Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Eka Prasetyanti
"Latar Belakang : Perawatan ortodonti bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, namun pada perawatan yang menggunakan alat cekat berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan ortodonti cekat. Hal tersebut disebabkan adanya kesulitan pasien dalam menjaga kebersihan rongga mulut, khususnya di daerah sekitar braket, band dan ligatur sehingga meningkatan resiko terjadinya karies. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menambah asupan fluoride , termasuk pemberian secara topikal.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek topical fluoride pada pasien ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies pasien, ditinjau dari perubahan pada pH plak dan pH saliva.
Metode : Subjek penelitian terdiri dari 30 pasien yang dirawat menggunakan alat ortodonti cekat diperiksa pH plak dan pH saliva awal dengan menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator. Subjek kemudian diberikan perlakuan berupa aplikasi topical fluoride selama dua kali dalam waktu dua minggu, dengan interval pemberian aplikasi satu minggu dan setelahnya diperiksa kembali. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di analisis menggunakan uji wilcoxon dua arah.
Hasil : Terjadi peningkatan pada rerata pH plak dan penurunan pada rerata pH saliva tetapi tidak bermakna secara statistik (p > 0.05).
Kesimpulan : Pemberian topical fluoride pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dapat menurunkan resiko karies tetapi tidak mempengaruhi pH plak dan pH saliva.

Background : The goal of orthodontic treatment are to provide functional and esthetic improvement in patient, but it potentially increase caries risk during and after treatment. Placing the orthodontic appliances can alters the oral environment changes in pH and plaque deposition around bracket. As a consequence oral hygiene becomes more difficult and increased risk of developing dental caries for the patient. There are several mechanism on preventing dental caries, one of it is fluoride application.
Objective : The aim of this research is to study the effect of topical fluoride on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was applied with topical fluoride two times within two weeks with one week interval for each treatment. Plaque pH and salivary pH measurement by using pH plaque indicator kit and dental saliva pH indicator, it was taken before and after experiment. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Result : Fluoride application had no statistically significant effects in plaque and salivary pH mean value before and after application within two weeks (p > 0.05).
Conclusion : Fluoride application reduce caries risk in fixed orthodontic patient but it wasn?t alter any changes on plaque and salivary pH."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasanti Fitriastuti
"Latar belakang : Perawatan ortodonti dengan menggunakan alat ortodonti cekat bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, dapat berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan ortodonti cekat karena adanya kendala dalam membersihkan plak dan sisa-sisa makanan akibat adanya perangkat ortodonti misalnnya bracket atau ligature. Salah satu cara untuk mengurangi resiko karies adalah berkumur Chlorhexidine.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penggunaan obat kumur Chlorhexidine 0,2% pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies ditinjau dari perubahan pH plak dan pH saliva.
Metode: Subyek penelitian yang terdiri dari 30 pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat diinstruksikan untuk berkumur Chlorhexidine 0,2% selama 0,5-1 menit beberapa menit setelah menyikat gigi, dua kali sehari pagi dan malam hari selama dua minggu. Pemeriksaan pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di periksa menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator kit. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di analisis menggunakan uji Wilcoxon dua arah.
Hasil: Berdasarkan analisis statistik terdapat peningkatan bermakna pada rerata pH plak sesudah berkumur obar kumur Chlorhexidine selama dua minggu (p < 0,05). Sedangkan pada pH saliva sesudah berkumur obat kumur Chlorhexidine selama dua minggu terjadi penurunan nilai rerata namun hal ini tidak bermakna (p > 0,05).
Simpulan: Penggunaan obat kumur chlorhexidine dapat menurunkan resiko karies pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat jika ditinjau dari pH plak, namun tidak pada pH saliva.

