Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktaviani Kusuma Ardhy
"Penelitian ini berfokus pada fungsi hadaka matsuri sebagai sebuah sarana untuk mempererat interaksi sosial dalam masyarakat Jepang. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hadaka matsuri atau upacara yang biasanya dilakukan di musim dingin sebagai sebuah sarana untuk mempererat interaksi sosial masyarakat Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kepustakaan dan pengamatan tidak terlibat salah satu jenis hadaka matsuri di Toyota-shi.
Dalam analisis digunakan teori folklor Jepang yang diteliti oleh James Dananjaya, teori hadaka no tsukiai, yaitu gaul telanjang oleh Scott Clark, dan teori hare, ke dan kegare atau teori suci, normal, dan kotor, yang diteliti oleh Namihira. Melalui analisis hadaka matsuri berdasarkan teori-teori yang dipakai, dapat disimpulkan bahwa hadaka matsuri merupakan kegiatan upacara yang dilakukan untuk mempererat interaksi sosial di antara seluruh komponen pelaku matsuri pada khususnya dan orang Jepang pada umumnya. Kepercayaan terhadap benda pembawa keberuntungan dan jimat pembuang sial membuat hadaka matsuri tetap dipertahankan dan dilestarikan sebagai bagian dari kebudayaan tradisional Jepang.

This study focused on the function of hadaka matsuri as a way to tighten social interaction of the Japanese society. The purpose of this study is to give a clear description about hadaka matsuri, which is a ceremony usually done in winter as a way to tighten social interaction of the Japanese society. The data collected using literature and uninvolved observation method. The object of observation is one of the hadaka matsuri event held in Toyota city.
The study analysis used Japanese folklore theory by James Dananjaya, hadaka no tsukiai theory, also hare, ke by Scott Clark, and kegare theory by Namihira. It can be conlude from the analysis that hadaka matsuri is a ceremony which held to tighten the social interaction especially for the people who participate the matsuri and Japanese people in general. The believe in talismans made hadaka matsuri still exist and preserved as a part of Japan`s traditional culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13795
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hara Febriyanti
"Kepercayaan atau religi merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Sistem kepercayaan di Jepang tidak terlepas dari ritual. Salah satu budaya Jepang yang erat kaitannya dengan ritual kepercayaan yaitu matsuri, karena di dalam matsuri terdapat berbagai macam ritual. Di Jepang dalam setahunnya terdapat banyak matsuri. Nenchuugyouji adalah matsuri besar yang diadakan berdasarkan kalender yang telah ditetapkan. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Bocock dan Barth tentang ritual. Teori tersebut menjadi bahan acuan dalam meneliti hubungan sosial masyarakat Jepang didalam matsuri Nenchuugyouji. Analisis dari penelitian ini, disimpulkan bahwa : matsuri nenchuugyouji memiliki banyak unsur yang dapat menciptakan interaksi sosial, antara lain kagura, dashi, omikoshi, dan naorai. Keempat unsur tersebut mempunyai daya tarik yang membuat masyarakat ingin berpartisipasi, sehingga banyak masyarakat yang terlibat didalamnya. Keterlibatan seluruh masyarakat menimbulkan interaksi sesama mereka, sehingga matsuri nenchuugyouji dapat menjadi ruang untuk mempererat hubungan sosial masyarakat Jepang.

Belief is one part of culture. Japanese belief has close connection with ritual. Matsuri is one of Japanese culture which has close relation with ritual. Japan has a lot of kind matsuri. Nenchuugyouji is big matsuri which held every year stand on Japanese calendar. In this thesis, writer used Bocock and Barth`s theory about ritual to analyzes Japanese social relation in matsuri nenchuugyouji. Conclusion : matsuri nenchuugyouji has a lot of unsure which that unsure can make interaction among them, like kagura, dashi, omikoshi, and naorai. A lot of people contributed in this matsuri, because interested with kagura, dashi, omikoshi and naorai. Because of that, matsuri nenchuugyouji can make Japanese social relation to be closer and solid."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Wahyuniarti
"Skripsi ini membahas Sistem Kepolisian Khususnya kouban dan interaksi antara polisi di kouban dengan masyarakat di Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dalam menganalisis interaksi polisi di kouban dengan masyarakat menggunakan teori simbiosis mutualisme. Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan simbiosis mutualisme antara polisi di kouban dengan masyarakat yang terlihat pada kegiatan polisi di kouban. Hubungan ini sesuai dengan pernyataan Robert R. Friedmann yang mengemukakan adanya hubungan saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling membantu antar polisi dan masyarakat di Jepang.

