Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahpudi Baisir
"Proses throttling adalah proses entalpi tetap. Pada proses ini, fliuda berekspansi dari tekanan tinggi ke tekanan yang bertemperatur jenuh lebih rendah sehingga terjadi perubahan fasa dan penurunan temperatur. Selain itu, kerja yang dilakukan, energi kinetik serta perpindahan kalor yang melalui lubang katup throttling juga sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Penelitian ini bertujuan untuk konservasi energi dengan melakukan simulasi perhitungan efisiensi thermal PLTU melalui penambahan alat Throttling Process ke dalam siklus PLTU yang sudah ada. Berdasarkan simulasi didapat bahwa efisiensi thermal PLTU meningkat sampai 4 % dari PLTU konvensional-nya. Bahkan bukan hanya itu, dari modifikasi ini juga dihasilkan produk air destilat sampai 117 ton/jam melebihi kebutuhan air penambah siklus PLTU berdaya 50 MW yang hanya sebesar 7 ton/jam.
Perancangan miniatur alat uji Throttling Process dimaksudkan untuk meneliti lebih lanjut proses termodinamika ini. Berdasarkan hasil penelitian terhadap alat tersebut diperoleh kesimpulan bahwa uap serta temperatur air yang lebih rendah dari sebelum proses penceratan sudah berhasil ditunjukan walaupun masih terdapat beberapa kendala selama penelitian berlangsung.

A Throttling Process is defined as a isenthalpy process. In this process, it occur expansion that cause a significant pressure drop and it is often accompanied saturated temperature in the fluid. There is no work that is done, mass transfer and kinetic energy through out are neglectable.
In this simulation, the goal is for energy conservation with increasing thermal efficiency of PLTU with addition of Throttling Process equipment in it. According the simulation, thermal efficiency of PLTU increased up to 4 % compare with the convensional PLTU. Eventhough, another gained profit is 117 ton/hour destilate water whereas it is exeed necessary make up water for the PLTU 50 MW vapor cycle about 7 ton/hour.
To research detailed for this termodinamic process, it is created a little equipment of Throttling Process trial. According the experiments that already have done, it was got the conclusion that the vapour and the temperature of water have success taken in it?s product, but there was some problem that occur while testing process.
"
2008
S37322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
"Air akan berevaporasi dan berkondensasi pada tempratur dan tekanan tertentu. Tempratur dan tekanan merupakan parameter menunjukan keadaan suatu materi. Materi selalu dalam keadaan awalnya seimbang secara thermal maupun mekanik, memperbesar dan memperkecil parameter-parameter tersebut akan merubah wujud materi tersebut. Materi berwujud gas mempunyai energi jauh lebih besar dari kondisi berwujud cair atau padat. Penyerapan dan pelepasan energi peristiwa dalam proses evaporasi dan kondensasi. Jumlah energi yang diserap selama proses evaporasi equivalent dengan energi yang dilepas selama proses kondensasi. Besar energi tersebut besarnya bergantung pada pada tempratur atau tekanan pada perubahan fase yang terjadi. Pada study ini, disiapkan alat uji yang merupakan miniature dari penguapan dan pengkondensasian air, yang dinamakan alat proses throttling. Pada alat ini yang akan berperan menurunkan tekanan aliran fluida adalah katup expansi (throttling valve). Tekanan dan tempratur air yang masuk pada / lebih besar dari tekanan atmosfir di-throttled melalui katup ekspansi tersebut menjadi bertekanan lebih rendah / vakum sehingga menciptakan temprature jenuhnya juga lebih rendah membuat penguapan lebih banyak. Air yang diinjeksikan kedalam reactor vakum tersebut membentuk partikel cairan dan uap air. Uap yang terbentuk dikondensasikan dengan pendingin sehingga membentuk butiran air. Akumulasi partikel dan uap air yang terbentuk dengan tekanan dan tempratur rendah akan bermanfaat lebih banyak. Dari simulasi, penggabungan alat throttling ini dengan sistem pembangkit PLTU, dengan pemanfaatan air kondensornya didapatkan peningkatan efisiensi pembangkit yang cukup signifikan. Disamping itu, keuntungan lain yang dihasilkan adalah dapat diproduksinya air sulingan sebesar 117 ton/jam melebihi kebutuhan siklus uap PLTU yang hanya 7 ton/jam.

