Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaji
"NAPZA adalah suatu ancaman paling mengkhawatirkan bagi remaja di hampir lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia diketahui dari 3,2 juta orang adalah pengguna NAPZA. Setiap tahun jumlah pengguna NAPZA bertambah 1 juta orang, dari 1 juta pengguna yang bertambah, diketahui 5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa, artinya dari 100 pengguna NAPZA terdapat lima pelajar atau mahasiswa sebagai penyalah guna NAPZA. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 384 remaja, prosedur pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling, dan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dengan dependen. Variabel independennya yaitu: faktor sosial, spiritual, umur, jenis kelamin, dan pendidikan berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di kota Palembang. Sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor yang diteliti, peneliti menggunakan uji statistik multivariat yaitu regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara sosial dan tingkat pendidikan remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan spiritual dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel sosial. Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran bahwa risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja lebih beriko pada sosial remaja yang tinggi, dan spiritual remaja yang tidak mendukung.

Drugs is a threat most feel concerned abouts for adolescent in can be more than 100 countries in the world. Indonesia are known from 3,2 million people is user drugs. Every year user amount drugs increases 1 million people, from 1 million user that increase, known 5,3% among others is student community and student, that means from 100 users drugs are existed five student or students as abuse to drugs. This research Design uses descriptive analytic method with approach cross sectional. Sampel research amounts to 384 adolescent, intake procedure sampel with random proportional stratified sampling, and random simple sampling. This Research uses statistic test Chi Square that bent on to know there is independent variable relation with dependen. Independent Variable its that is: social factor, spiritual, age, gender, and education relates to abuse drugs at adolescent in Palembang city. Whereas to know factor the most dominant range from to factors, researcher uses statistic test multivariat that is double logistics regression. Research Result is got there is relation between social and education level adolescent and risk drugs abuse, and there is no relation between age, gender, and spiritual with risk drugs abuse, and variable the most having an effect on is social variable. Research that conducted give picture that abuse risk drugs at adolescent more beriko at high adolescent social, and spiritual adolescent that not support."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jaji
"NAPZA adalah suatu ancaman paling mengkhawatirkan bagi remaja di hampir lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia diketahui dari 3,2 juta orang adalah pengguna NAPZA. Setiap tahun jumlah pengguna NAPZA bertambah 1 juta orang, dari 1 juta pengguna yang bertambah, diketahui 5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa, artinya dari 100 pengguna NAPZA terdapat lima pelajar atau mahasiswa sebagai penyalah guna NAPZA. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 384 remaja, prosedur pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling, dan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dengan dependen. Variabel independennya yaitu: faktor sosial, spiritual, umur, jenis kelamin, dan pendidikan berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di kota Palembang. Sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor yang diteliti, peneliti menggunakan uji statistik multivariat yaitu regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara sosial dan tingkat pendidikan remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan spiritual dengan risiko penyalahgunaan NAPZA, dan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel sosial. Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran bahwa risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja lebih beriko pada sosial remaja yang tinggi, dan spiritual remaja yang tidak mendukung.

