Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Prakoso
"Penelitian ini ingin menguji apakah fenomena market overreaction terjadi pada saham-saham yang mengalami perubahan persentase harga tertinggi, baik positif (terjadi pada saham winners) maupun negatif (terjadi pada saham losers), yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2007 hingga Desember 2007. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji apakah pergerakan harga saham dapat diprediksi setelah mengalami perubahan ekstrem harga. Secara spesifik, apakah terjadi pembalikan harga setelah perubahan ekstrem harga pada sampel yang terdiri dari 246 saham winners dan 246 saham losers. Hasil pengujiannya menunjukkan bukti bahwa telah terjadi overreaction, baik pada saham winners maupun losers. Pembalikan harga ditemukan satu hari setelah peningkatan harga ekstrem dan efeknya bertahan hingga 5 hari untuk saham winners. Dan untuk saham losers, pembalikan harga ditemukan selama 3 hari berturut-turut dan di hari kelima serta efeknya bertahan hingga 10 hari. Analisis regresi menunjukkan bahwa pembalikan harga mempunyai hubungan negatif dengan perubahan harga untuk kedua sampel, dan juga dengan ukuran perusahaan hanya untuk saham losers.

This paper empirically investigates the market overreaction effect of the stocks with the largest daily percentage increases or decreases in price occurred in Indonesia Stock Exchange between January 2007 and December 2007. The primary objective of this paper is to test whether stock price behavior is predictable following extreme returns. Specifically to test the occurance of price reversals after daily gains or losses in stock returns on samples consist of 246 winners and losers. The results show evidence of stock price overreaction effect for both winners and losers samples. The price reversal effect is found in one day after extreme increase in returns and lasting for 5 days for winners. And for losers, reversal is found within first three days and at fifth day after extreme decrease in returns and lasting for 10 days. Regression analysis shows that the stock price reversal is inversely related to the price gains or losses, and also with firm size but only for losers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fadhliyah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Collins, Pincus, dan Xie (1999) yang meneliti perbedaan pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham berdasarkan nilai laba yang diperoleh perusahaan. Ada dua model penelitian yang digunakan, pertama adalah model Ohlson dan kedua adalah modifikasi model Ohlson dengan penambahan variabel dummy. Pengujian hipotesis dilakukan pada sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002 ? 2006. Sampel ini kemudian dikelompokkan lagi menjadi sampel industri defensif dan siklikal. Perbedaan pengaruh variabel nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham diuji pada setiap sampel industri. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham pada seluruh sampel dan masing- masing sampel industri. Penelitian juga menemukan adanya perbedaan pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham berdasarkan nilai laba yang diperoleh dan berdasarkan kelompok industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Donny Armando
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap penerbitan obligasi perusahaan (corporate bonds). Penerbitan obligasi yang dilakukan oleh perusahaan akan mengubah struktur modal dan memberikan beberapa konsekuensi bagi perusahaan baik itu positif maupun negatif. Pasar kemudian akan menilai dampak tersebut dan jika dianggap signifikan maka pasar akan bereaksi dan mengakibatkan perubahan terhadap harga saham. Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan perilaku pasar pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Salah satu yang menjadi dasar bagi penelitian ini ialah cash flow problem yang melihat penerbitan obligasi dapat meningkatkan risiko penggunaan kas yang tidak optimal oleh pihak manajemen sebagai pengendali.
Metode yang digunakan ialah event study untuk menguji signifikansi reaksi pasar dan kemudian regresi multivariabel untuk menguji variabel kas, dividend payout, dan peringkat obligasi yang diduga berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sampel penelitian terdiri dari 45 perusahaan yang menerbitkan obligasi selama periode 2003-2008.
Kesimpulan yang didapat ialah tidak terdapat reaksi pasar maupun variabel uji yang signifikan. Hasil tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

The aim of this study is to examine the market reaction when companies issuing bonds. Corporate bond issue will affect its capital structure and gives several consequences to the company whether it is favorable or unfavorable. The market then will appraise the effect. If the effect is significant the market will reacts and makes stock price change. This study is based on the cash flow problem theory that seeing bond issue may increase the risk of unoptimal use of cash by management as the controlling party.
This study use event study method to see the significance of market reaction and multivariable regression to see the significance of cash, dividend payout, bond rating variable that may affect the market reaction. The samples of this research consist of 45 companies issuing bonds during 2003-2008.
