Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhia Anindhita Harsas
"Latar Belakang: Penggunaan material graft sintetik (alloplast) berbentuk pasta telah menjadi alternatif untuk meregenerasi defek tulang dengan akses yang sulit. BATAN saat ini telah memproduksi pasta graft tulang Injectable Bone Xenograft (IBX), Injectable Hydroxyapatite-Chitosan (IHA-C), dan Injectable Hydroxyapatite (IHA). Namun, biokompatibillitas produk-produk tersebut belum teruji secara in vitro.
Tujuan: Mengetahui efek toksik pemberian pasta IBX, IHA-C, dan IHA 1%, 0,5%, dan 0,25% terhadap kultur sel-sel osteoblast berdasarkan viabilitas sel.
Metode: Sel-sel osteoblast (MG 63) dikultur dalam medium lengkap (5% CO2, 37oC) hingga confluent. Selanjutnya sel-sel tersebut dimasukkan ke dalam 96 wells-plate dan diinkubasi selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji MTT dengan memaparkan ketiga pasta dengan konsentrasi 1%, 0,5%, dan 0,25% pada kelompok perlakuan selama 4 jam, sedangkan kelompok kontrol tidak dipaparkan apapun. Kemudian, dilakukan pembacaan menggunakan microplate reader, panjang gelombang 490 nm.
Hasil: Viabilitas sel pada kelompok perlakuan IBX 0,25% (108,20% ± 8,85%), IHA-C 0,25% (112,01% ± 4,23%) dan IHA 0,25% (115,02% ± 4.37 %) memiliki persentase tertinggi dalam masing-masing kelompoknya. Menurut analisis statistik one way ANOVA perbedaan-perbedaan tersebut bermakna.
Simpulan: Pasta graft tulang IBX, IHA-C, dan IHA dengan konsentrasi 1%, 0,5%, dan 0,25% tidak menimbulkan efek toksik dan menunjukkan kenaikan nilai viabilitas sel. Penurunan konsentrasi pasta graft tulang mengakibatkan meningkatnya viabilitas sel osteoblast, kecuali pada kelompok pasta IHA 1% (107,71% ± 11,95.

Background: The use of synthetic material graft in paste form has become an alternative to regenerate bone defect on areas of difficult access. BATAN now has produced bone graft paste in the form of Injectable Bone Xenograft (IBX), Injectable Hydroxyapatite-Chitosan (IHA-C), and Injectable Hydroxyapatite (IHA). However, the iocompatibility of these products have not yet been tested, in vitro.
Objective: To analyze the effect of IBX, IHA-C, and IHA 1%, 0.5%, and 0.25% on osteoblast cells line based on their viabilities.
Method Osteoblast cells line (MG63) were cultured in complete medium (5% CO2, 37oC) until confluent. After that, the cells were divided into 96 wells-plate, then incubated for 24 hours. Furthermore, did the MTT assay by giving the pastes with concentration 1%, 0.5%, and 0.25% into the test group, meanwhile the control group was not given with anything, incubated for 4 hours. Then the osteoblast viability was measured using microplate reader with wavelength 490 nm.
Results: On each test group the highest percentage of cells viability was showed at 0.25% concentration (IBX 108.20% ± 8.85%; IHA-C 112.01% ± 4.23%; and IHA 115.02% ± 4.37 %). Statistical analysis (One Way ANOVA) showed the differences were significance.
Conclusion: Bone graft paste IBX, IHA-C, and IHA with concentration 1%, 0.5%, and 0.25% do not have toxic effects. However, they do increase cell viability. A decrease in bone graft?s concentration increases the viability of osteoblast cell, except on IHA 1% (107.71% ± 11.95%).
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
R20-OB-446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Aprilia
"Latar Belakang: Penggunaan material graft sintetik (alloplast) berbentuk pasta telah menjadi alternatif untuk meregenerasi defek tulang dengan akses yang sulit. BATAN saat ini telah memproduksi pasta graft tulang Injectable Bone Xenograft (IBX), Injectable Hydroxyapatite-Chitosan (IHA-C), dan Injectable Hydroxyapatite (IHA). Namun, biokompatibillitas produk-produk tersebut belum teruji secara in vitro.
Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pemberian pasta IBX, IHA-C, dan IHA terhadap aktivitas sel osteoblas yang di kultur secara in vitro dengan mengukur indikator regenerasi tulang yaitu fosfatase alkali.
