Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratri Fatmawati
"Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerugian materi maupun jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit sistem keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta. Hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan Perda DKI No. 3/1992, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 dan NFPA 10, 13, 72, 101. Klasifikasi gedung merupakan bangunan kelas 8 dan risiko kebakaran kelas A, B, C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gedung telah dilengkapi detektor; alarm; APAR; sprinkler; jalan dan tanda keluar; tangga, pintu dan penerangan darurat; tempat berhimpun. Telah memiliki organisasi, prosedur, dan latihan kebakaran. Pemeriksaan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran telah dilakukan namun belum ada prosedur tertulisnya.

Fire is an incident that may cause loss of material and life. The objective of this study is conduct audit for fire safety in the building at PT. X Jakarta. The audit results are then compared to the Perda DKI No. 3/1992, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 and NFPA 10, 13, 72, 101. Building classification is classified as Class 8 and fire risk as Class A, B, C. Results of audit show that the building equipped with detector; alarm; fire extinguisher; sprinkler; exit way and sign; emergency stair, door and lighting; muster point. PT. X has emergency response organization, procedure, and training. PT. X conduct fire safety facilities inspection but there is no written procedure."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-5708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Cempaka Putri
"Kasus kebakaran merupakan kasus yang menelan kerugian material yang tidaksedikit baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. TheGeneva Association pada tahun 2014 mencatat kerugian akibat kebakaran adalah1 % dari GDP (Gross Domestic Product). Kebakaran tersebut terjadi di area perumahan, apartemen dan gedung-gedung perkantoran bertingkat tinggi. Semakin tinggi sebuah gedung, maka bahaya kebakaran dalam gedung tersebut semakin tinggi, baik kerusakan aset, kehilangan surat berharga, kematian dan cidera akibat kebakaran.
Penulis melakukan penelitian deskriptif analitik dengan desain studi kroseksional untuk melakukan analisis risiko kebakaran di salah satu gedung tinggi di Jakarta, dimana penelitian ini mengindetifikasi faktor risiko kebakaran baik itu faktor yang berpotensi untuk menyebabkan kebakaran, faktor kegagalan dalam menangani kebakaran, dan faktor yang mempersulit evakuasi penghuni gedung yang dilihat dari sudut pandang man, material, method, machine dan environment.
Kemudian hasil identifikasi risiko dianalisis dari frekuensi dan konsekuensinya melalui analisis semi kuantitatif dan dihasilkan bahwa faktor risiko utama kebakaran di gedung X adalah kurangnya pengawasan dari pihak manajemen gedung terhadap tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan kebakaran di gedung X. Meskipun demikian gedung X dikategorikan sebagai gedung dengan tingkat kebakaran yang rendah.

Fire case is contributing for propery damage not only in developed countries butalso developing countries like Indonesia. The Geneva Association in 2014 recorded a loss due to fires is 1% of the GDP (Gross Domestic Product). The fire occurred in a residential area, apartment buildings and high-rise office. High risk building poses higher risk if fires including asset damage, loss of securities, deaths and injuries from fire more significant.
The author conducted research descriptive analytic, of desain study crosecctional for the analysis the fire risk in one of high risk buildings in Jakarta, where the research is to identify risk factors that have the potential to cause a fire, failure factors in dealing with fires, and factors that complicate the evacuation of occupants buildings seen from the point of view of man, material, method, machine and environment.
Then the results of risk identification were analyzed for frequency and its consequences through semi- quantitative analysis and resulting that the most high risk factors of fire in the building X is lack of control for unsafe action and unsafe condition that lead to fire in building. Nevertheless X building have low risk of fire.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hanyokro Kusumo Pragola Pati
"Gedung merupakan hasil cipta karya manusia yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat manusia beraktivitas sekaligus pembatas atau pelindung dari pengaruh lingkungan luar. Perkembangan penyelenggaraan bangunan gedung dewasa ini semakin kompleks baik dari segi intensitas, teknologi, maupun kebutuhan sarana dan prasarananya. Selain untuk menciptakan kenyaman, suatu bangunan gedung juga seyogyanya memperhatikan aspek-aspek keselamatan bagi penghuni yang berada di dalam gedung, bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang diterapkan di gedung OSI (Operasi Sistem Informasi) PT. Krakatau Steel.
