Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspita Amelia
"Untuk memberikan pelayanan yang excellent, Karyawan Front Liner Lobby RS Kanker ?Dharmais? Jakarta harus bekerja sesuai dengan standar-standar yang ditentukan oleh rumah sakit. Hal ini bisa diartikan bahwa untuk mencapai kinerja yang setinggi-tingginya dituntut perilaku karyawan yang sesuai dengan harapan rumah sakit. Oleh karena itu, ada deskripsi formal tentang perilaku yang memang harus dikerjakan karyawan yang biasa disebut dengan intra-role behavior. Realitas yang ada adalah banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan olah pegawai, misalnya membantu rekan kerja dalam menyelesaikan tugsanya, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh tetapi banyak bekerja, dan lain-lain.
Perilaku ini disebut sebagai extra-role behavior atau perilaku ekstra peran dan banyak juga yang menyebutnya sebagai organizational citizenship behavior. Extra-role behavior memiliki kontribusi yang sama penting dengan intra-role behavior. Dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, individu dalam organisasi cenderung bersedia untuk melakukan extra-role behavior atau berperilaku ekstra peran. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dengan perilaku ekstra peran pada Karyawan Front Liner Lobby RS Kanker "Dharmais" Jakarta.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode penelitian kuantitatif. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh Karyawan Front Liner Lobby RS Kanker "Dharmais" Jakarta yang berjumlah 35 orang atau total sampling.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kepuasan kerja dengan perilaku ekstra peran memiliki hubungan yang bermakna. Di antara semua dimensi kepuasan kerja, dimensi gaji, penghargaan, rekan kerja, pekerjaan itu sendiri, serta komunikasi memiliki hubungan bermakna dengan perilaku ekstra peran. Sedangkan promosi, supervisi, tunjangan tambahan, serta prosedur dan peraturan kerja tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku ekstra peran. Di antara semua dimensi kepuasan kerja tersebut dimensi gaji dan pekerjaan itu sendiri adalah dimensi yang paling mempengaruhi perilaku ekstra peran.

To give a service excellent, Front Liner Lobby?s staffs in RS Kanker ?Dharmais? have to work with a standard decided by the hospital. This condition means that to reach the highest performance, the employees have to show their attitudes as the hospital wanted. Because of that, there is a formal description about behavior that has to be done by the employees called intra-role behavior. The reality is a lot of non-formal behavior that not descript by the hospital done by the employees, such as helping their partner to finish his/her task, willingness to present in organization meeting, not too much complaint but working more hard, etc.
This behavior called extra-role behavior; many people called it organizational citizenship behavior. We need to know that extra-role behavior is as important as intra-role behavior. With high job satisfaction level, people in organization have a willingness to do extra-role behavior. Because of that, writer made a research which has a purpose to discover a relationship between job satisfaction and extra-role behavior in RS Kanker ?Dharmais? Jakarta.
This research use cross-sectional research design with quantitative research method. A sample in this research is all of Front Liner Lobby?s staffs in RS Kanker "Dharmais" totally 35 people or called total sampling.
Based on this research, we can see that job satisfaction and extra-role behavior have a significant relationship. In all job satisfaction dimensions: salary, reward, working partner, job itself, and also communication have a significant relationship with extra-role behavior. Whereas promotion, supervision, subsidy, and also working procedures and rules does not have a significant relationship with extra-role behavior. In all job satisfaction dimensions, salary dimension and job itself dimension are the most important dimensions which influences employee?s extra-role behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudinarjati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan kepuasan kerja dengan pemberian imbalan jasa karyawan non medis di RS X. Guna mengetahui hal tersebut maka desain penelitian merupakan studi deskriptif analitik dengan metode yang digunakan adalah metode telaah kasus dengan uji hipotesis statistik untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu maupun persepsi pemberian imbalan jasa dan kepuasan kerja. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan non medis di RS X belum mencapai tingkat cukup memuaskan. Persepsi responden yang kurang dan tidak setuju terhadap : kelayakan imbalan jasa sebanyak 77.1%, kesesuaian gaji pokok sebanyak 75.0%, kesesuaian tunjangan sebanyak 75.0%, kesesuaian insentif sebanyak 68.8%, keadilan gaji 72.9%, kesesuaian gaji dengan tanggung jawab sebesar 68.7%. Disarankan untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja seluruh karyawan X terutama dalam pemberian imbalan jasa bagi karyawannya. Berdasarkan hal tersebut maka pihak pimpinan harus menaruh perhatian yang cukup terhadap masalah ini, agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan seoptimal mungkin terutama bila RS x ini menempati gedung barunya kelak, sebab sarana harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan sesuai dengan tuntutan zaman diera globalisasi ini.

