Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Arsenic is a ubiquitious element in the environment and occurs naturally in both organic and inorganic forms. Under aerobic condition, the dominant form of arsenic in waters in arsenata, which is highly mobile and toxic...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Nova
"Pada penelitian terdahulu, Candida hawaiiana CR015 telah dimanfaatkan sebagai komponen pollen substitute untuk lebah madu Apis cerana. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi limbah nanas dengan penambahan urea terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015 dan membandingkan berat kering biomassa yang diperoleh dari medium limbah nanas terbaik dan YMB. Penelitian dilakukan dengan menggunakan medium limbah nanas dengan rasio limbah nanas:air 1:1 (b/v) dan 2:1 (b/v) dengan penambahan urea 0% (b/v), 0,1% (b/v), 0,2% (b/v), dan 0,3% (b/v). Jumlah inokulum C. hawaiiana CR015 yang digunakan sebanyak 10% (v/v) dengan lama waktu fermentasi 28 jam. Penambahan berbagai konsentrasi urea pada medium limbah nanas memberikan pengaruh terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015. Medium limbah nanas 2:1 (b/v) dengan penambahan urea sebesar 0,2% (b/v) menghasilkan berat biomassa kering rata-rata terbesar, yaitu 0,92 g/100 ml, lebih berat dibandingkan berat kering biomassa rata-rata yang dihasilkan medium YMB, yaitu 0,65 g/100 ml. Hasil uji Anova menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi limbah nanas yang signifikan (p<0,05) dan tidak adanya pengaruh urea yang signifikan (p>0,05) terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015. Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan nyata (p>0,05) antara berat kering biomassa C. hawaiiana CR015 yang dihasilkan dari medium limbah nanas dengan penambahan urea dan YMB.

In the previous studies, Candida hawaiiana CR015 has been used as a component of pollen substitute for honey bee Apis cerana. Aims of this study were to determine the effect of variations of pineapple waste concentration with the addition of urea to production of biomass C. hawaiiana CR015 and comparing the best dry weight biomass derived from pineapple waste medium and YMB. The study was conducted by using pineapple waste medium with a concentration of pineapple waste : water 1:1 (w/v) and 2:1 (w/v) with the addition of urea 0% (w/v), 0.1% (w/v), 0.2% (w/v), and 0.3% (w/v). The amount of C. hawaiiana CR015 inoculum used is 10% (v/v) with 28 hours fermentation time. The addition of different concentrations of urea in the medium pineapple waste gives effect on biomass production of C. hawaiiana CR015. Pineapple waste medium 2:1 (w/v) with the addition of urea at 0.2% (w/v) yielded a largest average weight of dry biomass, 0.92 g/100 ml, more severe than the average dry weight biomass C. hawaiiana CR015 producing in YMB medium, 0.65 g/100 ml. Anova test results showed that there is a significant effect of pineapple waste concentrations (p<0.05) and no significant effect of urea (p>0.05) for the production of biomass C. hawaiiana CR015. T test results showed that there is a significant difference (p> 0.05) between dry weight biomass C. hawaiiana CR015 resulting from pineapple waste medium with the addition of urea and YMB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentot Tri Prabowo
"Pada penelitian terdahulu biomassa kering C. hawaiiana CR015, yang ditumbuhkan pada medium YMB, telah digunakan sebagai salah satu komponen pollen substitute untuk lebah madu Apis cerana Fabricius. Pada penelitian ini khamir ditumbuhkan pada medium air kelapa sebagai alternatif medium YMB. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penambahan sumber karbon berupa sukrosa (gula pasir) dan sumber nitrogen berupa diamonium hidrogen fosfat [(NH4)2HPO4] pada medium air kelapa terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015 dan membandingkan produksi biomassa pada medium perlakuan terbaik dengan medium YMB. Variasi konsentrasi sukrosa yang digunakan adalah 0% (b/v); 2,5% (b/v); dan 5% (b/v), sedangkan variasi konsentrasi [(NH4)2HPO4] yang digunakan adalah 0,1% (v/v); 0,2% (v/v); dan 0,3% (v/v). Produksi biomassa dilakukan dengan inkubasi selama 28 jam dengan kecepatan pengocokan 80 rpm dan menggunakan inokulum berumur 20 jam sebanyak 10% (v/v).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium Air Kelapa (AK)- Sukrosa (Suk) 5%-[(NH4)2HPO4] 0,3% merupakan medium perlakuan yang terbaik. Medium AK-Suk 5%-[(NH4)2HPO4] 0,3% menghasilkan biomassa rata- rata sebesar 0,49 g/100ml. Hasil tersebut lebih kecil dibandingkan hasil yang diperoleh pada medium komersial YMB, yaitu 0,55 g/100ml. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sukrosa dan [(NH4)2HPO4] memberikan pengaruh terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015.

