Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adwinia P. Hapsari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterlibatan ayah dalam pemberian ASI. Gambaran keterlibatan tersebut dapat dilihat dari penghayatan terhadap peran baru sebagai ayah, hal-hal yang mendukung dan menghambat keterlibatan ayah dalam kegiatan menyusui, serta bentuk-bentuk keterlibatan ayah dalam kegiatan menyusui. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat orang laki-laki yang baru menjadi ayah, memiliki anak berusia 4-6 bulan, berada pada tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dengan pendidikan terakhir SMA, serta memiliki istri yang bekerja penuh waktu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara sebagai metode pengambilan data. Hal-hal yang teramati dalam wawancara juga dijadikan data pendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ayah merasakan kegembiraan dan kesulitan yang dialami oleh orang yang baru menjadi ayah pada umumnya. Komponen keterlibatan ayah, yaitu interaction, availability, dan responsibility, dapat dilihat pada setiap subjek.

The objective of this study was to describe the father?s involvement in breastfeeding. It can be showed from what fathers feel about their new role as father, things that can support and discourage their involvement in breastfeeding, and any kinds of father's involvement. The participants of this study were four new fathers who have 4-6 months old infant, at middle-up social economic level, at least graduated from senior high school, and have wife who has a full-time job. Qualitative approach was used in this study with the use of interview as a tool to collect data. All of the things that were observed during the interview were also used as supporting data. This study has showed that the fathers felt both joys and difficulties as most new fathers did. The components of father?s involvement, which are interaction, availability, and responsibility, can be found in all of participants. Things that support father?s involvement in breastfeeding are knowledge about breastfeeding, the experience of having breastfed, belief that breast milk is the best food that can be given to the baby, facility that is given by the company, support from social network that fathers have (partner, family, and friends), and their culture. Time spent to work is one thing that menghambat father to involve further in breastfeeding."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyana Eka Nurilla
"Depresi merupakan kondisi psikologis yang paling umum terjadi dan banyak memengaruhi wanita, terutama seorang ibu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali dampak kondisi depresi ibu pada fungsi kognisi anak. Namun demikian, hasil penelitian mengenai dampak simtom depresi ibu dalam kaitannya dengan peran figur ayah dalam pengasuhan dan fungsi kognitif anak, khususnya Executive Function (EF), masih ditemukan inkonsistensi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kontribusi simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah dalam memprediksi EF anak di usia dini. Sekitar 101 anak usia 4-6 tahun beserta kedua orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Beberapa tes EF diberikan pada anak dan kuesioner simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah diberikan masing-masing pada ibu dan ayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya simtom depresi ibu yang berkontribusi secara signifikan untuk memprediksi EF anak setelah dilakukan pengontrolan pada jenis kelamin dan usia anak, status bekerja ibu, dan SES. Penelitian ini menggagas pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu saat akan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan EF anak di usia dini.

Depression is most common psychological condition and affects largely in women, particularly in mothers. Numerous studies have been conducted to specify the impact of maternal depressive symptoms on preschool children cognitive functioning. Nonetheless, the result of the studies regarding maternal depressive symptoms in relation to the role of father figure in parenting and children cognition, especially in Executive Function (EF) have found inconsistency. This study aimed to assess the contribution of maternal depressive symptoms and father involvement in predicting children EF. About 101 preschool children aged 4-6 and their parents were involved in this study. Several EF tests were delivered to children, while maternal depressive symptoms and father involvement questionnaire were given to mother and father respectively.
Result found that only maternal depressive symptoms predicted EF performance on children above and beyond the influences of child gender and age, maternal work status, and family socioeconomic level. This study points out the importance to consider maternal psychological condition while targeting intervention for promoting EF in preschool.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Syifa
"Di Indonesia 23-83% anak usia 2-4 tahun mengalami temper tantrum. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak di tahap usia selanjutnya.  Dalam pengasuhan anak, tidak terlepas dari peran ayah sebagai orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan menurut perspektif ibu dengan risiko kejadian temper tantrum pada anak usia toddler di Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster random sampling dan total responden sebanyak 112 orang. Penelitian ini mengukur kedua variabel melalui kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan risiko kejadian temper tantrum dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin terlibat ayah dalam pengasuhan anak, maka akan mengurangi risiko kejadian temper tantrum yang dialami anak. Pengasuhan ayah yang maksimal diberikan pada anak usia toddler, akan membentuk perkembangan emosional yang positif pada anak. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor kualitas pernikahan dan motivasi ayah dalam mengasuh anak serta menambahkan durasi temper tantrum yang terjadi.