The conclusion is neither the market reaction nor the determinant variables are significant. These results may due to many limitations of this study, and hence need further study to overcome those limitations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Juwita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa dan seberapa besar pengaruh dari jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank terhadap harga saham perusahaan pada sektor consumer goods industry, dan sektor property, real estate, dan building construction industry, kemudian membandingkannya. Variabel yang diteliti di dalam penelitian adalah jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dan harga saham perusahaan tersebut. Dengan menggunakan metode Data Panel, data sekunder yang diambil adalah data tiga bulanan dari jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dan harga saham perusahaan tersebut. Semua data disajikan dalam bentuk logaritma. Setelah melalui pemilihan metode data panel yang akan digunakan, berdasarkan Chow Test baik pada sektor consumer goods industry, dan sektor property, real estate, dan building construction industry disarankan menggunakan Pooled Least Square. Dari hasil regresi diketahui bahwa jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank berpengaru positif terhadap harga saham perusahaan di sektor consumer goods industry, dan sektor property, real estate, dan building construction industry. Pada sektor property, real estate, dan building construction industry, pinjaman dari bank sedikit lebih besar pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan dibanding pada sektor consumer goods industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Minon Al Masyhur
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Fuad Salim
"Sebagai bagian dari sistem perekonomian, perkembangan pasar modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi itu sendiri. Tujuan skripsi adalah mengetahui hubungan antara fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta dengan fluktuasi beberapa variabel makroekonomi, yaitu inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menerapkan model Sehwert yang telah dimodifikasi, dengan menghitung pertumbuhan fluktuasi variabel-variabel tadi. Data diambil dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Hasil regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk IHSG menurun sebesar 21,05 % . Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi suku bunga, maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 14,3 % .Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi uang beredar maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 52,5% Dari hasil tadi nampak bahwa fluktuasi uang beredar memiliki pengaruh dominan dibanding variabel lainnya. Namun adjusted R-squared regresi ini hanya sekitar 22 %, jadi masih ada variabel lain yang belum dispesifikasikan. Kekurangmampuan model ini menjelaskan fluktuasi IHSG juga disebabkan karena sebelum 1988, aktivitas BEJ rendah sekali. Kesimpulan lain ialah bahwa kondisi makroekonomi tidak langsung mempengaruhi IHSG. Pengaruh ini tidak sama untuk semua sektor. Investor masih terpengaruh 'sentimen pasar' dalam menentukan saham yang akan dibeli. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak tertentu pada fluktuasi IHSG, dan ini hendaknya diketahui oleh pelaku pasar modal, sehingga mereka dapat memahami hubungan antara pasar modal dengan perekonomian. Dengan demikian maka tindakan-tindakan antisipatif dapat diambil. Penelitian-penelitian di masa mendatang hendaknya dapat mencakup kuantitas dan kualitas data yang lebih balk sehingga hasil yang diperoleh juga lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Darina Kusbrahmiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada transmisi shock dan volatilitas antar indeks harga saham sektoral di Indonesia. Data yang digunakan adalah data harian indeks harga saham sektoral yang tercatat di Bursa Efek Jakarta yang terdiri dari 9 indeks sektoral, yaitu indeks sektor pertanian, indeks sektor pertambangan, indeks sektor industri dasar dan kimia, indeks sektor aneka industri, indeks sektor industri barang konsumsi, indeks sektor properti dan real estate, indeks sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi, indeks sektor keuangan, serta indeks sektor perdagangan, jasa dan investasi. Sampel yang digunakan adalah dari tanggal 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2007. Pengujian shock dan volatility transmission dilakukan dengan metode multivariate GARCH (BEKK representation).