The focus of this study is The Japanese Police System especially kouban and interaction police at kouban with society in Japan. This research is qualitative descriptive interpretive. In analyse interaction police at kouban with Japanese society using symbiosis mutualisme theory. Result of research is availability relationship symbiosis mutualisme between police at kouban with society, that relationship pervalent in police activity at kouban. This relationship suitable with Robert R. Friedmann statement. He said the relationship between police and society in Japan are dependence, involve and aiding each other."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Paramita K.
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bahwa osake, yaitu istilah yang digunakan untuk menyebut minuman beralkohol bagi orang Jepang, bukanlah sesuatu yang dipandang negatif sebagaimana minuman keras pada umumnya. Osake memiliki arti yang penting dalam menjalin kekerabatan dalam lingkungan masyarakat Jepang. Metode penulisan skripsi ini menggunakan metode deskripsi analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka, yaitu dengan sumber buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan Pusat Studi Jepang, beberapa buku yang disarankan oleh teman dan orang Jepang, serta sumber data melalui media internet. Teori yang menjadi acuan dalam skripsi ini adalah teori uchi dan soto, honne dan tatemae serta hadaka no tsukiai (skinship). Hasil penelitian menunjukkan bahwa osake, dengan tidak melepaskan perannya sebagai sarana untuk melepaskan stres, juga berperan sebagai sarana untuk menjalin dan mempererat kekerabatan melalui berbagai acara minum osake seperti nomikai, enkai, naorai, kekkonshiki (upacara pernikahan) dan banyak lagi acara-acara minum osake yang dilakukan orang Jepang.

The goal of this thesis is to explain that osake, the word used by the Japanese to describe alcoholic drinks, is not something viewed negatively as alcoholic beverages tend to be treated. Osake has an important role in relationships in Japanese society. This thesis is written using the analytical description method. Data was gathered with library study, using books borrowed from the library of the Center of Japanese Study. Some books were suggested by associates, Japanese friends, and through the internet. The principles this paper is built on is uchi and soto, honne and tatemae, and hadaka no tsukiai (skinship). Research results show that osake, while not leaving it's role as a stress reliever, also plays it's role as a solidifier of relationships through many drinking traditions such as nomikai, enkai, naorai, kekkonshiki (marriage ceremony), and many other osake ceremonies practiced by the Japanese."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13527
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004
299.56 IKE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Dwi Cahya
"Masyarakat Cina Benteng merupakan salah satu komunitas peranakan etnis Tionghoa yang masih mempertahankan kebudayaan khasnya hingga saat ini. Kebudayaan yang paling terlihat dan masih dilakukan hingga saat ini adalah upacara pernikahan Cio Tao dan upacara kematian. Kedua ritual tersebut prosesinya sangat panjang, untuk mengisi waktu tersebut masyarakat Cina Benteng biasanya memainkan berbagai macam permainan kartu, salah satunya kartu ceki yang cukup dikenal di kalangan masyarakat Cina Benteng. Penelitian ini membahas mengenai permainan kartu ceki dalam masyarakat Cina Benteng Tangerang.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi permainan kartu ceki dalam masyarakat Cina Benteng di Tangerang, fungsi dan jenis permainan kartu ceki yang dimainkan di dalam masyarakat Cina Benteng. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menambahkan informasi mengenai kebudayaan permainan kartu ceki di dalam masyarakat Cina Benteng.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis dan wawancara. Sementara teori yang digunakan adalah teori kebudayaan yang mengambil pemikiran dari beberapa ahli kebudayaan. Dari penelitian ini penulis menemukan bahwa permainan kartu Ceki memiliki fungsi sebagai hiburan dan alat interaksi sosial menyebabkan masyarakat masih mempertahankan permainan kartu ceki.