Metode: Sel osteoblas (MG 63) yang diambil dari sediaan nitrogen cair dikultur dalam medium kultur lengkap dalam inkubator selama 48 jam (5% CO2, 37oC). Selanjutnya kelompok perlakuan dipaparkan pasta graft tulang IBX, IHA-C, dan IHA dengan konsentrasi 1%, 0,5%, dan 0,25%, sedangkan kelompok tanpa pemaparan pasta graft tulang digunakan sebagai kontrol. Setelah 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari supernatant kultur diambil dan dilakukan pengukuran kadar fosfatase alkali secara kolorimetri. Data yang diperlukan selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan tes Kruskal Walis dan Mann Whitney.
Hasil kadar fosfatase alkali tertinggi ditemukan pada hari ke-5. Kelompok yang diberi pasta IBX, kadar fosfatase alkali tertinggi adalah dengan pemberian konsentrasi 0,25%. Pada dua kelompok lainnya, yaitu osteoblast yang diberi paparan 1% pasta IHA-C dan pasta IHA pada konsentrasi 0,25%; kadar fosfatase alkali ditemukan tertinggi pada masing-masing kelompoknya. Berdasarkan hasil analisis statistik perbedaan tersebut ditemukan tidak bermakna.
Simpulan: Konsentrasi pasta graft tulang dan waktu kultur dapat mempengaruhi aktivitas osteoblas dalam memproduksi fosfatase alkali secara in vitro. Pasta IBX, IHA-C, dan IHA dengan konsentrasi 1%, 0,5%, dan 0,25% mampu menginduksi kultur sel osteoblast dalam memproduksi fosfatase alkali, namun tidak terdapat perbedaan bermakna bila dibandingkan dengan kontrol. Hasil ini menujukkan, bahwa ketiga pasta graft tulang tersebut memiliki potensi untuk menginduksi aktivitas osteoblas yang sama dengan kontrol.

Background: The use of synthetic graft material (Alloplast) in paste form has become an alternative to repair bone defect with difficult access. BATAN now has produced bone graft paste in the form of Injectable Bone Xenograft (IBX), Injectable Hydroxyapatite-Chitosan (IHA-C), and Injectable Hydroxyapatite (IHA) bone graft paste. However, the biocompatibility of these products has not yet been tested (in vitro).
Objective: to analyse alkaline phosphatase as one of the indicators of bone regeneration on osteoblast cells line due to the exposure of IBX, IHA-C, and IHA.
Method: Osteoblast cells line (MG 63) was taken from liquid nitrogen and cultured in complete culture medium for 48 hours (5% CO2, 37ºC). After that, the test groups were exposed to IBX, IHA-C, and IHA with concentration 1%, 0.5%, and 0.25%, meanwhile the non exposed bone graft paste group is used as control group. After 1,3,5, and 7 days, supernatants are taken and the alkaline phosphatase rate was measured with colorimetric test. Moreover, acquired data are analyzed statistically using Kruskal Wallis and Mann Whitney test.
Result: The highest level of alkaline phosphatase was found on the fifth day. For IBX paste, the highest level of alkaline phosphatase is at 0.25% concentration. The other groups which are IHA-C 1% and IHA 0.25% paste possess the highest alkaline phosphatase concentration. It did not show a significant difference by using Mann Whitney statistic analysis.
Conclusion: The concentration of bone graft paste and duration of culture could affect osteoblast activity in vitro by producing alkaline phosphatase. IBX, IHA-C, and IHA paste with concentration 1%, 0.5%, and 0.25% could induce osteoblast cell culture by producing alkaline phosphatase. However, there is no significant differences compare to the control group. It showed that the three bone graft paste had the same ability with the control group."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Generally the signs and symptoms of advances periodontal disease are periodontal pockets formation to alveolar bone defect. Bone defect treated with placement a preparation material to promote new bone formation. Tissue transplantation were developed to reconstruct bone defect with the placement of bone graft material. This paper will discussed the used of demineralized freeze dried bone allograft (DFDBA) and anorganic bone mineral combined with synthetic 15 amino acid sequence within type 1 collagen (PepGen P-15), the potential healing of bone defect to enhance the optimum treatment of periodontal disease."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Diar Safitri
"ABSTRAK
This project has an objective to reduce the use of cement for paste by replacing partial part of the concrete with limestone. This experiment focuses on the effect of the shear thickening behaviour to the behaviour of the paste and hence concrete. The idea of such a replacement is generated in order to reduce the effect of carbon footprint. In addition, the cost of cement paste production can be minimised as well since the percentage of cement in paste is reduced and replaced. Several pastes with various percentage of replacement were tested. Limestone as replacement has been proven to reduce the effect of shear thickening. The reduced effect of shear thickening is considered to be beneficial in construction industry.