In order to identify factors influencing the performance of hospital personnel, this research was carried out to study the correlation between non medica personnels job satisfaction with their wages at hospital X Jakarta. Method of research was analytic descriptive by using a case study. Statistic analysis with Anova system in EPI INFO. The study showed, there s job dissatisfaction on the amount of their wages. Dissatisfaction rate of personnel on total salary was 77.1%, for main salary was 75%, for structural functional incentives was 75%, for services incentives was 68.8%, for diversification of wages was 72.9% and for job responsibility was 68.7%. Based on the above, the management has to pay more attention for the hospital personnel s job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarto
"Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana karyawan dalam bekerja sehingga rendah dan tingginya produktivitas karyawan sangat menentukan perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu, setiap organisasi akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan karyawan Koperasi KODANUA Jakarta. Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi penelitian adalah karyawan Koperasi Kodanua Jakarta dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan ( angket ), dan dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parsial antara persepsi terhadap kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan mempunya angka korelasi sebesar r = 0,484 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan parsial antara kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,482 pada taraf signifikansi 0,000. Begitu pula dengan persepsi iklim organisasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,408 pada taraf signifikansi 0,000, dan terakhir persepsi motivasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,316 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan antara kompensasi finansial, kompensasi non finansial, iklim organisasi, motivasi dengan kepuasan kerja karyawan sebesar R = 0,555.
Dari hasil analisis regresi didapatkan hasil nilai F = 16,319 pada taraf signifikansi serta R2 = 0,308. Hal ini berarti kepuasan kerja karyawan dikontribusikan oleh persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi dan motivasi sebesar 30,8 % sisanya 69,2 % ditentukan faktor lain.
Dengan memasukkan variabel kontrol yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, sebagai variabel bebas, maka didapatkan F = 4,921 dengan taraf signifikansi 0,000 dan nilai R2 = 0,328. . Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi, motivasi, jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 32,8 % sedangkan sisanya sebesar 67,2 % ditentukan faktor lain.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi baik finansial dan non finansial dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi serta motivasi perlu kiranya mendapat perhatian agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disamping itu perlu pula diperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Masitha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Dalam meneliti kepuasan kerja digunakan teori dari Smith, Kendall dan Hulin (1969). Sedangkan dalam meneliti OCB digunakan teori dari Organ (1988). Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yakni sebanyak 31 responden yang dilakukan pada karyawan tetap level staf PT. Jakarta Propertindo. Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan OCB digunakan koefisien korelasi spearman dan uji Z untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan OCB pada karyawan tetap level staf PT. Jakarta Propertindo termasuk tinggi dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dengan OCB, dimana hasil dari koefisien korelasi spearman menunjukkan angka 0,678. Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dengan OCB.

ABSTRACT
The purpose of this research is to see the correlation between job satisfaction and Organizational Citizenship Behavior (OCB). Job satisfaction were measured by using the theory from Smith, Kendall and Hulin (1969). Whereas OCB were measured by using the theory from Organ (1988). This research was included in the quantitative research through questionnaires dan interview. The sample in this reasearch were 31 permanent staff employee at PT. Jakarta Propertindo taken from population using total sampling technique. To find the correlation between job satisfaction and OCB, Spearman correlation test is used in this reasearch and also Z test is used to test the hypothesis. The result of this reasearch showed that job satisfaction and OCB of the permanent staff employees at PT. Jakarta Propertindo including high and job satisfaction has a positive correlation with OCB, which results from the Spearman correlation shows the number 0.678. This is means that there is a strong correlation between job satisfaction and OCB."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dwi Yantinah
"Skripsi ini membahas mengenai kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Tugu Ibu pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan dan mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan RS Tugu Ibu lebih rendah dibandingkan dengan ketidakpuasannya dan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja. Agar dapat merancang program kepuasan kerja yang tepat sasaran, rumah sakit perlu melakukan survei kepuasan kerja karyawan secara berkala, misalnya setahun sekali.

The focus of this study is job satisfaction employees at Tugu Ibu hospital in 2009. This research is quantitative with cross-sectional study. The purpose of this study is to know degree of job satisfaction employees and relationship between individual characteristics of job satisfaction.
The result of this research is job satisfaction employees of hospital Tugu Ibu more less than dissatisfaction of them and there is relationship between education level of job satisfaction. The researcher suggest that in order to may make a schedule of job satisfaction program appropriate, hospital must be do job satisfaction employees survey for once a year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Puspasari
"Sumber Daya Manusia didalam sebuah organisasi menempati kedudukan yang strategis dan vital bagi kemajuan organisasi.
Untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia, rumah sakit perlu memperhatikan kepuasan sumber daya manusianya agar dapat meningkatkan kinerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan .
Keikatan pada organisasi telah menjadi masalah utama yang diperhatikan oleh organisasi sehubungan dengan usaha Untuk menciptakan kualitas hubungan yang memuaskan antara karyawan dan organisasi. Keikatan pada organisasi dianggap sebagai cerminan sikap karyawan terhadap berbagai kondisi dari organisasi. Sehingga adanya sikap negatif dari karyawan yang tampil dalam bentuk rendahnya keikatan organisasi akan menimbulkan dampak negatif yang salah satunya adalah turn over.
Dari rata-rata angka turn over karyawan di rumah sakit Puri Cinere sebesar 10,4 %, ternyata terbesar adalah dari bagian keperawatan, yaitu rata-rata sebesar 54,75%.
Angka turn over perawat yang tinggi merugikan rumah sakit karena akan dibutuhkan proses recruirmen dan seleksi karyawan baru, program orientasi, pendidikan dan latihan lagi yang akan memakan waktu dan biaya cukup mahal. Apalagi perawat adalah tenaga inti di pelayanan rumah sakit, sehingga bila turn over tinggi, kinerja perawat menjadi turun, pelayanan kepada pasien berkurang dan akhirnya mutu pelayanan medik menjadi turun.
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perawat yang telah bekerja lebih dari satu tahun yaitu sejumlah 119 orang dan akan dilihat hubungan antara karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, lama kerja, status pekawinan dan tempat kerja dengan kepuasan kerja perawat terhadap enam komponen kepuasan kerja yaitu upah, wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi dan status profesional.dan hubungan komponen kepuasan kerja perawat dengan keikatan organisasi.
Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain cross sectional , Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan kerja Index of work satisfaction .
Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna dari karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat . Upah dipersepsikan paling penting, tetapi dari tingkat kepuasannya dipersepsikan paling tidak memuaskan. Secara keseluruhan didapatkan 52,1 % responden menyatakan tidak puas.
Dari variable kepuasan kerja, didapatkan komponen upah, tuntutan tugas dan kebijakan organisasi mempunyai hubungan bermakna dengan keikatan organisasi, dan komponen kebijakan organisasi yang paling besar pengaruhnya terhadap keikatan organisasi.
Disarankan agar managemen rumah sakit memperhatikan dan meninjau kembali sistem kompensasi yang berlaku , bagian keperawatan membuat pedoman test untuk jenjang karier, menyesuaikan tiap perubahan jenjang karier yang telah dibuat dengan sistem kompensasinya , melaksanakan rotasi perawat secara teratur , meninjau kembali struktur organisasi bagian keperawatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keikatan terhadap organisasi perawat di rumah sakit Puri Cinere.

Human resources hold a strategic and vital function in an organization. To optimize the human resources performance, the satisfaction of human resources has to be considered in order to uphold their performance and the customer's satisfaction.
Organizational bonding is one of the issues towards creating a satisfying relationship between the employee and the organization, Organizational bonding is a reflection of its employee in relation with the organization's conditions. A negative attitude in form of low organizational bonding within the employees creates a negative effect such as turnover.
Among the 10.4% of the total turnover in Puri Cinere Hospital, 54.75% were nurses. The alarming rate of the nurse's turnover has to be paid expensively due to the high cost of recruitment, selection, orientation, education and training for new employees, not to mention the time wasted in its process. Since nurses are the major resource in delivering service, a high rate of nurse turnover can trigger a low nurse's performance. This low performance influence the service delivery for patients that can eventually lower the medical services itself.
A cross sectional survey research was carried out by gathering primary data using questionnaire to score work satisfaction using Index of work satisfaction. The research covered 119 nurses that have been working for Puri Cinere Hospital for over one year. The research itself surveys the relationship between individual characteristic (age, length of career, education, marital status and place of work) with the nurse's work satisfaction toward six component of work satisfaction (authority, job demand, organizational policy, interaction and professional status) and the relation of this six component with organizational bonding.
There were no significant relationships between individual characteristics with nurse's work satisfaction. Wage was the most perceptively considered in terms of level of importance, but least perceptively considered in relation with level of satisfaction. There were around 52.1% nurses who find themselves not satisfied with their work.
Wage, job demand and organizational policy were among the variables of work satisfaction that had a significant relationship with organizational bonding where organizational policy came out as the biggest influence.