Disain penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan komparatif, yaitu dengan melakukan penilaian komponen kelengkapan tapak (sumber air, jalan lingkungan, jarak antar bangunan, hidran alaman), komponen sarana proteksi aktif (detektor, alarm, sprinkler, hidran gedung, APAR), komponen sarana proteksi pasif (ketahanan api struktur bangunan), komponen sarana penyelamat jiwa (sarana jalan keluar, tanda petunjuk arah, pintu darurat, penerangan darurat, tempat berhimpun) dan manajemen penanggulangan kebakaran (organisasi tanggap darurat kebakaran, prosedur tanggap darurat, latihan kebakaran) yang diterapkan di gedung OSI dibandingkan dengan standar acuan nasional Indonesia (Kepmen PU No.02/KPTS/1985 dan Kepmen PU No.10/KPTS/2000) serta standar acuan internasional (NFPA 10, 13, 14, 72, 101).
Berdasarkan hasil penelitian sumber potensi kebakaran di gedung OSI meliputi source of ignition: listrik, temperatur panas mesin serta combustible/flammable materials: kertas, plastik, kayu, sofa, cairan pembersih dan pelumas mesin. Sistem proteksi kebakaran di Gedung OSI cukup handal dan mampu untuk menanggulangi kebakaran karena perannya yang vital bagi perusahaan. Sebagian besar komponen penilaian kelengkapan tapak, sarana proteksi aktif, sarana proteksi pasif, sarana penyelamat jiwa dan manajemen penanggulangan kebakaran sudah sesuai dengan standar acuan Kepmen PU No.02/KPTS/1985, Kepmen PU No.10/KPTS/2000 dan NFPA. Tetapi masih ada komponen proteksi kebakaran yang belum tersedia atau tidak sesuai dengan standar acuan seperti: pada ke 4 sudut area lapisan perkerasan tidak diberi penandaan dengan warna yang kontras, hidran halaman sulit dilihat dan dijangkau karena letaknya berada di dalam bak bawah tanah, tidak terdapat petunjuk penggunaan hidran gedung, nozzle hidran gedung tidak terpasang pada slang kebakaran, slang hidran gedung berdiameter 2½ inch, APAR di luar ruangan tidak diletakan di dalam kabinet, gedung OSI tidak memiliki petunjuk arah jalan keluar, jarak antara pintu kebakaran > 25 m dan gedung OSI juga tidak memiliki sarana penerangan darurat.
Saran yang didapatkan adalah agar area lapisan perkerasan jalan diberi penandaan pada ke 4 sudutnya dengan menggunakan warna yang kontras sehingga petugas dapat dengan jelas menemukan tempat untuk menyiagakan mobil pemadamnya, membuat sign dari plat baja yang dipancang didekat valve under ground hydrant sehingga memudahkan petugas dalam menemukan lokasinya, menempatkan petunjuk penggunaan hidran gedung di cover box sehingga penghuni gedung dapat mengerti tata cara penggunaan hidran secara benar, senantiasa memastikan nozzle telah terpasang pada slang kebakaran sehingga memudahkan penghuni gedung dalam menggunakannya apabila terjadi kejadian kebakaran, APAR yang berada di luar ruangan ditempatkan dalam kabinet yang tidak dikunci, memasang sign petunjuk arah jalan keluar disetiap bagian bangunan yang dianggap perlu, menyediakan dan menempatkan lampu penerangan darurat di dalam gedung OSI sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meningkatkan kinerja maintenance gedung (house keeping) dan mengadakan safety talk sebelum memulai pekerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.

Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulyenzi Rasyid
"Perkembangan penyelenggaraan dan pembangunan gedung bertingkat dewasa ini semakin komplek baik dari segi intensitas, teknologi maupun kebutuhan saran dan prasarananya. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut tumpuan dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pembangunan gedung. Penelitian dilakukan di lantai basemen 1 gedung D, perkantoran Bank Indonesia, Jakarta. Tempat tersebut dipilih karena memiliki tingkat risiko penyalaan api yang paling tinggi dibandingkan dengan lantai lainnya. Pada lantai basemen 1 terletak generator berkapasitas sangat besar (7500 kilovolt) untuk mensuplai listerik keseluruh gedung dan terdapat pula pusat pengendalian dan monitoring sistem listrik, detektor kebakaran, air dan instalasi lainnya, sehingga perlu dianalisis berapa tingkat risiko terhadap bahaya kebakaran sebenamya di lantai ini.
