Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2008
618.3 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoeir Moehamad
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997
923.2 DJO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Suhardiyanto
"ABSTRAK
Blumstein (1994) mengemukakan bahwa, selain menunjukkan adanya gejala agramatisme dan kegagalan leksikal, penderita afasia Broca juga memperlihatkan munculnya deficit fonologis.
Hampir semua penderita afasia sebenarnya memperlihatkan kesalahan atau penyimpangan fonologis dalam ujaran yang dihasilkannya.
Meskipun kesalahan fonologis tersebut mungkin muncul dalam bentuk yang beraneka ragam, penyimpangan itu dapat disederhanakan ke dalam empat kategori, seperti kesalahan penyulihan fonem, kesalahan pelesapan atau penghilangan, kesalahan penambahan, dan kesalahan lingkungan.
Kesalahan lingkungan mempunyai manisfetasi yang berupa kemunculan fonem tertentu akibat pengaruh konteks fonologis yang melingkunginya. Kesalahan lingkungan itu mencakup metatesis dan asimilasi.
Penelitian ini bertujuan untuk memerikan kesulitan segmental pada penderita afasia berbahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menjelaskan mekanisme yang mendasari penyimpangan fonologis. Untuk menjelaskan bagaimana proses tuturan berjalan, penelitian ini menggunakan model Levelt yang telah dimodifikasi oleh den Ouden dan Bastiaanse (1999). Model itu disusun untuk menjelaskan mekanisme bertutur dalam otak manusia. Menurut den Ouden dan Bastiaanse, ada tiga tahap fonologis pada proses produksi tuturan, yaitu (1) pemanggilan kembali bentuk dasar dan leksikon; (2) pengkodean fonologis; (3) proses pengartikulasian rancangan fonetis.
Tujuan lain dari penelitian ini adalah mengkaji bagaimana mekanisme penyeleksian dan pemanggilan kembali unsur leksikal. Aitchinson (1994) rnengeanzkakan bahwa kata tidak berserakan secara acak pada benak manusia, tetapi terorganisasi dalam system yang canggih dan saling berkait. Pembahasan mengenai mekanisme penyeleksian dan pemanggilan kembali ini menarik karena mekanisme tersebut dapat menjelaskan bagaimana kesalahan segmental muncul.
Kesalahan penyulihan fonem merupakan kesalahan yang sering muncul pada subjek peneltian ini. Fenomena ini merupakan ciri khas pada ketiga afasia kortikal, yakni afasia Broca, afasia konduksi, dan afasia Wernicke (lihat Kusumoputro 1999). Meskipun demikian, terdapat sebuah gejala yang menunjukkan bahwa penderita mengidap afasia
Broca, yakni kemunculan penyederhanaan fonem secara dorninan (42. 73%). Subjek penelitian ini juga memiliki masalah dengan konsonan dental dan dental, stop dan nasal, serta bersuara. Pada bunyi segmental yang berupa vokal, penderita bermasalah dengan vokal rendah, pusat, dan tak bulat. Di samping itu, meskipun pada cacat yang ringan, penderita mengalami masalah dengan proses inisiasi tuturan. Hal itu tampak dari seringnya penderita rnenghasilkan kesalahan pada bagian awal kata (32,04%)

ABSTRACT
Blumstein (1994) stated that beside indicating a failure in grammatical and lexical process` Broca's aphasic also demonstrated phonological deficits. It is the case that nearly all aphasics manifest some phonological difficulties in speech output. Despite of the various phonological errors that may occur to the array, these errors can be reduced to four descriptive categories: phoneme substitution errors, omission or simplification errors, addition errors, and environment errors, in which an occurrence of particular phoneme can be accounted for by influence of the surrounding phonological context. These environment errors include metatheses and assimilation.
The aim of this research is to describe the phonological difficulties in Indonesian aphasic and to explain the mechanism that underlies a phonological impairment. To explain the work of speech process, this research uses a modified Levelt's model. This model was modified by den Ouden and Bastiaanse (1999). The model is designed to describe a speech mechanism in human brains. According to den Ouden and Bastiaanse, there are three phonological levels in speech production, namely (I) the retrieval of underlying forms from the lexicon; (2) the stage of phonological encoding, the result of which is a phonetic plan that is stored in a buffer, (3) the actual articulation itself.
