Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dessy Rosalina Indah,a uthor
"Seiring dengan meningkatnya persaingan bisnis, pengembangan teknologi, dan perkembangan sistem informasi teknologi dalam proses produksi telah mendorong banyak perusahaan untuk terus mengembangkan potensi yang tersedia semaksimal mungkin. Masalah yang biasanya dihadapi oleh banyak perusahaan salah satunya adalah dengan sistem akuntansi biaya yang diterapkan perusahaan sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan perekonomian saat ini, sehingga dapat terjadi distorsi biaya yang disebabkan oleh adanya diversifikasi produk baik dari segi jumlah maupun jenis aktivitas sumber dayanya. Maka dibutuhkan sistem baru untuk dapat menunjang kebijakan perusahaan dan untuk menentukan harga pokok porduksi agar lebih akurat dalam menentukan harga jual yang kompetitif.
Ini dikenal dengan nama Activity-Based Costing (ABC).

Along wilh the increasing of business emulation, technoiogical deveiopment, and growth of technoiogical information system in course of production have pushed a lot of company to be non-stopped to develop potency which i s made available by maximal. The problem which is generally faced by a lot of company one of them is with accounting system of expense applied by a company have no longer as according to growth of economics in this time, so that can be happened by distortion of expense which is because of existence of good product diversification from facet sum up and also the type activity of resource. Is hence required a new system to can support policy of company and to determine cost of good sold of production in order to more accurate in detennining price sell which competitive. This is recognized by the name of Activity-Based Costing (ABC)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26508
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Everson, Rolan
"Dewasa ini perusahaan semakin dituntut lebih efisien disamping tetap mempertahankan kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena persaingan diantara dalam satu industri semakin ketat dalam usaha untuk merebut dan/atau mempertahankan pangsa pasar.
Di lain pihak, konsumen semakin kritis terutama mengenai masalah kualitas dan harga yang kompetitif. Produsen semakin tidak mempunyai pilihan. Selain dituntut untuk memenuhi kehendak konsumen dalam hal kualitas dan harga.
Untuk meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya berpengaruh pada harga jual suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan.
Agar pihak perusahaan dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan mengapa terjadi biaya tersebut.
Sebagaimana diketahui, biaya dikeluarkan karena adanya aktivitas yang dilakukan. Jadi dengan memahami aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan produk dan/atau jasa, maka perusahaan akan dapat untuk mengendalikan biaya.
Salah satu komponen biaya yang sulit untuk dikendalikan karena tidak dapat secara langsung dihubungkan ke obyek biaya adalah biaya tak langsung (overhead).
Dengan pengalokasian biaya tak langsung, metode Activity Based Costing berbeda dengan metode tradisional dalam penggunaan pemicu (driver). Pemicu yang digunakan mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing obyek biaya. Jadi, metode Activity Based Costing sangat berkepentingan dengan aktivitas dalam melakukan proses produksi.
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan agar penggunaan metode Activity Based Costing dapat diimplementasikan dengan lebih baik, yaitu besarnya biaya tidak langsung dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Sebagai perusahaan di bidang produksi Asphalt Hotmix yang memiliki 9 jenis produk, PT. X perlu menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), untuk menghasilkan HPP yang lebih akurat.
Disamping itu, dengan menerapkan metode Activity Based Costing, dapat dipilah-pilah aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

Nowadays company was asked to be efficient to survive its product quality and 1 or its service. This condition was caused by tight competition among industries in every business to complete and/or maintains its market share.
In other side, consumers become critical especially about quality problems and competitive price. Producer has no choice. They were asked to fulfill consumer's will in quality and prices.
To improve efficiency at last influencing to company selling price a company was forced to control its expenses.
In order controlling the expenses, company was asked to know how and why the expenses occur.
As we know, expenses occur because of activities. So by understanding the activities done to produce the product and/or service, company can control its expenses.
One of the expenses components that were hard to be controlled because it is indirectly connect to the expenses object is overhead.
By allocating overhead, Activity Based Costing method is different from traditional method in driver usage. Driver we use to express activity consumed by expenses objects. Activity Based costing method being concerned with activity in doing production process
Few conditions that must be concerned in order to implement Activity Based Costing Method, that is how much the overhead and how many products were offered.
As an Asphalt Hot mix production company, it has 9 products, PT. X need to implement Activity Based Costing to decide Production Cost Price (PCP), to produce accurate PCP.
