Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selviana Ika Prattywi
"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui data-data kontranimi dalam Al-Quran Al- Karim secara makna gramatikal, secara semantis, dan klasifikasinya. Konsep kontranimi dalam penelitian ini adalah kompilasi dari konsep kontranimi yang pernah diusung oleh para linguis seperti Wright, Umar, Yusuf, Haidar, Wastono, Al-Ghalayini, dan Kamaluddin. Konsep kontranimi tersebut penulis rumuskan menjadi (1) kontranimi kategorial yaitu suatu kata kontranimi yang diidentifikasi dari bentuk gramatikalnya, (2) kontranimi antonimi yaitu kata yang memiliki pertentangan makna antara makna gramatikal terhadap semantisnya, dan (3) kontranimi majazi yaitu kontranimi yang berupa majas mursal dan majas aqli. Ruang lingkup penelitian ini adalah lima surat pertama Al-Quran yaitu surat Al- Fatihah, Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, dan Al-Maidah.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 97 ayat yang mengandung kontranimi. Namun, hanya 55 ayat yang dijadikan sampel data dan dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 20 ayat merupakan kontranimi kategorial, 13 ayat merupakan kontranimi antonimi, dan 20 ayat merupakan kontranimi majazi.

The aim of this research is to know contranym database within Koran along with its grammatical meaning, lexical meaning, and classification as well. The contronym concepts of this research are the compilations of previous contranym concepts, which proclaimed by linguists such as Wright, Umar, Yusuf, Haidar, Wastono, Al-Ghalayini, and Kamaluddin. The author composes those contranym concepts into (1) categorical contranym, (2) antonym contranyim, and (3) majazi contronym. The concern of this research is five-first-chapter within Koran; it is Al-Fatihah, Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, and Al-Maidah.
As the result of this research can be concluded that there are 97 verses which include contranym. However, there are only 53 verses which became sample and proclaimed in this research; there are 20 verses for categorical contranym, 13 verses for antonym contranym, and 20 verses for majazi contranym. Keywords: categorical contranym, antonym contranym, majazi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13257
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Ismayati
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan memberi gambaran secara sintaksis tentang ciri-ciri ketakrifan dalam bahasa Arab serta menganalisis secara semantik tentang makna ketakrifan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan sintaks-emantik. Hasil penelitian; ciri-ciri tak takrif, dapat diketahui melalui pemarkah tanwin di akhir nomina dan nomina berdiri sendiri. Sedangkan, takrif dapat diketahui melalui pronomina, nama diri, pronomina demonstratif, pronomina relatif, nomina yang didahului artikel takrif _al-_ ( ?? ), adverbia, dan melalui interjeksi. Analisis yang dihasilkan yaitu, terdapat makna khusus dan umum di dalam bentuk takrif.

Abstract
This undergraduate thesis aims to give description according to syntax about the characteristics of definiteness in Arabic and to analyze according to semantic about the meaning of the definiteness. This research using descriptive method with syntax-semantic approach. The results of the study are knowing the characteristics of indefinite through the _tanwin_ markers at the end of nouns and nouns that stand alone or cannot be propped up with another noun. Meanwhile, definite can be identified by the pronouns, proper names, demonstrative pronouns, relative pronouns, nouns preceded by the article 'al-' ( ?? ), phrase, and by interjection. The analysis result is founding special and general meaning of the definite noun."
2010
S13289
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meilia Irawan
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah penelitian tentang elipsis frasa-frasa bahasa Arab dalam Alma'tsurat sughra. Frasa yang diteliti berupa frasa nominal, frasa ajektival, frasa adverbial, frasa pronominal dan frasa preposisional. Penelitian terhadap frasa didasarkan pada inti pembentuknya yang kemudian dikelompokkan berdasarkan dua jenis frasa bahasa Arab yakni: الترآيب الاضاف /at-tarkīb al-idhāfī/ dan الترآيب الوصفي /at-tarkīb al-washfī/. Elipsis pada frasa diungkapkan melalui analisis sintaksis dan semantik. Fokus analisis sintaksis terletak pada pemarkah dan urutan kata sedangkan fokus analisis semantik yakni dengan mempertimbangkan makna leksikal maupun gramatikal yang terkandung di dalam konstruksi frasa.

