Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Andini Syamsuddin
"Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, dalam tingkat nasional disebut Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Masih terdapatnya masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan SIK, membuat pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan (Depkes) mengambil kebijakan dalam rangka mengatasi masalah tersebut. Pembangunan SIKNAS Online merupakan merupakan langkah yang diambil Depkes untuk mengatasi masalah SIK selama ini. Namun pembangunan SIKNAS Online ini membutuhkan waktu, tenaga, pikiran serta biaya yang cukup besar, sehingga dibutuhkan suatu analisa terhadap persiapan pembangunan saat ini agar pelaksanaan kedepannya dapat lebih efektif serta efisien.
Penelitian ini bertujuan agar terbentuk suatu Sistem Informasi Kesehatan yang memiliki efisiensi dan efektifitas dalam penggunaannya yang digambarkan berupa diagram standar operasionalisasi sistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan, wawancara mendalam serta observasi dalam mengumpulkan data. Untuk menganalisis digunakan metode pendekatan sistem, SWOT dan diagram ishikawa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi persiapan pembangunan SIKNAS Online masih belum memenuhi standar operasional, dimana masih perlunya pengembangan sumber daya seperti tenaga, dana serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan sesuai dengan perkembangan zaman."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Mauludin Muchamad
"Ketidakmerataan pembangunan kesehatan tennasuk didalamnya pemerataan tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan sudah menjadi masalah yang menahun di Kabupaten Tasikmalaya. Pengangkatan tenaga dan pembangunan sarana sejatinya harus melalui perencanaan yang matang dengan memperbatikan faktor kependudukan. wilayah dan tenaga serta fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Keadaan ini menjadikan masyarakat kurang akses terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tidak sedikir masyarakat menempuhjarak yangjauh dan mengeluarkan uang yang banyak karena diwilayahnya sangat minim akan tenaga dan fasilitas kesehatan.
Kebijakan Dinas Kesehatan terhadap pemberian izin sarana. pelayanan kesehatan swasta seperti halnya masalah diatas, tidak dilakukan atas petirnbangan Sistem infonnasi yang ada saat ini belum mampu menyediakan informasi yang akurat, efektif dan efisien dalam mcmberikan data dan infurmasl mengenai perizinan kepada pengambU kebijakan. Untuk itu diper1ukatl pengembangan sistem infonnasi yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi perizinan sarana pelayanan kesehatan, dises-uaikan dengan ketersediaan sumber daya manusia dan peralatan pendukung yang dimiliki.
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan mengkaji sistem yang ada saat ini kernudian mengidentifikasi permasalahan sistem informasi serta mengk:aji kebutuhan infonnasi dari para pengguna informasi dalam rangka manajemen pemecahan masaiah. Hasil kajian ini menjadi dasar dalam mendisain sistem yang baru.
Hasil pengembangan sistem informasi yaitu terbangunnya prototype yang diharapkan menjadi solusi masalahan sistem informasi perizinan sehingga infonnasi yang dihasilkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk mernecahkan masalah kesehatan.
Beberapa keunggutan dari prototype yang dihasilkan antara lain adalah kemampuan prototype penghasiikan infonnasi yang dibutuhkan, kemudahan dan kecepatan dalam pengeloiaan dan penyajian data, penyajian infonnasi dalam bentuk tabei dan peta serta penggunaan basis data sehingga menghasilkan analisis yang sangat bennanfaat bagi pengambil kebijakan terutama da!am pengangkatan.

Uneven distribution of health development including health professionals and health care facilities distribution is one of health issues in Tasikmalaya District. Recruitment of health professional and development of health care facilities ideally have to be done in a good planning by taking demography, geography and professional and the existing government and private health care facilities factors Into account. The consequences is that the public have test access to health professional and facilities. order to obtain health care, they have to take a long distant and spend much money.
Tasikmalaya district health office policy on licensing for private health care Current existing information system is unable to provide accurate. effective and efficient information in providing data and information considering licensing to regional autorities and head of health office, Therefor. a development of infonnation system from old system is needed that fitted health care facilities licensing information requirement, and fits the availability of existing human resource and support equipment.
Development of information system was conducted by assessing the existing system and then identify lssues in information system and assess information need from information user in management of problem solving. The output is used as a basis in new system design.
