Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Cokro
"Merujuk pada ketentuan ILO (International Labour Organizations) yang menyatakan bahwa industri pupuk termasuk ke dalam kategori industri dengan major hazard (kebakaran, ledakan dan kebocoran bahan kimia berbahaya). Skripsi ini membahas tentang potensi terjadinya ledakan pada pipa gas hidrogen yang disebabkan oleh pelepasan gas hidrogen ke udara dan memproyeksikan area kerusakan (threat zone) akibat ledakan jika terjadi ledakan pada pipa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif yang menggunakan teknik event tree analysis (ETA) dan piranti lunak ALOHA (Area Locations of Hazardous Atmosphere).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlepasnya gas hidrogen dapat menyebabkan jet fire, flash fire, kebocoran gas beracun dan vapor cloud explosion, tergantung pada jumlah material hidrogen yang terlepas, kecukupan bercampur dengan udara dan penundaan ignisi. Proyeksi area kerusakan (threat zone) menunjukkan bahwa area merah, yaitu area yang dapat menghancurkan bangunan dan menyebabkan kematian, berada dalam radius 214 meter dengan luas area sebesar 143.930 m2. Area oranye, yaitu area yang dapat menyebabkan cedera serius, berada dalam radius 244 meter dengan luas area sebesar 187.113 m2. Area kuning memiliki radius terjauh ledakan yaitu sebesar 407 meter dengan luas area berisiko sekitar 520.611 m2.
Perkiraan jumlah korban akibat ledakan ini adalah sekitar 500 orang, sebagian besar diantaranya merupakan karyawan yang bekerja di pabrik. Orang yang berisiko menjadi korban adalah mereka yang berada dalam area kuning ketika ledakan tersebut terjadi. Untuk itu, peneliti menyarankan agar PT Pupuk Kujang Cikampek meningkatkan kualitas dan kuantitas alat detektor hidrogen, membuat sistem peringatan dini, mengadakan pelatihan penanganan kebocoran bahan kimia dan meletakkan alat pemadam kebakaran lebih dekat dengan area yang kaya akan gas flammable.
According to the ILO (International Labor Organizations) rule that a fertilizer company is included into the category of a major hazard industry which contains probability of fire, explosions and toxic gas released. This paper analysis about potency of explosion happenings in hydrogen gas pipes which is caused by hydrogen gas released to the air and describes threat zone because of several explosions in its pipes. This paper is a quantitative studies with descriptive design study which uses ETA (event tree analysis) technique and ALOHA (Area Locations of Hazardous Atmospheres) software.
This studies shows that hydrogen gas released to the air can cause several outcomes, like jet fire, flash fire, toxic gas released and vapor cloud explosion depending on quantity of hydrogen released, sufficiency of mixed air volume and delayed ignition. Projection of each threat zone area caused by explosion shows that red zones is 143.930 m2 in 214 m from the centre of the explosions that can destroy several buildings and potentially most caused death. Orange area is 187.113 m2 in 244 m from the centre of the explosions which can cause serious injuries. Yellow area is 520.611 m2 in 407 m out of its threat zone. The estimation about the victims of this explosion is 500 persons that most of them are the employee who works in plant. People at risk which can be a victim of it is they who is in yellow areas when the explosion was happened.
Therefore, author suggests that PT Pupuk Kujang Cikampek has to increase the quality and the quantity of hydrogen detector tools, make an early alarm system, conduct toxic material release training and provide fire extinguisher in the position that very close with the flammable gas areas.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Sidharta Wahyudi
"Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pemanfaatan fluid oscillator pada turbin gas berbahan bakar hidrogen. Dengan meningkatnya kebutuhan akan sumber energi bersih dan efisien, hidrogen muncul sebagai kandidat potensial untuk bahan bakar alternatif karena sifatnya yang ramah lingkungan dan densitas energi yang tinggi. Fluid oscillator, sebagai perangkat yang mampu mengubah aliran fluida menjadi aliran berosilasi teratur, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan kinerja termal turbin gas. Variabel yang diujikan meliputi jenis aliran dan kecepatan inlet fluid oscillator.
Penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan fluid oscillator dengan hidrogen sebagai fluida kerjanya membutuhkan kecepatan inlet yang cukup tinggi untuk bisa membentuk osilasi. Penyebab hal ini masih belum dapat dijelaskan secara detail karena di luar Batasan penulis. Beberapa kemungkinan diantaranya densitas yang kecil membuat mass flow ataupun energi kinetik di bagian feedback channel tidak cukup untuk mengganggu aliran yang keluar dari nozel. Kemungkinan lainnya adalah kecepatan yang kurang tinggi tidak cukup untuk membuat vortex atau pusaran yang lebih dominan di salah satu sisi.
Hasil simulasi tanpa reaksi menunjukan distribusi hidrogen di dalam ruang bakar yang sedikit lebih baik serta kecepatan di dalam ruang bakar yang lebih rendah. Hal ini menunjukan potensi penggunaan fluid oscillator dapat meningkatkan waktu tinggal hidrogen lebih lama.
Sementara hasil simulasi dengan reaksi menunjukan bahwa penggunaan fluid oscillator dapat memperlambat kenaikan dan penurunan temperatur terhadap waktu serta mempercepat mencapai temperatur maksimal. Selain itu, temperatur rata-rata dengan penggunaan fluid oscillator juga lebih rendah. Hal ini menunjukan potensi untuk mengatasi masalah turbin gas berbahan bakar hidrogen yaitu temperatur yang sangat tinggi dan distribusi temperatur.
Hasil penelitian menunjukkan potensi penggunaan fluid oscillator untuk mengoptimalkan proses pembakaran dengan meningkatkan homogenitas campuran bahan bakar dan udara.

This study aims to explore the utilization of a fluid oscillator in a hydrogen-fuelled gas turbine. With the growing demand for clean and efficient energy sources, hydrogen has emerged as a potential candidate for alternative fuels due to its environmentally friendly properties and high energy density. The fluid oscillator, as a device capable of converting fluid flow into a stable oscillatory flow, is expected to enhance combustion efficiency and thermal performance in gas turbines. The variables investigated include the flow type and the inlet velocity of the fluid oscillator.
The findings indicate that using a fluid oscillator with hydrogen as the working fluid requires a sufficiently high inlet velocity to produce oscillations. The precise reasons for this requirement could not be clarified in detail and lie beyond the scope of this study. However, one possibility is that hydrogen’s low density reduces the mass flow or kinetic energy within the feedback channel, making it difficult to disturb the flow exiting the nozzle. Another possibility is that insufficient velocity fails to create a dominant vortex on one side.
Simulation results without combustion reactions show a slightly improved hydrogen distribution inside the combustion chamber and a lower flow velocity in the chamber. This suggests that the fluid oscillator has the potential to increase the residence time of hydrogen.
Meanwhile, simulation results with combustion reactions reveal that employing a fluid oscillator can slow both the rise and fall of temperature over time while accelerating the attainment of the maximum temperature. Furthermore, the average temperature with the fluid oscillator is lower, highlighting its potential to address the challenges of extremely high temperatures and temperature distribution in hydrogen-fuelled gas turbines.
Overall, the findings demonstrate the potential of the fluid oscillator to optimize the combustion process by improving the homogeneity of the fuel–air mixture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S50857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Imran Zulkarnain
"Perusahaan Petrokimia merupakan perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan dengan risiko menimbulkan Major Hazard. Beberapa dari Major Hazard yang berada di perusahaan petrokimia adalah, kebakaran, ledakan dan kebocoran kimia. Risiko terjadinya kebocoran bahan kimia dalam jumlah besar yang dapat dikategorikan bencana pada pabrik petrokimia seperti PT. Pupuk Kujang terdapat pada tanki penyimpanan amonia. Hal ini didasari oleh kapasitas panyimpanan tanki yang mencapai 10000 MT. Walaupun peristiwa kebocoran pada tanki di PT. Pupuk Kujang belum pernah terjadi, bukan berarti kemungkinan risiko tersebut seluruhnya tidak ada. Proses penyimpanan amonia di PT. Pupuk Kujanng masih menyimpan potensi-potensi terjadinya kerusakan atau gangguan pada proses penyimpanan yang dapat berakibat pada kerusakan integritas tanki yang mengakibatkan kebocoran bahan kimia dalam jumlah besar.