Water boils and condenses at a specified pressure and temperature. A number of properties such as pressure and temperature are necessary to describe the state of a substance. At the dead state, a system is at the temprature and pressure of its environment in thermal and mechanical equilibrium, to increase and to decrease the properties change the phase of the substance. Molecules in the gas phase are at a cosiderably higher energy level than they are in the liquid or solid phases. Absorbing and releasing energy in event of evaporation and condensation process. More specifically, the amount of energy absorbed during melting is equivalent to the amount of energy released during freezing. Similarly, the amount of energy absorbed during evaporation is equivalent to the amount of energy released during condensation. The magnitudes of the latent heats depend on the temperature or pressure at which the phase change is occuring. On this study, to be prepared the device which is a miniature for evaporating and condensing water. At this device, throttling valve is a kind of flow-restricting device that cause a significant pressure drop in the fluid. The pressure and temperature of water fluid entering and exiting the expansion valve exist on the saturated states, it makes evaporation effectively occured. The fluid injected inside the vacuumed reactor through the expantion valve form liquid and gas particles. The water gas particles are condensed by refrigerator so that forms a droplet water. Finally, accumulation of water liquid and condensation formed by low pressure and temprature effects beneficial. In simulation, throttling devices and PLTU vapor power generation integrated which locates at the sea. Sea water used to cool in the condensor, thereafter, the sea water from the outlet of the condensor are throttled into the device. The result of the throttling device is cool water and destilation water. The cooled water is used to replace sea water for cooling the condensor increasing efficiency of the system. Besides, destilation produced is 117 ton/hour whereas it exceed necessary for the PLTU vapor cycle about 7 ton/hour.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37359
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fendy
"Penghematan sumber energi saat ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi semakin langkanya energi tidak terbarukan untuk puluhan tahun ke depan. Pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang muncul di proses Pretreatment. Pemakaian air PAM dan solar yang cukup tinggi pada proses operasional ketel uap akan berdampak pada biaya produksi yang tinggi pula.
Sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem instalasi secara close loop sehingga sistem instalasi ini dapat memanfaakan condensate uap panas yang sebelumnya dibuang, menjadi dapat digunakan kembali dalam proses pemanasan ketel uap. Penulis mengumpulakan data-data yang diperoleh, selanjutnya diolah untuk memperoleh hasil yang berguna dalam proses analisa. Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara statistik, untuk memperoleh rata-rata pemakaian Solar dan air PAM selama periode tertentu.
Dengan pemanfaatan air condensate uap panas ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi terutama untuk biaya konsumsi air PAM & bahan bakar minyak (solar) untuk operasional ketel uap, serta dapat mengurangi biaya untuk pengolahan limbah condensate uap panas.

Today to reduce of using energy is so important in order to handle the rare of the unrenewable energy for the next years.In this paper, writers do the observation to identify problem which is happent in the pretreatment process. The using of PAM water & solar which is high enough in boiler operational process will effect to the production cost.
The system which is writer use in this paper is close loop ıpecificıion system so this system can reuse the steam condensate which is not use before, so it?s can reuse again for the re heat of boiler. Writer collect the data in order to process and in the end will use for the analysis process. The process of data is done by statistic methode, to get the average of solar & PAM water consumtion for the ıpecific periode.
By reusing this steam condensate we hope it?s can reduce the production cost specialy cost for the PAM water & solar in boiler operation, it?s can also reduce the cost for steam condensate waste water treatment.
"
2008
S37360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teten Derichar
"Meskipun diklasifikasikan sebagai teknologi berbiaya tinggi, udara bertekanan diterapkan dalam berbagai aplikasi industri. Sebagian besar penggunanya memiliki pengetahuan yang kurang tentang efisiensi sistem udara bertekanan, Tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan konservasi energi pada sistem udara tekan di industri menufaktur dengan menyajikan perhitungan keekonomian peluang konservasi energi yang dapat dilakukan dan membandingkannya dengan penghematan berdasarkan hasil pengukuran setelah pelaksanaan pekerjaan konservasi energi dilaksanakan.