The purpose of this information system development was to produce a prototype that is hoped to be a solution in licensing infonnation system issue, thus produced information can be used as a basis for decision makers to solve health issues specially in distribution of professional and health care facilities.
Advantages from this prototype are its ability in producing required infom1ation, simplicity, and its speed in data processing and presentation, percentation of information in tabel fonn and communicative map and data base utilization so it can be a very useful analysis for policy maker mainly in recruitment and distribution of health professional and as a consideration in giving license to private health facilities founding applicant The author hopes that the utilization of the purposed prototype is followed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21042
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denawati Edwiza
"Semenjak tahun 1999 Departemen Kesehatan telah menetapkan berlakunya Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan (SIPTK) yang dikembangkan dengan komputerisasi. Kegiatan pencatatan dan pelaporan itu dilaksanakan oleh institusi pendidikan Depkes, Pemda, ABM, POLRI dan Swasta dengan koordinasi dengan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Menurut laporan dari Sidang Tenaga Kesehatan Kanwil Depkes Sumbar tahun 2000, hanya 10 (37 %) institusi yang mengirimkan laporan dan dari yang masuk hanya 80 % komponen laporan yang dapat diisi.
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi penyebab tidak tepat waktu dan tidak lengkapnya pelaporan SIPTK di Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Propinsi Sumbar tahun 2000, yang dilihat dengan pendekatan sistem, yang terdiri dari komponen masukan, proses dan keluaran. Sebagai komponen masukan adalah tenaga pengelola laporan yang dilihat dan (pengetahuan, lama sebagai pengelola, beban kerja), sarana dan biaya. Komponen proses dilihat melalui gambaran pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi, sedangkan komponen keluaran adalah laporan yang tepat waktu dan lengkap.
Penelitian ini dilakukan dengan memakai metoda kualitaif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (DKT), pada kelompok tenaga pengelola laporan SIPTK institusi, dan wawancara mendalam (WM) dengan Direktur dan Ka. Tata Usaha institusi serta Kepala Bidang Tenaga Kesehatan dan Ka. Seksi Kebutuhan dan Informasi Tenaga Kesehatan Kanwil Depkes Propinsi Sumbar.
Dan hasil penelitian ini terlihat tingkat pengetahuan tenaga pengelola masih dirasakan kurang, serta lama bekerja sangat bervariasi dan semua tenaga pengelola mempunyai beban kerja yang rangkap. Sarana komputer dan data yang akan dientri belum tersedia sesuai yang dibutuhkan. Biaya untuk pelaporan SIPTK tersedia dalam dana rutin institusi masing-masing. Pembinaan dan evaluasi belum terlaksana dengan baik.
Untuk terlaksananya laporan SIPTK yang tepat waktu dan Iengkap perlu disosialisasikan tentang laporan SIPTK kepada para penanggung jawab laporan seperti, direktur dan Ka. Tata Usaha Institusi, dan tenaga pengelola sendiri serta pembinaan dan evaluasi yang terstruktur dari direktur institusi. Untuk pihak kanwil diharapkan dapat selalu memberikan umpan balik laporan dan juga diharapkan ada pembinaan yang terjadwal.

Analysis of Information System Reporting of Health Manpower Education in Health Manpower Education Institution in West Sumatra Province, 2000 Since 1999 the Health Department have enacted the Information System of Health Manpower Education (ISHME) developed with computerized system. The recording and reporting are performed by the education institution of Health Department, Local Government, Armed Forces, Police of Republic of Indonesia and Private sector with coordination Center For Health Manpower Education.
According to a report from Regional Office of Health Department of West Sumatra in year 2000, only 10 institutions (37 %) of the institution that sent report and only 80 % of the reports component that can be filled.
While the purpose of this research is to obtain information regarding what cause of the lack of punctuality and incompleteness of ISHME reporting in the l Health Manpower Education Institution in West Sumatra Province, 2000 in terms of system approach, that consist of input component, process and output As input component is the personnel that manage thr report in terms of (knowledge, tenure manager, work load), facilities and expance. The process component is seen thorugh description of implementation, guidance and evaluation, while the output component is the timely and complete report
This research is done by using qualitative method, in which the data collection is done by Focused Group Discussion (FGD), within the group of personnel that manage the report of ISHME institution, and in-depth interview (II) with Director and Head of Administration of the institution and head Health Manpower and Head Section of Manpower Vacancy and Information of Regional office of Health Department of West Sumatra.
