Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patrianriksina Randusari
"Penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung di kecamatan Bogor Utara. Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian flu burung di Kecamatan Bogor Utara. Sedangkan tujuan khususnya antara lain : i) Ingin mengetahui perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian Flu Burung; ii) Ingin mengetahui apakah faktor pendidikan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; iii) Ingin mengetahui apakah faktor pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; iv) Ingin mengetahui apakah faktor sikap memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; v) Ingin mengetahui apakah faktor penghasilan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; vi) Ingin mengetahui apakah faktor pengalaman memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; vii) Ingin mengetahui apakah faktor akses terhadap informasi memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; viii) Ingin mengetahui apakah penyuluhan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; ix) Ingin mengetahui apakah faktor sarana dan prasarana memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung. Kegunaan secara teoritis : 1) sebagai sumbangan penting dan dapat memperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan dalam mencegah terjadinya pandemi di negara kita. 2) sebagai sumbangan penting dan dapat memperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan yang menyangkut pencegahan dini penyakit Flu burung Kegunaan secara praktis : hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah khususnya Dinas Agribisnis Kota Bogor untuk merencanakan program pengendalian penyakit Flu burung agar kota Bogor menjadi wilayah bebas Flu burung. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Utara . Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yang bersifat deskriptif dengan sampel sebanyak 200 orang pemilik unggas dan menggunakan analisis regresi dengan SPSS 10. Hasil penelitian ditemukan bahwa besarnya pengaruh secara simultan antara pengetahuan, pendidikan, sikap dan sarana prasarana terhadap perilaku pemilik unggas adalah sebesar 34,1% dan sisanya 65.9% ditentukan oleh variabel lain. Sedangkan untuk besar kecilnya pengaruh ditentukan oleh nilai koefisien korelasi langsung ( koefisien p). Dari hasil penelitian ini 1) besarnya pengaruh variabel pengetahuan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,007 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,915. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabel pengetahuan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 2) besarnya pengaruh variabel pendidikan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,048 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,423. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabel pendidikan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 3) besarnya pengaruh variabel sikap terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,229 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilaku pemilik unggas sangat signifikan. 4) besarnya pengaruh variabel sarana prasarana terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,461 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilaku pemilik unggas sangat signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilik unggas dalam upaya pengendalian penyakit flu burung dipengaruhi oleh 1) faktor predisposisi (Predisposisi factors) melalui variabel penghasillan, pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan sikap , 2) faktor pemungkin (Enabling factors) melalui variabel sarana dan prasarana, 3) faktor penguat (Reinforcing factors) yang dapat diukur melalui Undang-Undang atau Peraturan-Peraturan, pemberdayaan masyarakat melalui kaderisasi vaksinator yang dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan data kualitatif serta 4) promosi kesehatan (Health promotion) yang diukur melalui variabel penyuluhan dan akses informasi, hal ini menguatkan teori Green tentang perilaku kesehatan yang digunakan sebagai landasan teori. Saran yang diberikan penulis : Untuk mengendalikan penyakit flu burung ini diperlukan upaya peningkatan sosialisasi agar masyarakat mau berperilaku positif terhadap pengendalian flu burung, Perlu ditingkatkan penyebaran informasi dengan cara melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara terus menerus dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Flu burung ini. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam pencegahan secara dini flu burung tersebut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor penguat (Reinforcing factors) berpengaruh terhadap perilaku yang belum ada di dalam model analisa pada penelitian ini.

