Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Sehat Abdi
"Penelitian ini dilakukan secara eksperimen di laboratorium untuk pembuatan dan karakterisasi karbon aktif dari batubara Riau sebagai adsorben. Dari pembuatan dan karakterisasi yang dilakukan terhadap karbon aktif dari batubara Riau diperoleh metode pembuatan dan hasil karakteristik karbon aktif dari batubara yang terbaik. Pembuatan karbon aktif dari batubara dilakukan melalui proses persiapan bahan dasar, proses karbonisasi dan proses aktivasi. Persiapan bahan dasar dilakukan dengan melakukan penggerusan dan screening, pencucian dan pengeringan batubara. Proses karbonisasi batubara dilakukan pada temperatur 900oC selama 60 menit dan mengalirkan gas nitrogen (N2) sebagai gas inert sebesar 80 ml/menit. Sedangkan proses aktivasi dilakukan dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 950oC dengan lama aktivasi 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan 180 menit dengan mengalirkan gas karbondioksida (CO2) sebagai activating agent sebesar 80 ml/menit. Karakterisasi terhadap karbon aktif dari batubara seperti luas area permukaan dilakukan dengan menggunakan metode BET, iodine number dengan menggunakan metode titrasi iodometri, metilen biru dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visible, kapasitas dan laju adsorpsi dengan menggunakan alat uji adsorpsi kinetik. Dari hasil pembuatan dan karakterisasi diketahui bahwa burn off, luas area permukaan, iodine number, metilen biru, kapasitas dan laju adsorpsi karbon aktif dari batubara Riau dipengaruhi oleh lama aktivasi. Burn off terbesar adalah 47,75%, luas area permukaan terbesar adalah 147 m2/g, iodine number terbesar adalah 109 mg/g, metilen biru terbesar adalah 0,60 mg/g, kapasitas dan laju adsorpsi terbesar adalah 48,3 mg/g dan 0,0134 mg/g.s. Hasil burn off dan karakterisasi terbesar terdapat pada karbon aktif dengan lama aktivasi 180 menit.

This study was done experimentally at laboratory to prepare and characterize the activated carbon from Riau?s coal as adsorbent. From the activated carbon preparation and characterization that carried out towards activated carbon from coal discovered preparation method and the result of activated carbon characterization from the best. The activated carbon preparation of coal performed by pre-processing of elementry substance, carbonization and activation process. The preparation of elementery substance had done by crushing and screening, washing and coal drying. The carbonization of coal treated at temperature of 900oC during 60 minutes by flowing nitrogen (N2) as inert gas with capacity 80 ml/minute. In other hand the activation process was conducted by physic activation method at 950oC by interval long of process 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes, 150 minutes, and 180 minutes by flowing carbondioksid (CO2) as activating agent with 80 ml/minutes. The method that used for activated carbon characterization of coal such as square of surface area wide by using BET method, for iodine number by using iodometry titration method, methyline blue by using UV-Visible spektrofotometri, rate and capacity adsorption by using of kinetic adsorption instrument. From the yield of preparation and characterization known that burn off, surface area wide, iodine number, methyline blue, rate and capacity adsorption affected by interval long activation process. Foundthe biggest burn off data was 47,75%, for the biggest surface area wide was 109 mg/g, the biggest iodine number was 109 mg/g, the biggest methyline blue was 0,60 mg/g, the biggest rate and capacity adsorption were 275 mg/g and 0,0134 mg/s. The biggest result burn off and characterization of activated carbon was found by long period of 180 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magribi Ramdhani
"Skripsi ini membahas penelitian mengenai produksi karbon aktif dari batubara Riau. Karbon aktif merupakan salah satu aplikasi dari penggunaan batubara yang mulai banyak dibutuhkan saat ini. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan meningkatkan kualitas karbon aktif berbahan dasar batubara Riau melalui proses oksidasi dengan mengalirkan gas O2 pada temperatur 300°C dilanjutkan dengan proses aktivasi dengan mengalirkan gas CO2 pada temperatur 950°C. Proses oksidasi yang dilakukan sebelum batubara di aktivasi akan menambah kandungan unsur oksigen pada batubara dengan demikian akan meningkatkan perbandingan unsur oksigen dan karbon pada batubara tersebut. Pada penelitian ini menghasilkan nilai burn off yang tinggi sampai dengan 71,88 % dengan iodine number sebesar 589,1 g/kg dengan waktu proses oksidasi dan aktivasi selama 6 jam dan laju aliran gas yang digunakan 100 ml/menit. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai burn off dipengaruhi oleh waktu proses dan laju aliran gas yang digunakan sehingga dapat menghasilkan nilai iodine number yang baik.