From this research it can be seen the knowledge level of administration personnel is still lack, and their tenure varried and all of the administration personnel multiple work load. Computer facilities and the enrty of data to are not available according the requirement. The expense for reporting of ISHME is available in the routine fund of each institution. Guidance and evaluation have not implemented properly.
In order to implement the ISHME reporting in timely and complete manner the reporting of ISHME needs to be socialized tar the to people in charge such as director and Head of the Administration Institution, and management, guidance and evaluation personal of the institution. It is expected that the regional office will always provide feedback report and scheduled guidance."
2000
T1724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Faisal
"Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banda Aceh yang mencapai 242 kasus pada tahun 2006 dan 851 kasus pada tahun 2007 dengan angka kematian mencapai 4 kasus yang sering terabaikan dan pencegahan serta penatalaksaan yang tidak dilakukan secara komprehensif, sehingga berdampak terhadap tidak efektifnya sistem pengamatan jentik (surveillance). Hal ini terbentur oleh karena cara pendekatan pengamatannya lebih menitikberatkan pada penemuan kasus baru DBD dan belum memanfaatkan kondisi lingkungan secara maksimal.
Sistem informasi DBD belum menghasilkan informasi yang dapat mendukung program pencegahan dan pemberantasan DBD di wilayah kerja Dinkes Kota Banda Aceh. Hal ini disebabkan belum adanya analisis lebih lanjut daerah KLB DBD. Pengolahan dan analisis data yang tersedia masih menggunakan grafik dan tabel, belum menggunakan penyajian data yang menggambarkan status kerawanan daerah berdasarkan geografis, sehingga kebutuhan informasi secara cepat, akurat, dan efisien belum dapat dilaksanakan secara komprehensif.
Rancangan penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode model incremental yaitu menggabungkan elemen-elemen dalam model berurutan linear dengan filosofi iteratif dari metode prototipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ouput yang merupakan rekapitulasi data dari puskesmas tidak dapat memberikan gambaran yang detail tentang kegiatan surveilans epidemilogi penyakit karena hanya menggambarkan waktu dan orang, belum menggambarkan tempat. Wilayah administrasi terkecil kota Banda Aceh adalah Kecamatan, namun pada output yang ada saat ini tidak bisa mengetahui gambaran penyebaran DBD menurut wilayah administasi terkecil tersebut. Selain mengetahui jumlah kasus, informasi yang diharapkan juga berupa grafik perkembangan DBD, pola penyebaran DBD, dan frekuensi DBD seperti angka insiden, angka prevalen, dan case fatality rate. Dengan Prototipe ini diharapkan data sebaran DBD itu menggunakan kecamatan sebagai wilayah administrasi terkecil, sehingga informasi yang ada dapat menjadi early warning system untuk kejadian DBD. Informasi ini dapat menjadi dasar yang kuat dalam penetapan anggaran dari APBD daerah untuk bidang kesehatan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, bahwa 1) Sistem informasi DBD di Kota Banda Aceh yang ada saat ini belum menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan program. Hal itu disebabkan adanya masalah pada level input, proses dan output sistem itu sendiri. 2) Prototype sistem informasi DBD berbasis SIG yang dikembangkan menghasilkan informasi berupa angka insiden, angka prevalen, case fatality rate dan peta sebaran DBD menurut wilayah administratif terkecil yaitu kecamatan. Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen kesehatan sebagai decision support system dalam perencanaan program, karena telah memberikan kemungkinan pada stake holder Dinas Kesehatan untuk melihat dampak yang mungkin timbul dari program pencegahan yang telah dilaksanakan.

The number of Dengue Hemorrhage Fever (DHF) case in Banda Aceh increased by 242 on 2006 and 851 on 2007 with the mortality cases up to 4. These figures were often being unawared. The prevention as well as the implementation were incomprehensively done which impacted to the ineffectiveness of surveillance system. Of the reasons, it impeded by the surveillance approach that only emphasized on the new cases of DBD and not considered to make benefit of environment.
The recently usage of DBD infomation system has not yet provided the sufficient information to support the prevention and the elimination of DBD cases in the working area of Public Health Service in Banda Aceh. It was due to the unavailibility of further analysis at the area where the occurance cases happened.