Besides by implement Activity Based Costing, we can separate activities that give additional value and not, so production expenses become more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rahma Handayani
"Penelitian ini dilakukan pada PT BAN. Penulisan laporan magang ini mempunyai tujuan untuk mengetahui harga pokok produksi dengan metode yang digunakan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi ban menggunakan Activity-Based Costing System. Hasil penelitian menunjukan perhitungan dengan Activity-Based Costing System dibandingkan dengan metode tradisional maka akan memberikan harga pokok produksi per unit lebih besar pada salah satu produk. Implikasi dari penggunaan metode Activity-Based Costing System adalah dapat membantu manajemen dalam penetapan harga jual produk yang lebih tepat, dan membantu manajemen dalam memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan.

This study was conducted at PT BAN. This internship report writing has the objective to determine the cost of production with the method used by the company, and to know the calculation of cost of goods manufactured tires using Activity-Based Costing System. The results show the calculation with Activity- Based Costing System in comparison with the traditional methods will provide the cost of production per unit is greater in one product. The implications of the use of Activity-Based Costing System is to assist management in determining the selling price of the product is more appropriate, and assist management in deciding to accept or reject orders products that can provide benefits or losses for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Josefina Setyadi; Joseph Pulo
"ABSTRAK
Didalam era globalisasi seperti saat ini, dunia usaha
terus berkembang dan berubah cepat pada tingkat persaingan
yang semakin kompetitif sehingga manajemen membutuhkan informasi
yang akurat guna mendukung keputusan operasional maupun
perencanaan pengembangan perusahaan di masa-masa mendatang.
Pada mulanya akuntansi biaya konvensional mempunyai
peranan yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
akan informasi baik berupa informasi operasional maupun
informasi biaya produksi.
Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan kompleks
serta persaingan yang semakin tajam didalam era globalisasi
ini menyebabkan pihak manajemen membutuhkan informasi
yang semakin kompleks dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi
guna bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya di pasaran.
Pada saat inilah terbukti bahwa akuntansi biaya konvensional
semakin ketinggalan dan tidak mampu lagi menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
Menyadari akan ketinggalan tersebut maka para pakar
ilmu akuntansi bekerja keras untuk mengembangkan suatu sistim
biaya yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pihak manajemen.
Pada tahun 1980 an ternyata kerja keras para pakar
tersebut membuahkan hasil suatu sistim biaya Activity-Based
Costing ( ABC ). Sistim biaya ABC ini pada prinsipnya bekerja
berdasarkan "kegiatan" yang terjadi di dalam proses produksi
dimana kegiatan proses produksi mengkonsumsi sumber daya
sementara produk mengkonsumsi kegiatan melalui pemacu biaya
yang digunakan.
Sistim biaya ABC ini dapat memberikan data kegiatan
akurat dari awal hingga akhir proses produksi suatu
sehingga dengan demikian dapat memberikan data biaya
terjadi pada setiap proses produksi yang pada akhirnya
dapat menyajikan data biaya produksi yang akurat kepada
pihak manajemen. Data biaya produksi yang akurat akan sangat
mendukung pihak manajemen didalam menetapkan keputusan - keputusannya,
baik keputusan yang menyangkut operasional, perencanaan
produk maupun penentuan harga jual yang kompetitif.
Didalam perkembangannya, sistim biaya ABC ini masih
menemukan berbagai hambatan-hambatan terutama didalam proses
implementasinya karena dirasakan masih kompleks dan terlalu
mahal. Walaupun demikian, mengingat kemampuan sistim biaya
ABC dapat menghasilkan data operasional maupun data keuangan
yang akurat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
serta menjawab tantangan jaman maka sistim biaya ini tetap
akan dapat menjadi pilihan utama perusahaan menjelang abad ke
duapuluh satu mendatang.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Q Ahmada Arifin
"Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk menghitung harga jual dan laba rugi perusahaan. PT. ABC bergerak sebagai distributor utama bahan baku PT. XYZ. Penelitian ini membantu PT. ABC menentukan Harga Pokok Produksi yang lebih akurat untuk menentukan harga jual yang tepat dengan metode tradisional dan TD-ABC. Metode tradisional membagi rata alokasi biaya tenaga kerja langsung dan overhead kepada setiap produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi dan menghasilkan perhitungan yang kurang akurat. Metode TD-ABC menghasilkan alokasi tenaga kerja langsug dan biaya overhead yang lebih akurat dengan menghitung setiap aktivitas yang memiliki nilai tambah dan waktu proses produksi setiap jenis produk. TD-ABC menunjukkan produk sederhana memiliki alokasi biaya overhead lebih kecil dibanding produk yang rumit proses produksinya sehingga undercosting atau overcosting dapat diminimalisir.