Drugs is a threat most feel concemed abouts for adolescent in can be more than 100 countries in the world. Indonesia are known from 3,2 million people is user drugs. Every year user amount drugs increases 1 million people, from 1 million user that increase, known 5,3% among others is student community and student, that means from 100 users drugs are existed five student or students as abuse to drugs. This research Design uses descriptive analytic method with approach cross sectional. Sampel research amounts to 384 adolescent, intake procedure sampel with random proportional stratified sampling, and random simple sampling. This Research uses statistic test Chi Square that bent on to know there is independent variable relation with dependen. Independent Variable its that is: social factor, spiritual, age, gender, and education reiates to abuse drugs at adolescent in Palembang city. Whereas to know factor the most dominani range from to factors, researcher uses statistic test multivariat that is double logistics regression. Research Resuit is got there is relation between social and education level adolescent and risk drugs abuse, and there is no relation between age, gender, and spiritual with risk drugs abuse, and variable the most having an effect on is social variable. Research that conducted give picture that abuse risk drugs at adolescent more beriko at high adolescent social, and spiritual adolescent that not support."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Valen Fridolin Simak
"Masalah kesehatan remaja saat ini sangat berkaitan erat dengan perilaku menyimpang, salah satu diantaranya yaitu perilaku seksual. Faktor yang berperan untuk dapat mencegah perilaku seksual berisiko adalah kecerdasan spiritual remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kecerdasan spiritual dengan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMP kelurahan Curug kota Depok Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan spiritual the spiritual intelligence self-report inventory sedangkan variabel perilaku seksual berisiko menggunakan Sexual Risk Survey SRS. Sampel pada penelitian ini melibatkan 302 remaja yang berasal dari 3 sekolah menengah pertama SMP yang pilih berdasarkan metode stratified random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Pearson dengan hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan spiritual dengan perilaku seksual berisiko p = 0,019; r = - 0,135.
Hasil analisis multivariat menggunakan regresi linear berganda menunjukkan jenis kelamin merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko. Berdasarkan hasil temuan pada penelitian, perlu adanya pemantauan secara berkesinambungan terhadap tahap tumbuh kembang remaja khususnya dengan meningkatkan status kecerdasan spiritual. Sehingga remaja yang cerdas secara spiritual dapat menekan angka kejadian perilaku seksual berisiko.

Adolescent health problems are closely related to risky behavior, one of which is sexual behavior. A factor that is important prevent risky sexual behavior is the spiritual intelligence of the adolescents. The purpose of this study was to analyze the relationships between spiritual intelligence and risky sexual behavior in adolescents junior high school at Curug city of Depok Indonesia.
The research method used was quantitative observational analytic with crossectional approach. The instrument used to measure the variables of spiritual intelligence the spiritual intelligence self report inventory while the sexual behavior variable is at risk of using Sexual Risk Survey SRS. Sample this study involved 302 adolescents who came from 3 junior high schools SMP selected by stratified random sampling. The data were analyzed using Pearson test with the result of the research proving there was a significant negative correlation between spiritual intelligence with risky sexual behavior p 0,019 r 0,135.
The results of multivariate analysis using multiple linear regression showed gender is the most influential variable on risky sexual behavior. Based on the findings of the research, there is a need to be continuously monitor the stage of adolescent growth especially by improving the spiritual intelligence status. So that spiritually intelligent adolescents can suppress the incidence of risky sexual behavior.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Tao Toba Muara Ria
"Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Remaja mengalami perubahan fisik yang menimbulkan dampak bagi perkembangan psikologis yang mengakibatkan remaja berisiko mengalami masalah kesehatan. Masalah yang sering dijumpai pada remaja antara lain penyalahgunaan NAPZA. Akibat penyalahgunaan NAPZA bukan hanya gangguan fisik tapi berdampak bagi ekonomi, sosial, agama dan lain- lain, oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus. Perawat Spesialis Komunitas mempunyai peran dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA, bentuk intervensi keperawatan komunitas yang digunakan adalah TEBARS (Teman Sebaya Remaja Sehat) yang merupakan modifikasi dari peer educator.
Hasil aplikasi ini menggambarkan model TEBARS cukup efektif untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMP, terjadi perubahan perilaku siswa yaitu kurang pengetahuan dari rerata 28.83 menjadi 27.59, SD 1.558, p=0.000, perilaku berisiko rerata 49.23 menjadi 43.32, SD 4.365, p=0.000. Rerata penampilan peer educator sebelum intervensi 5,3 point meningkat menjadi 7,8 point. Hasil karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah dan dikembangkan serta dibina lebih lanjut khususnya dalam upaya mencegah penyalahgunaan NAPZA.