This minithesis discusses about production of activated carbon from Riau coal. Activated carbon is one of the applications from the start that the use of coal much needed at this time. This research is a continuation of previous research that aims to improve the quality of active carbon-based coal Riau through oxidation process with O2 in the gas stream temperature 300°C followed by the activation process with CO2 in the gas stream temperature 950°C. Oxidation process that is done before the coal will increase in the activation of oxygen in the womb of coal will increase with such a comparison of oxygen and carbon in the coal is. Research on the value of this burn off a high of up to 71.88% with Iodine number of 589.1 g / kg with the oxidation process and the activation for 6 hours and gas flow rate used 100 ml / min. Results show that this value is influenced by the burn off process and the gas flow rate is used so that they can generate value iodine number is good."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anthonyus Chrisman
"Skripsi ini membahas tentang proses pembuatan karbon aktif dari batubara subbituminus sumatera selatan. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses karbonisasi dan aktivasi.
Pada penelitian ini proses karbonisasi dilakukan dengan memvariasikan lamanya proses karbonisasi dan debit menambahkan gas (O2) dengan debit 10 ml/menit dan gas N2 dengan debit 80 ml/menit dan pada proses oksidasi dilakukan dengan memvariasikan debit aliran oksigen yaitu 10 ml/menit, 50 ml/menit, 100 ml/menit, sedangkan pada proses aktivasi dilakukan dengan menggunakan gas CO2 sebagai absorbat. Kemudian didapat nilai burn off yang akan digunakan untuk menganalisa baik atau tidaknya karbon aktif tersebut.
Bahan dasar karbon aktif adalah seluruh material yang memiliki unsur karbon, seperti kayu, kulit kacang, tulang, cangkang kelapa, cangkang kelapa sawit, batubara dan lain-lain (Marsh, Harry and Francisco Rodriguez-Reinoso, 2006).

This minithesis is countain about the proces to make the activated carbon from South Sumatera Coal. Activated Carbon is Carbon compound, which has increase power adsorption with the proces of Carbonisation and aktivation.
In this research the process of Carbonisation is doing with make variation of debit the flow gas oksigen (O2) and mixed them with gas N2, and in proces of activation is doing with the CO2 gas as absorbat.
The substance of activated carbon is whole material which have Carbon element, like wood, peanut skin, bone, coconut shell, coal etc. (Marsh, Harry and Francisco Rodriguez-Reinoso, 2006).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50742
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Anggriany
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa sawit dengan bahan pengaktif ZnCl2 terhadap penurunan konsentrasi gas CO serta penjernihan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC selama 2 jam lalu dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan ZnCl2 dengan konsentrasi 25%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Industri Indonesia dengan luas permukaan sebesar 743 m2/gram, kadar air 14,5%, dan kadar abu total 9,0%. Selain itu karbon aktif yang dihasilkan juga dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi gas CO dari hasil kebakaran dengan persen adsorpsi gas CO sebesar 11,3% pada ukuran partikel 50-37 μm.

This research was conducted to determine the effect of activated carbon made from coconut palm with ZnCl2 as activating agent to decrease the concentration of CO gas and fire fumes purification. The activation process is done chemically and physically. Carbonization was carried out at 400oC for 2 hours and then followed by chemical activation with ZnCl2 at concentrations of 25%. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850ºC.