ABSTRAK
Riset ini mempunyai tujuan untuk mengurangi penggunaan semen dalam pasta dengan mengganti beberapa bagian dari pasta dengan batu kapur. Eksperimen ini terfokus pada efek dari prilaku penebalan geser dengan prilaku pasta begitu juga beton. Ide pengganti tersebut dihasilkan dalam rangka mengurangu efek jejak karbon. Selain itu, biaya produksi pasta semen dapat diminimalkan karena persentase semen dalam pasta berkurang dan diganti. Beberapa pasta dengan persentase pengganti yang berbeda telah dites. Batu kapur sebagai material pengganti telah terbukti mengurangi efek dari penebalan geser. Berkurangnya penebalan gesel dinilai menguntungkan di dunia kontruksi."
Lengkap +
[Depok, ]: Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2017
S68044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Pudya Hapsari
"Background : In the long-term observation of autologous grafted cartilage grafts, it is hoped that the grafts will not experience atrophy and cell viability can be maintained, thereby preventing the possibility of irregular contours being formed. Based on the potential factors that determine the viability of the shredded cartilage grafts such as preservation of the perichondrium and the substance used to close the cartilage graft, this study aims to investigate the relationship between cartilage cell regeneration and degeneration in cartilage with intact perichondrium, perichondrium as covering substance. cartilage, and shredded cartilage without
perichondrium Methods: 18 chopped cartilage grafts were taken from the side of the auricular concha of the hycole rabbit and implanted into the subcutaneous sac in the posterior trunk region of the rabbit. Chopped cartilage grafts are divided into 3 groups, namely cartilage with an intact perichondrium on one side, perichondrium as a bone covering substance.
cartilage, and chopped cartilage without perichondrium. After 12 weeks of the implantation period, an analysis of the shredded cartilage graft was performed
macroscopically and microscopically through Hematoxylin and Eosin staining, as well as Mason Trichrome. The results of the examination were compared in the three groups. Results: There was no significant difference in the macroscopic examination of the shape, color, and contour in the three groups compared to post-implantation, it was found that the capsules that covered the chopped cartilage grafts were found. Viability in groups 1 and 2 was found to be higher than in group 3. Cell proliferation under the perichondrium was found evenly in groups 1 and 3, while in group 2 there was a spike in proliferation of young cells at the incision site. The perichondrium is the substance that surrounds the bone graft
Chopped cartilage showed moderate cartilage cell resorption and proliferation of young cells slightly below the perichondrium (11.5%)
Conclusion: The intervention of the perichondrium, both as a wrapping substance and as an adhesive on the chopped cartilage grafts, did not differ macroscopically. However, there was a significant difference in cell viability microscopically, which was characterized by
with differences in cell regeneration and degeneration.
Latar Belakang : Dalam pengamatan jangka panjang tandur tulang rawan cacah autolog, diharapkan tandur tidak mengalami atrophia dan viabilitas sel dapat dipertahankan, sehingga mencegah kemungkinan terbentuknya kontur irregular. Berdasarkan faktor-faktor potensial yang menentukan viabilitas tandur tulang rawan cacah seperti preservasi perikondrium dan substansi yang dipakai untuk menutup tandur kartilago, studi ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara regenerasi dan degenerasi sel kartilago pada tulang rawan dengan perikondrium yang intak satu sisi, perikondrium sebagai substansi penyelimut tulang rawan, dan tulang rawan cacah tanpa
perikondrium Metode: 18 tandur tulang rawan cacah diambil dari sisi concha auricular kelinci hycole dan dimplantasikan kedalam kantung subkutan pada regio trunkus posterior kelinci. Tandur tulang rawan cacah dibagi menjadi 3 group yaitu tulang rawan dengan perikondrium yang intak satu sisi, perikondrium sebagai substansi penyelimut tulang
rawan, dan tulang rawan cacah tanpa perikondrium. Setelah 12 minggu masa implentasi, dilakukan analisa tandur tulang rawan cacah secara
