background. Acute heart failure is the main health problem all over the world and being a significant cause of hospitality. The treatment of heart failure is high in cost. Individual hypertension record is one of the risk factor of incidence of acute heart failure happened in more than 50% of the world population aged more than 65 years old. Hypertension itself can correlated with the prognosis of acute heart failure, therefore a new research about this is needed. Objective. This research is aimed for a deeper exploration about the incidence of acute heart failure, the number of acute heart failure patient with hypertension record, and to prove the correlation between hypertension record to the in-hospital mortality rate. Methods. The design of this study was cross sectional with consecutive sampling. This study used 976 acute heart failure patients from Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) of 5 hospital in Indonesia from december 2005- 2006. Result. Patients in this study were categorized in two groups. The first group was patients with hypertension history (58,4%) and the second was group wihout hypertension history (41,6%). Majority of the patients were men with 68,3%. The mortality rate of the first group was 3,3% and from the second was 4,2%. The bivariat analysis showed that there is no association between hypertension history and in-hospital mortality of AHF patients (p=0,509). Conclusion. Hypertension history is not related to in-hospital mortality of AHF patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibran Fauzi
"Latar belakang. Gagal jantung akut telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Merokok merupakan salah satu faktor utama dalam insidensi penyakit kardiovaskular dan gagal jantung dan mempengaruhi baik morbiditas maupun mortalitas pada kasus gagal jantung. Saat ini terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh merokok dengan angka mortalitas akibat gagal jantung.
Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien gagal jantung akut dan mengidentifikasi hubungan antara riwayat merokok dengan mortalitas pasien gagal jantung akut selama perawatan.
Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dan menggunakan 826 data sekunder dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 ? 2006.
Hasil. Proporsi pasien gagal jantung akut yang mempunyai riwayat merokok di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 ? 2006 mencapai 50,2 %. Angka mortalitas pasien gagal jantung akut adalah 3,6 %. Angka mortalitas pasien gagal jantung akut baik dengan maupun tanpa adalah 3,6 %. Analisis bivariat menunjukkan p=0,978 OR 1,010 CI 0,487-2,094
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara riwayat penyakit jantung koroner dengan angka mortalitas gagal jantung akut di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 ? 2006.
Background. Acute heart failure has become health problem on the world. Cigarette smoking is a well-established risk factor for cardiovascular disease and heart failure. Nowadays there are controversies between smoking and heart failure mortality Objectives.
Aim. To determine characteristic of patient and relation between history of smoking and mortality of acute heart failure.
Method. This is cross sectional study using 826 data from Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) in five hospital in Indonesia on December 2005 -2006.
Result. 50.2 % patients have history of smoking. Overall in-hospital mortality among patient with acute heart failure is 3.6 %. In-hospital mortality in patient with or without history of smoking is 3.6% with p = 0.978.
Conclusion. There is no significant relation between history of smoking and mortality of acute heart failure in five hospitals in Indonesia on December 2005 -2006.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia
"Latar belakang. Gagal jantung akut dan aritmia telah menjadi salah satu masalah kesehatan di bidang kardiovaskuler. Hubungan antara aritmia dan gagal jantung dalam mortalitas masih kontroversial. Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien gagal jantung akut dan mengidentifikasi hubungan antara aritmia dengan mortalitas pasien gagal jantung akut di rumah sakit. Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan menggunakan metode consecutive sampling. Studi ini menggunakan 976 data sekunder dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 – 2006. Hasil. Dalam studi ini, pasien dikategorikan menjadi 2 kelompok, kelompok pasien gagal jantung akut dengan aritmia(42,2%) dan tanpa aritmia (67,8%). Pasien laki-laki mendominasi dengan 68%. Angka mortalitas pasien gagal jantung akut dengan aritmia selama perawatan adalah 4,1 %. Sedangkan pada pasien tanpa penyakit jantung koroner adalah 3,7%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara aritmia dengan mortalitas pasien gagal jantung akut (p=0,748 CI 95% 0,468-1,726, OR= 0,899). Kesimpulan. Tidak ada terdapat hubungan antara aritmia dengan angka mortalitas pasien gagal jantung akut selama perawatan.

