Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6635 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Ihsan
"Bahasa Arab memiliki pola tertentu pada bentuk verba pasif. Berdasarkan segi pelakunya (agen), verba terbagi atas verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ dan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/. Pada kalimat dengan verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ yaitu apabila pelaku perbuatan disebutkan dalam kalimat tersebut. Sedangkan pada kalimat dengan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/ yaitu apabila pelaku tindakan tidak disebutkan dalam kalimat tersebut. Analisis Struktur dan Wacana Kalimat Verba Pasif menggunakan teori structural dan wacana yang dikemukakan Cantarino, Zainudin Mansur dan Eriyanto. Yang menjelaskan tentang perubahan kalimat verba pasif secara morfologis, kedudukan subjek kalimat pasif, dan alasan serta dampak dengan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat yang menggunakkan verba pasif. Melalui tahapan tersebut, diharapkan dapat diketahui sturktur dan fungsi kalimat verba pasif dalam al-Qur?an dan Hadis. Hasil dari analisis ini disimpulkan bahwa verba dengan konstruksi pasif melibatkan proses morfologis dengan vokalisasi internal stem. Konstruksi pasif tidak hanya melibatkan verba transitif tetapi juga ditransitif dengan catatan objek pertama, kalimat aktiflah yang dapat menjadi kalimat pasif yang dimarkahi dengan kasus nominatif, sedangkan objek kedua pada kalimat aktif tetap dimarkahi dengan kasus akusatif. Selain itu konstruksi pasif juga ditemukan pada kalimat dengan verba berpreposisi. Dari korpus data yang ditemukan alasan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat verba pasif terdiri atas: a) Tak perlu dimunculkan karena sudah diketahui siapa pelakunya b) Tak mungkin dijelaskan karena tidak tahu siapa pelakunya c) Untuk tujuan menyembunyikan d) Untuk menghormati pelakunya Pembentukkan kalimat berkonstruksi pasif mempunyai maksud tersendiri yang ingin disampaikan dari penutur atau penulis, yaitu untuk menekankan suatu berita pada diri objek atau pihak yang dikenai suatu tindakkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati Junus
"Numeralia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perkembangan suatu bahasa, terutama dalam bahasa Arab. Ke_istimewaan dan kekhasan pemakaian numeralia dalam bahasa Arab, dibandingkan dengan bahasa lain, membuat penulis sangat tertarik membahas hal tersebut. Bahasa Arab mempunyai sistem numeralia yang cukup rumit. Bentuk maupun kasus nomina yang diikuti numeral, ter_gantung dari numeral itu sendiri yang tiap-tiap kelompoknyra mempunyai kaidah sintaktis. Meskipun sudah mempelajari angka-angka Arab dalam bahasa percakapan sehari-hari dengan mengikuti pola umum, namun angka merupakan salah satu segi kerumitan dalam ba_hasa Arab, terutama sewaktu dilafalkan sepenuhnya. Bangsa Arab sendiri sering membuat kesalahan dalam penggunaannya. Oleh sebab itu penulis berusaha mengungkapkan bagaima_na pemakaian numeralia dengan nomina yang mengikutinya bardasarkan pengkategorian numeral-numeral tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarlan Kusmara
"Dalam tataran sintaksis, suatu kata atau kelompok kata akan menduduki suatu fungsi tertentu. Fungsi suatu kata atau kelompok kata tersebut hanya dapat diketahui dengan cara menghubungkannya dengan unsur-unsur yang lain dalam kalimat. Nomina akusatif dalam bahasa Arab dapat menduduki berbagai macam fungsi dalam kalimat. Untuk mengetahui fungsi-fungsi tersebut diperlukan suatu analisia yang cermat. Cara yang utama untuk analisis ini ialah dengan mengumpulkan data dari buku-buku yang berbahasa Arab klasik dan buku-buku yang berbahasa Arab moderen. Dari hasil, penelitian dapat diketahui bahwa nomina akusatif bahasa Arab dapat berfungsi sebagai gatra inti dan dapat berfungsi sebagai gatra tambahan. Selain itu, nomina akusatif bahasa Arab mempunyai ciri atau tanda-tanda tertentu. Ciri-ciri itu ada yang berupa harakah dan ada yang berupa huruf."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