Penelitian ini termasuk penelitian risk assessment ( analisis dan evaiuasi risiko) yaitu dengan menganalisis risiko-risiko dan mengevaluasi serta membuat rangking untuk menentukan tingkat risiko. Variabel-variabel penelitian yang diobservasi meliputi faktorfaktor penyalaan api (bahan bakar, oksigen dan sumber panas) dan manajemen sistem proteksi dan evakuasinya (deteksi dini, pemadaman kebakaran dan evakuasi).
Ketiga elemen penyalaan api dievaluasi secara semikuantitatif dengan menghitung nilai risiko penyalaan apinya (X) sesuai dengan derajat risiko yang telah ditetapkan dalam klasifikasi risiko penyalaan api. Klasifikasi risiko yang ditetapkan adalah berdasarkan kemampuan penanggulangan oleh "fire management system" yang tersedia. Tahap berikutnya adalah menganalisis dan menghitung nilai sistem proteksinya (Y) yang terdapat di basemen 1 yang meliputi sistem deteksi dini, sistem pemadaman api dan sistem evakuasinya. Dan kedua nilai tersebut akan didapatkan nilai risiko faktual yang ada (existing risk) dengan menjumlahkan nilai risiko penyalaan api (X) dan nilai sistem proteksinya (Y). Hasil penjumlahan nilai tersebut dibandingkan dengan justifikasi nilai risiko faktual untuk menyimpulkan risiko keseluruhan.
Dari hasil penelitian didapatkan nilai risiko penyalaan api keseluruhan sebesar 155. Tingginya nilai risiko penyalaan api di lantai basemen 1 diakibatkan oleh jumlah dan sifat sumber bahan bakar yang setiap saat dapat terbakar karena berada diatas titik flash pointnya. Sedangkan untuk nilai sitem proteksi keseluruhan didapatkan nilai sebesar 192. Berdasarkan nilai tersebut diatas maka didapatkan nilai risiko faktual sebesar 155 + 192 = 347. Nilai risiko faktual ini terdapat pada selang risiko sebagai substansial risk yang berarti aktifitas dapat diteruskan namun memerlukan perbaikan sistem (correction required) sampai risiko dapat diterima (nilai existing risk value > 480).
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat maka saran perbaikan yang diberikan meliputi kontrol secara enjiniring dan kontrol secara administratif. Secara enjiniring, manajemen Bank Indonesia harus melengkapi sarana proteksi yang belurn terpasang seperti fire extinguiser, sistem deteksi terutama di ruang generator dan sistem pemadaman kebakarannya. Demikian juga dengan memperbaiki layout ruang generator dan ruang parkir kendaraan sehingga bahan bakar berupa solar dan premium dapat diawasi dengan lebih baik. Secara administratif disarankan untuk membuat jadwal pemeliharaan sarana proteksi kebakaran dan standar operas; prosedur di ruang generator. Sistem yang terpasang harus terus menerus dipantau kemampuannya demikian juga operator yang bertanggung jawab harus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya dalam menghadapi keadaan bahaya kebakaran.

Analysis of Fire Risk at First Basement Floor in D Building of Indonesian Bank Offices in JakartaThe development of multistoried building implementation and establishment at the present time become more complex from each aspect of intensity, technology and need of medium and infrastructure. Fire security of buildings and environment are entirely effort things related on technical pillar and conditions, which is needed to organize buildings establishment and to control them. The research was held on first basement floor in D building of Indonesian Bank offices in Jakarta. The place was chosen considering it had the highest risk of fire compared with the other floor in this building. There was a very high capacity of generator (7500 Kilovolt) at the first basement to supply electricity to whole building and there were also central controlling electric system and monitoring fire detector, water supply and more installation. These need an analysis of actual intensity level of fire risk at this building.
Including this research is risk assessment research (analysis and evaluation of risk), which are analyzing and evaluating perils and setting the determination for their level. The observed research variables included fire causal factors (fuel, oxygen and source of heating), management protection system and avoidance (early detection, fire extinguishments and evacuation).