In the previous studies, dry biomass of C. hawaiiana CR015 from YMB medium, has been used as one component of pollen substitute for honey bee Apis cerana Fabricius. In this study, the yeast was grown on coconut water as an alternative medium. The study aimed to determine the effect of carbon source (sucrose (sugar cane)) and source of nitrogen (diammonium hydrogen phosphate [(NH4)2HPO4]) in coconut water medium on the production of biomass C.hawaiiana CR015 and compare dry biomass production in the best coconut water medium with YMB medium. Variations in the concentration of sucrose used was 0% (w/v), 2.5% (w/v), and 5% (w/v), while the variations of the concentration of [(NH4)2HPO4] used was 0.1% (v/v), 0.2% (v/v), and 0.3% (v/v). Candida hawaiiana CR015 was incubated for 28 hours with shaking speed of 80 rpm. The age of inoculum used was 20 hours and the volume of inoculum used was 10% (v/v).
The results showed that the medium Coconut Water (CW)-Sucrose (Suc) 5%-[(NH4)2HPO4] 0.3% is the best medium that produce highest dry biomass. Medium AK-Suk 5%- [(NH4)2HPO4] 0.3% produce 0.49 g/100ml dry biomass in average. These results are lower than the results obtained in commercial YMB medium, 0.55 g/100ml. ANOVA test results showed that variations in the concentration of sucrose and [(NH4)2HPO4] influence the biomass production C. hawaiiana CR015.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Apabila kita melihat kondisi lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, sampah daun merupakan suatu hal mudah ditemui karena kondisi lingkungan kampus memiliki banyak sekali pepohonan. Untuk memanfaatkan potensi biomassa yang sangat besar tersebut maka dilakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI. Fluidized Bed Combustion (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang sangat tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI karena memanfaatkan prinsip fluidisasi dan turbulensi benda padat. Saat proses pembakaran, dengan adanya fenomena fluidisasi ini akan meningkatkan kemampuan perpindahan panas dan massa yang cukup signifikan. Dengan begitu proses pembakaran pun akan menjadi lebih baik. Teknologi ini pun telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Universitas Indonesia. dimana pengembangan terus dilakukan tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari FBC UI. Sehingga, nantinya FBC UI ini dapat dipergunakan dengan lebih baik selain sebagai sarana penelitian. Beberapa tahun terakhir, terdeteksi adanya performa kerja sistem yang masih kurang baik yaitu tidak meratanya fenomena fluidisasi yang mana fenomena tersebut merupakan hal yang sangat krusial dalam kinerja FBC itu sendiri. Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat berupa pasir dengan fluida gas yang menyebabkan pergolakan pada pasir sampai pasir seakan memiliki sifat-sifat seperti fluida. Banyak faktor yang memengaruhi fenomena fluidisasi, antara lain diameter partikel atau pasir, densitas partikel, porositas hamparan, serta distibutor. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agra dan Sabrizal pada Tugas Akhirnya mereka membuat pemodelan distributor untuk meningkatkan kemampuan fluidisasi FBC UI. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai perbandingan kinerja dasar distributor modifikasi yang diproduksi mengikuti pemodelan distributor yang diciptakan oleh Agra dan Sabrizal dengan distributor yang terdahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviany Magdalena