Hasil penelitian ini yaitu pada periode 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2007, ditemukan adanya shock transmission dan volatility transmission dari satu sektor ke sektor lain walaupun setiap sektor lebih dipengaruhi oleh shock dan volatilitas masa lalu dari dirinya sendiri. Interaksi antar return indeks sektoral ini dapat memberi masukan bagi investor dalam keputusannya melakukan diversifikasi. Sektor yang paling banyak menerima shock dan volatility transmission dari sektor lain sebaiknya diberi weight lebih kecil daripada sektor yang menerima lebih sedikit shock dan volatility transmission dalam pembentukan portfolio; begitu juga sebaliknya. Selain itu, jika seorang investor berniat berinvestasi di saham suatu sektor yang banyak menerima shock dan volatility transmission dari sektor lain, maka investor ini harus lebih memperhatikan berita (news) yang berkaitan dengan sektor lain yang mempengaruhi sektor tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Antonius Torang Parulian
"Merosotnya Harga-harga Saham bagi banyak emiten di Pasar Sekunder, salah satunya disebabkan karena penetapan harga saham perdana yang sudah cukup tinggi. Kalau ditelusuri lebih lanjut Penetapan Harga Saham yang tinggi ini disebabkan karena penetapan Price Earning Ratio yang tinggi pula. Apabila Pasar Modal mengalami keadaan bullish hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena investor akan terus memburu saham-saham yang 'dianggap' baik tanpa memperhatikan faktor-faktor fundamentalnya secara lebih kritis. Seiring dengan peningkatan Perkembangan Pasar Modal yang semakin kompleks baik dari jumlah emiten maupun jumlah dana yang mampu dimobilisasi, Pemerintah dalam hal ini Bapepam mengeluarkan suatu Kebijaksanaan yang membatasi penetapan PER Pasar Perdana suatu calon emiten sebesar 13X dan kemudian ditingkatkan menjadi 15X, adapun Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menjaga agar harga saham emiten tersebut tidak merosot di Pasar Sekunder, sehingga para investor yang terutama terdiri dari pemodal-pemodal kecil tidak menderita kerugian akibat capital loss yang dideritanya, yang mana para investor ini justru 'capital gain oriented' dan bukan 'dividen orinted'. Skripsi ini meneliti 10 emiten yang dijadikan sample dari 180 emiten yang tercatat di Pasar Modal. Dari penelitian yang dilakukan penulis, dapat dilihat bahwa harga saham perdana dari emiten-emiten yang go public setelah Kebijaksanaan dimaksud mengalami penurunan relatif terhadap harga saham perdana bagi emiten-emiten yang go public sebelum kebijaksanaan PER Perdana. Namun demikian sebenarnya PER yang dipergunakan tidaklah menurun secara signifikan untuk PER actualnya, tetapi memang mengalami penurunan untuk PER proyeksi yang didalamnya terdapat kemungkinan rekayasa keuangan yang lebih besar. Sebagai kompensasi atas penurunan Harga saham tersebut, para calon emiten baru meningkatkan jumlah lembar saham yang ditawarkan kepada masyarakat. Untuk itu penulis menyarankan agar dalam penetapan harga saham perdana tidak dipergunakan PER proyeksi melainkan PER actual, dan keterbatasan PER 13X tidak diberlakukan secara kaku terhadap seluruh calon emiten akan tetapi turut mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dari calon emiten tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan dipakainya PER yang lebih tinggi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Perdana Akbar
"Penelitian ini berfokus pada shock volatilitas pada model indeks tunggal pada sembilan indeks sektoral dan indeks LQ45 periode 2002 hingga 2006, selain menginvestigasi shock pada volatilitas dalam penelitian ini juga akan sedikit dibahas mengenai beta atau sensitivitas terhadap imbal hasil pasar. Penelitian ini menggunakan metode GARCH dan IGARCH pada pemodelan variansnya sedangkan untuk pemodelan mean digunakan model Box Jenkins atau yang lebih dikenal dengan model ARIMA. Dari analisis penelitian didapat bahwa model indeks tunggal yang memiliki tingkat volatility shock persistence yang paling tinggi dengan mengikuti GARCH (1,1) dengan proses yang stasioner adalah indeks pertambangan. Lima indeks (indeks pertambangan, finansial, infrastruktur, LQ45, dan properti) memiliki shock pada volatilitas yang tinggi dan dapat dimodelkan dengan IGARCH, sehingga menghasilkan proporsi shock pada volatilitas persistence (tidak berkurang seiring berjalannya waktu), sehingga bagi investor yang menghindari risiko sebaiknya menghindari berinvestasi di indeks ini sebab harga dapat bergerak sendiri tanpa adanya informasi. Sedangkan indeks yang memiliki tingkat sensitivitas yang paling tinggi terhadap pergerakan imbal hasil indeks pasar adalah indeks infrastruktur dan LQ45. Indeks LQ45 juga merupakan indeks yang pergerakannya dapat dijelaskan paling baik oleh imbal hasil IHSG karena memiliki r-squared yang paling tinggi dibandingkan indeks lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6077
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>