Those of three fire elements will be evaluated in semi quantitative manner calculating the value of fire risk (X), compatible with risk level, which is carried out by fire risk classification. The determination of peril classification bases on the capability of prevention from fire management system that is available_ The next step is analyzing and summarizing values of their available protection system (Y) include early detection, fire extinguishments and evaluation system at first basement. Both of values will gain factual risk values from existing risk by summarizing values of fire risk (X) and values of protection system (Y). The result will be adjusted with factual risk values justification to gain a whole conclusion of risk.
From the research outcome discovered a whole fire risk values in amount of 155. The height of fire risk values at first basement were caused by number of fuel and its characteristic, which might be burn over flash point level. Mean of while, there is amount of whole protection system values as big as 192. Based on the values above summarized that factual fire risk will be 155 + 192 = 347. This factual risk value existed in a risk range as substantial risk where the activities can go on although required correction system until the risk can be accepted (existing risk value > 480).
According to the result that is concluded, the suggestions of improvement given are about control in both engineering and administrative manner. In engineering manner the Indonesian Bank management should provide uninstalled protection medium such as fire extinguisher, early detection system primly at generator room and the system of its fire extinguishments. Beside that, they should improve generator room and parking area layout, so that the fuel can be checked well. And in administrative manner suggested of setting schedule of fire protection medium and standard operation procedure in generator room. The installed system should be checked constantly and also a good responsible operator should be trained well and his capability should be improved to face immediate danger of fire.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adis Ardiza Lanin
"Dumai tank farm memiliki risiko bahaya kebakaran dan ledakan karena merupakan tangki timbun yang berfungsi untuk menimbun Crude Oil yang merupakan flammable liquid dalam jumlah yang besar Sehingga perlu dilakukan penilaian risiko bahaya kebakaran dan ledakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan pengendalian dan pemenuhan terhadap tuntuan hukum. Penelitian yang dilakukan merupakan penilaian risiko bahaya kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil (tangki 302) di Dumai Tank Farm dengan menggunakan metode Dow?s Fire and Explosion Index. Objek penelitian merupakan tangki timbun yang menyimpan Crude Oil jenis Sumatra Light Crude Oil dalam jumlah besar dan karena nilai flammabilitynya lebih tinggi dibandingkan dengan Duri Crude Oil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar 61,92 sehingga masuk dalam klasifikasi tingkat bahaya moderat. Radius pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil adalah sejauh 200,72 ft (61,18 m). Luas daerah pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil adalah seluas 126.499,72 ft2 (38.557,11 m2). Nilai daerah yang terpajan jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar US$ 2.740.112,39 (Rp. 31.237.281.261,90). Namun dikarenakan faktor kerusakan pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar 45 %, maka jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil akan menimbulkan kerusakan dasar sebesar US$ 1.233.050,58 (Rp.14.056.776.567,86).