"Bioetanol dari biomassa limbah pertanian adalah generasi kedua dari bahan bakar alternatif selain biofuel dari bahan fosil dan baru-baru ini pengembangan produksi bioetanol secara luas dibahas melibatkan metode dan bahannya. Salah satu limbah biomassa potensial untuk produksi bioetanol adalah tongkol jagung, karena kandungan karbohidrat yang tinggi dan ketersediaannya yang melimpah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan produksi bioetanol dari tongkol jagung menggunakan metode sakarifikasi dan fermentasi secara simultan dengan proses enzimatik hidrolisis menggunakan err,im selulase dan xilanase dari dua Actinomycetes Catenuloplarus indicus dan Streptomryes sp. potensial dan fermentasi menggunakan Saccharomyces Cereviceae NBRC 1440. Sakarifikasi tongkol jagung menggunakan kombinasi enzim dianalisis dengan kromatografi lapis tipis KLT. Data menunjukkan bahwa enzim yang dihasilkan dari actinomycetes memiliki kemampuan untuk memecah tongkol jagung menjadi monosakarida seperti glukosa dan xilosa. Data menunjukkan hasil analisis gula reduksi dari rentang 0-96 jam yaitu sebesar 3,47;3,59i 3,71; 4,03; 3,48 ppm. Untuk konsentrasi tertinggi pada waktu 72 jam yaitu 4,03 ppm, sedangkan gula total sebesar 24,60;23,13;24,96;20,95;20,62 ppm dan konsentrasi tertinggi pada titik 48 jam sebesar 24,96. Analisis lebih lanjut dari produksi bioetanol dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT menunjukkan bahwa ragi memiliki kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Bioeanol dari hidrolisis tongkol mencapai 1.017 g/L untuk proses SSF 48 jam. Dengan nilai untuk yield etanol yaitu sebesar 0,045 grarnl 20 tnL dan persentase konversi produksi etanol dari glukosa sebesar 58,11Yo.

Bioethanol from agriculture waste biomass is a second generation of alternative fuels beside fosil biofuels and recently development of bioethanol production is widely discussed involving methods and materials. One of potential waste biomass for bioethanol production is corn cobs because of its a high carbohydrate content and abundant availability. The main purpose of this research is enhancing bioethanol production from corn cobs by Simultaneous Saccharification and Fermentation method with enzymatic hydrolysis using cellulase and xylanase from two potential Actinomycetes Catenuloplanes indicus and Streptomyces sp. and fermentation using Saccharorryces cereviceae NBRC 1440. The saccharification of corn cobs using a combination of enzymes was analyzed using Thin Layer Chromatography tLC and the data showed that enzryme from actinomycetes has the ability to break down corn cobs into monosaccharides such as glucose and xylose. The data show the results of reducing sugar analysis findings om the range of 0 96 hours is equal to 3.47 3.59 3.71 4.03 3.48 ppm. The highest concentration of 72 hour is 4.03 ppm, while the total sugar amounted to 24.60 23.13 24.96 20.95 20.62 ppm and the highest concentation of at point 48 hours at24.96. Further analysis of bioethanol production is done by High Performance Liquid Chromatography IIPLC showed that yeast has the ability to convert glucose into ethanol. The Highest bioethanol from com cobs hydrolysisreaching 1,017 g L for the SSF process 48 hours. With the value for ethanol yield is 0.045 920 mL and percentage conversion of ethanol production from glucose is 58,llo o."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Dzaky Amin Amany
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbesar setelah batubara, minyak bumi, dan gas alam. Saat ini biomassa digunakan untuk berbagai pemanfaatan, salah satunya adalah sebagai sumber dari asap cair, atau sering disebut dengan bio-oil. Bio-oil dapat diproduksi dengan berbagai metode. Metode yang cukup sering digunakan adalah pirolisis. Abdullah et al telah melakukan penelitian mengenai pirolisis biomassa menggunakan fixed bed reactor tanpa menggunakan gas penyapu [1]. Penelitian tersebut menyatakan bahwa biomassa berupa kayu kamper dapat memproduksi fraksi produk liquid sebanyak 46%wt, ketika dipirolisis dengan temperatur maksimum 500°C dan dengan pemanasan ulang di bagian zona reaksi hingga 200°C menggunakan heater 1500W. Pirolisis tersebut menggunakan Double Pipe Heat Exchanger sebagai unit Liquid Collection System (LCS). Penelitian ini akan membahas bagaimana karakteristik pengkondensasian uap yang terjadi pada LCS tersebut menggunakan program simulasi COMSOL Multiphysics. Simulasi dalam COMSOL Multiphysics akan menggunakan desain 2D axisymmetric dengan modul simulasi Fluid Flow dan Heat Transfer in Fluid. Uap pirolisis akan dianggap sebagai senyawa tunggal yang merepresentasikan campuran senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam bio-oil sebagaimana dimodelkan oleh Hallet dan Clark [2]. Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa kondensasi yang terjadi di dalam LCS yang digunakan oleh Abdullah et al terjadi secara konveksi natural dengan aliran laminar. Selain itu, hasil dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebanyak ~16.93%wt uap pirolisis yang seharusnya bisa dikondensasi pada akhirnrya tidak dapat dikondensasi di Outlet LCS. Agar uap pirolisis dapat terkondensasi seluruhnya, maka harus dilakukan optimasi dengan cara memanjangkan LCS hingga 1.15 m dan menggunakan air pendingin dengan temperatur 8°C

ABSTRACT
Biomass is one of the largest energy sources in the world after coal, crude oil, and natural gas. Lately, biomass already used for many purposes, one of which is as a source of liquid smoke, or often called as bio-oil. Bio oil can be produced from various method. One of the most popular method is pyrolysis. Abdullah et al already conducted a research on producing bio-oil from biomass using fixed bed reactor without sweeping gas [1]. The study finds that camphor wood that was used as the feedstock will produce about 46%wt liquid yield during pyrolysis with maximum temperature at 500°C using 1500W heater. In that study, Abdullah et al also reheated the reaction zone until 200°C. The study was using Double Pipe Heat Exchanger as a Liquid Collection System (LCS) unit. This study will focus on the characteristics of condensation phenomenon that happens in that LCS unit using simulation method. This study uses COMSOL Multiphysics as the simulation program. Simulation was conducted using Fluid Flow and Heat Transfer in Fluid Physics. The pyrolysis vapor was considered as a single compound that represents the pyrolysis vapor mixture modeled by Hallet and Clark [2]. The result of this simulation shows that the condensation that occurred inside the LCS that used by Abdullah et al was happened because of natural convection with laminar flow. The result also shows that at the Outlet LCS, ~16.93%wt of the condensable gas was wasted with other Non-Condensable Gases. To achieve fully condensed pyrolysis vapor, the LCS system must be optimized by lengthen the LCS until 1.15 m and using water that have 8°C inlet temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Faustine Loandy
"Bonggol jagung dan plastik polipropilena merupakan sampah yang berlimpah di Indonesia, namun belum didaur ulang dengan maksimal. Bio-oil hasil proses co-pyrolysis biomassa dan plastik dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber alternatif bio-fuel. Plastik polipropilena, yang memiliki rasio H/C yang tinggi dapat menjadi sumber hidrogen yang baik bagi bio-oil pirolisis biomassa. Dengan melakukan co-pyrolysis pada kedua bahan ini, sebuah efek sinergetik akan terjadi sehingga bio-oil yang dihasilkan akan memiliki kuantitas dan kualitas yang lebih baik. Peningkatan kualitas bio-oil ditandai dengan berkurangnya kadar oksigen akibat pengusiran H. Reaksi berlangsung pada reaktor tangki berpengaduk, dengan kondisi operasi 500oC, laju alir N2 750 mL/menit, holding time 10 menit dan heating rate 5oC/menit. Yield bio-oil non-polar mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya komposisi PP pada umpan. Wax mengalami kenaikan jumlah ikatan jenuh seiring dengan kenaikan komposisi PP akibat terjadinya transfer hidrogen pada proses pirolisis. Proses pirolisis dapat menyebabkan degradasi termal yang menyebabkan produk pirolosis mempunyai berat molekul yang lebih rendah.

