Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraini
"Skripsi ini membahas mengenai kesinoniman verba indera penglihat dalam Al-Quran. Data penelitian ini adalah bahasa Arab fusha yang dipakai dalam Al-quran Al-karim. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang menggunakan metode pustaka untuk menganalisis data baik dari bidang -semantik Arab maupun Non-Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menjelaskan perbedaan makna semantis di antara pasangan sinonim verba indera penglihat dan turunannya dalam Al-Quran. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran setiap verba indera penglihat dalam Al-Quran. Teknik pemerolehan data dijelaskan pada 1.5.2. Penelitian ini, berdasarkan tinjauan atau referensi dari beberapa buku yang berasal dari ahli bahasa tentang penelitian kesinoniman verba atau nomina, seperti Anis (1965), Umar (1986), JD Parera (1991), Dad Muniah et. all. (2000), Ririen et. all. (2005), I Dewa (2005), Hidayatullah (2008), dll. Berdasarkan analisis, penulis terhadap 34 verba indera penglihat yang ditemukan dalam Al-Qur?an. Disimpulkan bahwa verba indera penglihat dalam Al-Quran terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek intensitas (66,4%), aspek kondisi mata (1,7%), dan aktivitas lainnya (31,9%). Komponen makna pembeda pada setiap pasangan sinonim dipengaruhi faktor subjek selain mata, preposisi, jenis objek, motif, agama dan cara.

This study aims at describing synonym of sense of sight verbs in Koran. We use the fusha Arabic language used in the Holy Koran as resources of data. This research is qualitative descriptive interpretive which method of the books used to analyze resources of data is by either Arabic or non-Arabic experts in semantics. The aim of this study is to reveal and explain the differentiator meaning of each Synonym couple in Holy Koran. The collecting resources of data by explore every sense of sight verb and it derivations in Koran. Technique obtain resources of data is explained in 1.5.2 . This study based on theories and views presented by the Arabic experts in synonym who have already studied about synonym verb and noun namely Anis (1965),JD Parera(1991), Dad Muniah et all (2000), Ririen et.all.(2005), Wijana (2005), Hidayatullah (2008) etc. Based on analyze of resources data towards 34 sense of sight verbs wich be found in holy Koran. This study concludes that, three are aspect of sense of sight verb in Koran intensity aspect (66,4%), eye condition (1,7%), and other activities (31,9%). Diagnostic component influenced by subject more than eyes, the preposition, the objects, the motif, the religion and the manners."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13327
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Rufaidah
"ABSTRAK
Verba /waliy/ dan derivasinya dalam Al-qur'an dapat dianalisis maknanya berdasarkan proses infleksinya yang menghasilkan makna-makna gramatikal modus, aspek, jumlah, jenis dan kasus. Sedangkan dari proses derivasi yang dialaminya masih dibagi-bagi lagi berdasarkan pola-pola verba yang ada yaitu Iwaliy-/, /walla, dan /tawalla/ dan juga bentuk-bentuk nominanya antara fain nomina infinitif, nomina superlatif, nomina adjektiva dan nomina lokatif. Proses derivasi ini menghasilkan makna-makna luas, sempit, idiomatik dan kontekstual.
Analisis semantis verba /waliy/ dalam Al-qur'an dilakukan dengan mengemukakan teori-teori para linguis. Setelah teori-teori ini diperoleh, maka analisis dilakukan dengan mengacu pada kerangka teori yang ada.
Analisis semantis verba /waliy/ dalam Al-qur'an ini bertujuan untuk mengidentifikasikan jenis jenis makna verba /waliy/ setelah menginventarisir dan mengklasifikasikannya berdasarkan bentuk kata dan makna yang ada dalam Alqur' an.

"
2001
S13158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjanah
"Skripsi ini membahas mengenai proses morfo-semantis verba resiprokal dalam Al-Quran. Data penelitian ini adalah bahasa Arab fusha yang dipakai dalam Al-Quran Al-karim. Penelitian ini adalah penelitian dengan analisis deskriptif yang menggunakan metode pustaka untuk menganalisis data baik dari bidang morfosemantik Arab maupun Non-Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menjelaskan proses morfologis, dan makna leksikal verba resiprokal dalam Al-Quran. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran setiap verba resiprokal dalam Al-Quran. Teknik pemerolehan data dijelaskan pada 1.5.2. Penelitian ini berdasarkan tinjauan atau referensi dari beberapa buku yang berasal dari ahli bahasa, seperti Ali (1986), Adhimah (1996), Kridalaksana (1984), dll. Berdasarkan analisis penulis terhadap 41 verba resiprokal yang ditemukan dalam Al-Quran, disimpulkan bahwa verba resiprokal dalam Al-Quran terbentuk dari tiga pola yaitu pola فاعل /fa`ala/ (3 تفاعل ,(% 1,71 /tafa`ala/ (60,98%), dan افتعل /ifta`ala/ (7,31%).