It is advisable that the hospital management reconsiders the compensation system. Nursing department should create test guidance for career development, adjust changes in career development in line with compensation system, rotate nurse regularly, reconsider the organizational structure in nursing division so that the organizational bonding of nurses in Puri Cinere Hospital can be optimized.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irina Andestia
"Di dalam era globalisasi, persaingan antara industri baik itu industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat, dengan menerapkan strategi bersaing yang tepat dan akurat, maka perusahaan dapat memenangkan persaingan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Sumber daya manusia dipandang sebagai asset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan dibutuhkan dalam tiap proses produksi barang maupun jasa. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan. Turnover intentions muncul karena karyawan tidak mendapati kepuasan di tempat kerja.
Perusahaan harus senantiasa menempatkan orientasi kepuasan karyawan sebagai hal terpenting dalam perusahaan, karena kepuasan karyawan sangat memengaruhi pelayanan dari jasa yang diberikan oleh perusahaan. Karena dengan sumber daya manusia yang tidak mencapai kepuasan kerja maka ketidak puasan karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara.
Tujuan dasar dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan keinginan berpindah dari karyawan outsourcing PT XYZ. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Paket Statistik untuk Ilmu Sosial (Edisi SPSS-16) digunakan untuk operasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pekerjaan itu sendiri, Gaji, Promosi, Atasan, dan Rekan kerja. memiliki hubungan negatif dengan keinginan berpindah . Implikasi penelitian ini berguna bagi pihak perusahaan itu sendiri agar lebih meningkatkan kepuasan kerja karayawan.

In the era of globalization, the competition between the industry either similar or not similar industry becomes more intense, competitive strategy by applying a precise and accurate, then the company can win the competition and improve the quality of services provided to consumers. Human resources is seen as an important corporate asset, because the man is a dynamic resource and is needed in every process of production of goods and services. The turnover is a matter that is not desired by the company. Turnover intentions arise because employees do not find satisfaction in the workplace.
Companies must always put the orientation of employee satisfaction as the cornerstone of the company, because it greatly affects employee satisfaction service from the services rendered by the company. Because the human resources that do not achieve the job satisfaction of employees can be expressed dissatisfaction in various ways.
The basic objective of this study was to determine the factors that have a significant impact on job satisfaction and the desire of the employee outsourcing move XYZ. Data were collected through a questionnaire. Statistical Package for Social Sciences (SPSS Edition-16) is used for data operations.
The results showed that the job itself, salary, promotion, supervisor, and coworkers. have a negative relationship with turnover intentions. The implications of this study is useful for the company itself in order to further enhance employee job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veenda Herlyna Pertiwi
"Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, Rumah Sakit senantiasa dituntut untuk meningkatkan efektifitasnya. Hal itu mencakup kemampuan Rumah Sakit dalam mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan. Caranya memanfaatkan sumber daya internal secara optimal. Ini penting mengingat, di era globalisasi keunggulan kompelitif dikedepankan dari pada keunggulan komparatif, sehingga Rumah Sakit harus dapat lokal dan berpikir global.
Salah satu bagian dari mata rantai pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit, unluk itu Rumah Sakit melakukan upaya-upaya kesehatan yang mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tersendiri dengan fungsi utama adalah penyembuhan dan pemulihan penderita, selain itu diharapkan juga Rumah Sakit dapat memberikan kesehatan yang paripurna bagi masyarakat.
Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi yang unik dan komplek. Untuk mendapatkan organisasi yang baik dan dapat berkembang dengan cepat dan sukses salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan adalah faktor martabat manusia, faktor ini harus mendapatkan perhatian penuh terutama terhadap kebutuhan para pekerja dalam mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Citrasari
"ABSTRAK
Salah satu dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia
adalah jenis BUMN atau badan usaha milik negara. BUMN merupakan
perusahaan atau badan usaha yang dimiliki oleh negara dan dinyatakan
bahwa salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah untuk
mengejar keuntungan. Penelitian ini dilakukan pada PT.X, sebuah
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur transportasi.