This research produces activated carbon which follows Indonesian Industry Standard with surface area 743 m2/gram, water content 14.5%, and total ash content 9.0%. The activated carbon produced can also be applied to adsorb CO gas from the fire with the percent adsorption of CO gas by 11.3% in the particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriana
"Karbon aktif adalah suatu karbon yang memiliki konfigurasi atom karbonnya terbebas dari ikatan dengan unsur lain dan porinya dibersihkan dari senyawa lain, sehingga permukaan serta pusat aktifnya menjadi luas, dan daya adsorpsinya meningkat.
Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa sawit untuk menurunkan konsentrasi gas CO dan menjernihkan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Tahapan pembuatan karbon aktif meliputi karbonisasi, aktivasi kimia dan fisika.
Karbonisasi karbon aktif dilakukan pada suhu 400ºC dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan bahan pengaktif KOH dengan konsentrasi 75%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Nasional Indonesia yang memiliki luas permukaan sebesar 1295 m2/gram dan juga dapat diaplikasikan untuk pemurnian gas polutan pada unit purifikasi asap dengan persen adsorpsisebesar 15,7%.

Activated carbon is carbon which has a configuration of carbon atoms free from bond with other elements and their pores are cleared of other compounds, so that the surface as well as its active center became widespread, and the adsorption increased.
This research performed the manufacture of activated carbon made from oil palm shell to reduce the concentration of CO gas and clear the fire smoke. The activation process is done chemically and physically. Stages of manufacture of activated carbon include carbonization, chemical and physics activation.
The carbonization of activated carbon is carried out at 400ºC, followed by chemical activation with KOH activator material of 75% concentration. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850 º C.
This research produces activated carbon which meet the Indonesian National Standard that has a surface area of 1295 m2/gram and can also be applied for the purification of pollutan gas in the smoke purification unit by adsorption of 15.7% with optimum particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osvaldo Sahat Parulian Samuel
"ABSTRAK
Teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) merupakan teknologi penyimpanan gas yang berdasarkan pada prinsip adsorpsi dengan memanfaatkan material dengan porositas tinggi sebagai adsorben. Teknologi ini menyediakan metode penyimpanan gas alam dengan kandungan metana tinggi pada konsentrasi yang tinggi dan dapat dilakukan dengan kompresi yang sederhana. Salah satu material berpori untuk menyerap gas metana pada tangki ANG adalah karbon aktif yang merupakan bahan yang memiliki luas permukaan yang sangat besar karena memiliki porositas tinggi. Karbon aktif dapat diproduksi dari sampah kulit pisang karena kandungan karbon dari material ini yang cukup tinggi. Variasi pembuatan karbon aktif dari sampah kulit pisang dilakukan menggunakan dua konsentrasi aktivasi kimia ZnCl2 yang berbeda (0.25 N dan 1 N) dan variasi proses karbonisasi dengan dua metode yang berbeda (karbonisasi basah dan karbonisasi kering). Karbon aktif dari tiap jenis variasi dengan karakteristik terbaik digunakan sebagai adsorben pada uji penyimpanan gas pada tangki ANG sehingga diketahui kapasitas penyimpanan dan kapasitas pelepasan gas metana dari karbon aktif yang diproduksi. Pembuatan karbon aktif dengan metode karbonisasi basah dan aktivator kimia ZnCl2 konsentrasi 1 N menghasilkan karbon aktif dengan karakteristik terbaik dengan bilangan iod 681.824 mg/g dan luas permukaan 797.037 m2/g. Pada tekanan 40 bar, karbon aktif ini memiliki kapasitas penyimpanan gas metana sebesar 0.263 kg/kg dan kapasitas pelepasan gas metana 0.151 kg/kg. Efesiensi desorpsi/adsorpsi dari karbon aktif ini adalah sebesar 57.43%. Perbandingan dengan karbon aktif komersial juga dilakukan dimana kapasitas penyimpanan dan kapasitas pelepasannya adalah 0.454 kg/kg dan 0.328 kg/kg, dimana efesiensi desorpsi/adsorpsi nya sebesar 72.46%.