Faktor pengendalian kerugian (loss control) pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar 0,60. Dengan adanya faktor pengendalian tersebut maka besarnya nilai kerugian sebenarnya jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar US$ 745.163,68 (Rp. 8.494.865.919,27). Lamanya hari kerja yang hilang jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil selama 21 hari, namun perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada hari kerja yang hilang jika terjadi kebakaran dan ledakan. Nilai kerugian akibat terhentinya bisnis jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Crude Oil adalah sebesar US$ 23.106.359,47 (Rp. 263.412.497.926,91)."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Widya Nazhrah
"Penggunaan biogas dalam mendukung aktivitas pembangunan memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena struktur komposisi penyusunnya. Tingkat kecelakaan karena biogas di Eropa tercatat cukup signifikan dalam rentang waktu tahun 2007 – 2014, yaitu sebanyak 144 kasus dimana 17 kasus di dalamnya mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kebakaran dan ledakan pada biogas plant di PT X dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis tingkat kemungkinan, konsekuensi, serta mengestimasikan tingkat risiko kebakaran dan ledakan pada instalasi biogas PT X. Analisis kemungkinan risiko kebakaran dan ledakan menggunakan metode Event Tree Analysis (ETA) dan untuk analisis konsekuensi menggunakan perangkat lunak Areal Locations of Hazardous Atmosphere (ALOHA) v.5.4.7. Hasil penelitian ini adalah adanya skenario kebocoran gas dari pipa pada saat operasional biogas yang berdampak jet fire, flash fire dan ledakan dengan kemungkinan 1,08,E-06 untuk jet fire, 1,30,E-05 untuk flash fire, dan 8,64,E-06 untuk ledakan. Dampak kebakaran jet fire mencapai 20 meter, vapor cloud mencapai 63 meter, ledakan 26 meter, dan toxic threat zone kurang dari 10 meter. Risiko individu untuk pekerjaan dengan waktu kerja 10 jam seperti asisten operasional biogas adalah sebesar 6,935 x 10-9 dan untuk pekerjaan dengan waktu kerja 12 jam seperti operator biodigester, gas engine dan security adalah 8,322 x 10-9. Total Potential Loss of Life (PLL) adalah 1,304 x 10-7. Dengan demikian risiko individu dan sosial masih dalam level dapat terima. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah menerapkan pengendalian preventif berbasis risiko, evaluasi sistem proteksi kebakaran, mengembangkan program manajemen krisis dan tanggap darurat baik dari segi sumber daya manusia dan fasilitas.

The use of biogas in supporting development activities has the risk of fire and explosion due to the structure of its constituent composition. The accident rate due to biogas in Europe was recorded quite significantly in the period 2007 – 2014, there are 144 cases of which 17 fatalities. This study aims to analyze the risk of fire and explosion at the biogas plant at PT X with a quantitative approach through analysis of the likelihood, consequence, and estimating the level of risk of fire and explosion at the biogas plant at PT X. Analysis of the possibility of fire and explosion risk using the Event Tree Analysis method (ETA) and for the analysis of consequences using the software Areal Locations of Hazardous Atmosphere (ALOHA) v.5.4.7. The result of this research is that there is a scenario of gas leakage from the pipeline during biogas operation which has an impact on jet fire, flash fire and explosion with a probability of 1.08, E-06 for jet fire, 1.30, E-05 for flash fire, and 8, 64,E-06 for explosion. The impact of the jet fire was 20 meters, the vapor cloud reached 63 meters, the explosion was 26 meters, and the toxic threat zone was less than 10 meters. The individual risk for a job with a working time of 10 hours such as a biogas operational assistant is 6.935 x 10-9 and for a job with a working time of 12 hours such as a biodigester, gas engine and security operator is 8.322 x 10-9. Total Potential Loss of Life (PLL) is 1,304 x 10-7. Thus, individual and social risks are still at an acceptable level. Recommendations that can be given are implementing risk-based preventive controls, evaluating fire protection systems, developing crisis management and emergency response programs both in terms of human resources and facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ariska Dewi
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko kebakaran pegawai Pusat Administrasi Universitas Indonesia yang beraktivitas di gedung Rektorat Universitas Indonesia setiap hari kerja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif berdesain cross sectional dengan sampel sebanyak 240 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi risiko kebakaran pegawai sudah baik berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi risiko kebakaran. Dalam penelitian ini, secara khusus dianalisis hubungan faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi persepsi risiko kebakaran pegawai.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, pengalaman menghadapi kebakaran, pelatihan menghadapi kebakaran, kondisi emosional pegawai ketika terjadi kebakaran, pengaruh perilaku orang lain dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran, dan tingkat lantai pegawai bekerja memiliki hubungan yang signifikan terhadap persepsi risiko kebakaran. Sementara itu, faktor-faktor lainnya yaitu usia, pendidikan terakhir, pengetahuan mengenai kebakaran, kepercayaan pada pihak berwenang yang menanggulangi kebakaran, kredibilitas informasi kebakaran, lingkungan fisik gedung, dan peran sosial tidak mempengaruhi persepsi risiko kebakaran pegawai secara signifikan.

This study discussed the risk perception of Central Administration Staff of The University of Indonesia in facing fire if happening in Rectorate Building of the University of Indonesia. The design of this study uses a descriptive quantitative method with a cross sectional approach and the total sample is 240 respondents.
