Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia D. Elvira
Jakarta: Balai Penerbit , 2006
618.24 SYL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rindyantika Arsanty
"Depresi pasca melahirkan adalah salah satu gangguan mood yang dialami wanita pada periode pasca melahirkan. Gangguan mood ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko salah satunya adalah tipe persalinan. Terdapat empat tipe persalinan secara spesifik, yaitu persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar terencana, dan bedah caesar gawat darurat. Keempat tipe persalinan secara spesifik tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok tipe persalinan secara umum, yaitu tipe persalinan biasa dan persalinan luar biasa.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko masing-masing tipe persalinan terhadap kemunculan gangguan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan disain crosssectional yang menggunakan alat ukur deteksi Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan kuesioner demografi sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan pada 357 orang wanita pasca melahirkan yang memiliki bayi berusia satu hingga 12 bulan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistik inferensial one-way ANOVA pada SPSS 13.0.
Hasil penelitian pada tipe persalinan secara spesifik menunjukkan tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar elektif, dan bedah caesar gawat darurat terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan. Sementara, hasil penelitian pada tipe persalinan secara umum menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan biasa dengan wanita yang mengalami persalinan luar biasa terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan.

Postnatal depression is one of mood disorder associated with childbirth. There are many risk factors for postnatal depression, which one of them is mode of delivery. Specifically, the modes of delivery were clustered into four groups i.e spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency caesarean delivery. But in general, those modes of delivery could be clustered into two common groups i.e normal delivery and abnormal delivery.
This research aims to find out whether each mode of delivery both of specifically or generally, has significant differences on the risk of developing postnatal depression. It is a field study with cross-sectional design using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) and demographic questionnaire as tools for collecting data. A total of 357 women living in Jabodetabek area and having infants whose age one to 12 months old participated in this research. Aqcuired data was analyzed using oneway ANOVA as the inferential statistics techniques in SPSS 13.0.
First investigation showed that there was no significant difference between women having spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency delivery on the risk of developing postnatal depression. Nevertheless, in general modes of delivery there was significant difference between women having normal delivery and abnormal delivery on the risk of developing postnatal depression.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lori Oktavia
"ABSTRAK
Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan pengalaman
penting dalam kehidupan seorang wanita. Pada sebagian besar wanita, memiliki
seorang anak adalah peristiwa yang sangat membahagiakan karena peristiwa ini
dianggap sebagai pemenuhan tertinggi bagi identitas mereka sebagai wanita.
Namun demikian, pada sebagian wanita lainnya, peristiwa tersebut dapat pula
menimbulkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Hal ini terjadi karena proses persalinan dan masa sesudahnya merupakan keadaan
yang cukup berat bagi sang ibu. Perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam
maupun di luar tubuh para ibu tersebut dapat menjadi faktor penyebab timbulnya
gangguan emosi pasca persalinan. Dalam penelitian ini, gangguan emosi yang
akan diteliti adalah gangguan depresi pasca persalinan. Gangguan ini umumnya
j
terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah
persalinan dan ditandai dengan simtom seperti: mudah menangis, merasa tidak
berguna, bersalah, merasa lelah berkepanjangan dan gangguan tidur.
Menurut hasil beberapa penelitian, penderita depresi pasca persalinan
lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapatkan dukungan sosial >
dari orang-orang di sekitarnya. Dari sini, timbul asumsi peneliti tentang adanya
hubungan antara dukungan sosial dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan. Namun, mengingat dukungan sosial itu sendiri adalah suatu konsep
yang luas, maka yang difokuskan pada penelitian ini adalah dukungan sosial yang diterima secara nyala (enacted support), yaitu pemberian bantuan yang benarbenar
terjadi dalam suatu situasi yang spesifik (Collins et al, 1993). Adapun
Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah : apakah ada
hubungan yang signifikan antara jumlah dan kepuasan terhadap dukungan sosial
yang diterima secara nyata dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan.
Penelitian dilakukan terhadap 35 oreng responden. Adapun responden
dalam penelitian ini adalah wanita pasca persalinan yang berusia 20-35 tahun,
pendidikan minimal SMU/sederajat, melahirkan bayi yang sehat dan tidak
prematur dan tidak memiliki sejarah gangguan psikiatrik di masa lampau.