Cost of Goods Manufactured is a very important thing to calculate the selling price and profit and loss of a company. PT. ABC as the main distributor of PT. XYZ. This research helps PT. ABC determine the Cost of Goods Manufactured which is more accurate to determine the right selling price with traditional methods and TD-ABC. The traditional method alocate the same value of direct and overhead labor costs for each product based on the number of units needed and provide less accurate calculations. The TD-ABC method provide more accurate direct labor and overhead costs by alocating the costs into each activity that has added value and the production process time for each type of product. TD-ABC shows that simple products have a smaller overhead allocation than products that are complicated in the production process so that undercosting or overcosting can be minimized."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusuma Sari Santosa
"Sistem Activity-Based Costing merupakan suatu perkem-bangan baru dalam bidang akuntansi manajemen. Dalam sistem ini alokasi biaya overhead didasarkan pada aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk sehingga secara teoritis dapat mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat dibandingkan dengan sistem tradisional. Sistem akuntansi manajemen seperti ini dibutuhkan terutama pada perusahaan multi produk yang beroperasi dengan overhead yang cukup tinggi dan berada dalam lingkungan industri dengan persaingan yang sangat ketat. Skripsi ini bertujuan untuk melihat apakah activity-based costing benar-benar dapat mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat daripada akuntansi manajemen tradisional dengan mengaplikasikannya pada PT KPS suatu perusahaan pemintalan benang.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan tin¬jauan langsung ke perusahaan yang bersangkutan, analisa atas laporan produksi perusahaan, serta wawancara dengan bagian produksi. Untuk melengkapi tulisan dan sebagai acuan analisa, dilakukan studi atas literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Hasil analisa menunjukkan bahwa PT KPS telah melakukan pembebanan biaya secara bertahap. Tetapi dalam penetapan biayanya masih menggunakan basis alokasi yang kurang tepat, sehingga mengakibatkan distorsi dalam penetapan harga pokok produksi. Ternyata dari penelitian yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa dengan sistem activity-based costing harga pokok produksi dapat ditetapkan dengan lebih akurat. Penera¬pan sistem activity-based costing pada PT KPS yang merupakan perusahaan yang multi produk dengan biaya overhead yang cukup tinggi disertai persaingan yang sangat ketat sangat tepat karena dapat mengatasi distorsi biaya yang diakibatkan oleh sistem akuntansi manajemen yang sekarang ada.
Sistem activity-based costing meliputi analisa aktivi¬tas disepanjang value-chain perusahaan. Akan lebih baik bila sistem activity-based costing ini tidak hanya diterapkan pada departemen produksi, tetapi juga pada departemen - departemen yang lain sehingga manfaat sistem ini dapat lebih dirasakan bagi manajemen dalam menghasilkan kebijaksanaan yang tepat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjutak, Mentor
"ABSTRAK
Pada era perubahan lingkungan usaha dari era revolusi industri menuju era revolusi informasi dan komunikasi, konsumen semakin menuntut banyak hal. Kepuasan konsumen menjadi tujuan dan alat dalam persaingan. Activity-based costing (ABC) salah satu sistem manajemen biaya yang berorientasi pada aktivitas untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Sampai saat ini ABC telah digunakan untuk menentukan harga yang lebih relevan dan tepat untuk multi produk, perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), dan analisa mata rantai (value chain analysis).
Pada karya akhir ini perancangan ABC lebih ditujukan untuk penentuan biaya yang lebih relevan dan tepat. Dalam karya akhir ini dirancang 11 (sebelas) cost pool dari aktivitas yang diidentifikasi beserta perhitungan pembebanannya pada multi produk.
PT Kumafiber yang memproduksi multi produk poliester bersaing pada struktur pasar yang oligopolis dengan persaingan yang sangat sengit. ABC dapat mencari alternatif competitive advantage melalui manajemen aktivitas karena teknologi dan mesin yang digunakan diantara sesama pesaing hampir sama. Disarankan perancangan ABC ini dilanjutkan untuk perbaikan berkesinambungan dan analisa mata rantai untuk memaksimumkan kegunaan yang diperoleh dari ABC."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Winardi
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis mengenai biaya pokok produksi pada PT. Supratama Aneka Industri. Dimana perhitungan biaya pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan metode tradisional dibandingkan dengan metode activity based costing untuk mengetahui sejauh mana distorsi biaya pokok produksi dari metode yang digunakan perusahaan. Perhitungan dengan metode activity based costing dilakukan sesuai dengan literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode tradisional yang digunakan perusahaan saat ini memiliki distorsi yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan metode activity based costing. Dimana produk A, B, dan D mengalami overstated, sedangkan produk C, E, dan F mengalami understated.