The focus of this research is about morpho-semantic process of reciprocal verb within Koran. The database of this research is fusha Arabic that used in the Koran. This research is a descriptive research that applies some books references - not only Arabic morpho-semantic books, but also non-Arabic morpho-semantic books - for analyzing data. The aim of this research is to emerge and describe about morphology process, and also lexical meaning towards reciprocal verbs in the Koran. The collect of database within this research is by observing every reciprocal verb within Koran for further information about the data collecting technical in this research will be explained in 1.5.2. This research is based on some books references such as Ali (1986), Adhimah (1996), Kridalaksana (1984), etc. There are 41 reciprocal verbs that found in this research. The conclusion of this research, there are three patterns of reciprocal verb in Koran such as فاعل /fa`ala/ (3 تفاعل ,(% 1,71 /tafa`ala/ (60,98%), and افتعل /ifta`ala/ (7,31%)."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13373
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purnamawati
"Peranan bahasa sebagai sarana komunikasi dewasa ini dirasakan semakin panting. Bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia. Bahasa itu bersifat universal dan unik. Sifat universal atau hampir universal dapat dilihat melalui persamaan sistem antarbahasa. Sedangkan sifat unik merupakan sifat khas dari sistem masing-masing bahasa. Penelitian ini membahas persamaan sekaligus perbedaan sistem bahasa dari dua rumpun yang berbeda, yaitu Bahasa Perancis dan Bahasa Indonesia. Hal yang menjadi pokok bahasan adalah wilayah makna verba indera penglihat. Penelitian ini bertujuan mengkaji persamaan dan perbedaan wilayah makna yang terdapat pada verba-verba dalam masing_masing bahasa dan antara kedua bahasa tersebut. Pembahasan wilayah makna tidak terlepas dari pemba_hasan hubungan makna yang terdapat pada verba-verba baik pada masing-masing bahasa maupun antarbahasa. Dengan demi_kian digunakan konsep wilayah makna serta hubungan makna yang terdiri dari konsep makna generik dan spesifik serta hiponimi. Hasil analisa menunjukkan bahwa wilayah makna verba indera penglihat verba bahasa Peranois dan verba bahasa Indonesia memiliki persamaan-persamaan berikut ini: (1) Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terlihat pada verba entrevoir dan apercevoir. Perbedaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terdapat pada verba-verba selain yang telah disebutkan di atas. Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Indonesia terdapat pada verba-verba: (a) melirik = mengerling = menjeling = menjuling, (b) meluluk = memata-matai, (c) mengedip(kan) = mengejap(kan), (d) memeriksa = mengontrol, (e) menilik = mengamat-amati. Selain verba tersebut tidak memiliki persamaan wilayah makna. Persamaan wilayah makna yang mengkaitkan kedua bahasa dilihat dari keseluruhan komponen makna yang sama-sama dimiliki verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indone_sia, yaitu: (a) voir = melihat, (b) regarder = memperhatikan, (c) considerer = mengamati, (d) controler = memeriksa, mengontrol, (e) lire = membaca, (f) espionner = memata-matai, meluluk, (g) tiller = mengedip(kan), mengejap(kan). 2). Dalam hal hubungan makna, makna generik verba bahasa Perancis sama dengan makna generik verba bahasa Indone_sia, yaitu 'tindakan, retina menerima bayangan obyek, kelopak mata terbuka'. Demikian pula makna spesifiknya, ada yang sama, yaitu 'kelopak mata tertutup dan terbuka lagi, untuk menemukan baik buruknya sesuatu, dengan perhatian, dengan kecerma_tan'. Dilihat dalam hubungan makna paradigmatis atau hiponimi, perbandingan hiponimi didasarkan pada verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indonesia yang memiliki persa_maan wilayah makna. Ternyata, di antara verba-verba tersebut ada yang memiliki hiponim dengan wilayah makna yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Solihat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis dan semantis preposisi /fi/ dalam AI-Qur'an, yang meliputi tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) bagaimana perilaku sintaksis preposisi /fi/, (2) makna apa saja yang dimiliki preposisi /11, (3) apakah ada keterkaitan antara perilaku sintaksis preposisi /fi/ dengan makna yang ditimbulkannya. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) inventarisasi preposisi /fi/ dalam Al-Qur'an, (2) inventarisasi frasa preposisional /fi/ dalam A1-Qur'an, (3) inventarisasi preposisi /fi/ berdasarkan makna, (4) analisis data, (5) penyajian hasil analisis. Analisis sintaksis preposisi /fi/ menunjukkan bahwa merupakan preposisi bahasa Arab berbentuk partikel. Preposisi /fi/ lebih terikat dengan kata atau kelompok kata yang mengikutinya daripada dengan kata atau kelompok kata yang mendahuluinya. Di dalam konstruksi frasa, /fi/ merupakan komponen perangkai yang letaknya selalu di depan sumbu. Sedangkan di dalam konstruksi kalimat, /fi/ bersama dengan sumbunya menempati fungsi keterangan. Preposisi /fi/, sebagaimana preposisi bahasa Arab lainnya, menyebabkan kata yang mengikutinya berkasus majrur atau genitif. Berdasarkan kategori sumbu yang mengikutinya, /fi/ membentuk frasa preposisional (FPrep) dengan pola-pola sebagai berikut: /fi/ + N, /fi/ + Pr, /fi/ + I, /fi/ + D, /fi/ + FN, /fi/ + FA., /fi/ + FPr tak takrif, /fi/ + FD, /fi/ + FNu. Analisis semantis menunjukkan bahwa, di samping memiliki makna gramatikal, yang merupakan makna asli preposisi /fi/, yaitu sebagai zaraf atau keterangan, /fi/ memiliki sepuluh makna kontekstual sebagai berikut: (1) makna al-musahabat, (2) makna at-ta'li1, (3) makna al-isti'la , (4) al-muqayasat, (5) makna /al-ba/, (6) makna /ila/, (7) makna /min/, (8) makna /_an/, (9) makna /inda/, (10) sebagai az -zaidat, yang meliputi az-zaidat sebagai at-tawkid dan az-zaidat sebagai at-ta'wid, Di dalam Al-Qur'an terdapat 1757 preposisi /fi/ Jumlah ini merupakan jurnlah terbanyak kedua setelah preposisi /min/. Dan hasil analisis sintaksis dan semantis dapat disimpulkan bahwa untuk memahami preposisi /fi/ tidak mungkin hanya dengan memperhatikan /fi/ sebagai unsur bahasa yang mandiri, karena /fi/ merupakan salah satu bentuk partikel yang tidak memiliki makna leksikal. Makna /fi/ dapat dipahami setelah /fi/ berada dalam suatu struktur sintaksis. Jadi, memahami perilaku sintaksis preposisi /fi/ merupakan Iangkah awal untuk memahami perilaku semantisnya. Di samping itu juga dengan memahami konteks kalimat atau konteks wacana atau bahkan konteks di luar wacana.

"
1996
S13162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziad Maulana Zein
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibah Habibah
"Skripsi ini diarahkan pada analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an ditinjau dari kaidah gramatikanya. Kelompok verba kada CVKd) memasuki konstruksi kalimat nominal CKN) yang terdiri dari Subjek C5) dan Predikat CP). KVKd ini berfungsi menominatifkan S dan menagakusatifkan P, seperti halnya kelompok verba kana. Dan salah satu ciri pokok dari KVKd adalah bahwa P nya harus terdiri dari imperfek atau verba mudari'. Berdasarkan maknanya, KVKd atau yang dalam linguistik Arab dikenal dengan istilah Kada wa ahhwatuha diklasifikasikan menjadi tiga bagian 1. Af'a- l al-Mugarabah, yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna hampir ; 2. Af'al al-Raja` yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna harapan dan 2, Af'al al-Syuru- ', yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna mulai. Data dalam skripsi ini diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur'an dan penelitian kepustakaan dengan mengkaji buku-buku tentang linguistik Arab, khususnya tentang KVKd. Tentang analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an tercatat ada 51 KVKd, yang terdiri dari 22 verba kada Cdari kelompok Af'a- l al-Mugarabah), 27 verba 'asa dari kelompok Af'al al-Raja`) dan 2 verba tafiqa dari kelompok Af'al al-Syuru'). Selanjutnyaverba kada dikelompokkan men jadi lima pola antara lain terangkum dalam rumus :[Perfek + S Cinfleksi)) + P Cimperfek) dan Perfek + P Cimperfek) + S Cisim zahir f nomina nyata) ; verba 'ass t.erdiri dari empat pola, diant.aranyaPerfek + S Cisim zahir) + P CPAMs + imperfek) dan Nomina + Perfek + Fail CPAMs + imperfek) ; dan verba tafiqa terdiri dari duet poly yaitu . I Perfek + S Cinfleksi)+ P Cimperfek> dari Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihi langkan). Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihilangkan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Fahrurrozy