Background : The goal of fixed orthodontic treatment are to improve functional and esthetic of the patient, but it potentially increase caries risk during and after the treatment because orthodontic appliances such as brackets or ligatures often cause diffuculties in mechanically removing plaque and food debris. Chlorhexidine mouthrinse is one of the effective methods to prevent caries.
Objective : The aim of this research is to study the effect of Chlorhexidine mouthrinse on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque pH and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was instructed to gargle Chlorhexidine 0,2% a few minutes after toothbrushing for 0,5-1 minute. Plaque pH and salivary pH measurement was taken before and after experiment using pH plaque indicator kit and dental saliva pH indicator. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Results : Based on the statistical analysis, there is a significant increase in plaque pH after gargling Chlorhexidine 0,2% for two weeks (p < 0,05). However a decrease was found in saliva pH after gargling Chlorhexidine 0,2% a few minutes after toothbrushing for two weeks although statistically insignificant (p > o,05).
Conclusion : Gargling Chlorhexidine can reduce caries risk in fixed orthodontic patient showed an increasing in plaque pH but it was not in salivary pH."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferigina Satariah
"Latar Belakang : Perawatan ortodonti yang menggunakan alat ortodonti cekat bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, namun hal tersebut berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kesulitan dalam membersihkan plak dan sisa-sisa makanan akibat adanya perangkat ortodonti seperti bracket, ligature dan kawat. Mengunyah permen karet yang mengandung Xylitol merupakan salah satu cara untuk mencegah karies.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan permen karet Xylitol pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies ditinjau dari perubahan pH plak dan pH saliva.
Metode : Subyek penelitian yang terdiri dari 30 pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat diinstruksikan mengunyah permen karet Xylitol merk Lotte sebanyak dua butir selama minimal lima menit sehabis menyikat gigi, dua kali sehari pagi dan malam selama dua minggu. Satu butir permen karet mengandung Xylitol sebesar 1.320 g. Pemeriksaan pH plak dan pH saliva dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan di analisis menggunakan uji wilcoxon dua arah.
Hasil : Berdasarkan analisis statistik terdapat peningkatan yang bermakna pada rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet Xylitol selama dua minggu, dengan nilai p < 0.05.
Simpulan : Mengunyah permen karet Xylitol dua kali sehari selama dua minggu dapat menurunkan resiko karies pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat.

Background : The Goal of fixed orthodontic treatment are to improve functional and esthetic of the patient, but it potentially increase caries risk during and after the treatment because orthodontic appliances such as brackets or ligatures often cause difficulties in mechanically removing plaque and food debris. Xylitol chewing gum is one of the effective method to prevent caries.
Objective : The aim of this research is to study the effect of Xylitol chewing gum on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque pH and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was instructed to chew two Xylitol chewing gum two times a day for minimal five minutes in two weeks. Each gum contains 1.320 g Xylitol. Plaque pH and salivary pH are measured by using plaque pH indicator kit and dental saliva pH indicator, it was taken before and after experiment. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Results : Based on the statistical analysis, there is a significant increase in plaque pH and salivary pH mean value before and after chewing xylitol chewing gum in two weeks (p < 0.05).
Conclusion : Chewing Xylitol two times a day in two weeks could reduce caries risk in fixed orthodontic patient."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
"ABSTRAK
Pencabutan gigi untuk keperluan perawatan ortodonti telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Berkaitan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan studi pendahuluan untuk melihat "Kecenderungan perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin dan maloklusi " pada pasien ortodonti di Jakarta periode tahun 1993 - 1995.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dengan pencabutan cenderung meningkat pada periode tersebut, meskipun prosentasenya masih dalam rentangan 25 % - 85 % . Pasien perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki. Pada penelitian ini terlihat bahwa kelompok umur 13-17 tahun adalah yang terbanyak mendapat perawatan ortodonti dan maloklusi yang terbanyak dijumpai adalah maloklusi klas I .
Angka prevalensi dan data-data yang diperoleh memperlihatkan bahwa pencabutan cukup sering menjadi pilihan dalam melakukan perawatan ortodonti, meskipun pasien masih berusia muda dan maloklusi bersifat dental."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Paramita
"Latar Belakang: Kooperasi pasien merupakan faktor yang penting dalam perawatan ortodonti. Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat kooperasi pasien ortodonti cekat di klinik spesialis ortodonti RSGMP FKG UI.
Metode: Penelitian dilakukan pada 94 pasien ortodonti cekat di klinik spesialis ortodonti RSGMP FKG UI yang sudah dirawat selama paling sedikit 12 bulan. Pasien diminta mengisi kuesioner tentang tingkat kooperasi yang digambarkan melalui frekuensi kontrol rutin.
Hasil: 43,6% pasien tergolong kooperatif, 43,6% pasien tergolong cukup kooperatif, 7,4% pasien tergolong tidak kooperatif, dan 5,3% pasien tergolong sangat tidak kooperatif.
Kesimpulan: Sebagian besar pasien ortodonti cekat di RSGMP FKG UI tergolong kooperatif dan cukup kooperatif.