Backgrounds. Acute heart failure (AHF) and arrhythmia have become problems in global heath related to cardiovascular. The association between arrhythmia and heart failure with mortality remains controversial. Objective. Define the characteristics of patients with acute heart failure and identify associations between arrhythmia and in-hospital mortality of acute heart failure patients. Methods. The design of this study was cross sectional with consecutive sampling. This study used 976 acute heart failure patients from Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) of 5 hospital in Indonesia from december 2005-2006. Result. Patients in this study were categorized in two groups. The first group was patients with arrhythmia (42,2%) and the second was group wihout arrhythmia (67,8%). Majority of the patients were men with 68%. The mortality rate of the first group was 4,1% and from the second was 3,7%. The bivariat analysis showed that there is no association between arrhytmia and in-hospital mortality of AHF patients (p=0,748 CI 95% 0,468-1,726, OR= 0,899). Conclusions. Arrhythmia is not related to in-hospital mortality of AHF patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Indrawati
"Latar belakang. Gagal jantung akut telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia dengan penyakit jantung koroner sebagai penyebab terbanyak.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara penyakit jantung koroner dengan mortalitas pasien gagal jantung akut selama perawatan.
Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang serta menggunakan 685 data sekunder dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 ? 2006.
Hasil. Penelitian ini melibatkan 957 pasien gagal jantung akut. Proporsi pasien gagal jantung akut yang mengalami penyakit jantung koroner di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 ? 2006 mencapai 74,8 %. Angka mortalitas pasien gagal jantung akut selama perawatan secara umum adalah 4,1 %. Angka mortalitas pasien yang mengalami PJK lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa PJK (P = 0,493, OR = 1,3, CI 95% 0,59 ? 2,90). Angka mortalitas pasien gagal jantung akut yang disertai penyakit jantung koroner selama perawatan adalah 4,3 %, Sedangkan pada pasien tanpa penyakit jantung koroner adalah 3,3 %.
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara riwayat penyakit jantung koroner dengan angka mortalitas gagal jantung akut selama perawatan di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 - 2006.

Background. Acute heart failure has become health problem on the world and coronary heart disease is known as common etiology.
Objective. To determine relationship between history of coronary heart disease and mortality of acute heart failure
Method. This study was conducted by using cross sectional method. Using 685 secondary data from study Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) in five hospital in Indonesia on December 2005 -2006.
Result. From 957 patient acute heart failure, about 76,2 % patient have coronary heart disease. Overall in-hospital mortality among patient with acute heart failure is 4,1 %. In-hospital mortality in patient with coronary heart disease is 4,3 % and 3,3 % in patient without coronary heart disease (P = 0,493, OR = 1,3, CI 95% 0,59 - 2,90).
Conclusion. There is no significant relationship between coronary heart disease and mortality of acute heart Failure in five hospitals in Indonesia on December 2005-2006.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09043fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Luthfi
"Latar belakang. Dislipidemia merupakan salah satu faktor resiko berkembangnya gagal jantung dan telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Penelitian mengenai hubungan dislipidemia dan penyakit jantung belum banyak dilakukan di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien gagal jantung akut dan mengidentifikasi hubungan antara riwayat dislipidemia dengan mortalitas pasien gagal jantung akut selama perawatan.
Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang serta menggunakan 268 data sekunder dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 - 2006.
Hasil. Pasien gagal jantung akut dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan pasien dengan dislipidemia (88,8% dan kelompok kedua meupakan pasien tanpa dislipidemia (12,2%). Angka mortalitas pada kelompok pertama mencapai 3,0% dan pada kelompok kedua 0%. Melalui analisis bivariat tidak didapatkan hubungan bermakna antada riwayat dislipidemia dengan mortaitas pasien gagal jantung akut (p=0,603; OR: 0,828; CI: 0,101-6,759).
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara riwayat dislipidemia dengan angka mortalitas gagal jantung akut selama perawatan di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 - 2006.

Background. Dyslipidemia can promote the development of heart failure and has become one of global health problem. The study about associatin between dyslipidemia and in-hospital mortality of acute heart failure has never been done before in Indonesia.
Objective. To define the characteristic of patient and to identify the association between dyslipidemia and in-hospital mortality of acute heart failure.
Method. The design of this study was cross sectional with onsecutive sampling. This study used 976 acute heart failure patients from Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) of 5 hospital in Indonesia from December 2005-2006.