ABSTRACT
This thesis analyzes the cost of production at PT. Supratama Aneka Industri. Where the calculation of the cost of production carried out by the company uses the traditional method compared to the activity based costing method to determine the extent of distortion of the cost of production from the method used by the company. Calculations using the activity based costing method are carried out according to the literature. The results of the analysis show that the traditional method used by the company today has a significant distortion when compared to the activity based costing method. Where products A, B, and D are overstated, while products C, E, and F are understated.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mufin Rosyadi
"Perkembangan teknologi informasi saat ini terus berkembang. Salah satu contoh bentuk perkembangan dari teknologi informasi yaitu Internet of Things (IoT). Melalui perangkat teknologi yang terkoneksi ke internet akan memudahkan kita untuk mengumpulkan informasi dari sensor dan mengendalikannya kapanpun dan dimanapun kita berada. Dalam penelitian ini dibuat sebuah sistem kWh Meter yang terkoneksi dengan telepon genggam android melalui IoT. Desain komponen elektronik menggunakan mikrokontroler NodeMCU, sensor energi listrik PZEM-004t dan display LCD 16x2 yang menjadi komponen utama. Sistem kWh Meter akan mengirimkan dan menerima data dari server. Server yang digunakan yaitu Google Firebase. Aplikasi android dibuat sebagai antarmuka dari pengguna ke kWh Meter. Dengan aplikasi android pengguna dapat mengetahui biaya energi yang dipakai secara real time. Pengguna juga dapat memutuskan energi listrik melalui rangkaian relay. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengujian perbandingan dengan kWh Meter komersial dengan hasil nilai kesalahan rata-rata pembacaan energi selama waktu satu jam sebesar 6.06 %, 1.52% pada kesalahan daya, 0.81% pada kesalahan tegangan, 3.14% pada kesalahan arus, pengujian delay sistem relay, dan notifikasi pada aplikasi android.

The development of information technology today is continues to grow. One of implementation from this technology information is the Internet of Things (IoT). In terms of collecting the information from the sensors and controlling, the implementation of technology devices will be easier through internet connection. In this study, a kWh Meter system was designed that connected with Android applications through IoT. The Server which used was Google Firebase. The electronic components were used: NodeMCU microcontroller, the PZEM-004t electrical energy sensor and the 16x2 LCD display. The kWh Meter system would send and receive data from the server. The Android app was created as the user interface to the kWh Meter. Users were possible to know the cost of energy consumption in real time through Android app. Besides, users could disconnect electrical energy through the relay circuit. In this study, there were several test which conducted, for example: the comparisons between commercial kWh meters with result value of error reading energi 6.06%, error reading power 1.52%, error reading voltage 0.18%, error reading current 3.14%, then test the delay of relay system, and the notifications on Android application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Nafri Habib
"Adanya perubahan lingkungan pasar dimana konsumen menuntut customized dan differentiated products memacu perubahan dalam lingkungan manufaktur. Perubahan proses manufaktur ini menyebabkan diperlukannya perubahan sistem akuntansi biaya agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang relevan untuk keputusan dan pengendalian manajerial. Sistem biaya yang baru itu disebut Activity Based Costing (ABC). ABC didasarkan pada prinsip bahwa aktivitas merupakan penyebab biaya. Sistem baru ini tidaklah merupakan sistem akuntansi biaya yang terbaik bagi suatu perusahaan dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional karena masih ada beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi agar sistem baru ini dapat menetapkan biaya produk yang Iebih akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang sistem ABC dalam penentuan biaya produk yang Iebih akurat sehingga dapat membantu manajemen perusahaan dalam proses pembuatan keputusan yang lebih baik mengenai biaya produknya. Karena itu akan membandingkan perhitungan biaya produksi ABC dengan perhitungan biaya produksi tradisional. Sebagai studi kasus, maka penulis akan membandingkan penghitungan penetapan biaya tersebut pada suatu industri pembuatan botol, yaitu PT "K". Data diperoleh penulis dengan cara melakukan studi literatur, catatn dan laporan yang berhubungan dengan biaya produk dan melakukan wawancara, ovservasi dengan bagian-bagian terkait dalam organisasi. Tiga bidang kunci ABC adalah product cost differentiation, aktivitas dan cost drivers. ABC mengarahkan kepada pembiayaan transaksi (transaction costing) yang didasarkan pada premis atau asumsi dasar, yaitu aktivitas mengkonsumsi sumber daya dan produk mengkonsumsi aktivitas. Pada akhirnya, skripsi ini yang hanya menghitung biaya produk dari aktivitas yang product driven menunjukkan bahwa dengan data yang ada sistem penghitungan biaya ABC tidal dapat diterapkan dalam waktu dekat pada PT "K"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>