Adolescence is a time of transition from children to adults. Adolescents experienced physical changes that impact the psychological development of adolescents at risk of resulting health problems. A common problem in adolescent drug abuse, among others. As a result of drug abuse is not just a physical disorder but have implications for the economic, social, religious and others, therefore it needs special attention. Community Specialist nurses have a role in preventing drug abuse, a form of community nursing interventions used are TEBARS (Friend of Youth Peer Health) which is a modification of the peer educator. Final Thesis aims to enhance the empowerment of students through TEBARS to prevent drug abuse in students SMPN 8 Depok.
The results of this activity was found that changes in student behavior that is less knowledgeable than the average 28.83 to 27.59, SD 1558, p = 0.000, average-risk behaviors to be 43.32 49.23, SD 4365, p = 0.000, meaning that there are significant differences after the intervention. The mean appearance before the intervention peer educators 5.3 point to 7.8 point. Final Thesis is concluded TEBARS/peer educators is an effective form of intervention in the prevention of drug abuse in schools. Peer educators need to be implemented in schools and further developed and nurtured, especially in the prevention of drug abuse.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amia Luthfia R. Koestoer
"Internet telah menjadi bagian integral bagi kehidupan manusia di era digital saat ini. Remaja Indonesia cukup banyak menggunakan Internet, terutama remaja di kota seperti DKI Jakarta. Dari berbagai studi tentang penggunaan Internet pada remaja, menunjukkan hasil bahwa Internet bagai pedang bermata dua, di satu sisi bermanfaat tapi di sisi lain mengandung berbagai risiko. Manfaat dan risiko online sulit untuk dipisahkan dengan tegas karena keduanya saling berkaitan dan terjalin sangat halus. Online risk risiko online dapat berdampak merusak remaja, apalagi usia remaja selain masih rentan akan pengaruh negatif, juga jiwa eksplorasi dan dorongan melakukan tindakan berisiko juga tinggi. Sedangkan online opportunity manfaat online memberikan banyak kesempatan untuk remaja berkreasi dan berelasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat dan risiko online yang dialami remaja Indonesia ketika mereka menggunakan Internet dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya manfaat dan risiko online untuk menghasilkan model teoritik baru. Penelitian ini menggunakan metode survei multistage random sampling dengan responden sebanyak 756 siswa SMP dan SMA di DKI Jakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis Struktural Equation Model SEM . Online opportunity yang diperoleh remaja melalui Internet yaitu manfaat belajar, manfaat untuk berpartisipasi kreatif, manfaat berpartisipasi sosial, berelasi sosial, manfaat hiburan, memperoleh manfaat komersial dan manfaat personal. Online risk yang dialami remaja yaitu risiko konten ndash; remaja sebagai penerima konten buruk; risiko kontak ndash; remaja sebagai partisipan; risiko tindakan ndash; remaja sebagai pelaku tindakan berisiko di Internet. Online opportunity dan online risk terbukti dipengaruhi oleh lingkungan sosial remaja orangtua, teman sebaya dan sekolah , status sosial demografi remaja, motif berinternet dan aktivitas pengguna. Kedekatan remaja dengan lingkungan sosialnya orangtua, teman sebaya dan perhatian sekolah ternyata dapat mengurangi terjadinya online risk. Kedekatan orangtua dan teman sebaya berpengaruh pada motif berinternet dan aktivitas pengguna. Intended consequences konsekuensi yang diharapkan dan unintended consequences konsekuensi yang tidak diharapkan menjadi satu kesatuan karena online opportunity ternyata mempengaruhi terjadinya online risk. Remaja pada dasarnya akan memperoleh manfaat-- intended consequences -- dari Internet terlebih dahulu, baru mereka bisa mengalami online risk -- unintended consequences. Penggunaan Internet tidak serta merta akan menghasilkan online risk tapi berpengaruh secara tidak langsung melalui online opportunity.