The other aim of this research is to study a lexical selection and retrieval mechanism. Aitchison (1994) argues that word isn't scrambled randomly in the minds, but well organized in a sophisticated and interrelated system A discussion about lexical selection and retrieval mechanism becomes important because the mechanism can explain how segmental errors occur.
Substitution phoneme error is the most frequent in this case (46.65%). This phenomenon is a characteristic of the cortical aphasia, i.e. Broca's aphasia, conduction aphasia, and Wernicke aphasia (see Kusurnoputro 1999). But, there is a symptom indicates the patient suffers Broca's aphasia, namely the predominantly simplification error (42.73%). The patient also handicaps with dental and labial, stops and nasal, and voiced consonant, in consonant, and low, central, and unrounded, in vowels. Beside that, even in the assertive damage, the subject has problem with initiation. The subject shows a frequent lexical failure on the beginning of words (32.04%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3304
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai self-efficacy pada seorang perempuan mantan IDU (Injencting Drug User) atau penasun (penggunaan NAPZA melalui jarum suntuk) dengan mengangkat kasus Wulan (penggunaan nama asli dengan persetujuan). Self efiicacy adalah kepercayaan atas potensi diri untuk mencapai keberhasilan (Bandura, 1994). Self efficacy adalah salah satu kemampuan yang sangat efektif untuk berhenti dari ketergantungan dan relapse penyalahgunaan NAPZA. Untuk menggambarkan perjalanan dan perjuangan Wulan melalui masa ketergantungannya sampai dengan bangkit menjadi direktur sebuah LSM penulis menerapkan metode kualitatif berupa studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dengan subjek, mendengarkan kesaksiannya, observasi kegiatan di tempat kerja dan kegiatan subjek, dan kajian pustaka (media cetak) berkaitan dengan kehidupan subjek. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa self efficacy tidak hanya berhasil membantu Wulan berhenti dari ketergantungannya pada NAPZA tetapi juga membantunya bangkit dari keterpurukan dan memberinya kepercayaan diri untuk membangun cita-cita baru yaitu membela komunitas IDU dari stigma dan diskriminasi melalui yayasan STIGMA yang didirikannya. Menggunakan kerangka teori Bowden (1998, dalam Zakrzewski & Hector, 2004) mengenai adanya empat tahap dalam proses perpindahan dari situasi ketergantungan alkohol sampai pada situasi normal, maka perjalanan Wulan mengatasi ketergantungannya pada NAPZA juga dapat dijelaskan melalui empat tahap yaitu: living in the shadow, departure, initiation, dan return."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beck, Mary E.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica, 1995
613.2 BEC nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novrina
"Skripsi ini membahas gejala kelainan pelafalan bunyi segmental pada ujaran seorang remaja yang berkelainan bicara. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kelainan pelafalan bunyi segemntal, mendeskripsikan faktorfaktor fonologis yang memengaruhi, dan mendeskripsikan proses fonologis yang terjadi pada ujaran responden. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gejala kelainan pelafalan bunyi segmental pada ujaran responden terjadi pada bunyi vokal dan konsonan. Faktor-faktor fonologis yang memengaruhi adalah ketegangan lidah untuk bunyi vokal, daerah artikulasi dan getaran pita suara untuk bunyi konsonan serta lingkungan bunyi. Proses fonologis pada ujaran responden adalah proses asimilasi dan proses nonasimilasi.

The focus of this study is segmental pronunciation disorders symptom at pronouncement adolescent that has speech disorder. The purpose of this study is to describe segmental pronunciation disorders at pronouncement adolescent, to describe phonology factors, which can influence, and to describe phonological processes which occur at pronouncement respondent. This research is research with qualitative method.