Result. Patiens with acute heart failure in this study were categorized in two groups. The first group was patients with dyslipidemia (88,8%) and the second was group wihout dyslipidemia (12,2%). The mortality rate of the first group was 3,0% and from the second was 0%. The bivariat analysis showed that there is no association between dyslipidemia and in-mortality of AHF patients (p=0,603; OR: 0,828; CI: 0,101-6,759).
Conclusion. There is no significant association between Dyslipidemia and Inhospital Mortality of Acute Heart Failure in Five Hospital in Indonesia on December 2005 -2006."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09130fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Krisna Dewi
"Latar belakang. Gagal jantung akut merupakan salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Gagal jantung akut sering disertai dengan gagal ginjal kronik sebagai penyakit penyerta.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara riwayat gagal ginjal kronik dengan mortalitas pada pasien gagal jantung akut, yang dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih mengoptimalkan penatalaksanaan pasien gagal jantung akut dengan riwayat gagal ginjal kronik di rumah sakit di Indonesia.
Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan sampel berupa data sekunder pasien dengan diagnosis gagal jantung akut dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 - Desember 2006.
Hasil. Sampel seluruhnya berjumlah 882, terdiri dari 68,5% laki-laki dan 31,5% perempuan dengan rerata usia 59 tahun. Sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik sebanyak 154 orang (68,2% laki-laki, 31,8% perempuan, rerata usia 56 tahun). Angka mortalitas di rumah sakit seluruh sampel 4,2%. Angka mortalitas sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik 7,1%, hampir dua kali lipat angka mortalitas sampel tanpa riwayat gagal ginjal kronik, yang sebesar 3,6%. Didapatkan p = 0,045, OR = 2,07, dan CI 95% = 1,003 - 4,299.
Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara riwayat gagal ginjal kronik dengan mortalitas di rumah sakit pada pasien gagal jantung akut. Risiko timbulnya mortalitas pada sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik adalah dua kali lipat risiko tersebut pada sampel tanpa riwayat gagal ginjal kronik.

Background. Acute heart failure is one of the major health problem around the world. Acute heart failure and chronic renal failure are often coexist.
Objective. In order to answer the question whether there is a significant correlation between previously diagnosed chronic renal failure and in-hospital mortality on patients with acute heart failure, so the result can be used as a suggestion to improve the quality of therapy on hospitalized acute heart failure patients.
Method. This study use cross sectional method with sample taken from secondary data of patient diagnosed for acute heart failure on Study Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) in five hospitals in Indonesia on December 2005 - December 2006.
Result. Total sample is account for 882 patients, consist of 68,5% men and 31,5% women, with mean of age 59 years old. Sample with previously diagnosed chronic renal failure consist of 154 patients (68,2% men, 31,8% women, mean of age 56 years old). In-hospital mortality rate is 4,2% on total sample. In-hospital mortality rate on sample with previously diagnosed chronic renal failure is 7,1%, almost two times higher than in-hospital mortality rate on sample without previously diagnosed chronic renal failure, which is only 3,6% (p = 0,045, OR = 2,07, dan CI 95% = 1,003 - 4,299).
Conclusion. There is significant correlation between previously diagnosed chronic renal failure and in-hospital mortality on patients with acute heart failure. The risk for sample with previously diagnosed chronic renal failure to developed mortality during hospitalization is two times higher than sample without previously diagnosed chronic renal failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09136fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jusdiono