Background: Patient's cooperation is important in determining the result of orthodontic treatment.
Objective: To understand the cooperation level of patients with fixed orthodontic treatment in Postgraduate Orthodontic Clinic at RSGM-P FKG UI.
Methods: A descriptive study of 94 patients with fixed orthodontic treatment treated for at least 12 months. They're asked to fill a questionnaire about cooperation predicted by frequency of miss-appointment.
Results: 43.6% patients are cooperative, 43.6% patients are cooperative-enough, 7.4% patients are non-cooperative, and 5.3% patients are very non-cooperative.
Conclusion: Majority of patients with fixed orthodontic treatment in Postgraduate Orthodontic Clinic at RSGM-P FKG UI are cooperative and cooperative-enough."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S43926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martyn Suprayugo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pH minuman kemasan terhadap gaya
regang power chain. Digunakan 28 power chain merk ormco, tipe tertutup, bening, yang
diregangkan pada 2 titik berjarak 40 mm pada plat akrilik dan direndam dalam larutan teh
botol, buavita, coca cola dan aquades. Gaya regang (grf) power chain diukur menggunakan
force gauge dan dicatat gaya awal, setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 168 jam dan 336
jam perendaman. Terjadi penurunan gaya regang power chain yang signifikan, namun tidak
terdapat perbedaan signifikan terhadap setiap waktu perendaman dalam perbedaan pH larutan
teh botol, buavita, coca cola dan aquades.

ABSTRACT
The aim of the study was to evaluate the effect of teh botol, Buavita, coca cola and distilled
water toward force decay of orthodontic power chain. Twenty eight power chains (Ormo,
closed type, tranparant) were fixed on acrylic framework (40 mm of distance) and immersed
in teh botol, buavita, coca cola and distilled water. Force decay were measured using tension
gauge (grf) and recorded at initial force, 1 hour, 24 hour, 42 hour, 72 hour, 168 hour and 336
hours of immersion. There was a decrease of force, however acidity did not influence force
degradation of power chain statistically."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Primawerdhani
"Latar Belakang: Kebersihan mulut yang baik dibutuhkan oleh pasien yang dirawat dengan alat ortodonti cekat, karena adanya alat-alat ortodonti seperti brackets, arch wire, bands, ligatures dan auxaillaries dapat memudahkan plak dan debris terkumpul di sekitarnya. Salah satu cara kontrol plak gigi yang paling umum ialah dengan menyikat gigi.
Tujuan: Menganalisis perbedaan indeks plak antara penggunaan sikat gigi ortodonti dan sikat gigi konvensional pada pasien yang dirawat dengan alat ortodonti cekat.
Metode: Pada penelitian eksperimental klinis ini, 32 (tiga puluh dua) subjek yang dibagi secara acak ke dalam dua kelompok yaitu kelompok sikat gigi ortodonti dan kelompok sikat gigi konvensional. Subjek diberikan pasta gigi yang sama dan diinstruksikan untuk menyikat gigi dua kali sehari dengan metode Bass selama dua menit. Skor Indeks Plak diukur sebelum dan sesudah penggunaan sikat gigi selama tiga minggu berturut-turut.
Hasil: Hasil uji Mann-Whitney menyimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara penggunaan sikat gigi ortodonti dan sikat gigi konvensional pada pasien perawatan ortodonti cekat (p>0,05).
Kesimpulan: Penggunaan sikat gigi ortodonti maupun sikat gigi konvensional sama-sama efektif menurunkan indeks plak pada pasien yang dirawat dengan alat ortodonti cekat.

