Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shoko Matsuoka
"Kejadian teror pada bulan Oktober tahun 2002 telah menewaskan 202 korban jiwa dan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap industri pariwisata di Bali, sebagai industri utama di wilayah setempat. Kejadian teror tersebut telah menyebabkan turunnya jumlah kunjungan para wisatawan asing karena mayoritas dari korban teror tersebut adalah wisatawan mancanegara. Namun demikian, khusus para wisatawan atau orang Jepang terus berdatangan ke Bali. Dalam tesis ini, penulis meneliti tentang latar belakang dan alasan mengapa jumlah wisatawan dan warga negara Jepang yang datang ke Bali pada periode 2002 -2004 meningkat. Tesis ini membahas faktor-faktor Internal dan eksternal yang mendorong para wisatawan Jepang terus berkunjung ke Bali dan warga negara Jepang terus menetap di Bali.
Faktor-faktor internalnya adalah:
A. Daya tarik Bali bagi turis Jepang,
B. Ketidaknyamanan situasi pariwisata di Jepang,
C. Ketidaksetaraan jender antara laki-laki di Jepang.
Sedangkan faktor-faktor eksternalnya adalah
A. Hubungan bilateral yang baik di antara Indonesia dan Jepang,
B. Keputusan perempuan Jepang untuk menikah dengan penduduk lokal dan bermukim di Bali,
C. Peningkatan infrastruktur penerbangan dan komunikasi, semakin memfasilitasi arus pergerakan manusia dari satu negara di negara lain.
Orang Jepang terus datang ke Bali setelah kejadian teror pada tahun 2002 dan hal itu mendorng peningkatan jumlah perempuan Jepang menikah dengan laki-laki Bali dan menetap di Bali.

Bali Terror Bomb case which occured in year 2002 had killed 202 inocent people and had a big influence on tourism industry in Bali. Tourism industry in Bali has long been the main industry in the region. Bom incident in Bali had decreased the number of the foreign tourists to Bali because the most of the people who were killed in the incident were tourists from all over the world. However, as for the Japanese tourists to Bali, the number had not decreased. In this thiesis, the writer will research about the background and the reason why numbers of the Japanese tourists to Bali did not decrease during the period of 2002-2004. This thesis will also examine internal and external facotors that pushed Japanese touris to Bali even after the Bomb incident in 2002.
There are 3 internal factors as the following.
A. Bali`s own attraction for the tourists
B. The bad condition of the tourism inside Japan
C. Jender unequality in Japan
There are also 3 external factors as the following.
A. Bilateral relationship between Indonesia and Japan which is relatively in good condition.
B. Japanese women?s choice to settle down in Bali
C. Advance on infrustructure, transportaion and comunication which enable more people to move across the borders."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 19266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pensil-324 , 2002
364.1 BOM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Hidriyah
"Investasi asing kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis karena dianggap mampu merefleksikan kepentingankepentingan tidak hanya bagi negara investor, tetapi juga negara-negara tujuan investasi. Keberadaan investasi asing bagi negara berkembang seperti Indonesia menjadi hal yang sangat penting dikarenakan terbatasnya sumber modal nasional. Investasi dari salah satu negara maju yaitu Jepang menjadikan hubungan kedua negara sangat bergantung satu sama lain. Tahun 1997 tepatnya pada saat krisis ekonomi Asia terjadi, tingkat investasi Jepang mengalami penurunan yang cukup drastis. Dampak dari krisis ekonomi ini dirasakan masih ada hingga sekarang, dikarenakan jumlah investasi belum meningkat seperti sebelum krisis Asia terjadi.
Penelitian ini diadakan untuk meneliti kondisi-kondisi apakah yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi investasi Jepang ke Indonesia pada tahun 2001-2007. Sebagai upaya menganalisa permasalahan tersebut, dapat dipergunakan beberapa konsep, yaitu: John H.Dunning mengenai motivasi pengadaan investasi oleh MNC, konsep comparative advantage oleh David Ricardo, dan juga konsep competitive advantage yang dinyatakan oleh Michael E. Porter.