ABSTRACT
The research is a research about deletion of the phrases in Al ma'tsurat Sughra. The phrases which are analyzed: nominal phrase, adjectival phrase, adverbial phrase, pronominal phrase and preposisional phrase. The research of phrase is based on core in two kinds the Arabic phrases, they are: الترآيب الاضافي /at-tarkīb al-idhāfī/ and الترآيب الوصفي /attarkīb al-washfī/. Deletion of phrases is explained by syntax and semantic analysis. Syntax analysis focus on the case and the structure of phrase whereas semantic analysis, considers the meaning of words in construction of the phrase."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhfid Hidayat
"Pembahasan mengenai semua jenis isti_arah dalam ayat Al-quran memerlukan pengetahuan yang luas, waktu yang lama, dan sumber data yang banyak. Selain itu mengandung permasalahan yang luas sekali. Bertitik tolok dari persoalan tersebut maka penulis dalam skripsi ini hanya membahas bagian dari isti_arah yaitu isti_arah tasriniyyah yang terdapat dalam beberapa ayat Al-quran dengan pokok bahasan mengenai musta_ar lah, musta_ar minhu, _alaqah, qarinah, dan aspek sastranya. Selain dari itu dalam skripsi ini penulis membahas tentang Al-qur_an dan hubungannya dengan ilmu Balagah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursyidi
"ABSTRAK
Bahasa Arab yang menjadi bahasa al-Quran merupakan bahasa baku bagi bangsa yang mempergunakannya, dan meng_kandung nilai sastra yang tinggi, yang tak seorang pun dapat menandinginya. Susunan kata dan kalimatnya sangat indah dan tepat dalam pemilihan katanya. Banyak kata yang mengandung makna retoris, sehingga memerlukan alat penafsir untuk memahaminya. Alat tersebut antara lain ilmu al-'Balaghah
Pada saat ilmu pengetahuan, khususnya bidang filsafat berkembang (abad II H) ada satu kelompok yang dikenal dengan nama golongan Muktazilah memperkenalkan bahwa da_lam al-Quran banyak kata yang retoris, sehingga dalam menafsirkannya tidak cukup dengan makna hakiki, akan te_tapi juga dengan makna majasi. Mereka mengambil contoh antara lain: yadu al-'allahi fawoa 'aydihim.... 'Tangan Allah di atas tangan mereka...' (Q, 48: 10) Kata yadu tidak mengandung makna hakiki, yaitu 'tangan', akan tetapi mengandung makna majasi, yaitu oud

"
1986
S13277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Atho Urrohman
"Penelitian ini membahas tentang verba transitif bahasa Arab yang terdapat dalam Al-quran. Dari beberapa jumlah surat yang ada dalam Al-quran, penulis mengambil satu surat untuk dijadikan sumber data, yaitu surat Al-baqarah. Penulis dapat menemukan banyak data dari surat Al-baqarah mengenai verba transitif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan studi pustaka. Penelitian ini bertujuan memaparkan proses morfologis yang terjadi pada verba transitif dan memaparkan jenis-jenis makna yang ada pada verba tersebut. Penulis mengklasifikasikan verba-verba transitif dalam QS Al-baqarah ke dalam tiga jenis, yaitu verba monotransitif, bitransitif, dan transitif idiomatik, kemudian penulis menganalisisnya dari segi perubahan morfologis dan makna-makna yang terkandung dalam verba tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis-jenis verba transitif pada QS Al-baqarah berlaku pola-pola verba trikonsonantal tak berimbuhan dan verba trikonsonantal derivatif. Dari beberapa pola tersebut terjadi proses morfologis seperti afiksasi, derivasi, dan infleksi yang mempengaruhi makna verba tersebut. Pada verba monotransitif berlaku empat pola verba trikonsonantal tak berimbuhan dan enam pola verba trikonsonantal derivatif. Pada verba bitransitif berlaku empat pola verba trikonsonantal tak berimbuhan dan tiga pola verba trikonsonantal derivatif. Sedangkan pada verba transitif idiomatik berlaku empat pola verba trikonsonantal tak berimbuhan dan empat pola verba trikonsonantal derivatif.

