Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Agus Hotlan
"Pada umumnya kompensasi beban pada sistem jaringan tiga fasa, empat kawat dilakukan pada seluruh kawat fasanya. Metode kompensasi lain yang dikemukakan oleh Singh [1] adalah dengan cara mengkompensasi dua kawat fasa saja sedangkan satu kawat fasa lainnya dibiarkan tanpa dikompensasi, dengan tujuan utama untuk menghilangkan arus netral. Akan tetapi metode ini tidak menargetkan faktor daya sesudah kompensasi.
Setelah kompensasi, arus netral tetap mengalir namun nilainya sangat kecil, In = 0,026 % _ 20 %. Sedangkan kenaikan faktor dayanya kecil, dari 0,76 tertinggal menjadi 0,81 tertinggal.
Kompensasi yang optimum adalah kompensasi pada kawat - kawat fasa yang nilai arus fasanya menyimpang jauh dari nilai beban rata – rata. Namun demikian metode kompensasi ini tidak dapat digunakan untuk meningkatkan faktor daya sesuai dengan keinginan/target.

Usually, load compensation in three-phase four-wire system is done on all of the phase wire. Another compensation method announced by Singh [1] is just by compensating the two wire, while the other phase wire is left without compensation., whose the main goal is to eliminate the neutral current. However, this method does not target the power factor after compensation.
After compensation, the neutral current is still flowing, but it's value is very small, In = 0.026 % _ 20 %. But, the power factor increment is small, from 0.76 lagging to 0.81 lagging.
The optimum compensation is phase wires compensation whose the phase current value deviates far from the average current load's value. However this compensation method can not be used to increase the power factor according to the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40560
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghusaebi
"Skripsi ini membahas tentang upaya mengurangi harmonik pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat dengan menggunakan transformator zigzag. Selain dapat mengurangi harmonik, transformator zigzag juga dapat mengurangi arus netral dan menaikkan faktor daya sistem distribusi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan beban non linier dalam keadaan seimbang dan tidak seimbang.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, penggunaan transformator zigzag pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat dalam percobaan ini dapat mengurangi THD-i dengan persentase penurunan rata-rata sebesar 19.77%. Penggunaan transformator zigzag dalam percobaan ini dapat mengurangi arus kawat netral dengan persentase penurunan rata-rata sebesar 24.36%. Penggunaan transformator zigzag dalam percobaan ini juga dapat dapat menaikkan faktor daya sistem distribusi dengan kenaikan rata-rata sebesar 0.0466.

This focus of study is about the reduction of harmonics in the three-phase four-wire distribution power system using zigzag transformer. Not only can reduce harmonics, but also zigzag transformer can reduce neutral conductor current and distribution transformer loading percentage. This experiment use balanced and unbalanced non-linerar load.
The result of experimenent, zigzag transformer applying can reduce THD-i with the decrease percentage average is 19.77%. In this experiment, zigzag transformer applying can reduce neutral conductor current with the decrease percentage average is 24.36%. In this experiment, zigzag transformer applying can also increase power factor of the distribution system with the increase average is 0.0466.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winardi
"Kompensasi beban untuk sistem penyulang distribusi tiga phasa empat kawat tidak seimbang dapat dilakukan dengan menempatkan dua sistem kompensator (sistem yang terhubung Y yang ditanahkan dan sistem yang terhubung D) secara paralel dengan beban. Metode kompensasi ini memanfaatkan metode Steinmetz[1]. Metode ini dapat menghilangkan arus urutan nol sekaligus arus urutan negatif pada sistem distribusi. Kompensasi hubung Y berfungsi untuk menghilangkan arus urutan nol dan kompensasi hubung delta berfungsi untuk menghilangkan arus urutan negatif.
Berdasarkan analisis dan simulasi setelah kompensasi, ternyata metode ini tidak mengkompensasi secara sempurna (ideal) karena arus urutan nol dan arus urutan negatifnya masih mengalir meskipun nilainya kecil yaitu I0 = 0.27 A dan I2 = 0.39A. Setelah kompensasi, arus urutan nol dan arus urutan negatif yang mengalir kecil sekali, yaitu I0 = 0.27 A dan I2 = 0.39 A. Faktor daya sistem meningkat dari 0.92 menjadi 0.99. Rugi daya dapat dikurangi hingga 16.7%. Secara keseluruhan sistem kompensasi ini lebih baik dari sistem konvensional, namun bila ditinjau peralatan kompensatornya, sistem ini lebih mahal.