Pada penelitian kali ini, akan ditemukan beberapa hal, diantaranya kedinamisan dari comparative advantage pada Indonesia dan kondisi competitive advantage wilayah Jepang yang dapat dipengaruhi berbagai kondisi. Namun kondisi yang terjadi pada tahun 2001-2007 terdapat perubahan pada comparative advantage terlebih pada masalah country risk, dimana kondisinya menyebabkan bertambahnya beban perekonomian, sehingga masih terjadi penurunan investasi dari Jepang.

Foreign Direct Investment (FDI) currently plays important role in internationalizing business activities. FDI reflects the interest of investor and recipient countries. For Indonesia, FDI is a great importance to be an alternative of national capital resources. FDI that come from Japan has occupied special place in bilateral relations between Japan and Indonesia. In the year of 1997, when financial crisis afflicts Asian countries, Japanese investment has declined drastically. One decade after the crisis, the total amount of Japanese investment has not reached the point before the crisis.
The research is to find out of what are the conditions that make the fluctuation of Japan?s investment to Indonesia happen in 2001 to 2007. As a way to analyze the problem, some concepts can be used, such as: John H.Dunning with the motivation of investment by MNC, the concept of comparative advantage by David Ricardo, and also the concept of competitive advantage by Michael E. Porter.
In this research, will be founded some parts, such as the dynamic of comparative advantage in Indonesia and the condition of competitive advantage in Japan area that can be influenced by some conditions. Unfortunately, the condition that happened in 2001 to 2007 has changing on the comparative advantage, moreover in the problem of country risk, which the condition causing much more economy problem so the Japan?s investment still going down."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulardi KS
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh peristiwa pergantian presiden pada tahun 2001 dan peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002 terhadap return saham pada Bursa Efek Jakarta. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah event study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal selama event windows.
Untuk menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama event windows dengan menggunakan pendekatan market model, market adjusted model dan capital asset pricing model.
Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peristiwa pergantian Kepala Negara pada tahun 2001 dan peristiwa peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta. Harga saham bereaksi positif terhadap peristiwa pergantian Kepala Negara pada tahun 2001. Sebaliknya harga saham bereaksi negatif terhadap peristiwa terjadinya peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002.

This research objective is to analyze the effect of president replacement in 2001 and bomb detonation in Denpasar Bali in 2002 toward stock return at Jakarta Stock Exchange. The method used in this research is event study that observes the stock price movement in the capital market during event windows.
To examine the existence of price reaction, the abnormal return test will be conducted during the event period with analysis based on market model, adjusted market model and capital asset pricing model.
Base on analysis and investigation can be concluded that information concerning commutation of President in 2001 and bomb detonation in Denpasar Bali in 2002 having influence to stock price in Jakarta Stock Exchange. Stock price positively reacted to the event of president replacement in 2001. And stock price negatively reacted to the event of bomb detonation in Denpasar Bali in 2002.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheinaldi Mindhardi Hendratawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurniawati
"ABSTRAK
Bom yang meledak di Bali pada 12 Oktober 2002 terjadi satu tahun pasca
tragedi 11 September yang menewaskan hampir 3000 orang. Bom yang
menewaskan 202 orang tersebut tidak hanya meluluhlantakkan Bali, namun juga
Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Banyak orang kemudian bertanya-tanya,
kemana intelijen? Mengapa intelijen tidak dapat melakukan pencegahan?
Bukankah tugas intelijen untuk diantaranya melakukan pengawasan dan deteksi
dini?