Dengan latar belakang tersebut, sebuah analisis konsekuensi dibutuhkan bagi PT. Pupuk Kujang, pemerintah dan penduduk setempat untuk memahari bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Sehingga diharapkan menjadi landasan untuk perencanaan pananganan darurat jika skenario kebocoran dalam jumlah besar terjadi.
Penelitian ini dilakukan dengan metoda deskriptif menggunakan data primer yang didapatkan penulis dari hasil observasi lapangan. Data-data tersebut di olah menggunakan perangkat lunak ALOHA (Area Locations of Hazardous Atmosphere) yang akan menghasilkan perhitungan pola penyebaran bahan kimia amonia.
Adapun hasil dari proyeksi yang dilakukan ALOHA menunjukkan jarak dispersi terjauh mencapai lebih dari 10 km dengan kadar amonia >25 ppm dan 4-6 km untuk kadar >150 ppm dan 2 km untuk kadar >750 ppm. Berdasarkan perhitungan tersebut, area threat zone dengan kadar >750 ppm yang dapat menyebabkan kematian memiliki diameter lingkaran sekitar 2 km dari pusat kebocoran dengan potensi manusia terancam 12000 jiwa.

According to ILO standard, petrochemical instalation is one among other industry with a major hazard risk involved in the industrial process. Some of the potential major hazard involved in petrochemical process is explosion hazard, fire hazard, and toxic release hazard. This tipe of hazard could produce a disaster or a catastrophic accident. The 10000 MT capacity of ammonia storage tank at PT. Pupuk Kujang posses the potential to create catastrophic accident if leakage occur and produce a massive amount of ammonia release to the surrounding environment. Although there is no leaking history for ammonia storage tank at PT. Pupuk Kujang, it does not mean the pontential for the event to happen became impossible. The ammonia storage prosses still posses the potential of a mishap, malfunction or damage that could jeopardize the integrity of the storage tank an eventually leakage could occur.
With this backgroud, an a cosequence analysis required for PT. Pupuk Kujang, local Government and local people around the facility to understand the hazard and risk possibly occur, so a proper mitigation and emergency plan could be produce.
The method used for this research is descriptive method using primary data observed by the writer at the field. The data then processed by using ALOHA (Area Locations of Hazardous Atmosphere) software that will produce the dispersion calculation.
The proyection produced by ALOHA show the maximum dispersion distance is more than 10 km with >25 ppm ammonia concentration and 4-6 km for >150 ppm ammonia concentration and 2 km for >750 ppm ammonia concentration. Based on this calculation, the threat zone area generated with concentration >750 ppm that could caused death is a 2 km diameter with estimated 12000 people at risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sheldon, Roger A.
Dordrecht-Holland: D. Reidel, 1983
661.804 SHE c (1);661.804 SHE c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Examination of the hydrogen gas detection system. Examination of the hydrogen gas detection system in IEBE have been done. The hydrogen gas detection system in IEBE attached sensor to detect the existence of secretary hydrogen gas from system because leakage or imperfect its hydrogen combustion. Intention of examination is to know the temperature of around sensor and respon of indicator warning, evacuate and faiture...."