"Untuk mencari variabel prognostik terhadap ketahanan hidup hidup penderita hipertensi kritis, telah dilakukan pene11t1an secara retrospektif terhadap 117 penderita hipertensi krisis di RS Jantung Harapan Kita periode 1-Januar1 1986 S/d 31-Desember 1990. Pengamatan dilakukan sejak saat datang, dan diakhiri tanggal 21-Maret 1991. Mereka terdiri atas 62 laki-laki dan 55 wanita, dengan umur rata-rata 56. TDS (tekanan darah sistolik) rata-rata 216 mmHg. Hipertensi gawat didapatkan 99 kasus(82%), dan hipertensi darurat 21 kasus (18%), Spektrun Klinis pada hipertensi gawat yang terbanyak berupa gaga1 jantung akut, 35 kasus (29,9%), kemudian h1pertensi ensefa1opat1 28 kasus (23,9%), angina pektoris tak stab11 13 kasus (11,1%), stroke 11 kasus (9,4%), dan infark miokard akut 6 kasus (5,1%). Spektrum kombinasi B kasus (6,8%); dan saat pene1it1an diakhiri, diketahui T meningga1. Sebanyak 14 var1abe1 diuji secara un1var1at dengan uji Log-rank, dan selanjutnya uji multivariat secara "forward stepwise se1ect1on". Lima variabel terbukti bermakna mempengaruhi ketahanan hidup, yaitu umur, kadar ureum darah, LVH-EKG, jenis ke1am1n, dan keteraturan kontro1 tekanan darah; dengan p = 0,00005. Dalam pene11t1an ini kematian segera (se1ama perawatan di rumah sakit) 8 kasus (6,B%), dan kematian tertunda 20 kasus. Angka ketahanan hidup 1 tahun 85,5%, untuk 2 tahun 80,1%, untuk 3 tahun T4,4%, untuk 4 tahun dan 5 tahun sama, yaitu 66,3%. Sebagai kesimpulan, angka ketahanan hidup hipertensi krisis terbukti 1eb1h baik b11a belum ada LVH-EKG, kadar ureum < 50 mg%, wanita, usia < 56 tahun, dan b11a berhasil hidup dari serangan krisis, kontro1 teratur setiap 6 minggu atau kurang. Tingginya tekanan darah pada saat datang tidak terbukti mempengaruhi prognosis. B11a datang dengan spektrum k11n1s komb1nas1 ketahanan hidupnya rendah."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Tingginya angka kejadian rawat inap pasien gagal jantung memiliki resiko kejadian rawat ulang yang sama bila manajemen diri pasien gagal jantung tidak baik. Manajemen diri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam dan penelitian ingin mengetahui faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pasien gagal jantung. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode pengambilan data retrospektif pada 70 pasien gagal jantung di ruang rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga dan faktor aktifitas pelayanan keperawatan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kemampuan manajemen diri pasien gagal jantung (p value=0.000, OR=50.1, CI 95% dan p value=0.013, OR=7.3, CI 95%). Hasil penelitian menyarankan agar pelayanan keperawatan pasien gagal jantung mengutamakan program manajemen diri baik di institusi pelayanan kesehatan hingga sampai di rumah sehingga dukungan keluarga lebih optimal.

The high incidence of hospitalized patients with heart failure will have a risk of re-hospitalization rate if the self-management of patiens with heart failure is insufficient. Self-management is influenced by many factors. This study investigated factors associated with self-management of patients with heart failure.The study used a cross-sectional approach with retrospective data collection method in 70 respondents in outpatient clinics.
The results found that the factor of family support and nursing care activities are the most dominant factors influencing the ability of self-management in patients with heart failure (p value=0.000, OR=50.1, 95%CI and p value=0.013, OR=7.3, 95%CI). The results of this study suggested that in providing care of patients with heart failure, a self-management program should become a priority both for health care institutions and patients at home so that the family support is more optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahira Hanifah
"Latar Belakang: Gagal jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Jantung dan ginjal berhubungan dengan erat yang dapat dijelaskan oleh sindrom kardiorenal. Saat ini, ada kekurangan data di rumah sakit tersier di Indonesia mengenai hubungan Ejection Fraction (EF) dengan fungsi ginjal. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang mengikutsertakan pasien gagal jantung di RSUP Dr. Cipto Mangunkusomo tahun 2018 – 2020 sebagai populasi sasaran. Uji Chi-squared digunakan untuk menganalisis korelasi antar variabel. Izin etik diperoleh karena penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjeknya. Hasil: Sebanyak 158 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini setelah menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 37 (36,6%) pasien HF pada kelompok HFrEF yang memiliki eGFR stadium 3, 4, atau 5. Sedangkan di kelompok HFmrEF atau HFpEF, terdapat 29 (50,9%) dengan eGFR stadium 3, 4 , atau 5 (p-value = 0,115, RR = 0,72). Pasien gagal jantung dengan eGFR stadium 3, 4, atau 5 (n = 8;12,1%) dan eGFR stadium 1 atau 2 (n = 4; 4,3%) termasuk dalam kelompok NYHA kelas III atau IV (p-value = 0,125, RR = 2,79). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan proporsi pasien HFrEF dengan HFpEF untuk memiliki eGFR stadium 3, 4, atau 5 serta proporsi pasien HF yang eGFR stadium 3,4 atau 5 dengan eGFR stadium 1 atau 2 untuk dimasukkan pada kelompok NYHA kelas III atau IV.