The process and analysis of existing data had the final result in forms of graphics and tables, or in other words, not in forms of specific and geographic descriptions in the crisis areas. Thus, the information which should be quick, accurate and efficient was not incomprehensively applied."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1998
351.077 03 IND i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes. RI, 1994
362.110 IND i (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Suharni
"Peranan perilaku merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi derajat kesehatan. Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan, pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) adalah merupakan pendekatan yang tepat dilakukan agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Selain untuk merubah perilaku, pendidikan kesehatan merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari sumber-sumber yang lebih tahu kepada sasaran dengan menggunakan alat komunikasi yaitu komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak atau masyarakat. Pusat promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI telah banyak menerbitkan media-media cetak pendidikan kesehatan dari berbagai jenis media sebagai alat penyampaian informasi dan komunikasi.
Selain pusat promosi kesehatan, media cetak banyak juga diproduksi oleh instansi atau unit lain di luar Pusat Promosi Kesehatan. Hanya saja media-media tersebut tidak tersebar ke seluruh propinsi karena keterbatasan jumlah dana produksi yang terbatas sehingga ada sebahagian daerah yang tidak mendapatkan media padahal mereka membutuhkannya.. untuk mengatasi kendala tersebut perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem informasi media pendidikan kesehatan yang berbasis internet.
Pengembangan Sistem Informasi Media Pendidikan Kesehatan berbasis internet dilaksanakan di Pusat Promosi Kesehatan. Karena Sistem Informasi ini bersifat user friendly (dapat diakses siapa saja) maka pengembangan Sistem Informasi ini mengambil data mengenai media dari dua instansi lain di luar pusat promosi kesehatan yaitu Direktorat Gizi dan Yayasan Pelita limu.
Metoda yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Media ini adalah menggunakan metoda siklus hidup sistem yang terdiri dari analisis sistem, desain sistem, pembuatan sistem dan implementasi sistem.
Tujuan dikembangkannya sistem ini adalah terbentuknya sebuah prototype sistem informasi media pendidikan kesehatan yang berbasis intemet, guna membantu daerah dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya terhadap media pendidikan kesehatan.
Hasil penelitian dari pengembangan sistem ini adalah teridentifikasinya variabel input dan output yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem informasi media pendidikan kesehatan. Dengan demikian dapat dikembangakan/dibuat sebuah prototype sistem informasi media pendidikan kesehatan berbasis Internet yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan informasi tersebut, serta instansi apa saja dapat menginput data media yang mereka produksi.

Behavior is one of the elements that contribute to influence standard of health. In order to improve health behavior, health education is a suitable approach. Health education does not only change behavior but it is also the means of information from people who know and care health well to other people by means of mass communication.
Mass communication is the usage of media to deliver message or information to society. Health Promotion Center of Health Department Republic of Indonesia (Puspromkes Depkes RI) has published some media of health education as tools to deliver information and message.
Printing media is not only produced by Health Promotion Center but also by other institutions. Unfortunately, that media is not spreaded to all Indonesians provinces because of the insufficiency of production fund. Some provinces do not get printing media although actually they need it. To solve this problem it is necessary to execute the development of information system of health education media internet base.
The development of information system of health education media Internet base has been carried out at Health Promotion Center of Health Department Republic of Indonesia. The information system is user friendly and gets data from two other institutions id est Nutrition Directorate (Direktorat Gizi) and Yayasan Pelita Ilmu.
The method in the development of Information System media is using life cycle method that consists of system analysis, system design, system production and system implementation.
The purpose of the development of the system is to build a prototype of information system of health education media Internet base that helps the provinces government and society to fulfill their necessity of health education media.
The research of this system development will identify input variable and output variable which are needed to develop information system of health education media. In this way, information system of health education media internet base may be designed and built. It can be accessed by every body who needs the information. Every institution can also input data of health education media they produce.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Bernike
"Di Indonesia berdasarkan data WHO 2002, sebanyak 100.454 bayi 0-28 hari (neonatal) meninggal setiap tahun. Ini berarti 275 neonatal meninggal setiap hari, atau lebih kurang 184 neonatal dini meninggal setiap hari , atau setiap I jam meninggal 8 bayi neonatal dini, atau setiap 7,5 menit meninggal I bayi neonatal dini (Komalasari, 2002). Berdasarkan laporan program Subseksi Kesehatan Anak Sudinkesmas Jakut tahun 2002 pola penyakit penyebab utama kematian pada bayi adalah asfiksia (15,12%), trauma lahir (14,19%), pneumonia (12,25%) dan diare (9%). Hasii observasi pada sistem yang ada di Jakarta Utara, data yang dilaporkan oleh Puskesmas tidak dianalisis secara sempuma, disamping itu belum menggunakan basis data.