ABSTRACT
Adsorbed Natural Gas Technology (ANG) is a natural gas storage method based on the principle of adsorption which utilizes a highly porous material as adsorbents. This technology facilitates a natural gas with high methane contents storage method which may be done with simple compression. One of the porous materials that is commonly applied to adsorp methane in ANG tank is activated carbon which is a material that has large surface area because of its high porosity. Activated carbon can be produced from banana peel waste because of its high carbon contents. The production of activated carbon from banana peel waste is carried out by variation of two different chemical activator ZnCl2 concentrations (0.25 N and 1 N) and variation of two carbonization methods (wet carbonization and dry carbonization). Activated carbon with the best characterization will be adopted as adsorbents on ANG tank to discover its storage capacity and delivery capacity. Activated carbon prepared by wet carbonization process and using 1 N ZnCl2 as the chemical activator has the best characterization with iod number of 681.824 mg/g and surface area of 797.037 m2/g. At 40 bar condition, this activated carbon has methane storage capacity of 0.263 kg/kg and methane delivery capacity of 0.151 kg/kg. The desorption/adsorption of this activated carbon is 57.43%. A comparison with commercial activated carbon is also performed where its methane storage capacity and delivery capacity is 0.454 kg/kg and 0.328 kg/kg. The desorption/adsorption of this commercial activated carbon is 72.46%"
2016
S64693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edma Nadhif Oktariani
"Meningkatnya kebutuhan akan transportasi mengakibatkan meningkatnya pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor dalam bentuk gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Untuk mengatasi ini, limbah sekam padi dipilih menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif sebagai adsorben gas buang CO dan hidrokarbon karena mengandung selulosa yang tinggi. Metode aktivasi limbah sekam padi dilakukan malalui aktivasi kimia dan fisika. Aktivasi kimia menggunakan NaOH dan KOH sebagai activating agent sedangkan aktivasi fisika menggunakan N2. Karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika ini akan dimodifikasi dengan MgO agar kapasitas adsorpsi dalam menyerap CO dan hidrokarbon dapat meningkat. Karakterisasi yang digunakan adalah uji bilangan iod, SEM, dan EDX. Dari uji bilangan iodin diperoleh luas permukaan karbon aktif teraktivasi kimia KOH 75% sebesar 1851,52 m2/g. Berikutnya, karbon aktif termodifikasi MgO diuji kapasitas adsorpsinya. Dari hasil uji emisi gas buang diperoleh karbon aktif dengan modifikasi MgO 1% memperoleh hasil terbaik dengan mampu mengadsorpsi gas CO sebesar 90,54% dan gas HC sebesar 62,84%.

The increasing need for transportation causes problems. The biggest problem that arises from this is the catastrophic air pollution caused by motor vehicle exhaust in the form of dangerous gases such as carbon monoxide (CO) and hydrocarbons (HC). To overcome this, rice husk was chosen to be the raw material for making activated carbon as an adsorbent for CO exhaust gas and hydrocarbons due to its high cellulose content. The activating method of rice husk waste is carried out through chemical and physical activation. In this research, chemical activation used is NaOH and KOH as activating agents while physical activation uses N2. The activated carbon from chemical activation will be modified with MgO to increase the adsorption capacity to absorb CO and hydrocarbons. The characterization used is the iodine number test, SEM, and EDX. From the iodine test, the best surface area of activated carbon is obtained in physical-chemical activated carbon with 75% KOH, which is 1841,52 m2/g. Afterwards, activated carbon that has been modified withMgO is tested for its adsorption capacity. It is found that activated carbon with 1% MgO has the best adsorption capacity which capable of adsorbing CO and HC emissions 90,54% and 62,84% respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Ulfatun Jannah
"Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar pencemaran udara, di mana emisi gas buang CO, CO2, dan HC berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Karbon aktif dapat digunakan sebagai adsorben gas buang kendaraan bermotor (sepeda motor). Bonggol jagung berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi. Pembuatan karbon aktif bonggol jagung dilakukan melalui tahap preparasi dan dehidrasi, aktivasi kimia pertama menggunakan larutan KOH 20% b/v dengan perbandingan massa sampel terhadap larutan 1:4 selama 24 jam, karbonisasi pada suhu 500℃ selama 2 jam dan diayak dengan ukuran 60 mesh, dilanjutkan dengan aktivasi kimia kedua menggunakan variasi KOH 1% b/v, 3% b/v, dan 5% b/v dengan rasio dan waktu yang sama seperti aktivasi kimia pertama. Sampel yang didapatkan kemudian diaktivasi fisika menggunakan gas N2 0,15 NL/menit pada suhu 600℃ selama 1 jam. Karbon aktif yang didapatkan, kemudian diimpregnasi menggunakan larutan MgO 1 M dengan variasi rasio massa sampel terhadap volume larutan adalah 1:5, 1:10, dan 1:15. Proses aktivasi kimia dua tahap berpengaruh memperbesar karakterisasi iodin yang dihasilkan, sedangkan impregnasi MgO akan menurunkan karakterisasi iodin yang dihasilkan dan meningkatkan efektivitas penjerapan gas buang. Sampel dengan karakterisasi iodin terbaik didapatkan pada sampel AK2F 5% dengan luas permukaan 1142,77 m2 /gr, sedangkan sampel dengan efektivitas penurunan gas buang terbaik didapatkan pada sampel impregnasi 1:10 dengan penurunan gas buang CO, CO2, dan HC sebesar 52,05%, 56,80%, dan 73,96%. Berdasarkan hal tersebut, karbon aktif bonggol jagung dapat dijadikan alternatif adsorben dalam adsorpsi gas buang emisi kendaraan bermotor (sepeda motor).

The transportation sector is the largest contributor to air pollution, where exhaust emissions of CO, CO2, and HC have a negative impact on health and the environment. Activated carbon can be used as an adsorbent for exhaust gases of motor vehicles (motorcycles). Corncob has the potential to be used as a raw material for making activated carbon because it has a high lignocellulose content. The manufacture of corncob activated carbon was carried out through the preparation and dehydration stage, the first chemical activation using a 20% w/v KOH solution with a sample ratio to a 1:4 solution for 24 hours, carbonization at a temperature of 500℃ for 2 hours and sifted with a size of 60 mesh, followed by the second chemical activation using a KOH variation of 1% w/v, 3% w/v, and 5% w/v with the same ratio and time as the first chemical activation. The samples obtained were then activated by physics using N2 gas of 0.15 NL/min at a temperature of 600℃ for 1 hour. The activated carbon obtained, then impregnated using a solution of MgO 1 M with variations in the ratio of sample mass to solution volume are 1:5, 1:10, and 1:15. The two-stage chemical activation process has an effect on enlarging the characterization of iodine produced, while mgo impregnation will decrease the characterization of the iodine produced and increase the effectiveness of exhaust gas absorption. The sample with the best iodine characterization was obtained in sample AK2F 5% surface area of 1142.77 m2 /gr, while the sample with the best exhaust gas reduction effectiveness was obtained in impregnatation samples of 1: 10 with a decrease in CO, CO2, and HC exhaust gases by 52.05%, 56.80%, and 73.96%. Based on this, corncob activated carbon can be used as an alternative adsorbent in the adsorption of exhaust gas emissions from motor vehicles (motorcycles)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiyanto
"Saat ini Indonesia mengalami masalah pasokan energi yang sangat serius. Disamping cadangan minyak yang semakin menurun, juga harga minyak mentah dunia yang cenderung terus menerus meroket dan menguras keuangan negara untuk keperluan subsidi. Hal ini mengakibatkan kebijakan pemerintah yang berubah dalam arah komposisi pemakaian energi nasional didalam perencanaannya yang akan menurunkan pemakaian bahan bakar minyak dan akan semakin dominan ke arah jenis energi yang lebih ramah lingkungan serta jenis sumber energi baru dan terbarukan. Sumber energi hidrogen dan metana dari Coalbed Methane (CBM) termasuk dalam kategori ini. Meskipun hidrogen adalah sumber energi yang dapat diregenerasi dan methana dari CBM cukup banyak persediaannya di Indonesia, namun transportasi dan storage masih menjadi kendala dalam pemanfaatan sumber energi ini, oleh karena itu, pengembangan teknologi di bidang transportasi dan storage sumber energi hidrogen dan methana merupakan tugas yang sangat penting untuk masa depan kehidupan manusia.