"Verba trikonsonantal derivatif dalam bahasa arab merupakan verba yang kata asalnya terdiri dari tiga konsonan yang diberi proses morfologis berupa afiksasi imbuhan, baik imbuhan satu konsonan, dua konsonan, atau pun tiga konsonan. Surah Qaf merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang tersusun oleh beberapa jenis verba, termasuk verba trikonsonantal derivatif. Penelitian ini akan menganalisis verba mana saja yang termasuk ke dalam jenis verba trikonsonantal derivatif dalam Surah Qaf, identifikasi jenis afiksasi yang digunakan, serta perilaku sintaktis dari verba trikonsonantal derivatif tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain kajian pustaka. Data dalam penelitian ini yaitu berupa verba trikonsonantal derivatif yang bersumber dari Al-Qur’an, Surah Qaf, dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori morfologi Arab dan teori sintaksis Arab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an Surah Qaf ditemukan: 29 verba trikonsonantal derivatif, yaitu 12 verba pola IV, 11 verba pola II, 3 verba pola VIII, 2 verba pola V, dan 1 verba pola III.

Triconsonantal derivative verbs in Arabic are verbs whose root words consist of three consonants and undergo morphological processes such as affixation, with either one consonant, two consonants, or three consonants. Surah Qaf is one of the chapters in the Qur’an that contains various types of verbs, including triconsonantal derivative verbs. This study will analyze which verbs in Surah Qaf are classified as triconsonantal derivative verbs, identify the types of affixation used, and examine the syntactic behavior of these triconsonantal derivative verbs. The research method used in this study is a qualitative method with a literature review design. The data in this study consist of triconsonantal derivative verbs sourced from the Qur’an, Surah Qaf, with data collection techniques in the form of documentation. The theories used in this research are Arabic morphology theory and Arabic syntax theory. The results of this study show that in the Qur’an, Surah Qaf, 29 triconsonantal derivative verbs were found: 12 verbs of pattern IV, 11 verbs of pattern II, 3 verbs of pattern VIII, 2 verbs of pattern V, and 1 verb of pattern III."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zatni Arbi
"Bila kita membolak-balik halaman-halaman sebuah kamus Bahasa Inggris (selanjutnya disingkat BIng) yang ba_ik dan lengkap, apakah itu kamus dwibahasa ataupun kamus ekabahasa, akan kita dapati banyak sekali penjelasan yang diberikan untuk kata kepala (entry*) GET, yang merupakan sebuah kata kerja atau verba (untuk selanjutnya disingkat V). Penjelasan-penjelasan ini bukan saja menyangkut masa_lah sintaktis, tetapi juga - karena terdapat dalam sebuah kamus - menyangkut masalah semantic. Jadi, umpamanya, dalam sebuah kamus BIng yang lengkap akan kita temui banyak penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan penggabungan GET dengan kata-kata lain, baik yang sekelas maupun yang berasal dari kelas kata berlainan. Dan di samping itu a_da pula banyak penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkin_an makna leksikal yang dikandung oleh GET, baik sebagai.. V yang berdiri sendiri maupun sebagai V dalam gabungan dengan kata-kata lain.Selain itu, walaupun masih belum diperoleh angka yang pasti, secara sepintas lalu dapat kita lihat bahwa GET adalah satu di antara sekian V yang memiliki frekuen_si pemunculan yang tinggi. Dan memang mungkin sekali hal ini sejalan dengan keanekaragaman kemungkinan pemakaian GET ini sendiri_"
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Fitri Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran struktur sintaksis kalimat sumpah yang terdapat dalam al-Quran juz 29 dan 30.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari ayat-ayat yang mengandung kalimat sumpah berdasarkan ciri-ciri sintaksisnya. Ayat-ayat tersebut kemudian dipisahkan menurut pola struktur sintaksisnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klausa pembentuk kalimat sumpah dapat berbentuk nominal dan verbal. Ciri khusus yang menandai klausa sumpah nominal adalah adanya pelesapan fungsi predikat. Sedangkan klausa jawab sumpah selalu ditandai dengan partikel penanda yang terikat dengan bentuk dan kala pada verba.

"
1995
S13205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>