Tujuan pengembangan sistem ini adalah terbentuknya program aplikasi basis data sistem informasi kesehatan bayi di Subseksi Kesehatan Anak yang dapat menghasilkan informasi untuk mendukung pelaksanaan program kesehatan bayi. Pengembangan sistem menggunakan metodologi SDLC dengan kegiatan perencanaan sistem dan analisa kelayakan, analisis sistem dan desain sistem.
Hasil penelitian menunjukkan masalah-masalah dalam sistem yang ada sekarang dibagi menjadi masalah dalam pengumpulan data, masalah dalam pengolahan data dan penyajian data, masalah pemanfaatan data, masalah sumber daya, sarana dan prasarana dan masalah mekanisme umpan balik.
Hasil dan prototype Sistem Informasi Kesehatan Bayi ini dapat mempermudah pengeiola program dan pengambil kebijakan dalam melihat prior-Ras masatah berdasarkan indikator yang.dihasilkan oleh Puskesmas, sehingga dapat menentukan langkah perencanaan dan evaluasi Program Kesehatan Bayi,disamping itu dapat menghasilkan dokumentasi program secara cepat. Dokumentasi ini berbentuk label dan grafik dengan tampilan yang lebih menarik. Prototype menghasilkan indikator kesehatan bayi secara cepat karena proses analisis sudah dilakukan secara otomatis. Indikator yang dihasilkan adalah AKB, Proporsi Penyebab Kematian Bayi, Proporsi Kematian Bayi, Persentase BBLR, Persentase ASI Eksklusif, Cakupan KN, Persentase Penyakit yang Diderita Bayi dan Persentase Puskesmas yang Melapor. Indikator yang dihasilkan ini juga masih memiliki kelemahan karena sumber datanya hanya dari Puskesmas.
Saran dari pengembangan sistem ini adalah partisipasi pengguna dan manajemen sangat panting karena penyebab utama kegagalan proses pengembangan sistem informasi bukan hanya terkait dengan masalah teknis dari sistem informasi tetapi juga masalah non teknis, melakukan sosialisasi keberadaan Sistem Informasi Kesehatan Bayi di Sudinkesmas Jakarta Utara, sebelum dilakukan implementasi sistem dilakukan teriebih dahulu pelatihan bagi pengguna sistem sesual dengan ketentuan yang diharapkan agar pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan Bayi dapat optimal, melakukan pengembangan sistem yang iebih luas bila timbul kebutuhan baru dan organisasi ketika sistem sudah berjalan, pengembangan sistem selanjutnya diharapkan dapat memuat indikator yang berkaitan dengan faktor sosial ekonomi karena secara tidak langsung faktor tersebut mempengaruhi morbiditas dan mortalitas bayi dan untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan program kesehatan bayi per1u pengembangan sistem lebih lanjut dalam komunikasi datanya dengan pemasangan jaringan atau LAN (Local Area Network).

Baby Health Information System Development in North Jakarta Community Health SubdivisionIn Indonesia, based on WHO data of 2002, there were 100,454 neonatal (0-28 days) babies died yearly. This means 275 neonatal babies die every day, or less than 184 early-neonatal babies die every day, or 8 early-neonatal babies die every hour, or 1 early-neonatal baby dies every 7.5 minutes (Komalasari, 2002)_ Based on the program report of North Jakarta Community Health Subdivision (Sudinkemas) Children Health Subsection in 2002, the disease pattern of the main cause death on baby was asphyxia (16.12%), birth traumatic (14.19%), pneumonia (12.25%) and diarrhea (9%). The observation result on the existing system in North Jakarta, the data that is reported by Puskesmas (Public Health Center) is not analyzed perfectly, besides it has not used data basis yet.
The goat of this system development is to form application program of the data basis of baby health information system in Children Health Subsection which can produce information to support baby health program implementation. The system development uses a System Development Life Cycle's methodology with system planning activity and proper analysis, system analysis and design.