Banyak pertanyaan seputar intelijen yang belum terjawab dalam kasus
tersebut; tentang apa peran mereka, bagaimana mereka bekerja, kepada siapa
mereka bertanggung jawab, dan bahkan bagaimana negara melalui otoritas politik
menentukan penggunaan intelijen untuk keamanan nasional, termasuk bagaimana
otoritas sipil dapat menentukan sukses atau gagalnya intelijen dalam menjalankan
tugasnya mengamankan kepentingan nasional.
Bom Bali 12 Oktober juga menunjukkan sebuah hasil kerja jejaring
kelompok teror Al Jamaah Al Islamiyah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Mereka bergerak secara lintas batas di kawasan Asia Tenggara dengan tujuan
untuk mendirikan Pan Islamic State. Adalah menjadi kepentingan bersama
negara-negara yang tergabung di dalam organisasi kawasan Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk melakukan usaha kolektif
mengamankan kawasan dalam sebuah kerjasama keamanan regional, termasuk
diantaranya kerjasama intelijen.
Tesis ini berusaha menjawab dua pertanyaan tersebut: mengapa intelijen
gagal melakukan antisipasi bom Bali 12 Oktober 2002, serta kemungkinan
kerjasama intelijen yang dapat dibentuk di wilayah ASEAN.

Abstract
This thesis discusses not only on the subject of intelligent failure in the
case of the first Bali bombing occurred in October 12, 2002, because after all,
intelligent failures are inevitable and natural. More importantly, the thesis throws
a discussion on the necessity of regional intelligent cooperation in the framework
of Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), where a terror network
called Jamaah Islamiyah (JI) operates through its borders.
Intelligent services worldwide are widely known for its crucial role in
preventing terrorist attacks by providing security through its early warning
system. However, when facing an enemy with specific characteristics such as a
global terror networks, no single state can work alone. As such, intelligent sharing
and cooperation are needed not just on a global scale, but also on the regional
basis.
The thesis offers an idea to establish a form of ASEAN intelligent center
as a way to prevent future attacks in the region through a counterfactual reasoning
method."
2012
T30465
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Lisnawati
"ABSTRAK
Penelitian ini akan membahas faktor pendorong dan penarik yang memengaruhi Jumlah kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang. Jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang mengalami peningkatan signifikan secara terus menerus selama lima tahun terakhir 2012-2016 . Teori yang digunakan dalah penelitian ini adalah teori push and pull factors menurut Klenosky 2002 . Melalui teori tersebut, kita dapat mengetahui faktor pendorong dan penarik yang memengaruhi keputusan wisatawan Indonesia untuk berkunjung ke Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi wisatawan Indonesia berkunjung ke Jepang. Salah satu faktor pendorong yaitu ldquo;ingin mewujudkan impian berwisata ke Jepang rdquo; bersamaan dengan ldquo;ketersediaan transportasi umum rdquo; yang memudahkan akses dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain menjadi salah satu daya tarik pariwisata Jepang.Kata kunci : Faktor Pendorong, Faktor Penarik, Kunjungan, Peningkatan, Wisatawan

ABSTRACT
This research discusses the push and and pull factors that affect the number of Indonesian tourist arrivals to Japan. The number of Indonesian tourists visiting Japan has increased significantly continuously over the last five years 2012 2016 . The theory used in this research is the theory of push and pull factors according to Klenosky 2002 . Through this theory, we can know the driving factors and pullers that influence the decision of Indonesian tourists to visit Japan. The results showed that there are many factors that influence Indonesian tourists to visit Japan. One of the push factors is lsquo dream fulfillment rdquo of traveling to Japan along with 39 availability of public transportation 39 which makes it easy to access from one place to another to be one of the attractions of Japanese tourism.Keywords Push Factors, Pull Factors, Visits, Improvements, Tourists"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Faisal