This study aims to see the determinant factors that influence society?s behavior in preventing the avian influenza disease spread (study of poultry breeders in North Bogor District, West Java). General purpose of this study is to find out what kind of determinant factors that influence society?s behavior in preventing the Avian Influenza disease spread in north Bogor District. While specific purposes of this study include i) to find out society?s behavior in preventing the Avian Influenza disease spread; ii) to examine is the education factor influence on society?s behavior; iii) to examine is the knowledge factor influence on society?s behavior; iv) to examine is the attitude factor influence on society?s behavior; v) to examine is the income factor influence on society?s behavior; vi) to examine is the experience factor influence on society?s behavior; vii) to examine is the information accessibility factor influence on society?s behavior; viii) to examine is the public notice factor influence on society?s behavior; and ix) to examine is the facility and supporting facility factors influence on society?s behavior. This study has two benefits, theoretically and practically aspects. Theoretically benefit of this study includes 1) in general, it contributes important concept and broader knowledge for animal health sciences research on animal disease prevention, 2) in more specific, it contributes important concept and broader knowledge for animal health sciences research on early prevention of Avian Influenza disease spread. Practical benefit of this study, it contributes recommendations for policy formulation and problem solving for the government, particularly, the agribusiness section of Bogor District government, in developing a prevention program for Avian Influenza disease spread. So that this area will be free from the Avian Influenza disease. This study was done in North Bogor district, West Java province. The method of this study is survey. Total samples are two hundreds poultry breeders. The researcher used simple random sampling method. Regression and path analysis were applied to analysis the data. The researcher used Statistical Package for Social Sciences (SPSS) program version ten tool in testing the research hypothesis and analyzing the data. This study discovered that knowledge, education, attitude, facility and supporting facility factors influence the poultry breeders? behavior at the 34.1 %, and the rest is determined by other variables. While the value of effect or influence is determined by direct-coefficient-correlation values (p coefficient). From the statistical testing indicated that 1) the knowledge variable influences on poultry breeders? behavior is 0.0007 with the significant level of coefficient correlation result is 0,915. Since its probability value is bigger than 0.05 meaning that the influence of knowledge variable to poultry breeders? behavior is not significant; 2) the education variable influences to poultry breeders? behavior is 0.0048 with the significant level of coefficient correlation result is 0.423. Since its probability is bigger than 0.05, thus the influence of knowledge variable to poultry breeders? behavior is observed as not significant; 3) the attitude variable influences to poultry breeders? behavior is 0.229 with the significant level of coefficient correlation result is 0.000. Since its probability is extremely smaller from 0.05 meaning that the influence of knowledge variable on poultry breeders? behavior is observed as very high significant; 4) the facility and supporting facility variable influence on poultry breeders? behavior is 0.461 with the significant level of coefficient correlation result indicated 0,000. Since its probability is extremely smaller from 0.05 or even 0.01, meaning that the influence of knowledge variable on poultry breeders? behavior is observed as very high significant. Factors that influences poultry breeders? behavior in preventing of Avian Influenza disease spread are: 1) pre-depositions factors through the income, experience, education, knowledge, and attitude variables; 2) enabling factors through facility and supporting facility variables; 3) reinforcing factors in which are considered in the form of laws or regulations, community development through the forming of vaccinator cadres (through qualitative data); and 4) health promotion which is considered from the public notice and information accessibility. The findings of this study support the Green?s theory of health behavior, as the main reference theory used in this study. Recommendations of this study for policy formulation and problem solving regarding with the Avian Influenza disease spread prevention include the necessity to increase the socialization of Avian Influenza disease program in order to change the people?s behavior to be more positive about it. It is important to increase the information coverage constantly by socialization and public campaign. Provide more room and opportunity for active society?s participation in early Avian Influenza disease prevention program. It is also recommended to carry advanced research to observe about the influence of reinforcing factors to poultry breeders? behavior that as it is excluded from this study."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007.
T 22746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntoro
"Avian Influenza atau flu burung adalah jenis penyakit yang berasal dari virus H5N1. Penyakit ini menyebar dengan sangat cepat dan sangat potensial untuk menyebabkan kematian. Virus ini dapat menular melalui perantaraan unggas dan dapat menular dari unggas kepada manusia sehingga masyarakat Indonesia perlu berhati-hati dalam melakukan tindakan preventif dalam menghadapi penyakit flu burung ini.