makroskopis dan mikroskopis melalui pewarnaan Hematoxylin dan Eosin, serta Mason Trichrome. Hasil pemeriksaan dibandingkan pada ketiga grup. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna pada pemeriksaan makroskopis bentuk, warna, dan kontur pada ketiga grup dibandingkan pasca implantasi, didapatkan kapsul yang menyelimuti tandur tulang rawan cacah. Viabilitas pada grup 1 dan 2 didapatkan lebih tinggi dibandingkan dengan grup 3. Proliferasi sel dibawah perikondrium didapatkan merata pada grup 1 dan 3, sedangkan pada grup 2 didapatkan lonjakan proliferasi sel muda pada sisi sayatan. Perikondrium sebagai substansi yang menyelimuti tandur tulang
rawan cacah didapatkan resorpsi sel tulang rawan sedang dan proliferasi sel muda yang sedikit dibawah perikondrium (11.5%)
Kesimpulan: Intervensi perikondrium baik sebagai substansi pembungkus maupun melekan pada tandur tulang rawan cacah tidak berbeda secara makroskopis. Namun terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas sel secara mikroskopis, yang ditandai
dengan perbedaaan regenerasi dan degenerasi sel."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onzi Aldi Ramaga
"Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) yang dibuat melalui pencangkokan (grafting) asam
metakrilat (MAA) dan penambahan Methylene bis-Acrylamide (MBAAm)
sebagai kopolimer cangkok serat rayon-g-PMAA. Serat rayon yang
digunakan diperoleh dengan variasi dosis iradiasi 20 KGy dan 28 KGy, dan
variasi waktu pencangkokan 30 menit dan 90 menit. Dosis iradiasi
berhubungan dengan kerapatan pusat aktif yang terbentuk pada serat rayon
dan waktu pencangkokan berhubungan dengan pertumbuhan panjang rantai
tercangkok. Untuk menggambarkan panjang rantai tercangkok dilakukan
pengukuran viskositas instrinsik larutan dari serat yang dihidrolisis dengan
asam kuat pekat (H2SO4 72 %) dan pengukuran FTIR untuk gel (serat yang
tidak terhidrolisis dengan asam kuat pekat). Uji aplikasi serat rayon-g-
(PMAA-coMBAAm) dilakukan terhadap penentuan kapasitas adsorpsi
penukaran, selektivitas, serta kinetika adsorpsi penukarannya terhadap
beberapa ion logam. Semua percobaan dilakukan dengan metode Batch
dengan menentukan kadar ion-ion logam sebelum dan sesudah penyerapan
dengan menggunakan AAS. Pengukuran spektrum IR terhadap gel hasil
hidrolisis serat rayon-g-PMAA oleh asam sulfat pekat menunjukkan naiknya
intensitas serapan terhadap serat rayon-g-PMAA yang mengalami waktu
pencangkokan lebih lama. Uji Kapasitas adsorpsi penukaran terhadap ion ion H" dan Na"", memberikan nilai kapasltas terbesar untuk serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) dengan dosis iradiasi 28 KGy waktu pencangkokan 90
menit. Keselektifan keempat sampel serat rayon-g-(PMAA-co-MBAAm)
menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap ion logam dari pada
Co^'^dan Cd^* pada pH kisaran 4,0-7,0. Uji kinetika menunjukkan kesesuaian
dengan persamaan kinetika reaksi pseudo orde 1 untuk reaksi reversibel.
Serat dengan dosis 20 KGy-90 menit yang diperkirakan mempunyai
kerapatan pusat aktif tinggi dengan panjang rantai tercangkok panjang,
memberikan harga konstanta laju adsorpsi (K) yang lebih besar dibandingkan
dengan serat dosis 20 kGy-30 menit. Isoterm adsorpsi Freundlich yang
dipelajari pada serat dengan dosis 20 kGy-30 menit menunjukkan distribusi
energi penyerapan yang heterogen terhadap penyerapanlon logam Cu^^ dan
Co"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yohan Edward
"Defek tulang merupakan kondisi yang sering dijumpai di daerah mulut dan maksilofasial. Rekonstruksi perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini. Rekonstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan material tandur tulang sintetik, salah satunya adalah biomaterial komposit hidroksiapatit-kitosan. Suatu biomaterial yang bertindak sebagai bahan tandur tulang harus memiliki kemampuan bioaktivitas, yang dinilai secara in vitro dari kemampuannya membentuk lapisan bone-like apatite pada permukaannya setelah diberikan perlakuan dalam cairan yang analog plasma tubuh. Pada uji in vitro dalam simulated body fluid selama 2, 4, 6 dan 8 hari nampak terbentuk lapisan bone-like apatite pada permukaan yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan SEM dan XRD.