The Internet has become an integral part of human life in today 39;s digital age. Many Indonesian adolescents use the Internet, especially those who are living in big cities. From myriad studies on Internet usage in adolescents, showing the result that the Internet is a double-edged sword, on the one hand is useful but on the other hand holds various risks. Online opportunities and risks are difficult to separate as they are intertwined very subtly.Online risk can harm adolescents, as they are highly exploratory on the new things hence could be vulnerable to negative influences as well as risky behavior. On the other side, the online opportunity provides many benefits indeveloping creativity and building relationships. Therefore, this study aims to identify the online opportunities and risks experienced by Indonesian adolescents and analyze the factors that influence online opportunities and risks to generate a new theoretical model. This research uses multistage random sampling survey method with 756 students of junior and senior high school in Jakarta while Structural Equation Model SEM is used for data analysis. The benefits for adolescents from online opportunities are learning benefits, creative participation, social participation, social relationships, entertainment, commercial benefits, and personal benefits. On the other side, the online risks for adolescents are content risk adolescents as recipients of bad content ; contact risk adolescents as participants and conduct risk adolescents as risky actors on the Internet .Online opportunity and online risk are proven to be influenced by the adolescents rsquo; social environment such as parents, peers, and school; adolescents rsquo; social demographic status; Internet motives; and user activities. The proximity of adolescents to their social environment parents rsquo; attachment, peers rsquo; attachment, and school attention can reduce online risk. The attachment of parents and peers affects the Internet motives and user activity.Intended consequences and unintended consequences become a solid intertwined entity as online opportunity affects to online risk. Adolescents will obtain online opportunity first, then they potentially experience online risk. Internet usage does not directly affect online risk but indirectly influences through online opportunity."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauzaa Hanaa Ramadhiyani
"Meningkatnya masalah kesehatan mental khususnya pada remaja di Indonesia merupakan salah satu tanda bahwa banyaknya tekanan yang mereka hadapi di era modern ini. Ketika remaja menghadapi stressor yang tinggi maka terbentuk resiliensi pada dirinya. Resiliensi merupakan proses dimana individu berhasil beradaptasi, bangkit kembali dan menghadapi suatu masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tingkat resiliensi yang dibandingkan dengan berdasarkan kategori remaja muda dan remaja lanjut. Penelitian ini dilakukan pada 242 remaja usia 10-19 tahun di Kota Depok yang diambil secara acak. Hasil penelitian adanya perbedaan tingkat resiliensi pada remaja muda dan remaja lanjut (p = 0,048). Mayoritas remaja muda di kota Depok memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi dari pada remaja lanjut.
The increasing number of mental health problems, especially among adolescents in Indonesia, is a sign that there is a lot of pressure they face in this modern era. When adolescents encounter high stressors, they develop resilience. Resilience is the process by which individuals successfully adapt to a situation and move forward after a setback. The purpose of this study was to examine the level of resilience compared to age based on the categories of early and late adolescents. This research was conducted on 242 adolescents aged 10-19 years in Depok City who were taken randomly. The results demonstrated that there are differences in the level of resilience in early and late adolescents (p = 0.048). The majority of early adolescents in Depok city have a higher level of resilience compared to the late ones."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koernia Nanda Pratama
"[ABSTRAK
Karakteristik perkembangan remaja adalah selalu mencoba sesuatu hal yang baru bersama kelompoknya dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif, salah satunya adalah perilaku merokok. Perawat spesialis komunitas memiliki peran melakukan upaya pencegahan masalah tersebut. Gerakan Remaja Anti Rokok (GERAK) merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan komunitas untuk mencegah terjadinya masalah tersebut. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan GERAK dalam asuhan keperawatan komunitas, melalui integrasi Teori Manajemen, HBM, TTM, HPM dan CSHM pada remaja di SMPN S Kota Depok. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung sampel kemudian pengambilan data dengan kuisioner dan kemudian di analisis. Hasil intervensi menunjukan peningkatan signifikan p-value (0,000), peningkatan pengetahuan siswa (0,02%), sikap (0,01%) dan tindakan (0,11%). Strategi intervensi GERAK dapat diaplikasikan untuk melakukan upaya pencegahan risiko penyalahgunaan perilaku merokok pada remaja di sekolah.