URANIA 14 (1-4) 2008 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
URANIA 14 (1-4) 2008 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi Wibowo
"Produksi hidrogen dengan menggunakan metanol atau gliserol sebagai elektron donor pada fotokatalis TiO2, TiNT, Pt/TiO2 dan Pt/TiNT pada suhu reaksi dari 30 oC sampai dengan 70 oC telah diteliti. Metanol dan gliserol efektif sebagai elektron donor untuk produksi hidrogen secara fotokatalisis. Penggunaan metanol lebih unggul 10% dari gliserol pada semua katalis dalam total produksi hidrogen. Produksi hidrogen terbaik ditunjukkan oleh fotokatalis Pt(1%)/TiNT dengan metanol sebagai elektron donor, yaitu sebesar 2306 µmol/gcat, sementara total hidrogen dengan gliserol sebesar 2120 µmol/gcat. Penggunaan dopan Pt pada fotokatalis menghasilkan produksi hidrogen dua kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa dopan.

Hidrogen production with methanol or glycerol as sacrificial agent using TiO2, TiO2 Nanotubes, Pt/TiO2 and Pt/TiO2 Nanotubes photocatalysts at reaction temperature 30 oC to 70 oC have been investigated. Methanol and glycerol were effective for hydrogen production and the best result was methanol with Pt(1%)/TiO2 that have 2306 µmol/gcat, meanwhile with glycerol only produce 2120 µmol/gcat. The other photocatalyst also have the same pattern, which metanol give 10% higher result on total hydrogen production. Catalyst with Pt give twice higher hydrogen production rather than with no Pt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T40844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Sunasto
"ABSTRAK
Tesis ini berisi hasil penelitian teoritis tentang gas diatomik yang dapat berpermeasi melalui lempeng logam homogen pada kondisi stasioner dengan pengabaian gradien konsentrasi atom-atom gas diatomik dalam material tersebut. Selama permeasi berlangsung diandaikan tidak ada dan tidak terbentuk lapisan penghalang. Proses permeasi diforrnulasikan secara matematis dengan mengakomodasi delapan kemungkinan mekanisme laju aliran atom gas diatomik melalui permukaan logam.
Dengan pembatasan masalah seperti di atas diperoleh hasil formulasi matematis yang menunjukkan bahwa atom gas diatomik tidak akan teradsorpsi sempurna di permukaan atau bertransmisi sempurna melalui permukaan logam. Sebagaimana dalam persamaan fluks difusi dan realita eksperimental, ternyata fluks permeasi yang diperoleh berbanding lurus terhadap konstanta difusi dan berbanding terbalik terhadap ketebalan, suatu hal yang tidak ditunjukkan oleh formulasi yang tidak melibatkan kedelapan mekanisme aliran atom di permukaan. Kontribusi mekanisme aliran ke delapan terhadap fluks permeasi pun ternyata tidak dapat diabaikan.
Visualisasi dari formulasi matematis bagi model yang diajukan menampilkan pola yang bersesuaian jika dibandingkan dengan beberapa hasil eksperimental. Dalam hal ini diwakili oleh permeasi gas hidrogen melalui lempeng besi bcc."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia R. Syahroni
"Bintang diklasifikasikan berdasarkan luminositas dan temperatur. Ketika inti panas bintang yang memancarkan energi dengan spektrum kontinu dilewatkan pada gas yang lebih dingin di atmosfer, gas tersebut akan menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu. Akibatnya, diperoleh spektrum kontinu yang diselang-seling garis serapan. Kuat garis serapan dari unsur yang diamati berbeda pada setiap kelas spektrum. Pengamatan kali ini tentang spektroskopi resolusi tinggi terhadap berbagai kelas spektrum bintang. Selanjutnya didapat spektrum pengamatan unsur Hidrogen yang dianalisis berdasarkan pengaruh pelebaran Doppler. Dalam tugas akhir ini analisis dilakukan untuk menentukan pengaruh pelebaran Doppler terhadap kelimpahan Hidrogen dari sampel bintang-bintang deret utama (kelas V) yang ada dalam rentang kelas menurut katalog Henry Draper. Untuk bintang kelas O yang memiliki nilai temperatur tertinggi,
nilai adalah 1:02311 1008 . Dan untuk bintang kelas K yang memiliki nilai temperatur terendah, nilai adalah 3:61362 10 09. Dari nilai untuk masing-masing sampel bintang, dapat dilihat perubahan evolusi bintang dari
masing-masing kelas spektrum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>