In Indonesia, 23-83% of children aged 2-4 years’ experience temper tantrums. Improper handling can lead to negative behaviour in children at a later age stage.  In the care of children, it is inseparable from the role of fathers as parents. This study aims to look at the relationship between father's involvement in parenting from the mother's perspective and the risk of temper tantrums in toddler-aged children in Beji Sub-district, Depok City. This research method used a cross sectional design with cluster random sampling technique and a total of 112 respondents. This study measured both variables through questionnaires. The results of this study found a significant relationship between father's involvement in parenting and the risk of temper tantrums with a significance value of p-value using chi square test of 0.001 (<0.05). The more involved the father is in the care of the child, it will reduce the risk of temper tantrums experienced by the child. Maximum father's care given to toddler age children will shape positive emotional development in children. Future research can add factors of marriage quality and father's motivation in parenting and add the duration of temper tantrums that occur."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ariyeni Widiastuti
"Salah satu faktor internal yang menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah pekerjaan. Hambatan ibu bekerja untuk memberikan ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor lingkungan (individu, organisasi, komunitas) dan hubungan interpersonal. Perawat adalah pekerjaan yang menggunakan metode kerja Shift yang beresiko banyak kendala dalam pemberian ASI Eksklusif, oleh sebab itu diperlukan upaya untuk mempertahankan ASI Eksklusif. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi mengenai gambaran pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan upaya mempertahankannya pada perawat kerja Shift di Rumah Sakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif dan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode Consequtif sampling, dengan responden 200 perawat kerja Shift yang mempunyai pengalaman menyusui dan usia 21 - 44 tahun. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik univariat berupa perhitungan proporsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 82 % perawat Shift memberikan ASI Eksklusif dan hanya 46 % perawat Shift mempunyai upaya baik mempertahankan pemberian ASI Eksklusif di rumah sakit. Merekomendasikan penelitian selanjutnya dengan mencari hubungan atau analisa faktor yang memengaruhi upaya mempertahankan pemberian ASI pada perawat Shift.