This thesis discusses about the Arabic transitive verbs contained in Al quran. The author uses surah al Baqara has a source data. The author can find a lot of data from surah al Baqarah regarding about the transitive verbs. This research uses qualitative method and literature study. This research aims to describe the morphological process that occurs on transitive verbs and explain the kinds of meanings that existsin the verbs. The authors classifies the transitive verbs in Al quranin surah al Baqarah into three types, monotransitive, bitransitive, and transitive idiomatic, then the author analyze it from morphological changes and meanings contained in the verbs. The results of this research is that the types of transitive verbs in al Baqarah can be applied by non affixation triconsonantal verb patterns and triconsonantal derivative verbs. From some of these patterns occur morphological processes such as affixation, derivation, and inflection that affect the meaning of these verbs. In Monotransitive verbs it can be applied by four patterns of non affixation triconsonantal verb patternsand six patternsfrom triconsonantal derivative verb patterns. In Bitransitive verbs it can be applied by four patterns of non affixation triconsonantal verb patterns and three triconsonantal derivative verb patterns. Whereas in idiomatic transitive verbs it can be applied by four non affixation triconsonantal verb patterns and four triconsonantal derivative verb patterns.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Yusuf
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dan mengidentifikasikan pertentangan makna dalam bahasa Arab. Telaah ini merujuk pada teori Cruse (1986). Data penelitian diperoleh dari al-Qur'an, sejumlah kamus, dan beberapa terbitan.
Di dalam penelitian ini dibicarakan dua macam pertentangan makna, yaitu menurut pandangan linguistik Barat, dan menurut linguistik Arab. Pertentangan makna dalam pandangan Barat biasa disebut ppositeness of meaning, sedangkan dalam pandangan Arab disebut al-didd (atau yang saya sebut kontranimi).
Oposisi makna dalam bahasa Arab mencakupi tiga belas subtipe, yaitu (1) antonimi, yang meliputi tiga subtipenya: (1a) antonim berkutub, (1b) antonim ekuipolen, (1c) antonim bertumpang tindih, yang memiliki satu jenis, yakni antonim privatif; (2) tentangan komplementer, dengan subtipenya: (2a) komplemen interaktif, (2b) komplemen satisfaktif, (2c) komplemen kontraaktif, (2d) dan komplemen bertaraf; (3) tentangan kearahan, mencakupi subtipe: (3a) antipodal, (3b) imbangan, reversif, dengan dua subtipenya: reversif tak bersandar dan reversif restitutif, dan konversif, yang memiliki dua jenis, yakni konversif langsung dan konversif tak langsung, (4) tentangan lemah, terdiri atas: (4a) tentangan tak murni, dan (4b) tentangan semu.
Pola perwujudan kontranimi dalam bahasa Arab adalah (1) perbedaan asal akar kata, (2) perubahan bunyi, (3) perluasan makna, (4) perbedaan dialek, (5) substitusi konsonan akar kata, (6) mengikuti bentukfa'il/ (participle active) danmaf ?ul/ (participle passive) yang mempunyai tiga jenis bentuk, yaitu bentukfa'i!/ bentuk fa?ul dan ketumpangtindihan bentuk derivatif, (7) berkaitan dengan gramatikal, (8) dan penyerapan kata dari bahasa lain.
Berdasarkan jenis oposisi maknanya kontranimi meliputi (1) kontranimi antonim (2) kontranimi komplemen, dan (3) kontranimi kearahan. Kontranimi kearahan memiliki empat subtipe: (a) kontranimi antipodal, (b) kontranimi imbangan, (c} kontranimi reversif, (d) kontranimi konversif. Kontranimi komplemen tidak memiliki subtipe. Sementara kontranimi-antonim berkutub dan kontranimi-antonim ekuipolen adalah subtipe kontranimi antonim.
The aim of this research is to explore and to identify oppositeness of meaning in Arabic. Data have been collected from the Holy Koran, some dictionaries, and certain publications.
Two kinds of oppositeness of meaning are discussed in the study, namely modern linguistics and Arabic linguistics notions. In Arabic tradition it is called al-didd or what I called contranymy.
There are thirteen subtypes of lexical meaning opposition in Arabic, namely, (1) antonyms, which include (la) polar antonyms, (lb) equipollent antonyms, (lc) overlapping antonyms--including privative antonyms, (2) complementary, including (2a) interactive, (2b) satisfactives, (2c) counteractive, and (2d) gradable complementary, (3) directional opposites, which include (3a) antipodal, (3b) counterparts, (3c) reversives, including independent reversives and restitutives, (3d) converses, which include direct and indirect converses, and (4) near-opposites.
The contranymics patterns of Arabic consist of root differences, sound evolutions, meaning extensions, dialect variations, consonant substitutions of roots, participle active and participle passive patterns, grammatical contranyms and word borrowings.