Background: Heart failure is considered one of leading cause of death In Indonesia. The heart and kidneys are tightly related which can be explained by the cardiorenal syndrome. There is a paucity of current data in a tertiary hospital in Indonesia regarding the association of Ejection Fraction (EF) with kidney function. Method: This is a cross-sectional study that includes heart failure patients in Dr. Cipto Mangunkusomo Hospital year 2018 – 2020 as the target population. The Chi-squared test is used to analyse the association between the variables. Ethical permission was obtained since this research used humans as the subject. Results: A total of 158 subjects were included in this study after applying the inclusion and exclusion criteria. There were 37 (36,6%) HF patients in the HFrEF group had eGFR stage 3, 4, or 5. Meanwhile, among HFmreEF or HFpEF group, there were 29 (50,9%) with eGFR stage 3, 4, or 5 (p-value = 0,115, RR = 0,72). HF patients in both eGFR stage 3, 4, or 5 (n = 8;12,1%) and eGFR stage 1 or 2 (n = 4; 4,3%) were included in the NYHA class III or IV group (p-value = 0,125, RR = 2,79). Conclusion: There are no differences in the proportion of HFrEF patients with HFpEF to have eGFR stage 3, 4, or 5 as well as in the proportion of HF patients whose eGFR stages 3,4 or 5 with eGFR stages 1 or 2 to be included in the NYHA class III or IV group. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran
"Gagal jantung merupakan salah satu jenis penyakit jantung dengan insiden, prevalen serta mortalitas yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteraturan berobat terhadap kesintasan lima tahun penderita gagal jantung kongestif (GJK). Desain penelitian adalah kohort retrospektif. Sampel sebanyak 402 orang penderita baru GJK yang didiagnosis antara tahun 2001 s.d. 2002 dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Ditemukan penderita GJK yang meninggal selama lima tahun follow up adalah 78 orang (19,4%). Probabilitas kesintasan penderita GJK adalah sebesar 88,65% (tahun pertama), 80,11%(tahun ke dua). 72.22% (tahun ke tiga), 63,75% (tahun ke empat) dan 54,41% (tahun ke lima). Penderita GJK yang tidak teratur berobat mempunyai risiko kematian lebih tinggi dari pada yang berobat teratur. Pada analisis Cox regression keteraturan berobat merupakan yariabel independen pada kesintasan penderita GJK (HR:1,95; 95% Cl: 1.23-3.11). Faktor-faktor Iain yang juga bermakna terhadap kesintasan penderita GJK adalah Ejection Fraction (HR:1,91; 95% Cl:1,18-3,08), Diabetes Melitus (HR:1,85; 95% Cl:1,08-3,18). Beberapa variabel pada penelitian ini hubungannya tidak bermakna terhadap kesintasan penderita GJK yaitu: umur, rokok,functional, riwayat PJK , hipertensi , kreatinin dan tindakan pengobatan. Keteraturan berobat terbukti mempengaruhi probabilitas kesintasan penderita GJK. Penderita GJK disarankan untuk senantiasa melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur.

Heart failure is one of cardiovascular disease which incidence, prevalence and mortality remain height and increased. The purpose of this study was to evaluate the effect of routine medical evaluation (compliance) on five year survival rate of patients hospitalized due to congestive heart failure. The Study design used in this study is retrospective cohort with 402 patients of newly diagnosis congestive heart failure (CHF) admitted in year 2000 to 2001 at National Cardiovascular Center - Harapan Kita, Jakarta. During 5 year follow-up, 78 patients died. Survival at 1 to 5 years was in order of 88,65%, 80,11%, 72,22%, 63,75%, and 54,41%, respectively. CHF patients who did not underwent routine medical evaluation had higher prognostic of death than CHF patients who had medical evaluation routinely. By Cox regression analyses, the independent predictors of mortality were routine evaluation (HR:1,95; 95% CI: 1.23-3.11). low ejection fraction (HR:1,91; 95% CI:1,18-3,08), and diabetes mellitus (HR:1,85; 95%CI:1,08-3,18). Other predictors were not statistically significant, i.e: age, gender, smoking, functional class, coronary heart disease, creatinine, and the medication. The status of compliance is an independent predictor of survival for patients with CHF, besides low ejection tiaction and diabetes mellitus. These evaluation, like the other research, suggested the importance of compliance in the treatment of CHF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>