Dengan beragamnya perbedaan perilaku masyarakat Indonesia, tentunya akan menyebabkan perbedaan pula dalam melakukan penyikapan menghadapi flu burung. Sebuah lembaga tertentu melakukan survey di beberapa provinsi di Indonesia dimana telah terjadi kasus penularan flu burung kepada manusia. Terdapat 60.016 responden dengan 19 variabel kategorik yang akan dilibatkan dalam penelitian. Berdasarkan data ini, dilakukan analisis data yang menghasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi flu burung adalah provinsi, jenis kelamin, pengetahuan mengenai penularan flu burung, sarana pembuangan, pemeliharaan unggas, kepemilikan binatang peliharaan dan jarak rumah ke pasar. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi flu burung adalah pengetahuan mengenai penularan flu burung.
Profil masyarakat yang mempunyai perilaku baik dalam menyikapi flu burung adalah memiliki pengetahuan penularan FB yang baik, berasal dari provinsi Jambi dan Nusa Tenggara Barat, memiliki tempat penampungan air limbah, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah diluar rumah, punya tempat penampungan sampah organik, tidak memiliki binatang peliharaan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dunia kesehatan mendapatkan ancaman akibat penyakit flu burung. Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang penyakit flu burung dengan perilaku mengkonsumsi unggas pada masyarakat? Tentunya perlu pembuktian melalui suatu penelitian. Tujuannya adalah mengidentifikasi hubungan pengetahuan penyakit flu burung dengan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi unggas. Penelitian dilakukan di RW 012 kelurahan Rawa Buaya Jakarta Barat, dengan jumlah responden 97 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik multi stage sampling yang terdiri dari clusfer sampling dan simple random sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif cross-sectional. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan alat ukur kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah prosentase, distnibusi frekuensi, dan Chi-square untuk menganalisis hubungan antar variabel dependen dan independen.
Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang penyakit flu burung dengan perilaku mengkousumsi unggas pada masyarakat, dengan p-value (0,846) > on (0,05). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya menambah sampel penelitian dan memperluas wilayah observasi Serta instrumen penelitian yang lebih spesifik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5525
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhadyan Anggrawisnu Cahyosasongko
"Flu Burung adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus Avian Influenza (H5N1) dan dalam perkembangannya kasus flu burung tidak hanya menyerang unggas saja tetapi juga dapat menyerang manusia. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh anakanak belum begitu kuat. Tangerang merupakan salah satu wilayah yang terjangkit flu burung, dimana terdapat beberapa warga Tangerang yang diduga sebagai penderita penyakit flu burung dan beberapa diantaranya meninggal. Kasus Flu Burung di kota Tangerang Tahun 2005 ? 2008 sebanyak 8 kasus dan 7 diantaranya meninggal dunia, angka kematiannya mencapai 87,5 %. Pemetaan kasus flu burung di kota Tangerang yaitu Ciledug, Pinang, Tangerang, Cipondoh, dan Karawaci. (Dinas Kesehatan Kota Tangerang). Pada tanggal 18 Januari 2008 seorang siswa kelas satu SDN petir 02, kecamatan Cipondoh, kota Tangerang meninggal dunia akibat penyakit flu burung di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.
Berdasarkan hasil observasi penulis, yaitu melihat perubahan perilaku, setelah murid-murid kelas 3, 4 dan 5 diberikan penyuluhan tentang flu burung dan dibangun fasilitas untuk cuci tangan oleh Tim Praktikum Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, murid-murid jarang yang memanfaatkan kran untuk cuci tangan tersebut. Padahal, cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit flu burung yang dapat diterapkan di sekolah. Dalam hal ini peran guru-guru di sekolah sangat penting dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah untuk pencegahan penyakit flu burung. Untuk penerapan perilaku kepada murid-murid mengenai pencegahan penyakit flu burung di sekolah, guru-guru harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal ini.