The Cina Benteng society is one of the mixed descent Chinese communities to maintain its unique traditions even until now. The most distinct cultures that are still carried on are the Cio Tao wedding ceremony and funeral. Since both rituals have long processions, the Cina Benteng people usually play various card games to kill time. One of the most renowned games among the Cina Benteng people is the ceki card game.
This research discusses about the ceki card game among the Cina Benteng society in Tangerang. The research questions revolve around the existence, functions, and types of the ceki card game played by the Cina Benteng people. The purpose of this study is to increase the knowledge about the tradition of ceki card game that is popular among the Cina Benteng people.
This is a qualitative research using both methods of analysis and interview. Meanwhile, the theory in use is the cultural theory which is taken from the thoughts of some cultural experts. From this study, the writer found out that the Ceki cards game has a function as the instrument of entertainment and social interaction which cause people to still maintain the ceki card game until now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 6(3-4) 2005 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nakane, Chie, 1926-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
952 Nak m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Masdin A.P.
"Dalam masyarakat Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mamma, terdapat beberapa organisasi lokal yang hidup dan berkembang bersama-sama masyarakat. Pengembangan masyarakat desa tentu tidak dapat dilepaskan dari peran organisasi lokal karena organisasi lokal memiliki peran sebagai saran yang efektif mengatur masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Bilamana keberadaan organisasi lokal ini terus berjalan dan keberadaannya diakui dan dibutuhkan oleh masyarakat, maka besar kecenderungannya bahwa organisasi lokal ini memiliki modal sosial yang tinggi.
Guna meneliti modal sosial dalam aspek pertanian maka akan diketengahkan organisasi lokal (kelompok tani) dan institusi lokal (kelompok Tudang Sipulung). Modal sosial terkait erat dengan hubungan antara individu, norma dan kepercayaan yang memudahkan koordinasi dan kerja sama yang saling menguntungkan. Bagi masyarakat desa Sumbeijo dengan struktur masyarakatnya yang heterogen, merupakan hal yang tidak mudah dalam menciptakan suasana masyarakat yang kondusif. Pengembangan modal sosial merupakan salah satu alternatif dalam menyiasati pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) sejauh mana peran dan bentuk modal sosial dalam pengembangan masyarakat dalam aspek petanian. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan modal sosial dalam pengembangan masyarakat petani. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang merupakan penelitian interpretatif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis mengenai modal sosial dalam masyarakat petani di Desa Sumberjo.
Guna mendukung penelitian ini, maka diperlukan beberapa data. Sumber data yang digunakan adalah (1) Data primer yang berasal dari informan melalui wawancara mendalam (in-defth interview). (2) Data sekunder yang berasal dari dokumen, tulisan ilmiah, data statistik, yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan model interaktif.
Modal sosial yang ada dalam masyarakat dapat dijumpai pada lembaga-lembaga lokal, institusi informal yang hidup dan berkembang dalam masyarakat petani. Pada masyarakat mandani, nstitusi informal yang menjiwai kehidupan masyarakat tergambar pada kegiatan Tudang Sipulung. Tudang Sipulung merupakan wahana bagi petani untuk bekerja sama dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya. Keberadaannya dianggap efektif dalam menanggulangi berbagai masalah dalam masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditengah-tengah masyarakat Desa Sumberjo, interaksi antar sesamanya, ada sikap dan nilai-nilai kerukunan, hidup gotong royong, saling bantu, ingin membangun lebih baik, tolong menolong, tidak menutup diri, ingin maju serta kerja keras untuk menghidupi keluarga secara mandiri. Hal tersebut selaras dengan norma-norma pengembangan masyarakat. Dan kehidupan masyarakat yang bermuatan modal sosial tersebut terlihat dalam kegiatan Tudang Sipulung yang sedikit banyak telah memberi warna jalannya kehidupan masyarakat secara umum.
Pada akhirnya, studi ini hanya berusaha menterjemahkan pentingnya modal sosial di satu sisi dan pengembangan masyarakat petani di sisi lain. Kalau dalam realitanya ada ketimpangan, harapannya mampu manawarkan konsep perbaikan seperti perlunya penataan ulang semua perangkat, kebijakan, perlu dialog secara jujur, memperhatikan potensi yang tersedia seperti alam, masyarakat, dan kemampuan lainnya.
Sebagai kesimpulan bahwa modal sosial sebagai sarana pengembangan masyarakat pada aspek pertanian yang tergambar pada institusi lokal dalam Tudang Sipulung yang berlaku dalam masyarakat petani di desa Sumberjo dan merupakan bagian paling penting dalam membangun masyarakat desa yang semakin kompetitif dewasa ini dan yang akan datang. Kendatipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi modal sosial masih bersifat karikatif, bukan merupakan solusi yang substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan pembangunan sosial dan ekonomi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 2459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
302.36 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>