"'AN yang berfungsi sebagai konjungsi merupakan bagian dari partikel dalam bahasa Arab. Namun tidak semua konjungsi dalam bahasa Arab masuk dalam kelompok 'AN. Dalam penggunaannya 'AN ini mempunyai seperangkat aturan yang harus dipenuhi. Partikel konjungsi ini menghubungkan unsur-unsur kalimat yang sama, baik kala, kasus, modus maupun hirarkis sintaksisnya. Unsur-unsur kalimat sebelum dan sesudah 'AN ada yang dapat ditukar permutasinya dan ada yang tidak tergantung dari macamnya. Sebagai kata yang dikenal sebagai penyerta unsur lain dalam kalimat, partikel in! dapat koorelasikan dengan satu atau lebih adverbia. Dari segi semantis, ada beberapa 'AN yang mempunyai dua atau lebih makna dalam bahasa Indonesia, di samping makna relasi antar konjungta untuk tiap jenis Analisis skripsi ini disajikan dengan menggunakan kerangka teori yang dikemukakan oleh para ahli gramatika Arab dan dimodifikasikan dengan linguistik umum. Dengan tujuan, agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih mudah dipahami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini
"Penyajian komposisi aspek-aspek pengajaran dan kebahasaan di dalam buku ajar Al- `arabiyat-u Lilna:syi?i:in jilid I dan II yang terdiri atas bacaan berupa teks dan dialog, Daftar kata berupa noun, verba, dan partikel, struktur kalimat berupa struktur yang ada dalam setiap bab, jenis kalimat, dan kala, serta latihan-latihan yang termuat dalam buku ajar tersebutPerluasan kalimat dalam bahasa Arab dapat diklasifkasikan menjadi perluasan unsur kalimat dan perluasan kalimat. Perluasan unsur kalimat adalah meluasnya inti kalimat, yaitu perluasan unsur subjek, perluasan unsur predikat, perluasan unsur objek, dan perluasan unsur pelengkap. Sedangkan perluasan kalimat dapat dilakukan dengan penambahan keterangan, yaitu keterangan waktu, tempat, tujuan, cara, penyerta, alat, similatif, penyebaban, dan kesalingan. Serta penambahan noinina vokatif, berupa panggilan atau sapaan terhadap seseorang.Analisis Perluasan Kalimat dalam Bahasa Arab dilakukan dengan menggunakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis, baik linguis Arab maupun non-Arab. Setelah teori-teori itu di peroleh hasil analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis.Analisis perluasan kalimat dalam bahasa Arab bertujuan memerikan perluasan kalimat dalam bahasa Arab, serta menganalisis proses pernbentukannya dan konstituen yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusdaryanti
"Idiom bahasa Arab dalam Sejumlah Ayat al-Qur'an; Suatu Analisis Sintaktis-Semantis. (Di bawah bimbingan Basuni Imamuddin, M.A.). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai karakteristik idiom dalam beberapa ayat al-Qur'an telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan 35 ayat al-Qur'an sebagai korpus untuk analisis, pada bulan Februari 2005 hingga Juli 2005, tujuannya ialah untuk mengetahui bentuk-bentuk idiom yang ada dalam al-Qur'an dan pembagian idiom-idiom tersebut berdasarkan kolokasi makna. Penulis juga sedikit membahas penerjemahan idiom. Karena pembahasan idiom tidak dapat lepas dari pembahasan penerjemahannya. Pengumpulan data diambil dari beberapa ayat al-Qur'an yang ada dalam AI_-Qur'an Terjemah Indonesia yang disusun oleh Tim DISBINTALAD. Penulis mengambil sejumlah ayat yang mewakili