Pengukuran variabel-variabel yang hendak diteliti dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, yang terdiri dari kuesioner yang mengukur jumlah dan
kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima serta instrumen BDI (Beck
Depression Inventory) yang mengukur simtom depresi pasca persalinan.
Sedangkan untuk menganalisis data guna menjawab permasalahan utama di atas,
digunakan perhitungan korelasi biserial.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara jumlah dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi
yang diterima secara nyata, dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan pada ibu dewasa muda. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang
signifikan antara kepuasan responden terhadap bentuk dukungan emosional,
penghargaan, instrumental dan informasi yang diterimanya, dengan ada/tidaknya
gangguan depresi pasca persalinan.
Saran peneliti, untuk masa yang akan datang sebaiknya dilakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang gangguan emosi yang dialami oleh para
ibu pada masa pasca persalinan, misalnya dengan menggunakan metode penelitian
secara kualitatif, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih banyak tentang
masalah gabgguab emosi pasca persalinan ini dan bagaimana cara pencegahannya."
2002
S3106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Saptarini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan gejala depresi maternal pada periode lima tahun pertama pasca persalinan terutama faktor sosio-ekonomi, kesehatan ibu dan anak serta dukungan sosial. Dalam penelitian ini gejala depresi maternal diukur menggunakan instrumen CESD-10. Ibu dianggap memiliki gejala depresi jika total score CESD-10 sebesar sepuluh atau lebih. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survei IFLS tahun 2014 IFLS5 . Penelitian ini memiliki tiga model analisis untuk mengetahui determinan gejala depresi maternal menurut periode pasca persalinan yaitu 0 ndash; 59 bulan pasca persalinan, 0 ndash; 23 bulan pasca persalinan dan 24 ndash; 59 bulan pasca persalinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesehatan ibu dan anak, kondisi sosio-ekonomi dan dukungan sosial berhubungan dengan gejala depresi maternal pada lima tahun pertama pasca persalinan. ibu tanpa penyakit kronis, tidak menderita anemia serta memiliki balita sehat memiliki peluang mengalami gejala depresi maternal lebih rendah. Pendidikan dan tingkat ekonomi memiliki hubungan negatif dengan gejala depresi maternal sedangkan ibu bekerja memiliki peluang depresi maternal lebih tinggi dibanding ibu tidak bekerja. Ibu yang tinggal di keluarga besar memiliki peluang mengalami depresi maternal lebih tinggi dibanding ibu yang tinggal di keluarga inti. Pada analisis menurut periode pasca persalinan faktor kesehatan ibu dan anak berhubungan dengan gejala depresi maternal baik pada periode 0 ndash; 23 bulan maupun 24 ndash; 59 bulan pasca persalinan kecuali anemia hanya memiliki hubungan bermakna pada periode 0 ndash; 23 bulan pasca persalinan. Kondisi ekonomi memiliki hubungan negatif pada periode 24 ndash; 59 bulan pasca persalinan, namun tidak pada periode 0 ndash; 23 bulan pasca persalinan. Gejala depresi maternal pada periode 0 ndash; 23 bulan lebih banyak berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu dan anak, namun pada periode selanjutnya faktor lain mulai memberikan hubungan dengan gejala depresi maternal.

ABSTRACT
This study aims to analyze the determinants of maternal depressive symptoms in first five years postpartum, especially socio economic, maternal and child health and social support factors. Maternal depressive symptoms were measured using CESD 10. Mothers were categorized to have maternal depressive symptoms if had ten or more of the total score of CESD 10. This study used data from the Indonesia Family Life Survey IFLS 2014 IFLS5 . This study had three models to analyze the determinants of maternal depressive symptoms in 0 59 months postpartum, 0 23 months postpartum and 24 59 months postpartum. This study found that maternal and child health, socio economic status and social support were associated with maternal depressive symptoms in the first five years postpartum. Mothers without chronic disease, not suffering from anemia and having healthy under five years old children had lower probability of maternal depressive symptoms. Education and economic levels had a negative association with maternal depressive symptoms. Working mothers had higher probability of maternal depressive symptoms than unemployed mothers. Mothers who living in extended families had a higher probability of maternal depression symptom than mothers who live in nuclear families. According to postpartum period analysis, maternal and child health factors were associated with maternal depressive symptoms in both the 0 23 months and 24 49 months postpartum period unless anemia only had a significant relationship in the 0 23 months postpartum period. Economic conditions had a negative relationship in the period 24 59 months postpartum, but not in the period 0 23 months postpartum. Symptoms of maternal depression in the period 0 23 months were more associated with maternal and child health conditions. But in the next period, other factors begin to have the relationship to maternal depressive symptoms."