Corncob and polypropylene plastics are abundant waste in Indonesia which have not been fully recycled to its fully potential. Co pyrolysis of corncob and plastic can be one of alternative source of bio fuel. Polypropylene plastic, which is high in H C ratio can be a good hydrogen source for pyrolysis oil from biomasss. Co pyrolysing biomass and plastic could lead to synergetic effect which yields higher quantitiy of liquid product. Low oxygenated compound in bio oil is caused by hydrogen resulting in higher quality of bio oil. The reaction occurs in a stirred tank reactor, with operation condition 500oC, N2 flowrate 750 mL min, holding time 10 minutes and heating rate 5oC min. Non oxygenated bio oil yield is significantly increase as polypropylene composition in feed increased. Wax shows raised amount of double bonds as PP composition increase due to hydrogen transfer in pyrolysis. Pyrolysis can cause thermal degradation which leads to lower molecular weight of the products."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Wangsamulia
"Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan oleh pemerintah telah menaikkan permintaan masyarakat akan LPG. LPG merupakan hasil pencairan hidrokarbon fraksi C3 dan C4 yang berasal dari minyak dan gas bumi yang merupakan sumber yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan akan LPG tersebut mulai dikembangkan sumber energi alternatif seperti minyak nabati yang mengandung trigliserida yang mirip dengan komponen penyusun minyak bumi. Penelitian sebelumnya telah berhasil merengkah minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis alumina dengan yield fraksi C3 dan C4 sebesar 2,12% dan 11,53%. Pada penelitian ini, CPO diganti dengan minyak jarak pagar semi mulus (Straight jatropha oil-SJO). SJO merupakan minyak yang non-edible karena sifatnya beracun sehingga pemanfaatannya sebagai sumber bahan bakar alternatif tidak akan bertentangan dengan kebutuhan pangan manusia seperti pada pemanfaatan minyak nabati lain. Di samping itu, SJO memiliki jumlah ikatan tak jenuh yang lebih banyak sehingga akan lebih mudah direngkah jika dibandingkan dengan CPO. Perengkahan SJO dengan menggunakan katalis alumina (Al2O3) dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosferik secara tumpak dengan variasi suhu (320°C, 330°C, dan 340°C) dan rasio katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan gas chromatography, sedangkan produk cair yang diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas dan analisis FTIR. Penelitian yang dilakukan berhasil merengkah SJO yang ditunjukkan dari analisa FTIR di mana jumlah ikatan C=C bertambah sementara jumlah alkil (-CH3 dan =CH2), gugus ester (O - C=O), serta ikatan - (CH2)n - berkurang jika dibandingkan dengan kondisi awalnya. Perengkahan yang terjadi juga menaikkan densitas dari SJO sisa reaksi akibat adanya reaksi propagasi. Pada awalnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari SJO, namun dari hasil analisa GC diperoleh produk gas yang mayoritas berupa C4 dengan yield dan konversi yang tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme perengkahan SJO itu sendiri sekaligus menunjukkan bahwa reaksi perengkahan yang dilakukan selektif terhadap pembentukan C4. Hasil optimum diperoleh pada suhu reaksi 320°C dengan massa katalis/SJO = 1:100 setelah reaksi berlangsung selama 20 menit dengan yield C4 mencapai 70% dan konversi sebesar 64,1%.