klasifikasi idiom dari segi bentuk maupun kolokasi makna. Kesimpulan yang penulis dapatkan dari beberapa ayat al-Qur'an yang digunakan sebagai korpus menunjukkan bahwa bentuk idiom-idiom yang ada dalam ayat-ayat tersebut paling banyak ditemukan dalam bentuk frase. Bentuk frase ini lebih khusus lagi berbentuk frase verbal, yaitu frase yang induknya berupa verba, dengan pola verba + preposisi. Dari segi kolokasi makna, idiom bahasa Arab diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu idiom opaque atau idiom mutlak, idiom transparan, dan semi-idiom. Idiom opaque banyak ditemukan dalam bentuk frase. Penulis tidak menemukan idiom opaque dalam bentuk kalimat pada korpus yang digunakan penulis. Idiom transparan banyak ditemukan dalam bentuk frase, klausa, maupun kalimat. Semi-idiom banyak ditemukan dalam bentuk klausa dan kalimat. Ada juga semi-idiom dalam bentuk frase. Penelitian mengenai idiom bahasa Arab masih sangat sedikit. Dari penelitian yang jumlahnya relatif sedikit itu pun, sebagian besar penelitian idiom bahasa Arab tersebut dilakukan oleh para linguis Barat. Baru beberapa orang saja dari para linguis Arab yang melakukan penelitian untuk tema tersebut. Penulis berharap penelitian- penelitian tentang idiom bahasa Arab terus ditingkatkan. Sebagai bahasa yang banyak mengandung idiom, bahasa Arab dapat kita pahami dengan baik bila kita memahami karakteristik dan struktur idiom bahasa Arab."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
"Penelitian mengenai kalimat di dalam peribahasa Arab, Didasari pandangan adanya keanekaragaman struktur kalimat didalam peribahasa Arab. Tujuannya ialah untuk mangetahui struktur kalimat di dalam peribahasa Arab. Data diambil dari buku 'Peribahasa Bahasa Arab' yang diambil secara barurutan sebanyak 180 data, dari no. 1 s/d 180. Hasilnya menunjukkan bahwa, 70,56 % berupa kalimat lengkap bertipe deklaratif, adapula yang ber_tipe imperatif, 24,44 % berupa kalimat tidak leng_kap, yang ditandai dengan adanya satu unsur atau le_bih yang tidak diungkapkan dalam kalimat dan 5 % berupa kelompok kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachro K. Wintara
Tasikmalaya: Toko Buku Swan, 1957
499.211 BAC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Royani
"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan interferensi bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa Arab melalui kesalahan dalam tulisan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan Terjemah Fakultas Adab dan Humaniora.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan data, dan pendekatan kualitatif, yaitu menggunakan analisis kontrastif untuk menemukan persamaan dan perbedaan kongruensi kedua bahasa.
Di dalam telaah ini dibicarakan beberapa konsep yang mendasari analisis penelitian. Konsep-konsep itu mencakup pengertian kontak bahasa, interferensi, bahasa Arab di Indonesia, dan analisis kontrastif.
Melalui penelitian ini diketahui bahwa terdapat interferensi sintaktis Indonesia pada pemelajar Indonesia dalam kemampuan menulis dan menerjemahkan bahasa Arab. Dari 40 buah karangan dan 40 buah terjemahan, telah diidentifikasi sebanyak 107 kesalahan. Dari 107 kesalahan sintaksis, 30 adalah kesalahan kongruensi subjek-predikat, 15 adalah kesalahan kongruensi predikat-subjek, 2 adalah kesalahan kongruensi keterangan al-ha:l, 4 adalah kesalahan kongruensi pronomina-anteseden, 45 adalah kesalahan kongruensi induk-pewatas, 8 adalah kesalahan kongruensi pewatas-induk, dan 3 adalah kesalahan kongruensi hipotaksis. Dilihat dari jumlah kesalahan terbanyak adalah kesalahan kongruensi induk-pewatas (42%) pada tataran frasa dan kesalahan kongruensi subjek-predikat (28%) pada tataran kalimat.