2018
T50797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjo Saksomo Bajuadji
"TUJUAN PENELITIAN : Mengetahui proporsi SIU pada kehamilan dan pasca persalinan dan mengetahui pengaruh usia, paritas, berat lahir bayi, cara lahir, episiotbmi, ruptur perineum, ekstraksi, dan riwayat SIU saat hamil terhadap perubahan proporsi SIU pasta persalinan.
DISAIN STUDI : kohort prospektif
TEMPAT STUDI : RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta
SUBYEK : Seluruh wanita yang menjalani persalinan di RSCM periode Januari-Juni 2004 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia mengikuti studi ini
KELUARAN UTAMA : kejadian styes inkontinensia urin saat kehamilan, 6 minggu post partum dan 3 bulan post partum.
HASIL : Angka kejadian sires inkontinensia urin sebesar 37,1% terjadi saat kehamilan, 34,1% 6 minggu post partutn dan 27,75% 3 bulan post partum. Faktor multiparitas memegang peranan penting dalam peningkatan kejadian styes inkontinensia urin saat kehamilan dengan RR 9.16 U1K 95% 4,83-17,41 ; p<0,001), Proporsi stres inkontinensia urin saat kehamilan pada multiparitas lebih tinggi dibandingkan dengan primiparitas (64,96% : 7,09% ; p
KESIMPULAN : Kejadian sires inkontinensia urin saat kehamilan dan post partum cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terdapat peningkatan angka kejadian stres inkontinensia urin saat kehamilan dan post partum. Persalinan perabdominam kemungkinan dapat menjadi faktor pencegah kejadian SIU pasta persalinan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Maria Prajna Saraswati
"Latar belakang: Depresi pasca persalinan merupakan komplikasi neuropsikiatrik yang paling sering terjadi pada ibu pasca bersalin. Depresi pasca persalinan memiliki insidensi 10-15% di dunia dan prevalensi 2,32% sampai 22,35% di Indonesia. Depresi pasca persalinan seringkali luput didiagnosis sehingga ibu dengan depresi beserta bayinya tidak mendapatkan tata laksana yang sesuai. Depresi pasca persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana salah satunya adalah operasi Caesar.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi pasca persalinan dengan operasi Caesar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling melalui kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji analisis menggunakan uji Chi Square dan Fisher’s exact test.
Hasil dan simpulan: Secara statistik, hubungan depresi pasca persalinan dengan metode persalinan secara Caesar tidak signifikan (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Faktor lain yang diteliti (usia, status pekerjaan, status pendidikan) juga secara statistik tidak signifikan (p>0,05).

Background: Postpartum depression is the most prominent neuropsychiatric complication in postpartum mothers. The incidence of postpartum depression is 10-15% around the world, meanwhile the prevalence in Indonesia is 2,32% to 22,35%. Postpartum depression diagnosis is usually missed which causes inadequate treatment for mothers and their baby. Postpartum depression is influenced by many factors, one of which is Caesarian section.
Goal: This study aims to identify the relationship between postpartum depression and Caesarian section.
Method: This study uses cross-sectional study design. Sample is obtained by consecutive sampling using Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire and the data is processes through SPSS version 20. Statistical analysis test used in this study are Chi Square test and Fisher’s exact test.