One of the internal factors that determine the mother's success in exclusive breastfeeding is maternal work. The obstacles to working mothers providing exclusive breastfeeding are influenced by environmental factors (individuals, organizations, communities) and interpersonal relationships. The shift system in nurses' work generates risks of obstacles to exclusive breastfeeding, therefore efforts are needed to maintain the implementation of exclusive breastfeeding. This study aimed to explore the description of the implementation and the efforts to maintain exclusive breastfeeding in hospital nurses that work in shift systems. The type of this research is quantitative using a descriptive design and cross-sectional method. The sampling method that was used in this research was consistent sampling method. This research was conducted on 200 nurses aged between 22 and 40 years that work on shift systems and had experience on giving breastfeeding. The result’s analysis was univariate statistical tests by calculating the proportion. This study showed that 82% of shift nurses provided exclusive breastfeeding and only 46% of shift nurses had good efforts to maintain exclusive breastfeeding during their work in the hospital. Further research can be conducted by looking for relationships or analyzing factors that influence the efforts of shift-working nurses to maintain the implementation of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawati
"Latar belakang: ECC adalah masalah kesehatan penting di Indonesia. Prevalensi dan keparahan usia dibawah tiga tahun meningkat, pencegahan harus dilakukan saat gigi erupsi. Gigi sulung berperan dalam proses tumbuh kembang anak, pemeliharaannya melibatkan peran ibu, antara lain pada pola pemberian ASI. Tujuan: Diketahuinya hubungan pola pemberian ASI dan berbagai faktor risiko kejadian ECC dan ditemukannya model pencegahan yang sesuai di DKI Jakarta. Metode: Cross-sectional pada 424 anak usia 6-24 bulan, wawancara, pemeriksaan klinis dan laboratorium.Hasil:Faktor prediktor ECC:plak, usia anak, cara pemberian, lama kontak ASI, dan kapasitas buffer saliva. Kesimpulan: Model menjelaskan 52,5% variasi ECC dengan akurasi prediksi 82%. Dihasilkan soft ware dan kartu sebagai alat bantu pencegahan ECC.
Background: ECC is an important health problem in Indonesia. Under 3-yr-old prevalence and severity tend to increase, prevention must start since teeth eruption. Primary teeth plays role in the child development, oral care mainly involves the mother?s role, among others, breastfeeding pattern. Purpose: To determine relationship between breastfeeding patterns and ECC risk factors to find a prevention model in Jakarta. Methods: Cross-sectional study on 424 children aged 6-24 months, interviews, clinical and laboratory examinations. Result: ECC predictor factors: dental plaque, age, breastfeeding pattern, salivary buffer capacity. Summary:Model explained 52.5% variation in ECC with 82% accuracy prediction. Soft ware and card were developed as prevention model."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
D1301
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin
"Dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang disebut work-life balance society di mana para pekerja memiliki semangat tinggi untuk bekerja di samping mengasuh anak ataupun merawat anggota keluarga, pemerintah Jepang membuat kebijakan yang disebut Ikuji Kaigo Kyuugyou Hou (育児・介護休業法) yang dapat diartikan sebagai Undang-Undang Cuti Mengasuh Anak dan Merawat Keluarga. Sejak awal diberlakukannya pada tahun 1992, kebijakan cuti mengasuh anak tersebut telah melalui beberapa kali evaluasi dan revisi. Untuk meneliti tingkat keterlibatan ayah dalam kebijakan pemerintah Jepang yang didukung pula oleh banyak perusahaan tersebut, peneliti menggunakan metode studi dokumen dan analisis kualitatif. Tingkat keterlibatan ayah dalam kebijakan cuti mengasuh anak ini kemudian ditinjau dengan menggunakan teori four-factor model of father involvement (Lamb dan Pleck) dan teori Role Identity (Alicia D. Cast). Hasilnya, tingkat keterlibatan ayah dalam kebijakan cuti mengasuh anak yang terbilang rendah dan jauh dari angka yang ditargetkan pemerintah tidak sejalan dengan tingginya persentase perusahaan yang memberlakukan kebijakan. Sehingga dapat disimpulkan pandangan tradisional masyarakat Jepang bahwa mengasuh anak bukanlah tugas utama ayah masih mendominasi persepsi kaum ayah terhadap peran ayah itu sendiri.