This Research is aimed at disclosing Indonesia language interference in Arabic language based on the mistakes in the article, by the student of Arabic language major of the faculty of Tarbiyah and Teachers Training, and Translation majors of the faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah of State Islamic University (UIN) Jakarta.
This Research uses quantitative approach, that is using test as data collecting instrument, and qualitative approach that is using contrastive analysis to find similarities and differences of both language congruence. In this study some concepts are analyzed including congeniality of language contact and interference, Arabic language in Indonesia, and contrastive analysis.
Through this research we will know that there is a syntax interference with Indonesian students in their ability to write and translate Arabic language. From 40 compositions and 40 translations, works 107 mistakes have been identified. From 107 mistakes of syntax, 30 are in subject-predicate congruence, 15 are in predicate-subject congruence, 2 are in modification congruence al-ha: l, 4 are in induk-pewatas congruence, 8 are in pewatas-induk congruence, and 3 are in hipotaxis congruence. Seen from the number of mistakes, most mistakes are in induk-pewatas congruence (42%) and in predicate-subject (28%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"Konsep semantik modus, keaspekan dan waktu kebahasaan dalam bahasa Arab mempunyai kekhasan sendiri yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya. Bahasa arab memiliki dua bentuk verba untuk mengungkapkan ketiga konsep tersebut, yakni verba ma:di dan verba mUda: ri'. Penggunaan bentuk verba tertentu dalam sebuah kalimat lebih banyak disebabkan oleh penekanan pada fungsi verba dalam menemtkatkan peristiwa pada garis waktu, baik secara internal maupun secara eksternal. Dikatakan secara internal karena tidak memiliki pusat deiktis, tetapi berkaitan dengan konstituen waktu sebuah situasi yang terjadi. apakali situasi itu sedang dilakukan ataukah sudah selesai dilakukan, Adapun dikatakan secara eksternal karena penempatan peristiwa mengacu pada sebuah rujukan waktu yang pada umumnya berupa ?moment of speaking''. Artinya, kalau memiliki pusat deiktis. Lain halnya dengan modus. Di dalam bahasa Arab, modus dinyatakan hanya Lila bentuk verba muda: ri '.
Untuk mengkaji mengapa sebuah bentuk verba digunakan dalam sebuah kalimat dan mengapa bentuk yang lain tidak digunakan, penelitian ini memakai teori uji penyulihan yang dikemukakan oleh Bache (1997: 108-1 10). Dari uji penyulihan tersebut diperolch empat tipe kalimat, yaitu:
(1) kalimat yang tidak dapat disulih karena tidak mempunyai bentuk variannya;
(2) kalimat yang tidak gramatikal;
(3) kalimat yang mengalami perubahan makna; dan (4) kalimat yang mengalami perubahan makna secara halus. Tipe kalimat yang terakhir inilah yang dipakai untuk menjauhu makna dasar sebuah kalegori dan makna hasil interaksinya. Dari sinilah dipcroleh informasi tentang waktu kebahasaan dan keaspekan dalam sebuah kalimat. Begitu Pula dengan modus ataupun modalitasnya.
Makna dasar terbagi dua, yaitu makna dasar keaspekan dan makna dasar waktu kebahasaan atau kekataan. Apabila sebuah kalimat disulih dengan kalimat varian yang berbeda aspeknya rnenghasilkan perubahan hanya pada makna keaspekannya, hal ini disebut makna dasar keaspekan. Apabila yang berbeda kalanya dan mengakibatkan perubahan hanya pada makna kekalaan, hal ini disebut dengan makna dasar kekalaan. Makna hasil interaksi merupakan makna yang dihasilkan dari sebuah uji penyulihan yang berakibat bukan hanya pada perubahan satu kategori saja, melainkan pada lebih dari satu kategori secara bersamaan: misalnya berakibat pada perubahan makna kekalaan dan aksionalitas atau berakibat pada perubahan makna keaspekan dan keakalaan.