The result show that based on its meaning opposition, Arabic contranymy involves (l) antonymic contranymy, (2) complementary contranymy, and (3) directional contranymy. Directional contranymy includes four sub-types: (a) antipodal contranymy, (b) counterpart contranymy, (e) reversive contranymy, and (d) conversive contranymy. Complementary contranymy does not have any sub-types. In another part, antonymic contranymy includes (a) polar contranymy, and (b) equipollent contranymy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuh Miqdad
"ABSTRAK
Nuh Miqdad. Abstrak sbb. Penelitian ini membahas tentang Prep bi dalam al-Quran surah al-Baqarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan padanan makna Prep bi pada surah al-Baqarah, serta melihat unsur-unsur yang mempengaruhi perpadanan Prep bi dalam bahasa sasaran yang dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif analitis berdasarkan pada teori terjemahan dan teori sintaksis. Teori terjemahan digunakan untuk mengetahui makna dan padanan makna Prep bi dalam bahasa sasaran. Sedangkan teori sintaksis digunakan untuk melihat struktur kalimat yang di dalamnya terdapat Prep bi untuk membandingkan teks bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran. Hasil analisis mengungkapkan bahwa makna Prep bi yang terdapat dalam surah al-Baqarah berdasarkan makna Prep bi yang diajukan oleh al-Anshariy adalah al_ilsha:q _kelekatan_, al-muqa:balah _penyetaraaan_, at-ta`diyyah _transitifitas_, at_tawki:d _penegasan_, al-isti`a:nah _instrumentalitas_, al-musha:habah _kesertaan_, azh-zharfiyyah _adverbial_, dan al-gha:yah _tujuan_. Makna-makna tersebut mempengaruhi perpadanan Prep bi ketika diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Bentuk padanan yang muncul pun tidak hanya sama-sama berbentuk preposisi, tetapi mengalami pergeseran bentuk menjadi nomina, verba, adverbia dan konjungtor, pergeseran kelas menjadi frase preposisional dan frase verbal dan pergeseran intra-sistem menjadi zero"
2010
S13339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zulifan
"Penelitian tentang analisis leksem
diiakukan pada bulan Februari s.d. Juni 2007. Tujuannya ialah untuk mengetahui pola dan makna apa saja yang dikandung leksem Ijiha: d-/ dalam ayat-ayat Al-quran. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dan telaah ayat dalam Al_quran. Teknik Pemerolehan data dijelaskan pada 1.4.2. Dari korpus data yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa berdasar analisis polisernis, leksem Ijiha: d-/ dalam ayat-ayat Al-quran terdiri dari enam leksem yakni leksem jiha: d-1 `perang', `sungguh-sungguh', `sekuat-kuat', 'kesanggupan', `memaksa' dan `berdebat'.Leksem Ijiha:d-1 paling dominan adalah leksem Ijiha:d-/ `perang' yang disebut Al-quran dalam 24 ayat (66%), yakni pada surat At-taubah sebanyak 10 ayat, Al-anfal 3 ayat, Al-maidah 2 ayat, Al_baqarah, Ali-imran, An-nisa, Al-hajj, Muhammad, Al-hujurat, Mumtahanah, As-shaff dan At-tahrim masing-masing satu ayat. Kesemua leksem Ijiha:d-/`perang'hanya terdapat pada ayat-ayat madaniyah. Leksem Ijiha: d-/ `sungguh-sungguh' terdapat dalarn 6 ayat (16,66%), sedang leksem Ijiha: d-/ `sekuat-kuat' terdapat dalam 2 ayat (5,55%), dan terakhir leksem Ijiha: d-/ `kesanggupan' hanya terdapat 1 ayat (2,77%). Terdapat dua leksem Ijiha: d-/ yang merupakan makna homonimi yakni leksem . Ijiha: d-/ `memaksa' yang terdapat dalam surat Al-ankabut 8 dan Lukman 15, Berta leksem Ijiha: d-/ `berdebat' yang terdapat pada surat Al-furqan ayat 52. Melalni analisis berdasarkan tempat turun ayat, diperoleh kesimpulan bahwa makna leksem Ijiha: d-/ pada ayat-ayat Makkiyah berkisar pada makna `sungguh-sungguhrnemaksa' dan `berdebat', dengan kata lain, pada ayat-ayat makkiyah tidak ditemukan leksem `berperang', Leksem Ijiha: d I `berperang' hanya di temukan pada ayat-ayat Madaniyah."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S13449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ash-Shadr, Muhammad Baqir
Jakarta : Pustaka Hidayah, 1993
901 BAQ tt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>