Load compensation for unbalanced three phase four wire distribution feeders can be done by insertion of two compensation systems (wye grounded connected system and delta connected system) in parallel to the load. This compensation method based on Steinmetz method[1]. This method can eliminate zero sequence currents and negative sequence currents on distribution systems at the same time. Wye connected compensation is used to eliminate zero sequence currents and delta connected compensation is used to eliminate negative sequence currents.
Based on analysis and simulation after compensation, this method can not compensate ideally because the zero sequence currents and the negative sequence still flow although the magnitude is very small, I0 = 0.27 A dan I2 = 0.39 A. After compensation, the magnitude of zero sequence currents and negative sequence currents is very small I0 = 0.27 A dan I2 = 0.39 A. The system power factor is increasing from 0.92 until 0.99. Power losses can be decreased until 16.7%. Over all this compensation system is better than conventional method, but from the compensator equipment which is used, this compensation system is more expensive than conventional method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusnaldy
"Kabel atau. kawal alurmmium banyak digumzkan. pada instalasi listrik dan telekomunikasi. Agar dihasilkan kawot atau kabel yang mermlliki kualitas yang baik, maka proses pembenzukun, kawat, yaitu proses penarikan. kawat hams dilakukan dengan. baik. Untuk itu perlu diketahui pengaruh parameter proses penarikan kawat terhadap basil akhir berupa sifat meka-nik dan konduktivitas listriknya, Adapun. parameter proses penarikan. kawat yang diteliti aclalah besarnya persentase reduksrl penarikan, (Z5%; 16125%; 20%; 27,5%; 3Z5%,' dan, 38%) Izecepalan proses penarikan. kdwat (13 cm/ detik; I8 cm/detik; dan 23 cm/detik) dan. kondisi pelumasan (pelumas yang digunakan. gemuk, ali mesin dan bimali). Hasil penelitahn, menunjukkon, bertambah besamyapersentase reduksi penarikarz. mengakibatkan, meningkatnya harga kekuaum mrik, kekuawn. luluh, dan tegangan penarikan, yang dibutmhkan, serta terjadinya penurunan, harga elongasi dan, konduksimltas liszrik. kawat. Kecepatcm. penurikan 23 cm/detik rnemberikan kenaikan kekuatan luluh yang besar (41, 7%) dun juga memberikan penurunan rullml elongasi yang besar (50,9%), serta membutuhkan, tegangun penarikan. dari luar yang kecil. Sedangkan kecepatcm penarikun 18 cm delik memberikan penururum konduktivitas kecil (2, 5 %) bila dibandingkan dengan. sampel awal. Kondisi pelumasan dengan menggunakan. gemuk memberikcm. hasil yang terbaik dari semua nilai yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nathanael Basana Hisar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik kemampuan bentuk kawat jaring baja SS 304 dengan variabel ukuran mesh 5, 6, dan 8. Tujuannya adalah untuk menilai kesesuaian lembaran kawat jaring dengan bobot yang ringan terhadap logam lembaran monolitik material SS 304. Uji eksperimental dilakukan untuk menganalisis sifat tarik, kemampuan regang (stretchability), dan kemampuan penarikan dalam  (deep drawability) dari lembaran kawat jaring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesimen kawat jaring SS 304 tanpa perlakuan panas menunjukkan perilaku getas dengan elongasi minimal. Namun, perlakuan anil pada suhu 1050oC selama 30 menit secara signifikan meningkatkan keuletan dan mampu regang lembaran kawat jaring tetapi menurunkan kekuatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai regangan pada saat putus (ε) dan koefisien pengerasan regangan (n-value), serta penurunan nilai koefisien kekuatan (K-value). Dipelajari pula perbandingan perilaku mampu bentuk lembaran kawat jaring dan lembaran logam monolitik dengan komposisi yang identik. Secara umum lembaran kawat jaring menunjukkan sifat tarik, perilaku regangan, dan penarikan dalam yang berbeda dibandingkan lembaran monolitik. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan adanya area terbuka dan variasi ketebalan pada struktur kawat jaring. Sifat mampu bentuk lembaran kawat jaring meningkat dengan menurunnya persentase area terbuka.