Tuntutan yang diberikan kepada BUMN adalah sangat penting untuk
mendapatkan laba. Laba akan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut
produktif. Berbicara mengenai tingkat produktivitas perusahaan maka
akan dibicarakan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tinggi
dari karyawan akan meningkatkan produktivitas perusahaan
Kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan individu pekerja yang
merupakan reaksi kognitif, afektif dan esaluatif terhadap aspek-aspek dari
pekerjaannya, maupun secara keseluruhan, yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja. Aspek-aspek kepuasan kerja menurut
George & Jones (2002) dan Spector (!997)t terdiri dari 20 aspek, yaitu
compensation, advancement, soctul Services, ahihty utilization,
responsihility, creativity, co-workers, recognition, achtevement, activity,
independence, variety, social status, human relations supervision,
technical supervision, moral values, security, authorily, company policies
and practices dan working condtlion. Kepuasan keija juga dipengaruhi
oleh faktor individu, yaitu faktor kepribadian (Berry, 1998, Greenberg &
Baron, 1995). Kepribadian yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan
kerja adalah tipe kepribadian A. Individu dengan tipe kepribadian A
menunjukkan karakteristik bertanggungjawab, serius, bekerja cepat, suka
bekerja keras dalam bekerja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan
antara tipe kepribadian A dengan aspek-aspek kepuasan keija dan
gambaran tipe kepribadian dan kepuasan kerja karyawan sebuah
perusahaan BUMN, yaitu PT.X. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif.
Pengambilan sampel dilakukan secara incidental terhadap 93 orang
karyawan, dengan pendidikan terakhir SLTA, dan yang telah bekeija
minimal 1 tahun. Data diambil menggunakan dua buah kuesioner. Untuk
mengukur kepribadian tipe A digunakan skala 1-6 dari 30 item pernyataan.
Kuesioner kepuasan kerja menggunakan minnesota salisfaction
questionnaire (MSQ) yang menggunakan skala 1-6 dengan jumlah item 20
buah, yang mewakili setiap aspek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kepribadian tipe A dengan aspek kepuasan keija human
relations supervision dan responsibility.
Hasil merupakan gambaran dari 32 orang subyek tipe A dari 93
subyek yang diteliti. Untuk tipe non A tingkat kepuasan kerjanya berkisar
dari agak rendah hingga agak tinggi.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan tujuan
untuk lebih memahami tentang hubungan antara tipe kepribadian A
dengan aspek kepuasan kerja. Selain itu, masih perlu dilakukan perbaikan
pada alat ukur dan teknik pengambilan sampel. Juga perlu adanya
tambahan teknik pengambilan data dan persamaan karakteristik subyek.
Selain itu, juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan pada tingkat
kepuasan kerja tiap aspek."
2003
S3310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasniaty A.G.
"Kepuasan kerja perawat pelaksana mencakup aspek keragaman tugas, pengawasan, relevansi dengan minat, umpan balik dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan supervisi ditentukan oleh kompetensi supervisi kepala ruangan. Kompetensai supervisi mencakup kompetensi entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal. Hubungan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan kompetensi supervisi kepala ruangan dapat dipengaruhi oleh karakteristik perawat pelaksana tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RS OMNI Medical Center Jakarta, dengan jumlah sample 128 perawat pelaksana. Hasil analisis dengan table silang atau uji kai kuadrat didapatkan empat subvariabel kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal) semua berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sedangkan hubungan karakteristik perawat pelaksana (usia, pendidikan, jertis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pelatihan) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara signifikan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang diprediksi sebagai variabel pengganggu temyata tidak benar, sehingga variabel kompetensi supervisi merupakan variabel utama yang berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Variabel intelektual dan emosi merupakan variabel yang paling signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dan variabel intelektual yang paling besar berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.
Disarankan kepada RS CMNI Medical Center Jakarta untuk menggunakan hasil penelitian ini guna perbaikan kualitas pelayanan keperawatan, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan perawat.

The Relation between Supervision Competences of Head Nurse with Nurse Work Satisfaction in OMNI Medical Center Hospital Jakarta 2002The nurse work satisfaction consists of aspects of job variety, supervision, relevance with interest, feedback and personal development. Nurse work satisfaction could be influenced by the supervision implemented by head nurse, which give a great impact of a success. Head nurse must entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal competence to achieve a success. Nurse characteristics could also influence the relation between head nurse supervision and nurse work satisfaction.
The type of this research is descriptive study, using the cross sectional approach. The research was implemented at OMNI Medical Center Hospital Jakarta, utilizing 128 nurses as the show samples. The analyze result, using cross table or Chi square show that all four competences of head nurse (entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal) have significant relation with nurse work satisfaction. The relation between nurse characteristics (age, education, genital status, marital status, work duration, training) and nurse work satisfaction show only variable of education which has a significant relation. The multivariate analyze result with logistic regression indicate that the prediction of nurse characteristics as disturbing variable is not true. Supervision competence is the major variable that has a significant relation with head nurse satisfaction. Intellectual and emotional competences are the most significant variable, related with head nurse work satisfaction. Intellectual competence is the variable having the greatest contribution to nurse work satisfaction.
The researcher recommends that OMNI Medical Center Hospital had better use these results to gain medical service improvement, especially which have relation with nurse satisfaction."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>