ABSTRACT
The Characteristics of adolescent development is always trying new things with his group and easily influenced by negative things, one of which is smoking behavior. Specialist community nurses have a role to do prevention efforts such problems. Youth movement refused smoking (GERAK) is one of a community nursing intervention strategy to prevent the occurrence of such problems. The aim of this paper was to provide the description of implementation of (GERAK) in community nursing care, through the integration of Theory of Management, HBM, TTM, HPM, and CSHM, on teenagers in Junior High School S Depok City. The method used was to calculate the sample then taking of data by questionnaire and then analyzed. The result of intervention showed a significant improvement (p-value = 0,000), increased of the students knowledge (0,02%), attitudes (0,01%) and the action (0,11%). GERAK intervention strategies can be applied as a prevention of abuse smoking behavior in adolescents at schools.;The Characteristics of adolescent development is always trying new things with his group and easily influenced by negative things, one of which is smoking behavior. Specialist community nurses have a role to do prevention efforts such problems. Youth movement refused smoking (GERAK) is one of a community nursing intervention strategy to prevent the occurrence of such problems. The aim of this paper was to provide the description of implementation of (GERAK) in community nursing care, through the integration of Theory of Management, HBM, TTM, HPM, and CSHM, on teenagers in Junior High School S Depok City. The method used was to calculate the sample then taking of data by questionnaire and then analyzed. The result of intervention showed a significant improvement (p-value = 0,000), increased of the students knowledge (0,02%), attitudes (0,01%) and the action (0,11%). GERAK intervention strategies can be applied as a prevention of abuse smoking behavior in adolescents at schools., The Characteristics of adolescent development is always trying new things with his group and easily influenced by negative things, one of which is smoking behavior. Specialist community nurses have a role to do prevention efforts such problems. Youth movement refused smoking (GERAK) is one of a community nursing intervention strategy to prevent the occurrence of such problems. The aim of this paper was to provide the description of implementation of (GERAK) in community nursing care, through the integration of Theory of Management, HBM, TTM, HPM, and CSHM, on teenagers in Junior High School S Depok City. The method used was to calculate the sample then taking of data by questionnaire and then analyzed. The result of intervention showed a significant improvement (p-value = 0,000), increased of the students knowledge (0,02%), attitudes (0,01%) and the action (0,11%). GERAK intervention strategies can be applied as a prevention of abuse smoking behavior in adolescents at schools.]"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Asri Nurani
"Perubahan pada masa remaja merupakan risiko yang menyebabkan remaja berperilaku negatif seperti peyalahgunaan NAPZA, sehingga pengendalian risiko diharapkan mampu dilakukan remaja. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik remaja, keluarga, pola asuh keluarga, dan hubungan antara ketiganya dengan pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA oleh remaja di Kelurahan Tugu Kota Depok. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Jumlah sampel 157, dengan hasil pola asuh demokratis diterapkan oleh 81,5% keluarga, penyalahgunaan NAPZA kurang baik dimiliki 51% remaja dan variabel yang dominan berhubungan yaitu pendidikan ibu, penghasilan keluarga, dan kebiasaan merokok dalam keluarga. Saran yang diberikan adalah meningkatkan asuhan keperawatan keluarga terutama mengenai pola asuh dan komunikasi keluarga, serta mengembangkan program perkesmas melalui bimbingan antisipasi yang didiukung oleh kebijakan pemerintah terutama untuk remaja di Kelurahan Tugu Kota Depok.

Changes in adolescence is the risk of causing them to behave negatively including drug abuse, so they are expected to do the risk control. The aims of this research is to identify adolescent's and family's characteristics, parenting style, and their relationship with risk control of drugs abuse in Adolescent at Kelurahan Tugu Kota Depok. This is a quantitative research with cross sectional methods. There are 157 adolescents as sample, with result that 81,5% families are having authoritarian parenting style,insufficient risk control of drug abuse is identified in 51% of sample and the dominant variable correlated with risk control of drug abuse are mother?s education, family income, and family smoking behaviour. Advice given is to improve nursing care of families especially about parenting style and communication, also to develop a community health nursing program through anticipatory guidance that supported by the local government especially for adolescence in Kelurahan Tugu Kota Depok.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursita Angesti
"Air merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menimbulkan kondisi dehidrasi sehingga menyebabkan penurunan performa fisik, kognitif dan mental termasuk tingkat konsentrasi. Kondisi dehidrasi tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi juga pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan status gizi dan faktor lainnya dengan status hidrasi pada remaja di 3 SMA di Kota Bekasi tahun 2013. Data yang dikumpulkan meliputi status hidrasi, status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku).