Dengan menyajikan perhitungan penghematan yang dapat diperoleh, pengguna udara tekan akan lebih meyakini bahwa program konservasi energi yang dilakukan akan menguntungkan mereka dan dapat memicu mereka melakukan investasi untuk pelaksanaan program konservasi energi, sehingga program konservasi energi dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Kebocoran udara yang berlebihan dan pipa distribusi udara tekan yang tidak efisien adalah salah satu penyebab meningkatnya biaya energi. Memperbaiki masalah ini akan mengurangi biaya konsumsi listrik kompresor secara signifikan. Dari hasil pengukuran diperoleh data bahwa dengan perbaikan kedua hal tersebut konsumsi energi dapat berkurang sebesar 25%. Deviasi antara hasil perhitungan dan hasil pengukuran setelah perbaikan adalah sebesar 2,75 %.

Although classified as a high-cost technology, compressed air is applied in a wide range of industrial applications. Most of its users have insufficient knowledge of the efficiency of compressed air sistems, this paper aims to improve the energy conservation program in compressed air sistems in the manufacturing industry by calculating the savings from energy conservation opportunities that can be done and comparing them with savings from measurement results taken after the implementation of energy conservation work is carried out.
By presenting the calculation of the savings that can be obtained, compressed air users will be more confident that the energy conservation program to be carried out will benefit them, thereby triggering them to make investments for the implementation of energy conservation programs, so that energy conservation programs can be implemented better.
Excessive air leakage and inefficient of compressed air distribution pipes are some of the causes of rising energy costs. Fixing this problem will significantly reduce the cost of compressor electricity consumption. From the results of measurements after improvement, data were obtained that with the improvement of both factors, energy consumption can be reduced by 25 percent. The deviation between the results of the calculation of savings and the results of measurements after improvement is 2.75 percent
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Pratama Astin
"ABSTRAK
Pada tahunnya 1999 Indonesia sebagai voluntary program energi labeling
khususnya lemari pendingin rumah tangga yang bertujuan untuk memberikan
label energi sebagai tanda produk tersebut hemat energi. Program ini sejalan
dengan kesepakatan Indonesia untuk mengantisipasi global warming di dalam
Protokol Kyoto1997. Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu memperkirakan
energi konsumsi lemari pendingin berdasarkan SNI ISO 15502-2009 dimana
kondisi temperature lingkungan dikondisikan sebesar 32, 30 dan 28 °C. Dari
pengujian tersebut dihasilkan bahwa dengan meningkatnya temperature
lingkungan maka energi konsumsi yang dibutuhkan juga meningkat. Dengan
bertambahnya 1 °C temperature lingkungan maka energi konsumsi yang
dibutuhkan akan meningkat sebesar 65 Wh/24 jam.

ABSTRACT
Indonesia as voluntary program on energy efficiency and labeling in 1999, one of
the appliance household in energy efficiency and labeling is refrigerator as
efficiency product. This program as one of commitment Indonesia government to
reduce impact global warming in Kyoto ptotocol 1997. Research conducted by the
authors estimate the energy consumption of refrigerators based on ISO 15502-
2009 where it’s setting ambient temperature conditions of 32, 30 and 28 ° C. Of
the test result that by increasing the environmental temperature energy
consumption required also increases. With a 1 °C increase in ambient temperature
required the energy consumption will increase by 65 Wh/24 hours."