Result and conclusion: Statistically, the relationship between postpartum depression and Caesarian section is not significant (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Other factors that were included in this study (age, employment status, and education) are also statistically not significant (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqie Putri Novembriani
"Depresi pasca persalinan merupakan gangguan suasana hati nonpsikotik yang paling umum dan terjadi setelah melahirkan, dan memiliki dampak jangka panjang merugikan bagi hubungan ibu dan anak. Rendahnya dukungan sosial merupakan faktor yang cukup konsisten dilaporkan sebagai faktor risiko depresi pasca persalinan. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi besarnya risiko depresi pasca persalinan akibat kurangnya dukungan sosial pada wanita menurut paritas di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel penelitian 136 ibu yang berada dalam periode 6 minggu hingga 6 bulan setelah persalinan dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, dan dibagi menjadi dua kelompok (primipara dan multipara).
Hasil penelitian pada primipara diketahui hubungan dukungan sosial dan kejadian depresi pasca persalinan tidak signifikan, dengan p value=0,562 dan OR 1,822 (95% CI 0,239-13,874), sedangkan pada kelompok multipara didapatkan p value=0,014 dan OR 11,493 (95% CI 1,630-81,041). Studi menunjukkan bahwa pada kelompok primipara tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial terhadap kejadian depresi pasca persalinan setelah dikontrol oleh variabel perancu. Sebaliknya, pada kelompok multipara ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan depresi pasca persalinan, di mana ibu multipara yang kurang mendapat dukungan sosial berisiko 11,5 kali mengalami depresi pasca persalinan dibandingkan dengan ibu multipara dengan dukungan sosial yang baik.

Postpartum depression is the most common non-psychotic mood disorder that occurs after delivery and has a long-term adverse effect on the relationship between mother and child. Low social support is a fairly consistent factor reported as a risk factor for postpartum depression. This study aims to explore the magnitude of the risk of postpartum depression due to a lack of social support according to parity in Indonesia. This is quantitative research with a sample of 136 mothers who were in a period of 6 weeks to 6 months after delivery and lived in the working area of the Sumbersari Public Health Center Jember and were divided into two groups (primipara and multipara).
The results of the study on primipara found that the relationship between social support and postpartum depression was not significant, with p-value=0.562 and OR 1.822 (95% CI 0.239-13.887), while the multipara group has a p-value of 0.014 and OR 11.493 (95% CI 1.630 -81,041). The study showed that in the primiparous group, no significant relationship was found between social support for postpartum depression after being controlled by confounding variables. In contrast, there was a significant relationship between social support and postpartum depression in the multipara group, in which multiparous mothers with a lack of social support are 11.5 times more likely to develop postpartum depression compared to multiparous mothers with adequate social support."
2020
T54969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Anjali
"Dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dan paritas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan depresi pasca persalinan pada perempuan pasca melahirkan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan oleh ibu dengan risiko depresi pasca persalinan khususnya pada ibu primipara di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengambil 111 sampel ibu primipara. Kuesioner yang digunakan terdiri dari karakteristik responden dan versi bahasa Indonesia dari Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Berdasarkan data hasil penelitian diketahui sebanyak 67.6% ibu primipara di DKI Jakarta mempersepsikan dukungan sosial yang tinggi (dari keluarga 90,1%; suami 88,2%; dan peer/teman 46,8%) dan sebanyak 34.2% ibu primipara cenderung mengalami depresi pasca persalinan di DKI Jakarta. Hasil uji bivariat menggunakan uji Chi Square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dengan risiko depresi pasca persalinan pada ibu primipara (nilai p = 0,001; α < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada perawat, suami, dan/atau keluarga untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada ibu pasca kelahiran bayi.

Social support perceived by the mother and parity is one of the factors that can cause postpartum depression in postpartum women. Therefore this study aims to identify the relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression, especially among primiparous mothers in the province of DKI Jakarta. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling methods to take 111 samples of primiparous women. The questionnaire used consisted of the characteristics of the respondents and the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Based on research data, it is known that 67.6% of primiparous mothers in DKI Jakarta perceive high social support (90.1% from family; 88.2% of husbands; and 46.8% of peers/friends) and as many as 34.2% of primiparous mothers tend to experience depression postpartum in DKI Jakarta. The results of the bivariate test using the Chi Square test found a significant relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression in primiparous women (p value = 0.001; α <0.05). Based on the research results, it is recommended that nurses, husbands, and/or families always provide social support to mothers after the birth of a baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari Santosa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saparinah Sadli
Jakarta: Kelompok Kerja Convention Watch, UI, 2006
612.63 SAP i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>