In order to create work-life balance society where each citizen works with a sense of satisfaction in work-related responsibilities, and at the same time are able to take care of a child or a family member, Japan Government enacts a policy named Ikuji Kaigo Kyuugyou Hou (育児・介護休業法) and also known as Child Care and Family Care Leave Law. Since the beginning of the implementation in 1992, Child Care and Family Care Leave Law has been through some evaluation and revision. To examine father involvement in this policy made by Japan Government which also supported by many companies, I use document study and qualitative analysis methods. Father involvement in childcare leave policy then analyzed based on four-factor model of father involvement theory (by Lamb dan Pleck) and Role Identity Theory (by Alicia D. Cast). The main results is that father involvement in childcare leave policy in Japan which remain low and far from the number Japan Government targeted is not match to the high rate of companies implementing the policy. In conclusion, fathers’ perception about fathers role are still dominated by Japanese traditional point of view that childcare is not father’s main task."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Novikasari
"Praktek pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, hanya sebesar 15,3%. Ayah memiliki peran dalam mendukung keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan keberhasilan praktek pemberian ASI di Komunitas Ayah ASI. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 212 responden. Penelitian dilakukan melalui social media di komunitas akun twitter @ID_AyahASI pada bulan Mei 2013. Prevalensi keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif dalam penelitian ini sebesar 88,7%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ayah dengan pengetahuan yang baik dan sikap yang positif berhasil mendukung ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dengan masing-masing pvalue sebesar 0,008 dan 0,027. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ayah dengan pengetahuan yang baik akan berpeluang sebesar 3,4 kali lebih besar dalam mendukung keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif. Pada penelitian ini, pengetahuan merupakan faktor dominan yang paling berhubungan dengan keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif.

The prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is still quite low at around 15% of the relevant population. A father has an important role that may contribute to a more successful exclusive breastfeeding practice. The purpose of this study was to determine the main factors associated between the father and successful practice of exclusive breastfeeding within the Breastfeeding Father Community. The study utilized a cross-sectional method and with 212 respondents as the sample. The data was taken on May 2013 through social media in twitter community called @ID_AyahASI. The prevalence for successful of exclusive breastfeeding practice was 88,7%.
Bivariate analysis showed higher proportion of better father?s knowledge and positive attitude will support the successful of exclusive breastfeeding practice (p-value=0,008 and p-value=0,027). Multivariate analysis verified that fathers who had better knowledge regarding breastfeeding is 3,4 times more likely to be successful in supporting the practice of exclusive breastfeeding. The study shows that a father?s background knowledge regarding breastfeeding is the main factor that contributes to the success of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuning Zaskya Nugrahani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman ayah mengenai keterlibatannya dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun. Program intervensi berbentuk psikoedukasi yang dilaksanakan secara daring diberikan kepada 10 ayah yang memiliki anak usia 3-5 tahun selama 4 sesi pertemuan dalam waktu 2 hari. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah program melalui instrumen yang mengukur pemahaman ayah mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun yang disusun oleh peneliti. Hasil uji perbedaan pretest dan posttest menggunakan analisis statistik non-parametric Wilcoxon signed-rank test menunjukkan nilai signifikansi p value 0,005 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pemahaman partisipan mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti psikoedukasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa psikoedukasi berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman ayah mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun. Beberapa hal yang menjadi limitasi dalam penelitian dan perlu menjadi perhatian dalam penelitian selanjutnya, antara lain metode penyampaian materi yang kurang bervariasi, ketidakstabilan jaringan internet, dan belum mencakup semua faktor yang memengaruhi variabel penelitian. Rekomendasi yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu pengembangan program dengan variasi metode, menyediakan alternatif jaringan internet, serta mengeksplorasi faktor lain yang memengaruhi variabel penelitian.

This study aims to understand fathers’ comprehension of his involvement in parenting for children ages 3 to 5 years. An online psychoeducation intervention programme was given to 10 fathers with children ages 3 to 5 years for 4 sessions within 2 days. The research design used in this study was one group pretest-posttest design. Data were collected before and after the programme through an instrument that measures fathers’ comprehension of fathers’ involvement in parenting for children compiled by the researcher. The results of the pretest and posttest difference test using a non-parametric statistical analysis Wilcoxon signed-rank test showed a significance value of p-value 0.005 (p <0.05). This shows that there is a significant difference in the scores of participants’ comprehension of the involvement of fathers in parenting for children which is significant between before and after attending a programme. It can be concluded that a psychoeducation programme influences the increasing of fathers’ comprehension of the involvement in parenting for children ages 3 to 5 years. The limitations of this study to be considered in future studies, including the learning method, the instability of the internet network, and the identification of other factors that influence research variable. Recommendations are given for further research, such as developing programs with a variety of learning methods, providing alternative internet networks, and exploring other factors that influence research variable."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Damayanti
"Perilaku kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu bentuk perilaku agresivitas yang sering dimunculkan oleh para remaja saat sedang mengalami konflik dengan pasangan sebagai bentuk penyelesaian masalah mereka. Namun, perilaku tersebut dapat dicegah dengan cara adanya peran dari keterlibatan orangtua seperti keterlibatan ayah. Studi korelasi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya.
Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Scale dan pengukuran perilaku kekerasan dalam pacaran dilakukan dengan menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale. Partisipan penelitian berjumlah 354 orang remaja berusia 14 ndash; 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah pada domain perilaku dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya r = -0.095.