2013
T36743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wachid Abdullah
"Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam seluruh kegiatan pembangunan nasional. Pertumbuhan konsumsi energi di negara berkembang seperti di Indonesia cenderung lebih tinggi dari negara maju. Konsumsi tersebut berkaitan dengan semakin banyaknya pekerjaan yang menggunakan energi listrik dan mesin industri, serta berbagai kegiatan ekonomi lainnyal. Salah satu sumber energi yang terpenting sampai saat ini adalah minyak bumi. Antares tahun 1994/95 dan proyeksi pada tahun 1998/99 memperiihatkan bahwa minyak bumi masih merupakan andalan sumber energi. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 : Tingkat Permintaan Energi Tabun 1994/95 s.d. 1998/99 (dalam satuan MBOE : Million Barrels of Oil Equivalent)*
Sumber : Departemen Pertambangan dan Energi, 1998 ** Setara dengan 3uta Bard Minyak
* Angka Sementara
11 Saddayao, Corazon Morales, 1778: 3
Tabei diatas menunjukkan bahwa antra tahun 1994/95 s.d. 1998/99 lebih dari 60% permintaan energi dalam negeri diperoleh dari minyak bumi. Pada tahun 1998/99 proporsi permintaan energi 61,11% energi dari minyak bumi. Disamping untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, bagi Indonesia minyak bumi juga merupakan andalan bagi pemasukan devisa negara. Gambaran penerimaan dalam negeri dari minyak & gas (migas). ditunjukkan pada tabei berikut :
Tabei 2 Kuantitas dan Nilai Ekspor Minyak dan Gas Indonesia, 1990-1997
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Ekspor/lmpor 1997
Data diatas menunjukkan bahwa memang ketergantungan ekspor dari migas semakin lama semakin menurun. Hal ini diakibatkan oleh adanya peningkatan ekspor di bidang non-migas yang mendapat prioritas khususnya pada dasawarsa terakhir. Penurunan ekspor minyak dan gas bumi tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan minyak di dalam negeri sendiri yang telah mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan kebutuhan masyarakat, seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3 : Banyaknya Produksi Migas Menurut jenis Pengilangan 1992-1996 (Gasoline, Premium, Minyak Tanah/ Kerosene, Solar) dalam satuan Barrel
Sumber : Statistik Pertambangan minyak dan Gas Bumi, 1996
Data diatas menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan produksi beberapa hasil migas khususnya premium, kerosene, dan solar dari tahun ke-tahun. Jika angka-angka diatas kita konfirmasikan terhadap pertumbuhan kendaraan bermotor yang menggunakan produk migas tersebut, maka terlihat adanya hubungan yang erat antara peningkatan produk migas tersebut terhadap peningkatan jumlah kendaraan bermotor.
Antara tahun 1992-1997 produksi rakitan seluruh kendaraan bermotor mengalami kenaikan kecuali penurunan jeep antara tahun 1996-1997, dan penurunan produksi bis antara tahun 1995-1997. Dengan demikan terlihat indikasi yang kuat bahwa peningkatan beberapa jenis produksi migas dipengaruhi oleh kendaraan bermotor yang menggunakan jenis produk tersebut?"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliefka Satria Kusumah
"Rumah sakit mengonsumsi sejumlah besar energi, terutama pada sistem HVAC karena persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya sehat, nyaman dan aman. Maka dari itu, untuk mengurangi konsumsi listrik tanpa mengorbankan kenyamanan dan pada saat yang bersamaan juga meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, pemanfaatan Heat Pipe Heat Exchanger (HPHE) tipe-U disarankan. Sebuah studi eksperimental dilakukan untuk menyelidiki kinerja termal heat pipe yang berbentuk U dalam memulihkan panas udara buangan dari simulator ruang. HPHE tipe-U terdiri dari beberapa heat pipe tipe-U berbentuk tabung dengan air sebagai fluida kerja dan disusun staggered hingga dua baris. Diameter luar setiap pipa panas adalah 10 mm dan panjang 720 mm dengan tanpa fin. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu udara masuk. Pengaruh jumlah baris pipa panas dan kecepatan udara juga diselidiki. Percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu udara masuk, semakin efektif kinerja HPHE tipe-U. Kapasitas pendinginan sistem telah meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan suhu udara yang masuk ke koil pendingin sebesar 1,73 °C dengan efektifitas 7,64%. Hasil ini dicapai ketika menggunakan 12 HPHE tipe-U yang disusun staggered, kecepatan udara 1,5 m/s, dan suhu udara masuk evaporator 45 °C. Ketika kecepatan udara 2,5 m/s, sistem mencapai jumlah pemulihan panas terbesar yaitu 2190,425 kJ/jam.