Government's conversion program from kerosene to LPG makes the demand of LPG increase. LPG is product from natural gas and petroleum processing which are un-renewable energy and the amount is limited. It makes people starts to search alternative energy for substitute oil and natural gas such as natural oil whose has triglycerides that similar with component of oil and natural gas. Previously research success to synthesizing hydrocarbon of C3 ' C4 from crude palm oil (CPO) by catalytic cracking reaction using alumina with maximum result is 2,12% C3 and 11,53% C4. In this research, CPO is replaced by straight jatropha oil (SJO). SJO is non-edible so the usage for alternative energy won't compete for resources needed to grow food. Cracking of SJO already done both thermal or catalytic. The numbers of saturated bond in SJO is more than in CPO and it makes SJO easier to crack than CPO. Catalytic cracking reaction of SJO using alumina run in liquid phase, atmospheric pressure, and batch. The reaction was varied by cracking temperature (320°C; 330°C; 340°C) and catalyst/SJO mass ratio (1:75 ; 1:100). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it's density, IBP, and analyzed by FTIR. In this research, SJO cracking was proven by the increasing of C=C bond and decreasing of ('CH3 and =CH2) alkyl and '(CH2)n' bond , and increasing of ('CH3) alkyl in liquid product based on the FTIR analysis. SJO cracking also increase the density of liquid because of propagation reaction. The optimum research obtained by yield C4 = 70% and conversion C4 = 64,1% when reaction run at 320°C with ratio mass catalyst and SJO after the reaction run for 20 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniswara Wiradharma
"Ruang Hijau (RH) adalah bagian dari pola ruang kota yang penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan dan kehidupan manusia. Biomassa hijau yang terkandung dalam ruang hijau memiliki peranan ekologis sebagai penyerap gas karbon dioksida (CO2). Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8, dapat diketahui perubahan luasan ruang hijau dengan menggunakan meteode (Normalized Differential Vegetation Index) NDVI yang mampu melakukan klasifikasi objek identik vegetasi dan non vegetasi. Analisis meliputi hubungan antara NDVI dan biomassa hijau lapangan yang meliputi karakteristik tajuk dan tutupan vegetasi bawah.
Hasil yang diperoleh yaitu sebaran kandungan biomassa hijau di Kota Bogor tidak merata. Terjadi perubahan yaitu penurunan kandungan biomassa hijau sebesar 13.111 ton sehingga terjadi penurunan kemampuan serapan CO2 Kota Bogor sebesar 19.273 ton. Hal ini disebabkan karena penurunan luas ruang hijau sebesar 135,86 Hektar (1,15%) atau + 11,32 Hektar per tahunnya di Kota Bogor dari tahun 2001 hingga 2013.

Green Space is necessary part of urban space pattern for urban environment and human life. Green biomass on the green space has an ecological role as an absorber of carbon dioxide gas (CO2). Information of changing area of green space derived from utilization of remotely sensed data of Landsat 7 ETM + and Landsat 8 by using NDVI (Normalized Differential Vegetation Index) method known capable of performing object classification to identical vegetation and non vegetation. The analysis includes the relationship between NDVI and field-derived green biomass, includes the characteristics of vegetation cover and lower canopy.
The result show that distribution of green biomass properties in Bogor is uneven. There were changes in the levels, decrease up to 13.111 tons of green biomass resulting in decreased ability to uptake of CO2 by 19.273 tons in Bogor City. This is because the area of green space is reduced by 135.86 hectares (1.15%) or approximately 11.32 hectares per year respectively in Bogor City from 2001 to 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revananda Difitro
"Sebagai kelanjutan program Action Research pemberdayaan teknologi gasifikasi terhadap aplikasi industri gerabah keramik diadakan penelitian dan pengembangan lebih jauh terhadap sistem gasifikasi downdraft berbahan bakar cangkang kelapa. Modifikasi dilakukan dengan cara melakukan overhaul terutama pada burner dan output dari penelitian adalah perilaku pola api akibat pengunaan bluff – body pada burner 25 lubang.

As a continuation to Action Research program implementing gasification technology towards pottery industry, further research and development is conducted in the Downdraft Gasification system using coconut shell as fuel. Several modification were taken by overhauling the system, especially the burner. The output of said research is to study the flame pattern behaviour as a result of applying bluff –body on the modified burner with 25 – holes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>