Status hidrasi diukur menggunakan grafik warna urin, status gizi dengan antropometri, dan asupan air dengan food recall 2x24 jam. Pengetahuan air dan dehidrasi, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku) diukur menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan dari 153 total responden terdapat 62,7% remaja yang mengalami dehidrasi. Faktor yang berhubungan secara bermakna adalah status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, jenis kelamin, dan usia. Proporsi remaja yang mengalami dehidrasi lebih tinggi pada remaja yang memiliki status gizi lebih, berpengetahuan air dan dehidrasi yang rendah, memiliki asupan air yang rendah, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 16 tahun. Diperlukan perhatian atau upaya lebih untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik mengenai gizi seimbang termasuk pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Water is an important nutrient required for the body. Loss of water can lead dehydration and decrased physical, mental, and cognitive performance. Dehydration not only occurs in childresn and elderly, but also in adolescents. The study was a cross sectional design to determine the relation between of nutritional status and other factors to hydration status of 3 senior high school?s student at Bekasi 2013. Data include hydration status, nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money).
Hydration status was measured by urine color graph, nutritional status by anthropometri, and water intake by 2x24 hours food recall. Knowledge of water and dehydration, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money) was measured by questionnare.
With 153 subjects this study showed 62,7% of adolescents are dehydration. Factor associated are nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, sex and age. However, dehydration higher at overnutrition adolescents, low level of knowledge, low of water intake, bad habit of drinking, male, and 16 years old. Required more attention and effort to improve knowledge and practical about nutrition balanced included the important fluid balance.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fauziah
"Masih buruknya praktik higiene menstruasi remaja dan rendahnya tingkat pengetahuan terkait higiene menstruasi di sekolah menengah pertama melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik higiene menstruasi di SMP Negeri dan MTS Negeri di Kota Jakarta Selatan tahun 2014. Data primer diambil pada bulan Mei 2014 menggunakan kuesioner sampel pada 194 orang. Hasil penelitian proporsi praktik higiene menstruasi yang baik pada siswi SMPN adalah 47.4% dan pada siswi MTSN 33%. Pada siswi SMPN dan MTSN terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (sikap dengan OR 1.963 dan kepercayaan dengan OR 2.465) faktor pemungkin (ketersediaan pembalut di rumah dengan OR = 5.325 dan keterpaparan informasi dengan OR= 1.810), faktor penguat (dukungan teman sebaya dengan OR = 3.085 dan dukungan petugas kesehatan dengan OR = 2.377) dengan praktik higiene menstruasi di SMPN dan MTSN kota Jakarta Selatan tahun 2014. Disarankan kepada sekolah untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan bantuan dukungan guru dan orang tua.

Still poor menstrual hygiene practices of adolescents and low level of knowledge related to menstrual hygiene in middle school with a research background Design cross-sectional study. Objectives determine the factors associated with menstrual hygiene practices in SMP and MTS in South Jakarta in 2014. Primary data taken in May 2014 using a sample questionnaire in 194 people. The results of the study the proportion of good menstrual hygiene practices on SMPN students are 47.4% and 33% in girls MTSN. At SMPN ant MTSN student relationship exists menstrual hygiene practices with predisposing factors, namely attitude (OR = 1.963), trust (OR = 3,733), enabling factor is the availability of sanitary napkins at home (OR = 5,325), information exposure (OR=1.810), reinforcing factors peers support (OR = 3.085) and support health workers (OR = 1,810). Suggested to the school to optimize reproductive health education with the help of teacher support and parents."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>