This study aimed to evaluate the formability characteristics of SS 304 wire mesh with mesh sizes 5, 6, and 8, which will be used for the development of automotive components. The aim is to assess the suitability of a lightweight wire mesh sheet in relation to the monolithic sheet metal of SS 304 material. Experimental tests were conducted to analyze the tensile properties, stretchability, and deep drawability of the wire mesh sheets. The results showed that non-annealed SS 304 wire exhibited brittle behavior with minimal elongation. However, annealing treatment at a temperature of 1050°C for 30 minutes significantly improved the ductility and stretchability of the wire mesh sheets while reducing their strength. This can be observed from the increased elongation at fracture (ε) and strain hardening exponent (n value), as well as the decreased strength coefficient (K value). Comparisons were made between the formability behavior of wire mesh sheets and monolithic sheet metals with identical compositions. Overall, the wire mesh sheets displayed different tensile properties, stretching behavior, and deep drawing characteristics compared to monolithic sheets. These differences can be attributed to the presence of open areas and variations in thickness within the wire mesh structure. The formability of the wire mesh sheets improved with a decrease in the percentage of open area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ogy Kurnia Akbar
"Inverter merupakan komponen yang penting pada mobil listrik. Komponen ini digunakan untuk mengkonversi tegangan DC (Direct Current) yang berasal dari baterai menjadi tegangan AC (Alternating Current) yang masuk ke dalam motor listrik. Inverter umumnya juga disebut sebagai komponen kontrol pada kendaraan listrik karena besarnya torsi dan kecepatan kendaraan listrik ditentukan oleh sinyal yang diberikan inverter ke motor listrik. Dengan semakin berkembang pesatnya kendaraan listrik di beberapa tahun belakangan ini, pentingnya untuk memulai rancang bangun sistem inverter yang digunakan pada kendaraan listrik. Sistem inverter dirancang untuk memiliki tegangan opersional maksimum 100V dan frekuensi switching hingga 10 kHz sehingga dapat digunakan khususnya pada pengaplikasian sepeda motor listrik. Pada penelitian ini akan membahas mengenai proses rancang bangun inverter dua tingkat tiga fasa. Proses dilakukan mulai dari pembangkitan sinyal Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM) tiga fasa yang menjadi metode switching sistem inverter menggunakan mikrokontroler LAUNCHPADXL-F28379D. Kemudian dilanjutkan dengan desain skematik rangkaian, pengujian rangkaian melalui perangkat lunak, desain PCB, dan desain tiga dimensi sistem inverter. Terakhir desain sistem inverter yang telah dibuat akan dimanufaktur serta diuji coba secara open loop pada rangkaian beban hubung wye menyerupai beban motor listrik tiga fasa. Sistem inverter ini sudah sukses diuji coba secara tiga fasa dengan tegangan sumber 100V dan frekuensi switching 10 kHz pada sebuah beban lampu 220V 200W hubung Wye dan mengkonsumsi daya sekitar 40W.

Inverter is essential component that is used in electric car. This component is used to convert DC (Direct Current) Voltage from battery to AC (Alternating Current) Voltage into electric motor. Commonly Inverter also being called as electric motor control component because of how much amount of torque and speed of a electric vehicle are decided by signal given by the inverter to electric motor. With rapid growth of electric vehicle in these recent years, it is important to start designing and manufacturing inverter system which used in electric vehicle. The inverter system is designed to have a maximum operational voltage of 100V, and up to 10 kHz switching frequency so it could be specifically used for electric motorcycle application. In this study will be covering about process of design and development two level inverter system. Process begins with generating Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM) signal as the switching method for inverter system using LAUNCHPADXL-F28379D Microcontroller. Then continued with designing electric circuit schematic, electric circuit testing using software, designing PCB, and designing 3D of inverter system. Last, the design that has been done will be manufactured and later will be tested by open loop on Wye network circuit load which resembles three phase load. The inverter system has been successfully testes via three phase with 100V voltage source and 10 kHz to a wye network circuit 220V 200W lamp load and consuming power around 40W."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Faizal Harits
"Suatu sistem tenaga listrik tidak akan terlepas dari adanya gangguan baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Gangguan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kualitas daya sistem. Permasalahan utama dalam kualitas daya listrik pada sistem distribusi, khususnya perindustrian ialah terjadinya lendutan tegangan. Lendutan Tegangan juga dapat disebabkan adanya pengasutan motor yang berkapasitas besar dalam suatu sistem menyebabkan terjadinya masalah-masalah tertentu pada sistem distribusi tersebut. Kegagalan atau kinerja peralatan yang tidak seharusnya hingga terhentinya kegiatan produksi merupakan beberapa akibat dari Lendutan Tegangan. Sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar dari sisi ekomomi. Dengan menggunakan PWM-Switched Autotransformator hal tersebut dapat ditanggulangi dengan rentang kompensasi 1.02 -1.03 pu.

An electric power system can?t be separated from the disturbances both internal and external. The disturbances will certainly affect the quality of the power system. The main problem in the power quality in distribution systems , particularly industrial systems is the voltage sag . Voltage Sag also can caused by large motor starting on the distribution power system. Voltage Sag can cause certain problems in the distribution system. Failure or performance of equipment, up to the cessation of production activities are some of the consequences of the Voltage Sag that can resulting in huge losses. By using the PWM - Switched autotransformer, it can be overcome with range of compensation 1.02 ? 1.03 pu."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantan Alam Rustandi
"Kawat SWRH 82 B merupakan kawat baja karbon tinggi yang banyak digunakan pada industri otomotif seperti untuk elemen pegas, tire cord dan lain lain. Pada proses pembentukan kawat untuk mendapatkan diameter yang diinginkan dilakukan proses penarikan. Setelah proses penarikan ini biasanya kekuatannya meningkat tetapi elongasinya menurun. Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam penarikan selanjutnya. Proses patenting merupakan proses perlakuan panas yang sering digunakan pada kawat untuk menambah elongasi dari kawat yang telah mengalami proses penarikan sebelumnya. Dalam penelitian ini, temperatur patenting yang dipakai adalah 570' C, dan 590' C dengan waktu tahan masing-masing temperatur 1, 1 1/2 dan 2 menit. Struktur akhir yang diharapkan dari proses ini adalah perlit halus disebabkan perlit halus mempunyai sifat keuletannya tinggi dengan kekuatan yang cukup besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>