Background: Patients with fixed orthodontic appliances need to maintain good oral hygiene because the presence of orthodontic appliances such as brackets, arch wire, bands, ligatures and auxaillaries can facilitate plaque and debris accumulation around those sites. The most common way to control dental plaque is by toothbrushing.
Aim: To analyze plaque index differences between the use of orthodontic toothbrush and conventional toothbrush in patients with fixed orthodontic treatment.
Method: In this clinical experimental study, thirty two subjects were randomly divided into two groups which are orthodontic toothbrush group and conventional toothbrush group. Subjects were given the same toothpaste and instructed to brush their teeth twice a day with Bass method for two minutes. Plaque index scores were measured before and after three consecutive weeks of toothbrush usage.
Result: The results of Mann-Whitney test concludes that there is no statistically significant difference between the use of orthodontic toothbrush and conventional toothbrush in patients with fixed orthodontic appliances (p>0,05).
Conclusion: The use of orthodontic toothbrush and conventional toothbrush equally effective to decrease plaque index in patients with fixed orthodontic appliances.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pambudi Rahardjo
"Isi dalam buku ini merupakan barang langka dan jarang diterbitkan di Indonesia. terbitnya buku ini merupakan berkah bagi dunia pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Ortodonti adalah salah satu ilmu di bidang kedokteran gigi yang pesat perkembangannya. Maka, dalam buku ini memuat bab-bab terkait hal-hal dasar dalam bidang ilmu kedokteran gigi"
Surabaya: Airlangga University Press (AUP), 2016
617.643 PAM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anie Lestari
"ABSTRAK
Tujuan perawatan ortodonsi diantaranya mendapatkan profil wajah yang optimal. Para ortodontis berpendapat bahwa posisi bibir merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai estetika wajah seseorang . Dalam upaya menegakkan diagnosa pada faktor estetika dan rencana perawatan ortodonsi sering timbul keraguan, karena saat ini masih dipakai norma standar ras Kaukasoid yang mungkin saja tidak sesuai untuk bangsa Indonesia. Seperti diketahui penilaian wajah cantik menarik sifatnya subjektif dan banyak dipengaruhi oleh perasaan, akan tetapi hasil perawatan yang diharapkan seharusnya bersifat subjektif dan objektif. Dengan demikian penilaian yang objektif dari masyarakat umum perlu sekali. Sebagai sampel, masyarakat Jawa dipilih secara acak oleh penulis dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini mendapatkan nilai posisi bibir pada wanita yang dipandang balk terhadap garis E dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa dan untuk mengetahui apakah nilai posisi tersebut sama dengan standar Kaukasoid yang diteliti oleh Chaconas .
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menanyakan kepada 76 responden suku Jawa terhadap penilaian 25 serf gambar profil wajah tentang posisi bibir yang dianggap baik.
Hasil penelitian menunjukkan 52.7 % responden memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm dan bawah 0 mm dari garis E. 23.7 % memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm bibir bawah + 1.4 mm . Penulis menyimpulkan bahwa posisi bibir yang dianggap baik dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa terhadap garis E Chaconas adalah - 0.58 mm untuk bibir atas dan 0 mm untuk bibir bawah . Posisi tersebut berbeda dengan standar Chaconas yaitu posisi bibir atas berada di depan nilai standar .
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Amanda Utami
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tren dan biaya murah membuat masyarakat menggunakan jasa
tukang gigi untuk perawatan ortodonti cekat. Tujuan: Mendapatkan gambaran
kepuasan masyarakat pengguna ortodonti cekat oleh tukang gigi dan korelasinya
dengan dimensi mutu pelayanan. Metode: Studi analitik potong lintang pada 96
pengguna ortodonti cekat di SMP, SMA, SMK Ksatrya Jakarta, SMKN 14 Jakarta,
tempat usaha tukang gigi di Depok dan Bogor. Pengumpulan data melalui kuesioner
menggunakan dimensi SERVQUAL. Hasil: Dimensi mutu pelayanan dengan tingkat
kepuasan tertinggi adalah reliability (96,8%) dan terendah tangible (90,01%).
Kesimpulan: Terdapat hubungan (p<0.01) dimensi mutu pelayanan dengan
kepuasan pasien ortodonti cekat oleh tukang gigi.

ABSTRACT
Background: Trends and low cost of fixed orthodontic treatment motivate people to
seek fixed orthodontic treatment from dental quacks. Objective: To describe patients
satisfaction and its correlation with dimensions of service quality. Method: Analytic
cross-sectional study performed on 96 fixed orthodontic patients of dental quacks at
SMP,SMA,SMK Ksatrya Jakarta, SMKN 14 Jakarta, dental quacks’ practices in
Depok and Bogor. Data was collected using questionnaire with SERVQUAL
dimensions. Result: The highest satisfaction level value is reliability (96.8%) and the
lowest is tangible (90.01%). Conclusion: Significant relationship was found between
dimensions of service quality and patient satisfaction who used the dental quacks."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>