Hospitals consume large amounts of energy, especially in HVAC systems because special requirements must be met to ensure that the environmental conditions are healthy, comfortable and safe. Therefore, to reduce electricity consumption without sacrificing comfort and at the same time also improve indoor air quality, the use of U-type Heat Pipe Heat Exchanger (HPHE) is recommended. An experimental study was conducted to investigate the thermal performance of U-shaped heat pipes in recovering exhaust air heat from the space simulator. The U-type HPHE consists of several tubular U-type heat pipes with water as working fluid and is arranged staggered up to two row. The outer diameter of each heat pipe is 10 mm and the length is 720 mm with no fin. A series of experiments were carried out to determine the effect of the incoming air temperature. The effect of the number of hot pipe lines and air velocity was also investigated. The experiment shows that the higher the temperature of the inlet air, the more effective the U-type HPHE is. System cooling capacity has increased. This is indicated by a decrease in the temperature of the air entering the cooling coil by 1.73 ° C with an effectiveness of 7.64%. This result was achieved when using 12 type-U HPHE which were arranged staggered, air velocity 1.5 m/s, and air temperature entering the evaporator 45 ° C. When the air velocity is 2.5 m/s, the system reaches the largest amount of heat recovery, which is 2190.425 kJ/hour."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
T.J. Djatmiko Adi
"ABSTRAK
Energi merupakan salah satu faktor produksi yang perlu dipertimbangkan pemakaiannya pada suatu industri. Karena dengan menggunakan energi yang cukup, proses produksi akan berjalan lancar sehingga produk yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan konsurnen. Namun, sering kali pemakaian energi ini melebihi kebutuhan minimal Hal ini disebabkan karena adanya kebocoran pada peralatannya ataupun manajemen energi yang kurang baik Sehingga pemakaian energi ini harus dioptimalkan.
Salah satu cara dalam menekan pemakaian energi tersebut adalah dengan melakukan konservasi energi, yaitu dengan memanfaatkan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan.
Konservasi energi ini dapat dilakukan dengan memeriksa kembali jarringan penukar panasnya. Dengan perbaikan jaringan penukar panas ini akan dapat dioptimalkan pemakaian energinya. Metode yang digunakan adalah dengan teknologi pinch, yaitu dengan mengoptimalkan pemakaian panas yang dipertukarkan diantara dua aliran proses - aliran panas dan aliran dingin.
Sebagai studi kasus adalah pabrik gula PT GPM di Lampung. Pabrik gula ini dalam proses produksinya menggunakan sepuluh unit evaporator yang dipasang secara serf (multiple-effect). Uap yang dihasilkan dari flap badan evaporator dimanfaatkan oleh alat penukar panas lainnya, seperti primary heater, secondary heater, vacuum pan, dan continous vacuum pan. Permasalahamya adalah dengan evaporator yang ada, apakah uap yang dihasilkan evaporator tersebut kurang mampu untuk mencukupi peralatan penukar panasnya atau bahkan berlebih. Untuk menganalisa masalah tersebut, digunakan teknologi pinch dengan lingkup bahasan seperangkat evaporator dan peralatan penukar panas yang menggunakan uap yang dihasilkan evaporator.
Dari base case design chdapatkan utilitas panasnya sebesar 1.515 kW dan utilitas dingin sebesar 2.623, 61 kW. Setelah dianalisa dengan pinch melalui perhitungan problem table algoritm, dapat diketahui target energi untuk utilitas panas 0 kW dan utilitas dingin 2.014, 28 kW. Sedangkan titik pinch berada pada temperatur 117, 5° C dengan d Tmin 5° C. Setelah dilakukan perbaikan pada jaringan penukar panasnya, yaitu dengan menambah dua unit peralatan penukar panas, maka ditemukan peluang untuk konservasi energi sebesar 116,84 kW atau 7,7 %."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>