"Salah satu ciri khas terorisme di Indonesia adalah tidak adanya pelaku yang mengklaim bahwa kegiatan tersebut itu kelompok atau perorangan yang bertanggung jawab, sehingga terorisme harus kita sepakati sebagai musuh bersama yang bersifat global. Aksi terorisme dapat terjadi dimana saja tanpa mengenal batas tempat dan waktu. Aksi terorisme yang relatif besar diawal abad 21 ini terjadi menimpa menara kembar World Trade Centre (WTC) di Amerika Serikat pada tanggal 12 September 2001 dengan cara menabrakan pesawat terbang ke gedung WTC tersebut, dengan menelan korban mencapai 3000 jiwa. Aksi teroris selanjutnya menimpa Indonesia, tepatnya terjadi di Pulau Bali yang merupakan salah satu tujuan wisatawan dunia, aksi teroris ini menelan korban 202 jiwa dari 21 negara, sebanyak 418 unit gedung mengalami kerusakan dan taksiran kerugian mencapai Rp., 5.924.219.319,17,
Dari uraian diatas, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui dampak dari aksi ledakan born di Bali oleh teroris terhadap kehidupan masyarakat Bali, khususnya warga Kuta sebagai Zero Point (TKP) aksi teroris tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, dimana data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 7.915 KK, dengan menggunakan rumus `Slovin' untuk mencari jumlah sampel, didapat sebanyak 100 KK sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode penarikan sampel acak berstrata (Stratified random sampling). Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan. Selanjutnya data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak yang ditanggung oleh pemerintah daerah Bali dan masyarakatnya relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus menurun sejak terjadinya aksi bom Bali tanggal 12 September 2002 sampai dengan akhir Desember 2003. Pada tahun 2001 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali sebanyak 1.356.774 orang, tahun 2002 sebanyak 1.285.844 orang atau turun sebesar 5,23 %, tahun 2003 sebanyak 1.285.844 orang atau turun sebesar 22,77 %, baru pada tahun 2004 dengan segala daya dan upaya Pemerintah Daerah Bali dan warganya, jumlah wisatawan yang datang ke Bali meningkat menjadi 1.458.309 orang atau meningkat 46,85 % dari tahun 2003. Diharapkan pada akhir tahun 2005 pariwisata Bali dapat kembali ke kondisi yang lebih bail( lagi.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat agak terganggu, dari segi sosial muncul rasa curiga warga terhadap orang yang tidak dikenalnya. Dari segi ekonomi pendapatan pemerintah dan warga menurun sebagai akibat langsung dari aksi bom Bali dan sampai sekarang masih terasa kelambatan dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Dibidang keamanan masyarakat berharap banyak kepada aparat keamanan negara untuk menciptakan Bali yang aman guna mendukung pembangunan dunia pariwisata Bali. Masyarakat mengusulkan konsep "sistem keamanan berlapis" dalam mengelola dan menjaga keamanan Bali, dimana masyarakat Bali dilibatkan secara aktif dalam menjaga keamanan wilayah Bali.

One of the typical characteristics of terrorism in Indonesia is the absence of the actor claiming that such activity is the responsibility of a group or individual. Therefore we should covenant that the terrorism is a global common enemy and the terror act can happen anywhere without taking into account the border and time. The relative big terrorist act at the beginning of 21 st century committed against the twin tower of World Trade Center (WTC) in the United States of America on September 11, 2001. by crashing airplane to that building resulting in 3,000 casualties. The subsequent terrorist act happened in Indonesia, precisely in Bali Island being one of the resorts in the world. It causes 202 casualties from 21 states, 418 building units were damaged and the loss is estimatedly Rp 5,924,219,319.17.
Based on the above description, this research is focused on knowing the impact of the terrorists' bombing in Bali to the community life in Bali, especially the people of Kuta as the Zero Point of the terror act. The method used is descriptive method namely the data obtained is analyzed qualitatively and quantitatively. Total respondent is 7,915 family heads using "Slovin" formula to seek for total sample obtained namely 100 family heads. It uses stratified random sampling and the data is collected through questionnaire, interview and bibliography study. Furthermore the data obtained from the questionnaire s processed using descriptive quantitative analysis technique using the percentage technique presented in terms of tables.
