Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Indonesia has imported asphlt from other countries to meet the need for road construction and annual maintenance. Mearwhile in Buton Island, Southeast Sulawesi Province, there is natural asphalt known asbuton that as been produced since 1926"
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
JJJ 27:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Madi Hermadi
[Place of publication not identified]: Jurnal Jalan dan Jembatan,
JJJ 23 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Furqon Affandi
[Place of publication not identified]: Jurnal Jalan dan Jembatan, 2007
JJJ 23 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The biggest of asbuton (natural asphalt from Buton island) located in lawele region, it is called asbuton lawele, which has deposit about 100.000.000 tons...."
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
" Tailing adalah material berukuran pasir yang merupakan produk sisa dari penambangan emas dan tembaga. Di Indonesia, jumlah tailing ini sudah terlampau banyak dan dirasakan mengganggu lingkungan. Beberapa penelitian yang menggunakan tailing sebagai pengganti parsial agregat untuk campuran beraspal telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tailing sebagai asphalt expander (Bitumen Expanded Tailing, BET) dan untuk mengevaluasi kinerja campuran beraspal jenis Lataston yang menggunakan BET sebagai bahan pengikatnya. Dari studi ini disimpulkan bahwa kandungan tailing dalam aspal dapat berubah sifat rheologi aspal. Penggunaan 4% sampai 12% tailing dalam BET memberikan pengaruh positif pada titik lembek, titik nyala dan berat jenis aspal, tetapi memberikan pengaruh negatif pada nilai penetrasinya. Durabilitas BET yang baik terjadi pada penggunaan tailing sampai dengan 8%. Penggunaan BET sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal jenis Lataston menghasilkan campuran dengan sifat yang lebih baik dari pada campuran Lataston konvensional. BET yang mengandung 8% tailing menghasilkan parameter stabilitas Marshall, Marshall Quotient dan stabilitas sisa campuran Lataston yang paling baik. Dari sifat-sifat Marshall campuran Lataston, penggunaan tailing sebagai expanded
aspal memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bila digunakan sebagai pengganti parsial agregat.

Abstract
Tailing is a sand sized material, which is a waste product of gold and copper mining process. In Indonesia, a huge amount of tailing is an abundant material and has no widely used yet. Some previous
studies in related to applying the tailing as partial aggregate substitution in bituminous mix have been conducted by some researcher. This study tries to evaluate the use of tailing as an asphalt expander (Bitumen Expanded Tailing, BET) and to evaluated the
performance Lataston which use BET as a binder. This study concluded that adding the tailing in asphalt material will influence its rheology. Adding 4% to 12 % of tailing into asphalt give positive effect on softening point, flash point, and specific gravity of asphalt, but give negative effect on its penetration. From durability point of view
, additional of tailing up to 8% still give a good ductile properties of BET. Use of BET as a binder in Lataston asphaltic mixture produces a better Marshall properties than conventional one, and 8% tailing in BET is the best in term of Marshall Stability, Marshall Quotient and its retained stability. From the Marshall properties of Lataston, use of tailing as an asphalt expander is better compared as aggregate substitution."
[Fakultas Teknik UI, Institut Teknologi Bandung. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Volume pembangunan prasarana jalan di Indonesia, berupa jalan baru maupun perbaikan jalan lama, semakin meningkat. Di lain pihak, usia lapis perkerasan jalan tidak sesuai dengan umur rencana, sehingga terjadi kerusakan belum pada waktunya berupa gelombang, alur dan retak. Kerusakan ini disebabkan kendala antara lain : (i) Iklim tropis, (ii) beban kendaraan yang sukar dikendalikan, (iii) sebagian struktur jalan relatip kurang mantap. Untuk mengatasi masalah tersebut, baru-baru ini diperkenalkan rancangan campur aspal panas Split Mastik Aspal sebagai lapis penutup untuk penahan lentur. Split Mastik Aspal adalah campuran bergradasi terbuka dengan bahan pembentuk terdiri dari: agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi dan aspal. Sedangkan Asbuton Mikro selain mengandung mineral berukuran debu sampai pasir, juga mengandung bahan bitumious yang akan dimanfaatkan sebagai bahan pengisi (filler). Dengan adanya bitumen pada Asbuton Mikro tersebut, diharapkan dapat memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat, dan dengan adanya mineral diharapkan dapat mengisi rongga antara butir ? butir agregat. Dalam penelitian ini, variasi bahan pengisi adalah 4.5%, 5.5%, 6.5% dengan kandungan aspal 5.5%, 6% 6.5%, 7% dan penambahan arbocel (bahan tambah) 0%, 0.1%, 0.2%. Dilakukan Test Marshall, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat mempelajari karakteristik campuran aspal dengan bahan pengisi, terhadap komposisi campuran pada lapisan perkerasan campuran Split Mastik Aspal. Dari hasil perhitungan Marshall, ternyata bahwa bahan pengisi Asbuton Mikro sangat mempengaruhi nilai stabilitas, nilai kelelehan dan nilai kekakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Asbuton Mikro dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) untuk pengganti abu batu atau semen pada lapisan perkerasan campuran Split Mastik Aspal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>