Bone defect in oral and maxillofacial region is common occurred. Reconstruction, regardless the etiology is required. Bone graft materials as reconstruction material can be made synthetically, one of them is hydroxyapatite-chitosan composite. This biomaterial needs bioactive ability to act as bone graft. Bioactive ability can be examined by the formation of bone-like apatite on the composite surface after incubating in human plasma analogue solution. In this study, the hydroxyapatite-chitosan granules show bone-like apatite formation on the surface after incubation in simulated body fluid which then confirmed using SEM and XRD analysis for 2, 4, 6 and 8 days."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Riyan Muzaqi
"Pasta gigi merupakan bahan kimia yang setiap hari digunakan hampir oleh semua orang di dunia, namun proses pengeluaran pasta gigi dari tempatnya dianggap kurang efesien dan memakan waktu, terutama saat pasta gigi akan habis. Dan juga penempatan pasta gigi pada kamar mandi rawan terhadap kuman yang dapat membuat pasta gigi tidak higienis lagi.
Hal inilah yang menjadi alasan utama untuk dapat membuat sebuah alat yang dapat mempermudah dalam pengeluaran pasta gigi, menjaga pasta gigi dari kuman dan tentu saja efisiensi waktu dalam proses menyikat gigi. Alat ini disebut toothpaste dispenser, dalam perancangannya akan dibuat metode pengeluaran pasta gigi yakni dengan metode Pump dan Gripper. Dalam perancangan bentuknya akan dibuat seindah mungkin agar memenuhi standar estetika sehingga akan sangat cocok jika digunakan pada tempat - tempat umum seperti hotel dan apartemen.
Dalam proses perancangan sampai pembuatan produk dimulai dengan studi literature yakni perancangan mekanikal, proses produksi, kinematika & dinamika dan juga pemilihan bahan dan proses. Diharapkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada akan tercapai produk yang mampu digunakan dengan baik.
Hasil akhir dari perancangan ini adalah sebuah alat yang disebut Toothpaste Dispenser sebagai alat yang dapat mempermudah proses sikat gigi, mampu menjaga ke higienisan dari pasta gigi dan tentunya dapat menghemat waktu dalam proses sikat gigi.

Everyday all of the people in the world using a toothpaste to clean their tooth. This activity consume much time and not efisien, especially when the toothpaste will be over. A placement toothpaste in bathroom is not hygienic because many germ in there.
This is a reason for us to make a product to solve this problem. We call this product ?Toothpaste Dispenser?, we will create two product a toothpaste dispenser with different methods. First product use a pump methods or we can called Pump Toothpaste Dispenser and the other use a grip method. We will try to make a toothpaste dispenser shape so interest because this product will beuatify a bathroom interior, especially for hotel dan apartment bathroom.
Design activity until manufacture started by find literature and field studied, the field study that we use like kynematics and dynamics, Mechanical design, material and proceses selection and manufacturing proceses. We hope all of the field studies can help us to make a great product. End of the design, we can make a product toothpaste dispenser whose make a cleaning tooth proceses easly, keep the hygienic of toothpaste and make a cleaning tooth proceses quickly.
"
Lengkap +
2008
S37382
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sendi Prayogo
"Pasta gigi merupakan bahan kimia yang setiap hari digunakan hampir oleh semua orang di dunia, namun proses pengeluaran pasta gigi dari tempatnya dianggap kurang efesien dan memakan waktu, terutama saat pasta gigi akan habis. Dan juga penempatan pasta gigi pada kamar mandi rawan terhadap kuman yang dapat membuat pasta gigi tidak higienis lagi.
Hal inilah yang menjadi alasan utama untuk dapat membuat sebuah alat yang dapat mempermudah dalam pengeluaran pasta gigi, menjaga pasta gigi dari kuman dan tentu saja efisiensi waktu dalam proses menyikat gigi. Alat ini disebut toothpaste dispenser, dalam perancangannya akan dibuat metode pengeluaran pasta gigi yakni dengan metode Pump dan Gripper. Dalam perancangan bentuknya akan dibuat seindah mungkin agar memenuhi standar estetika sehingga akan sangat cocok jika digunakan pada tempat ?tempat umum seperti hotel dan apartemen.
Dalam proses perancangan sampai pembuatan produk dimulai dengan studi literatur yakni perancangan mekanikal, proses produksi, kinematika & dinamika dan juga pemilihan bahan dan proses. Diharapkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada akan tercapai produk yang mampu digunakan dengan baik.