The research finding indicates that the impact suffered by the local administration of Bali and the community is relatively big. It is indicated from total tourist visits which decreased since Bali bombing on October 12, 2002 through December 2003. The tourists visiting Bali were 1,356,774 in 2001, 1,285,844 in 2002, decreasing 5.23%, and 1,285,844 in 2003 or decreasing 2237%. Just in 2004, with all. efforts from the Local Administration of Bali and its people, the number of tourists visiting Bali increased to 1,458,309 or increasing 46.85% of that in 2003. It is expected that in 2005 the tourism condition in Bali will be better.
The socio economy of the community is rather disturbed. In socio aspect, the people are suspicious to the strange persons. In economic aspect, the incomes of the local administration and citizens decrease due to Bali bombing. Until now the economic growth of Bali is still slow. In security aspect, the community highly expects the state security apparatus to create the safe Bali to support the development of tourism. They suggest the concept of "multi security system" in managing and maintaining the security in Bali. The people there are actively involved to keep Bali territory secured
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aegeus Hutama
"ABSTRAK
Peristiwa born Bali pacta 12 Oktober 2002 merupakan suatu tragedi nasional yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Konsultasi PERC (Political and Economic Risk Consultancy Ltd) menunjukkan bahwa Indonesia dalam semua kategori risiko (mulai dari risiko domestik, risiko kemungkinan terjadinya kekacauan sosial, risiko ekstemal hingga risiko sistemik) mengalami peningkatan risiko pasca peledakan born di Bali. Indonesia akan dirugikan dari meningkatnya risiko yang menimbulkan persepsi negatif terhadap para investor.
Event study dimulai dengan hipotesis tentang bagaimana peristiwa Tragedi born Bali 12 Oktober 2002 mempengaruhi pergerakan indeks saham sektoral di Bursa Efek Jakarta. Evaluasi event study ini dikombinasikan dengan proses time series guna menghasilkan model persamaan expected return yang relatif akurat untuk menganalisis perilaku saham sektoral sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa melalui pergerakan abnormal return dan cumulative abnormal return.
Modelisasi expected return dilakukan dengan multi-factor model yang memperhitungkan faktor suku bunga SBI dan kurs rupiah terhadap dolar AS. Analisis dilakukan terhadap tingkat return, risiko dan efisiensi dari semua sektor saham yang ada di Bursa Efek Jakarta guna mendeskripsikan muatan informasi yang dikandung dan mendapatkan urutan klasifikasi dalam investasi secara menyeluruh dan terpadu.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara statistik variabel USD hanya mempengaruhi sektor industri barang konsumsi dan variabel SBI hanya mempengaruhi sektor properti dan real estate, sedangkan variabel konstanta tidak memberikan pengaruh signifikan pacta semua sektor.
Model expected return yang terbentuk memiliki nilai adjusted R square yang sangat bervariasi antara 18,58 % untuk sektor properti dan real estate sampai dengan 80,87 % untuk sektor industri barang konsumsi.
Klasifikasi preferensi investasi berdasarkan reward to variability ratio dimulai dari urutan yang paling disukai adalah sektor transportasi, keuangan, pertambangan, pertanian, konsumsi, perdagangan, industri dasar, aneka industri dan properti.
Klasifikasi tingkat efisiensi pasar sektoral berdasarkan frekuensi AR dan CAR dimulai dari urutan yang paling efisien adalah sektor pertambangan, konsumsi, properti, transportasi, pertanian, industri dasar, perdagangan, aneka industri dan keuangan.