Salah satu cara yang sangat menjanjikan dalam teknologi storage gas adalah dengan methoda 'adsorptive storage', dimana gas-gas tersebut disimpan dalam keadaan teradsorpsi pada suatu 'adsorbent' tertentu. Molekul 'gas' yang dalam keadaan teradsorpsi mempunyai densitas yang mendekati dengan densitas cairnya. Dengan demikian, secara teoritis dapat diperkirakan bahwa cara penyimpanan gas dengan methoda ini dapat meningkatkan kapasitas penyimpanannya bahkan sampai dua kali lipat dengan tekanan yang hanya 1/10 nya Kemampuan ini bisa lebih meningkat lagi, tergantung jenis adsorbent dan luas permukaannya. Karbon aktif adalah merupakan kandidat adsorbent yang sangat baik untuk keperluan penyimpanan gas ini.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif super dengan luas permukaan lebih besar dari 3000 m2/gram dengan bahan baku batubara bitumenous Ombilin dan tempurung kelapa. Batubara Ombilin dipilih sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena ketersediaannnya yang cukup banyak di Indonesia, sedangkan tempurung kelapa dipilih sebagai representatif dari sumber daya alam yang dapat terbarukan. Perlakuan dengan larutan KOH pada suasana gas nitrogen diharapkan dapat mengontrol terjadinya oksidasi karbon pada tahap aktivasi sehingga jumlah pori yang terbentuk di dalam karbon aktif cukup banyak sehingga menambah luas permukaannya. Hasil karbon aktif yang terbaik pada penelitian ini adalah hasil karbon aktif pada KOH/batu bara (4/1) 1882 m2/gram dengan Temperatur aktivasi 900°C sedangkan untuk karbon aktif KOH/arang tempurung kelapa (4/1) didapatkan hasil 684 m2/gram dengan Temperatur aktivasi 700°C. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan belum mencapai karbon aktif super.

Currently Indonesia has experienced problems of energy supply is very serious. In addition to diminishing oil reserves, as well as world crude oil prices are likely to continue to skyrocket, and financial drain for the purposes of state subsidies. This resulted in a change in government policy toward the composition of national energy use in its planning that will reduce fuel consumption and will be increasingly dominant in the direction of more environmentally friendly energy and other types of new and renewable energy sources. Energy source of hydrogen and methane from the Coalbed Methane (CBM) falls into this category. Although hydrogen is an energy source that can be regenerated and methane from CBM quite a lot of stock in Indonesia, but the transportation and storage is still a constraint in exploiting this energy source, therefore, technological development in transportation and storage of hydrogen and methane energy sources is a task very important for the future of human life.
One way that is very promising in the gas storage technology is a method of "adsorptive storage", where the gases are stored in the adsorbed condition on an "adsorbent" certain. Molecule "gas" which in the adsorbed state has a density which approximates the density of the liquid. Thus, theoretically can be expected that with the method of gas storage method can increase storage capacity even up to twice the pressure that only a tenth of his ability can be improved again, depending on the type of adsorbent and the surface area. Activated carbon adsorbent is an excellent candidate for gas storage purposes.
In this research aims to produce a super activated carbon with surface area greater than 3000 m2/gram with raw coal bitumenous Ombilin and coconut shell. Ombilin selected coal as raw material for manufacture of activated carbon enough availability in Indonesia, while the coconut shell was chosen as a representative of the natural resources which can be renewable. Treatment with aqueous KOH in an atmosphere of nitrogen gas is expected to control the oxidation of carbon on the activation phase, so as the number of pores formed in the activated carbon enough, so that adds quite a lot of surface area. The best results of activated carbon in this study is the result of active carbon on the KOH / coal (4 /1) 1882 m2/gram with activation temperature to 900°C, while the KOH activated carbon/charcoal (4/1) found that the result 684 m2/gram with the activation temperature 700°C. From these results we can conclude that the activated carbon produced was not achieved super activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27522
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>