The observation result indicates that the problem in the existing system is divided into several problems of data accumulation, data management and presentation, data utilization, resource problem, facility and infrastructure as well as feed-back mechanism problem.
The result from this Baby Health Information System can ease the program manager and policy maker in looking into the priority of the problem based on anindicator that is resulted by Puskesmas in order to determine a planning step and evaluation of Baby Health Program, besides it can produce the program documentation rapidly. This documentation is in the form of table and graph with an interesting appearance. A prototype produces baby health indicator rapidly as the analysis process has been carried out-automatically. The indicator that is resulted such as AKB (Infant Mortality Rate), Baby Death Cause Proportion, Baby Death Proportion, BBLR (Low Birth Weight Baby) Percentage, Exclusive Mother Milk (AS1) Percentage, KN (Neonatal Visit) Scope, Disease Percentage of the Suffered Baby and Report's Puskesmas Percentage. Yet, this indicator has a weakness due to its data source is only from Puskesmas.
The suggestion of this system development is by participating a user and management is very important because of the main cause of process failure of information system development is not only related to a technical problem from the Information System but also from non technical problem, by carrying out socialization of the existing Baby Health Information System in North Jakarta Sudinkesmas in which before performing the system implementation should conduct prior a training for the system user in accordance with the determination that is expected so that the Baby Health Information System use can be optimized, by doing a broader system development in case of a new necessity emerges from the organization when the system has been ongoing. The next system development is expected to accommodate the related indicator with economy-social factor because it affects to a baby morbidity and mortality indirectly and to optimize more the program management of the baby health that requires a further system development in its data communication with a network installation or Local Area Network.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujianingsih
"Bencana selalu memberikan arti merugikan. Bencana adalah suaru pcristiwa yang terjadi sccam mendadak atau tidak terencana atau secara pcrlahan tetapi bcrlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal atau kerusakan ekosistem. Bencana seringkali menimbulkan korban masal dalam jmnlah yang relatif banyak dan perlu mendapatkan pertolongan keschatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari.
Secara geografis wilayah Kabupaten Bandung terletak pada wilayah yang rawan terhadap bcncana banjir. Banjir yang tejadi setiap tahunnya berpotensi memicu te1jadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular karena terganggunya layanan kesehatan masyarakat dasar dan memburuknya semua kondisi kehidupan. Frekucnsi banjir pada tahun 2004 8 kali dengan jumlah korban scbanyak 1.542 orang, tahun 2005 I0 kali dengan jumlah korban sebanyak 1.231 orang dan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
Tahun 2006 telah terjadi 3 kali bencana banjir dengan jumlah korban scbanyak 5.429 orang. Dan disertai dengan peningkatan kasus Penyakit Diarc, ISPA dan Dermatitis. Penanggulangan banjir dilakukan dengan pembcrian bantuan untuk mencegah teljadinya krisis kesehatan dengan dasar hasil pendataan yang dilakukan segera setelah informasi awal diterima mcnggunakan metode Rapid Health Assessment (RH/1), operasional mctode ini belum berjaian optimum dan output yang dihasilkan sebatas laporan kejadian banjir dan KLB penyakit.
Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode Decision Support Syszems (DSS), yaitu perencanaan, analisis sistem, perancangan sistem, uji coba protozype dan implementasi sistem, dengan memadukan konsep Data Base Management Sysrem dan aplikasi program Visual Basic menjadi kekuatan dalam Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Banjir (SI BANJIR).
Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi bcsamya masaiah kesehatan yang ditimbulkan, kebutuhan untuk mengatasi masalah krisis kesehatan dan kemampuan merespon untuk penangulangan kxisis kesehatan akibat banjir. SI BANJIR didesain untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menj adi informasi. Output yang dihasilkan berupa peta ranggap bencana, laporan sumary kejadian bencana, tabulasi kebutuhan dan kemampuan mercspon, gmfik perkembangan korban, kerusakan sarana kesehatan lingkungan, pengungsi dan kasus penyakit.
Aplikasi Sl BANJIR ini dapat menjadi alat manajcmen dalam program penanggulangan banjir, menguatkan kemampuan pada kegiatan perencanaan dan surveilans. Output yang dihasilkan dapat diiadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program penamggulangan krisis kcschatan akibat banjir. SI BANJIR ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan dimungkinkan dapat dikembangkan di tempat rawan bencana lainnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>