Peristiwa Tragedi Born Bali terbukti menimbulkan abnormal return pada semua pasar sektoral di Bursa Efek Jakarta. Para pelaku pasar modal cenderung menerapkan strategi short term holding period dan melakukan overreaction pada hari pembukaan bursa tanpa memperhatikan kinerja fundamental emiten. Adanya overreaction dari para investor di Bursa Efek Jakarta mengacu pada bentuk pasar yang tidak efisien dalam bentuk setengah kuat. Hasil penelitian ini mengkonfirrnasikan beberapa basil penelitian sebelumnya yang konsisten menyatakan hipotesis pasar efisien tidak berlaku di Bursa Efek Jakarta.
Dengan mengetahui pengaruh dari peristiwa Tragedi born Bali 12 Oktober 2002 terhadap pergerakan indeks saham di Bursa Efek Jakarta, diharapkan para pelaku pasar dapat menerapkan strategi investasi dan manajemen portofolio yang tepat pada pasar tidak efisien bentuk setengah kuat dalam menghadapi peristiwa politik serupa di masa mendatang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Adisti
"Penelitian ini berusaha menguraikan apa yang menjadi penyebab atau faktor-faktor apa yang menjadikan sel-sel aktif terorisme internasional dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Aksi-aksi teror kian hari kian marak, dan dilakukan dengan motif yang berbeda-beda pula. Berdasarkan perbedaan motif itulah dapat dikelahui hal-hal apa yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel terorisme: di Indonesia dikaitkan dengan metode perekrutan serta sasaran perekrutan yang berpotensi. Yang dimaksud dengan sel-sel terorisme disini adalah para pendukung aksi teror, Sel-sel terorisme lebih dilihat sebagai pribadi perorangan bukan sebagai kelompok aksi teror, walaupun kelak akan mengacu pada terbentuknya kelompok dalam melakukan aksinya dikatakan aktif, karena layaknya sel dalam tubuh, sel-sel terorisme tersebut juga mempunyai kemampuan berkembang dengan cepat dalam menyebarkan ideologi kekerasan dalam mencapai tujuannya. Data yang didapat berasal dari tulisan yang sudah dipublikasikan seperti buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan penelitian ini juga dijadikan sebagai data sekunder.
Kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori komponen terorisme milik Berger yang dikaitkan dengan analisa kerangka berpikir secara kultural dan rasional yang menjelaskan sebab terjadinya teror milik North. Dari kedua teori tersebut akan dapat diketahui motif-motif apa saja dari para aksi teror yang menyebabkan adanya perbedaan pola penyebaran paham serta perekrutan yang dilakukan Hasil yang didapatkan sesuai dengan pendeiinisian sel-sel aktif terorisme menurut Barber. Dalam pendefinisian terorisme itu sendiri, penulis mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, pada peristiwa peledakan bom di Bali tanggal 12 Oktober 2002.
Asumsi yang digunakan adalah bahwa motif terbesar dari para pelaku aksi teror adalah agama dan kebencian terhadap AS, khususnya Pemerintahan George Bush, dan negara-negara sekutunya Hal tersebut didasarkan karena persoalan menyangkut agama dan anti-Pemerintahan George Bush masih mendapat respon yang sangat besar di Indonesia. Adapun asumsi mengenai pelaku aksi bom Bali mengarah pada anggota-anggota Jamaah Islamiyah (JI). Asumsi ini dibuat berdasarkan pemberitaan di berbagai media massa mengenai penangkapan para tersangka pelaku bom Bali karena dalam pemberitaan media dikatakan bahwa para tersangka yang tertangkap semuanya adalah anggota dari JI. Tesis ini sekaligus mencoba untuk rnelakukan klarifikasi bahwa hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan dalam menjustifikasi bahwa II merupakan pelaku utama dalam peristiwa tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif-motif para pelaku aksi teror berbeda-beda tetapi masalah agama dan kebencian terhadap pemerintahan George Bush dan sekutunya masih mendapat tempat teratas, dan hal tersebut dipakai sebagai alat dalam menyebarkan ideologi kekerasan karena masalah tersebut merupakan masalah yang sangat sensitif dan masih mendapat respon yang besar dari masyarakat Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>