Data yang digunakan dalam karya ini berupa novel dan ayat Al Quran, sedangkan metodenya adalah metode penelitian struktural normatif, Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, kajian ini memandang satuan bahasa sebagai unit analisis dalam struktur kalimatnya dan makna merupakan titik total: analisis data. Selain ilu, penelitian ini juga hendak menerapkan kaidah-kaidah semesta tentang pengungkap modus, keaspekan, dan waktu kebahasaan ke dalam bahasa Arab; antara lain konsep Sislem Rujukan Waktu (SRW) yang dikernukakan Hoed (1993) dan meta kategori kala, aspek, dan aksionalitas yang ditulis oleh Bache (1994).
Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab-ditinjau dari segi bentuk-mengenal dua bentuk, yakni bentuk lampau dan tak lampau. Namun, dilihat dari konsep semantis waktu kebahasaan bahasa Arab mengenal waktu kebahasaan absolut, yaitu waktu lampau, kini, dan rnendatang. Waktu kini dan ntendalarlg dinyatakan dengan menggunakan verba muda:rii sedangkan waktu lampau diungkapkan dengan mcnggunakan verba ma:di dan unsur leksikal berupa verba bantu/ka:nal, serta konteks kalimat. Ditinjau dari konsep semantis keaspekan, bahasa Arab memiliki dua macam keaspekan, yaitu imperfeklilitas dan perfektifitas. Perfektilitas dinyatakan oleh bentuk verba ma:di, sedangkan Imperfektifitas dinyatakan oleh bentuk verba muda: ri'.

Mood, Asexuality, and Temporality in Arabic Language The semantic concept of mood, aspectuality, and temporality in Arabic language is uniquely different from other languages. Arabic has two verb forms to discover these three concepts, which are ma: di and muda: ri?. The use of that verb in a sentence depends on temporal constituency of it rather another function, internally and externally. It is said internally because it has no deictic center, but is associated to constituent of time of the occurrence of a situation, either the situation is being done or has been done. It is said externally because the placement of event refers to some other time, usually to the moment of speaking. We mean that kala has deictic center. It is different to mood. In Arabic, mood is expressed by the verb form muda:ri' only.
This investigation uses substitution test theory of Bache (1997: 108 - 110) to study why a form of verb is used in a sentence and the other is not used in. From the test, we obtain four types of sentences; those are:
(1) a sentence we cannot substitute because it has no variance form;
(2) an ungrammatical sentence;
(3) a sentence that is experiencing a meaning change; and
(4) a sentence that is experiencing a smoothly meaning change. The latest type of sentence is used to understand the definition level of a category and the function level of it. From this process, it will be obtained information on temporality and aspectuality in a sentence. Mood or modality of sentence will also be obtained.
The definition level is divided into two forms, that are the definition level of aspectuality and temporality or tense, When a sentence is substituted with a variant of sentence, that is in different aspect, produce a change only in its aspect meaning, it is said the definition level of aspectuality. When the difference is in its tense and this cause a change only in the meaning of tense, it is called the definition level of temporality. The function level result is produced by a substitution test that has an impact not only on the change of one category but also on the change of temporality meaning and actionality, or has an impact on the change of aspectualtity and temporality.
We use novel and ayat Al Quran as resources of data, and normative structural as a research method. Based on the research method, this study views constituent as a unit of analysis in a sentence structure and the meaning is the starting point of data analysis. This research will also apply the mechanism of universe on the discovery of mood, aspectuality, and temporality into Arabic; some of those are the concept of The Time Benchmark System (SRW) of Hoed (1993) and the metacategory of tense, aspect, and actionality of Bache (1994).
The results of analysis revealed that Arabic - in term of form -- has two forms, which are the past and not the past forms. Meanwhile, according to semantic concept, the temporality of Arabic acknowledges the absolute temporality, which is past, present, and future times. The present and future times is expressed by using a verb muda: ri ', but the past time is expressed by using a verb ma: di and the lexical item that is modal /ka:na/, and a sentence context. From the view of aspectuality semantic concept, Arabic has two types, which are imperfectivity and perfectivity. Perfectivity is expressed by a verb form ma: di, meanwhile imperfectivity is expressed by a verb form muda: ri?.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T12108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>