Hasil akhir dari perancangan ini adalah sebuah alat yang disebut Toothpaste Dispenser sebagai alat yang dapat mempermudah proses sikat gigi, mampu menjaga ke higienisan dari pasta gigi dan tentunya dapat menghemat waktu dalam proses sikat gigi.

Everyday all of the people in the world using a toothpaste to clean their tooth. This activity consume much time and not efisien, especially when the toothpaste will be over. A placement toothpaste in bathroom is not hygienic because many germ in there.
This is a reason for us to make a product to solve this problem. We call this product ?Toothpaste Dispenser?, we will create two product a toothpaste dispenser with different methods. First product use a pump methods or we can called Pump Toothpaste Dispenser and the other use a grip method or Grip Toothpaste Dispenser. We will try to make a toothpaste dispenser shape so interest because this product will beuatify a bathroom interior, especially for hotel dan apartment bathroom.
Design activity until manufacture started by find literature and field studied, the field study that we use like kynematics and dynamics, Mechanical design, material and proceses selection and manufacturing proceses. We hope all of the field studies can help us to make a great product. End of the design, we can make a product toothpaste dispenser whose make a cleaning tooth proceses easly, keep the hygienic of toothpaste and make a cleaning tooth proceses quickly.
"
Lengkap +
2008
S38225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fellicia Rachmadiana
"Latar belakang: Trauma dental yang paling sering terjadi seperti kehilangan tulang alveolar secara luas akibat penyakit patologis membutuhkan regenerasi tulang secara cepat, scaffold HAp-GEL dan potensi propolis dilaporkan dapat meningkatkan proliferasi dan mineralisasi sel osteoblas. Tinjauan pustaka ini memgemukakan dasar pemikiran mengenai hal tersebut dengan menggunakan Uji MTT Assay untuk mengetahui pengaruh pemberian scaffold Hidroksiapatit-Gelatin dan Propolis serta ppewarnaan Alizarin Red Staining (ARS) untuk mendeteksi proses mineralisasi sel. Tujuan: Untuk menetapkan pengaruh pajanan Scaffold Hidroksiapatit-Gelatin dan Propolis sebagai bone graft untuk mempercepat proses proliferasi dan mineralisasi pada sel osteoblast secara in vitro. Metode: Penyusunan literature review dilakukan sejak Desember 2020 dengan menelusuri literatur pada dua pangkalan data elektonik yaitu PubMed dan Scopus. Literatur harus memenuhi syarat kriteria inklusi berupa artikel harus berbahasa inggris, diterbitkan dalam 10 tahun terakhir, dan tersedia dalam full – text (open access). Penentuan literatur inklusi menggunakan alir PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). Hasil: Didapatkan empat jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi. Keempat jurnal tersebut menyatakan bahwa bahan HAp-Gelatin dan Propolis meningkatkan laju proliferasi dan deposisi kalisum dengan menggunakan uji MTT dan Pewarnaan ARS. Kesimpulan: Scaffold HAp-Gelatin dan Propolis bersifat tidak toksik, biocompatible, meningkatkan proliferasi dan mineralisasi pada sel osteoblas sehingga dapat digunakan sebagai bone graft ketika dibutuhkannya regenerasi tulang secara cepat.

Background: Dental trauma such as loss of alveolar bone often happens due to pathological disease requires rapid bone regeneration. Hydroxiapatite-Gelatin scaffold and Propolis is stated able to increase the proliferation and mineralization rates of osteoblast cells. This research proposes a rationale theory about proliferation osteoblast cell using MTT Assay to determines the effect on proliferation osteoblast cell and using Alizarin Red Staining detects osteoblast mineralization process. Aim: To provides insight the effect of HAp-Gel-PL scaffold as bone graft on proliferation and mineralization osteoblast cell in vitro. Methods: This literature review is conducted on Desember 2020, by searching the literature on two electronic databases, PubMed and Scopus. The literature must qualify the inclusion criteria requirements in the form of literatures such us written in English, published in the last 10 years, and available in full-text (open access). Determination of the included literatures using the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). Results: There are four journals that match the inclusion criteria. All of them stated that hydroxyapatite-gelatin scaffold and propolis increased the rate of proliferation and mineral deposition in osteoblast cell using MTT Assay and ARS . Conclusion: Hydroxyapatit-Gelatin scaffold and Propolis are not-toxic, have good biocompatible, increase proliferation and mineralization in osteoblast cells. This ingredient is safe to be used as bone graft when rapid bone regenenation is needed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokeran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>