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi lebih mendalam mengenai gambaran perilaku guru-guru SDN petir 02 dalam upaya pencegahan penyakit flu burung di sekolah, kecamatan Cipondoh, kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan wawancara mendalam pada penelitian ini adalah guru-guru SDN Petir 02 kelas 1, 2 dan 6, masing-masing kelas terdiri dari 2 bagian yaitu kelas A dan B, serta informan kunci untuk triangulasi sumber adalah kepala sekolah SDN Petir 02 dan petugas Puskesmas kecamatan Cipondoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan guru-guru mengenai cara penularan dan pencegahan flu burung masih kurang, belum semua guru bersikap positif dan tindakan pencegahan yang sudah dilakukan guru-guru di sekolah, sebagian besar guru hanya memberikan himbauan kepada murid-murid untuk selalu cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan menjaga kebersihan, tetapi sebagian kecil guru sudah mempraktikkan langsung kepada murid tentang cara cuci tangan pakai sabun yang benar dan sudah menetapkan peraturan untuk cuci tangan pakai sabun sebelum belajar di kelas. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya pemahaman guru-guru mengenai cara pencegahan flu burung dan guru-guru belum pernah menerima informasi dari penyuluhan oleh pihak Puskesmas. Penulis menyarankan agar pihak sekolah membentuk komite sekolah Hal ini dimaksudkan agar terjadi kerjasama yang efektif dengan puskesmas dalam upaya pencegahan Flu Burung di sekolah. Pihak Puskesmas agar memberikan penyuluhan tidak hanya di masyarakat luas saja, tetapi di sekolah, karena Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer di samping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan preventif, promotif dan rehabilitatif. Kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang sebaiknya dibuat program penyuluhan tidak hanya dilakukan di masyarakat luas saja, tetapi lebih spesifik lagi yaitu di sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitepoe, Mangku
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
616.203 SIT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arindayani
"Virus Avian Influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung pertama ditemukan di Indonesia sejak tahun 2005, hingga tahun 2009 telah ditemukan 141 kasus positif Flu Burung dengan jumlah 115 yang meninggal. Selain menimbulkan tingkat kematian yang tinggi pada unggas dan manusia, flu burung juga memberikan dampak multikomplek mulai dari ekonomi, ketahanan, keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial budaya, politik serta psikologi. Berbagai upaya penanggulangan flu burung telah dilakukan pemerintah, dengan cara memberikan informasi dan sosialisasi mengenai bahaya flu burung, namun berbagai upaya ini sering kali mengalami kendala oleh masyarakat itu sendiri. Masih ditemukan unggas yang berkeliran, letak kandang yang berdampingan dengan pemukiman, keengana melaporkan bila unggas peliharaanya mati mendadak. Hal ini dapat mencerminkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung.
Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional. Dengan metode pengambilan sampel cluster random sampling. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kelurahan Manis Jaya Tangerang. Daerah ini merupakan wilayah pemukiman padat, yang masih ditemukan unggas peliharaan yang berkeliaran sehingga daerah ini memiliki resiko penularan penyakit flu burung. Berdasarkan hasil diperoleh gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap flu burung. Pengetahuan responden mengenai Flu Burung masih rendah, Sikap terhadap flu burung tergolong positif, dan perilaku yang cukup baik dalam pencegahan penularan flu burung. Dalam penelitian ini juga diperoleh hubungan antara perilaku pencegahan penularan flu burung dengan determinannya. Dari hasil uji statistik chi-square terdapat dua variabel yang berhubungan/berpengaruh terhadap perilaku yaitu variabel pengetahuan dan ketersediaan fasilitas pencegahan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai flu burung. Peningkatan pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan penyuluhan dan penambahan jumlah penyebaran media cetak poster dan spanduk tentang informasi flu burung yang mencakup mengenai penyebab penyakit flu burung, ciri-ciri unggas yang terserang penyakit flu burung, gejala flu burung pada manusia, dan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari penularan penyakit flu burung."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit flu burung kembali merebak di Indonesia awal 2008 salah satunya disebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang flu burung dan pencegahannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan penularan flu burung. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif korelasi, purposive sampling pada 110 responden di wilayah RW 04, Ragunan, Jakarta dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap masyarakat RW 04, Ragunan, Jakarta tentang upaya pencegahan penularan flu burung (P=0,001;
alpha=0,05). Peneliti merekomendasikan kepada tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat untuk bekerjasama meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap upaya pencegahan penularan flu burung. Hal tersebut dapat membentuk perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menurunkan insiden penyakit flu burung pada unggas dan manusia."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5713
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sufyan Suri
"Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus avian influenza subtipe A H5N1 yang bermula dari unggas kemudian dan dapat menular ke manusia (zoonosis). Kejadian kasus pada unggas dan manusia terus terjadi di dunia dan Indonesia. Untuk kejadian pada manusia di Indonesia hampir 40 % adalah anakanak. Telah banyak upaya-upaya yang telah dilakukan di Indonesia, baik penanggulangan pada unggas dan manusia. Salah satu penanggulangan flu burung adalah dengan melakulan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Infomasi) pada seluruh tatanan masyarakat, salah satunya adalah tatanan Sekolah Dasar. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya flu burung. Sehingga masyarakat dapat melindungi dirinya dari bahaya virus flu burung.