Result of this research refers that segmental pronunciation disorders at pronouncement respondent occur at vowel and consonant. Phonology factors which influence are strain to tongue for voice, trill of voice, and area of pronouncement for consonant. Phonological processes at pronouncement respondent are assimilatory processes and non-assimilatory processes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Syamsuar
"Tesis ini merupakan laporan penelitian tentang perolehan leksikon bahasa Inggris seorang anak Indonesia dwibahasawan pada tahap tuturan multi-kata. Anak itu dikatakan dwibahasawan karena telah terpajan kepada bahasa Inggris yang diberikan ayahnya sebagai bahasa sang ibu (BSI) atau parentese dan kepada bahasa Indonesia sebagai BSI lainnya yang diberikan ibunya serta orang dewasa pemberi masukan bahasa lainnya. Pemajanan kedua bahasa itu telah dilakukan secara terkontrol, ajek, serentak, dan sinambung sejak sang anak lahir. Penelitian yang menggunakan ancangan kualitatif ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yakni "Bagaimana perolehan leksikon bahasa Inggris sang anak" Sejumlah butir leksikal dalam perolehan leksikon bahasa Inggris sang anak didapat dari hasil upaya interpretasi data. Kemudian, analisis data perolehan leksikon bahasa Inggris sang anak dilakukan berdasarkan sudut pandang fonetis-fonologis, morfologis, sintaktis, dan semantis. Sang anak terbukti termasuk ke dalam tipe kedwibahasaan berkoordinasi; dan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa gejala preferensi terhadap sebuah bahasa, yang menjadi karakteristik utama tipe kedwibahasaan itu, juga ditemukan dalam studi kasus ini. Kekhasan leksikon bahasa Inggris yang telah diperoleh sang anak merupakan salah satu temuan dalam penelitian ini dan diuraikan dalam analisis data.

This thesis is a report of a research on acquired English lexicon of an Indone-sian biligual child at multi-word stage. The child is considered bilingual; it is due to the exposure of English as child directed speech or parentese by his father and the exposure of Indonesian as the other parentese by his mother and other care-givers. The exposure of the two languages has been controlled, done consistenly, simultaneously, and continuously since the child was born. This research uses the qualitative approach; and it is projected to answer the research question, i.e. "How is the child's acquired English lexicon"" Certain number of lexical items in the child?s acquired English lexicon is obtained from the effort of data interpretation. Then, the analysis of the data of acquired lexicon is done based on the phonetic-phonological, morphological, syntactic, and semantic viewpoints. It is proved that the child bilingualism can be categorized into coordinate bilingualism; and the research findings show that the child?s preference to use a certain language, which is the main characteristic of that type of bilingualism, is also found in this case study. The uniqueness of the child?s acquired English lexicon is obtained as one of the research findings; and it is explained further in data analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T26710
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Laksmita Sari
"Tema skripsi ini adalah firriitaa tipe pengejar impian. Sedangkan masalah yang dibahas adalah masa depan seorang furiitaa tipe pengejar impian yang dikaitkan dengan pekerjaan yang mereka jalani sewaktu menjadi furiitaa sebagai kecenderungan pembentukan karir untuk menentukan masa depan mereka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui masa depan Furiitaa tipe pengejar impian, kecenderungan anak muda Jepang terhadap gaya hidup dan pekerjaan yang mereka lakukan saat menjadi furiitaa, dan fenomena anak muda di dalam masyarakat Jepang yang lebih memilih menjalani hidupnya sebagai furiitaa tipe pengejar impian. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan mempergunakan data kepustakaan, Sedangkan teori untuk menganalisis data tersebut adalah teori kecenderungan pembentukan karir furiitaa tipe pengejar impian menurut Kosugi Reiko. Dengan penelitian ini diperoleh bahwa furiitaa ripe pengejar impian mempunyai kecenderungan untuk mewujudkan impian mereka. Fenomena yang terlihat adalah mereka lebih tertarik untuk menjalani pekerjaan paruh waktu agar dapat mewujudkan impian tersebut. Ada yang sukses, ada yang beralih profesi untuk menjadi pegawai tetap, dan ada juga yang menjadi furiitaa seurnur hidup. Dapat disimpulkan bahwa masa depan furiitaa tipe pengejar impian sangat tergantung dari usaha dan keberuntungan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1986
S19629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>