The results of this study conclude that fire risk perception on the staff has been good generally based on the factors which influence the perception. It also proves that factors which influence the fire risk perception significantly are gender, fire experiences, fire training, emotional states, the behavior of others, and floor level. However, other factors do not influence the fire risk perception such as age, education, fire knowledge, trust in authorities, fire information credibility, physical environment, and social role.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko bahaya kebakaran pada ibu rumah tangga di permukiman RW.08 Kelurahan Bidaracina tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross sectional. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui gambaran persepsi risiko ibu rumah tangga terhadap bahaya kebakaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko ibu rumah tangga seperti kesukarelaan, potensi dampak, pengetahuan, pengendalian, ketakutan, keparahan dan kekinian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 dengan sampel penelitian sebanyak 110 responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara umum persepsi risiko ibu rumah tangga di permukiman RW.08 sudah baik walaupun masih ada yang memiliki persepsi buruk. Persepsi yang baik pada ibu rumah tangga didapatkan karena memiliki pengetahuan yang baik, sukarela menerima risiko bahaya kebakaran, menilai dampak yang timbul akibat risiko kebakaran berpotensi katastropik, memiliki kemampuan mengendalikan risiko, memiliki rasa ketakutan terhadap risiko, menilai dampak risiko menimbulkan keparahan, dan menilai risiko bahaya kebakaran merupakan suatu hal yang baru.

This study discusses the risk perception of housewifes in RW.08 Bidaracina settlement towards fire hazards. This study takes on a descriptive quantitative approach with a cross sectional design. The aim of this study is to illustrate the risk perception of housewifes in RW.08 settlement towards fire hazards and factors relating to their risk perceptions, such as voluntary acceptance, potential impacts, knowledge, control, dread, severity, and newess of risk. Research was conducted on March-April 2017 involving 110 respondents.
Results of this study concludes that generally, the risk perception of housewifes in the RW.08 settlement are categorized as good, even if there are still some respondents with bad risk perceptions. A good perception in the housewifes of RW.08 relates to having good knowledge, voluntary acceptance of fire hazard risks, the ability of assessing the impact of fire hazard risks with catastrophic potential, the ability to control risks, having dread towards risks, the ability to assess the severity of risk impacts, and the ability to judge the dangers of fire being a new concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Havosan
"LPG merupakan salah satu sumber energy alternatif pada saat ini, dengan adanyakonversi, diversifikasi produk domestic gas, dan ekspansi bisnis LPG sebagaienergi masa depan, dapat diestimasikan trend insiden LPG akan meningkat.Analisa risiko dilakukan dengan menggunakan metode QRA; dengan analisakonsekuensi dilakukan dengan menggunakan software Excel dan ALOHA. LPGdiasumsikan campuran tetap antara propana dan butana sebesar 50:50. Modatransportasi terbatas pada Skid Tank LPG Wagon dengan ukuran massa LPGyang diangkut seberat 15.000 kg dengan tekanan di dalam vessel 4 ndash; 6 kg/cm2. Dari hasil penelitian didapatkan baik risiko individu maupun sosial menunjukanbawa risiko masuk ke zona ALARP. Untuk memitigasi risiko tersebut lebih lanjutdiperlukan pengendalian diantaranya beberapa elemen manajemen keselamatan proses seperti Hazard Analysis, Partisipasi Pekerja, Process Safety Information, Operating Procedure, Training, Kontraktor, Mechanical Integrity, Emergency Response, dan Compliance Audit.
LPG is one of alternative energy sources at present, with the kerosene conversion,domestic gas product diversification, and LPG business expansion as the energyof the future, it can be estimated that LPG incident trend will increase. Riskanalysis is done by using QRA method meanwhile analysis done using Excel andALOHA software. LPG is assumed to be a fixed mixture of propane and butane at50 50. The mode of transportation is limited to the Skid Tank LPG Wagon witha mass of 15,000 kg of LPG transported with pressure in a 4 6 kg cm2. Results from the study both individual and social risk showed a risk level withninALARP zone. Risk mitigation are further required to control the hazard to bemanifestated this including some elements of process safety management such as Hazard Analysis, Workers Participation, Process Safety Information Operating Procedure, Training, Contractor, Mechanical Integrity, Emergency Response, and Compliance Audit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>