Untuk program ke sekolah dasar telah dilakukan Kampanye Nasional "Tanggap Flu Burung" (Tangan Kita Pencegah Flu Burung) sejak bulan September 2006. Salah satu program dalam kampanye tersebut adalah program "Siswa Tanggap flu burung" lewat aktivitas: produksi dan distribusi Paket Siswa Tanggap Flu Burung, atau dikenal juga dengan AI School Kit, pelatihan guru tentang cara penggunaan paket tersebut, pengintegrasian pelajaran Flu burung ke dalam mata pelajaran (kurikulum) yang ada. Proyek percontohan (pilot project) program ini dilaksanakan di 14 provinsi yang mencatat kasus flu burung, baik pada manusia maupun pada unggas (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua). Kota Depok dan khususnya SDN Cisalak 1 Kota Depok, belum terpilih sebagai wilayah percontohan program tersebut. Sehingga sangat penting program penyuluhan dilakukan di SDN Cisalak 1 Kota Depok dan Sekolah-sekolah Dasar lainya yang terdapat di Kota Depok.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh penyuluhan flu burung terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan flu burung pada Siswa SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Tahun 2009. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Sampel dari penelitian ini siswa-siswi kelas 4 dan 5 SDN Cisalak I Depok, yang berjumlah 133 siswa dan diambil secara purposif. Dari hasil studi intervensi ini dengan pendekatan Penyuluhan Kesehatan menunjukan bahwa terjadi perubahan peningkatan Pengetahuan 49,1 %, sikap 15,2 % dan praktik 22,8 %. Dengan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ternyata kegiatan intervensi yang dilakukan pada sasaran penelitian (anak usia sekolah dasar), dengan menggunakan metode penyuluhan dan simulasi terbukti dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik dalam pencegahan flu burung. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan intervensi yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan flu burung SDN Cisalak I Depok. Sehingga diharapkan program flu burung secara langsung dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan atau metode yang tepat dan efektif didalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik terhadap pencegahan flu burung."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Saptonohadi
"Penyakit Flu Buruag (Avian Influenza) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tidak saja bardampak pada isu kesehatan tetapi telah berdampak pada aspek idiologi, politik, ekonomio bahkan pertahanan keamanan. DKI Jakarta sebagai Ibukota negam RI menempati urutan kedua setelah Jawa Barat dalam jumlah kasus Confirm AI hingga 2007 yaita 26 kasus 23 diantaranya meninggal dunia Untak itu Pemda DKI telah menerbitkan Pergub nomor 15 Tahun 2007 dan Perdn nomor 4 Tahun 2007 sebagai langkab tindak lanjut pengendalian AI di DKI Jakarta Kedua kebijakan ini mengatur aspek pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas di DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember 2007 telah melaksanakan tindakan di lapangan sebagai implementasi dari pergub dan perda yang telab dibuatnya dalam adalah langkah implementasi produk kebijakan yaitu pergub no 15 dan Perda no 4 talmn 2007 di lapangan atau di masyarakat Sedangkan outcome adalah dampuk yang ditimbulkan dilihat dari jumlah mobiditas dan mortalitas pra kebijakan dan pesca kebijakan.
Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitataif dengan melaksnakan wawancara mendalam terhadap informan utama yang terlibat dalam pembuatan kebijakan, dan infurmau pendukung yang akan dimintai infonnasinya terkait implementasi kebijakan. Data primer dari basil wawancara akan dikonfirmasi dengan data sekander, telaab terbadap dokumen dan observasi di lapangan. Analisis data dilakukan dangan analisis isi (Contens Analysis), terbadap data primer dan interpretasi dilengkapi data sekunder. Hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik agar mudab dipahami oleh pengguna kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pergub nomor 15 dan Perda nomor 4 tahun 2007 telah merujuk pada peraturan yang lebih tinggi. Terbitnya kebijakan ini diintrndusir oleh situasi perkembangan kasus AI global, nasional maupun lokal DKI, disamping itu pengarub tekanan masyarakat interest group, dan aspek kepemimpinan stakeholder kunci yaitu Gubemur Sutiyoso. Beberapa irnplementasi kebijakan yang berhasil adalah sosialisasi pergub sudab baik namun perda masih harus dilakukan terus. Koordinasi, komunikasi dan informasi antar instansi terkait telah be!jalan dengan baik. Depopulasi sektor 4 peternakan telah dilaksanakan namun belurn tantas. Vaksinasi tidaklagi menjadi strategi utarna pengendalian oamun bwsecurity adalah strategi piliban yang dianjurkan. Sertifikasi kesebatan hewan terintegrasi, termasuk pelibatan unsur TNI/Polri Perda yang akan dibuat tersebut perlu dilengk.api dengan kajian ukademis yang mendalarn, serta mempertimbangkan aspek geografi, demografi dan kekayaan alam serta aspek Ipoleksosbudhankam DKI Jakarta.

Avian Influenza illness is one of society healthiness which is not only effected of healthy, but also about the effect of ideology, politics, economy, social, culture even defend and security, DKI Jakarta as capital of Indonesian Republic state, take a place as second number after West Java in case of Confonn AI up to 2007 i.e 26 cases among others 23 are die. Therefore the DKI Regional Regulation number 15 of the year 2007 and Regional Regulation number 4 of the year 2007 as further step to bridle AI in DK1 Jakarta. This both prudent are to regaled bridling aspect to take are bridling and hen circulation in DKI Jakarta. The province Government of DKI Jakarta in January up to December 2007 has done field activities as implementation of Governor's and and Regional regulation, and the method which is used in policy making. Policy output is a step to policy product this are Governor Regulation number 15 and Regional regulation number 4 of the year 2007 in the field or society. While outcome is as result which is emerged seeing from the sum of morbidity and mortality after policy.
Research planning is using qualitative approach and doing deep interview against better informan who is involved in policy making of supporter informan who want to ask by us about the involved infoimation with policy implementation, The primer datas of interview process will be confirmed with the secondary data analysis about document and field observation. Data analysis is doing by content analysis of primer data and interpretation fulfilled with secondary data. The products will be served in the form of narration, table and graft so that easy to be understand by policy user.
The research products indicate that Governor Regulation number 15 and Regional Regulation number 4 of the year 2007 have been revocationed to the higher regulation. This policy emerging has been introduced by the situation development cases of global AI, national as well as local DKI and beside that also the effect of society pressing, interest group and aspect of stakeholder leadership as the key it is Governor Sutiyoso. Some policy implementation which is Successes are as socialization of better Governor Regulation, but the Regional Regulation must be done further. Coordination, communication and Governor Regulation and information inter involved instances are going better. Population of 4 domestic cattle's have been done but it is not clearly yet. what are suggested by President Instruction (lnpres) nwnbcr I of 1he year 2007 about Instruction of intensive increasing of AI bridling integrated include involved side of TNl/Polri. The Regional Regulation which will be made as above is necessary been full filled by deep academic wisdom and aspect geographic balance, demografic and nature forces and aspect of poleksosbudhankam of DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32387
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>