Dating violence is a form of aggressive behavior that are often showed by adolescences while experiencing conflict with their partner as a form of problem solving. However, such behavior can be prevented by parent involvement role, such as father involvement. This correlation study was conducted to find out the relationship of father involvement and dating violence in middle adolescence.
Father involvement was measured using Father Involvement Scale and Dating violence behavior was measured using The Revised Conflict Tactics Scale. The participants of this study consisted of 354 adolescences aged 14 ndash 18 years old. The result showed that there is significant negative relationship between father involvement in behavioral domain and dating violence behavior in mid adolescence r 0.095."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziva Gentasangkara
"Tulisan ini mengkaji pengaruh budaya patriarki terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Kota Denpasar, dengan fokus pada implikasi sosial, psikologis, dan hukum dari peran ayah dalam keluarga. Dalam konteks budaya patriarki yang kuat, peran ayah seringkali terpinggirkan, sehingga menimbulkan beban ganda bagi ibu dan mengurangi kesejahteraan anak. Melalui pendekatan yuridis normatif dan metode penelitian non-doktrinal, penelitian ini menganalisis peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti Undang-Undang Nomor 4 tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA), dalam mendukung keterlibatan ayah. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa budaya patriarki tidak hanya memperkuat stereotip gender dalam keluarga, tetapi juga menghambat penerapan prinsip-prinsip keadilan gender dan kepentingan terbaik bagi anak. Penelitian ini mengidentifikasi tantangan dalam implementasi kebijakan, termasuk resistensi sosial terhadap perubahan peran gender dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran ayah. Di sisi lain, tulisan ini juga menemukan peluang untuk memperkuat kebijakan cuti ayah dan mensosialisasikan nilai-nilai kesetaraan dalam pengasuhan anak. Penelitian ini menyarankan penguatan kerangka hukum yang responsif terhadap dinamika budaya lokal dan perlunya program sosialisasi dan pelibatan masyarakat untuk mendorong keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi dalam mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan anak dan keluarga di Indonesia, khususnya di Bali.

This paper examines the influence of patriarchal culture on fathers' involvement in childcare in Denpasar City, focusing on the social, psychological and legal implications of fathers' role in the family. In the context of a strong patriarchal culture, the role of fathers is often marginalized, creating a double burden for mothers and reducing children's welfare. Through a normative juridical approach and non-doctrinal research method, this study analyzes the applicable laws and regulations, such as Law No. 4 of 2024 on Maternal and Child Welfare (MCH Law), in support of father involvement. The final results show that patriarchal culture not only reinforces gender stereotypes in the family, but also hinders the implementation of the principles of gender equity and the best interests of the child. The research identifies challenges in policy implementation, including social resistance to changing gender roles and a lack of understanding of the importance of fathers' roles. On the other hand, this paper also finds opportunities to strengthen paternity leave policies and socialize the values of equality in childcare. This research suggests strengthening the legal framework that is responsive to local cultural dynamics and the need for socialization and community engagement programs to encourage fathers' involvement in childcare. As such, this research contributes to developing more inclusive and welfare-oriented policies for children and families in Indonesia, particularly in Bali."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>