Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"One of methods tos increase the caracteristic of asphalt mixture is to add plastic in chemical term know as polymer. Generally, plastic is in pellet form so that additional equipment is needed to mix with asphalt...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Martha K.
"Jalan yang merupakan infrastruktur penghubung antara kawasan satu dengan yang lain dan digunakan oleh masyarakat umum sudah seharusnya memiliki struktur perkerasan dan kinerja yang baik sehingga dapat memberikan kenyaman bagi penggunanya. Skripsi ini membahas tentang usaha peningkatan kinerja campuran aspal dengan menggunakan material BGA dan polimer SBS. Pengujian dilakukan secara eksperimental di dalam laboratorium dengan kadar BGA yang digunakan adalah 5% dan 7% dari total campuran, serta kadar polimer 2% dan 4% dari total aspal yang digunakan.
Hasil pengujian menyatakan bahwa campuran aspal modifikasi polimer P4-B5 memiliki nilai stabilitas paling tinggi diantara seluruh campuran yaitusebesar 1333,181 kg. Namun tinjauan ekonomis terhadap material yang digunakan pada campuran aspal menyebabkan campuran aspal P2-B7 menjadi pilihan campuran yang paling memungkinkan untuk direalisasikan mengingat nilai stabilitasnya pun tidak jauh berbeda dengan nilai stabilitas campuran P4-B5, yaitu 1280,471 kg.

Road as infrastructure that connecting one place to another and used by society should has a good quality pavement that can give comfort to anyone who use it. This thesis is about research of hot mix asphalt workability using BGA and SBS Polymer. Variation of BGA?s composition in this research are 5% and 7% from total mixture and SBS Polymer are 2% and 4% from content of asphalt used.
Result of the research shows that P4-B5 mixture has the highest stability from all of mixtures, specifically 1333.181 kg. However, from economic consideration, P2-B7 mixture is the possible one to be realized considering its stability, 1280.471 kg, is not much different from P4-B5's.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Gunarso
"
ABSTRAK
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag) adalah campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara dingin. Fungsinya adalah sebagai lapis permukaan dan melindungi lapis di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai permeabilitas dan koefisien kekuatan relatif dari campuran Lasbutag dengan menambahkan bahan peremaja ROB50.
Adapun bahan peremaja ROB50 ini didapat dari hasil campuran residu oli, aspal minyak, dan minyak tanah dengan komposisi sebesar 50 : 30 : 20. Bahan peremaja ini kemudian dikombinasikan dengan bitumen asbuton dan didapat komposisi 48 : 52 sehingga karakteristik dari bitumen asbuton mendekati karakteristik aspal pen 60/70. Setelah itu dilakukan perecanaan campuran.
Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa perencanaan campuran dengan variasi kadar aspal antara 6% sampai 8.3% masuk ke dalam spesifikasi, sehingga diperoleh nilai kadar aspal optimum 7.15 % dengan nilai stabilitas sebesar 439 kg. Sedangkan dari hasil uji permeabilitas dapat dilihat bahwa setiap penambahan kadar aspal sebesar 0.5% termasuk penambahan ROB50 sebesar 0.3615% akan semakin mengisi rongga-rongga yang ada di dalam campuran sehingga daya rembes air yang melewati medium yang porous akan menurun.
Koefisien kekuatan relatif didapat dari nilai stabilitas, sehingga koefisien yang didapat berkisar antara 0.297 sampai 0.318."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Volume pembangunan prasarana jalan di Indonesia, berupa jalan baru maupun perbaikan jalan lama, semakin meningkat. Di lain pihak, usia lapis perkerasan jalan tidak sesuai dengan umur rencana, sehingga terjadi kerusakan belum pada waktunya berupa gelombang, alur dan retak. Kerusakan ini disebabkan kendala antara lain : (i) Iklim tropis, (ii) beban kendaraan yang sukar dikendalikan, (iii) sebagian struktur jalan relatip kurang mantap. Untuk mengatasi masalah tersebut, baru-baru ini diperkenalkan rancangan campur aspal panas Split Mastik Aspal sebagai lapis penutup untuk penahan lentur. Split Mastik Aspal adalah campuran bergradasi terbuka dengan bahan pembentuk terdiri dari: agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi dan aspal. Sedangkan Asbuton Mikro selain mengandung mineral berukuran debu sampai pasir, juga mengandung bahan bitumious yang akan dimanfaatkan sebagai bahan pengisi (filler). Dengan adanya bitumen pada Asbuton Mikro tersebut, diharapkan dapat memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat, dan dengan adanya mineral diharapkan dapat mengisi rongga antara butir ? butir agregat. Dalam penelitian ini, variasi bahan pengisi adalah 4.5%, 5.5%, 6.5% dengan kandungan aspal 5.5%, 6% 6.5%, 7% dan penambahan arbocel (bahan tambah) 0%, 0.1%, 0.2%. Dilakukan Test Marshall, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat mempelajari karakteristik campuran aspal dengan bahan pengisi, terhadap komposisi campuran pada lapisan perkerasan campuran Split Mastik Aspal. Dari hasil perhitungan Marshall, ternyata bahwa bahan pengisi Asbuton Mikro sangat mempengaruhi nilai stabilitas, nilai kelelehan dan nilai kekakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Asbuton Mikro dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) untuk pengganti abu batu atau semen pada lapisan perkerasan campuran Split Mastik Aspal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Ammar Muhammad
"Lawele Granular Asphalt (LGA) merupakan aspal alam, yaitu aspal buton yang berada di Pulau Buton, Indonesia. Namun, penggunaan LGA dinilai belum maksimal, sehingga teknologi dalam pemanfaatan LGA masih terus dikembangkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan LGA dengan memaksimalkan proses ekstraksi LGA dalam campuran menggunakan oli bekas dan meningkatkan ketahanan campuran terhadap perubahan suhu dengan menggunakan Nano Crumb Rubber (NCR). Penambahan aditif ONCR dilakukan dengan nilai 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap kandungan aspal minyak serta 0% sebagai campuran pembanding. Stabilitas pada pengujian marshall menunjukan penurunan seiring dengan bertambahnya kadar ONCR. Berdasarkan spesifikasi pembanding, spesifikasi CPHMA, didapatkan KAO sebesar 8,55% pada penambahan ONCR 10% dan 8,92% pada penambahan ONCR 0%. Pengujian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui stabilitas dinamis campuran menggunakan Wheel Tracking Machine (WTM) pada suhu pengujian 26 °C, 35 °C, 45 °C, dan 60 °C. Campuran dengan penambahan aditif ONCR 0% menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingkan campuran dengan penambahan ONCR 10%. Selain itu, performa ketahanan terhadap suhu ONCR 0% memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ONCR 10%, yang ditandai dengan nilai deformasi alur yang lebih kecil pada setiap seuhu pengujiannya. Penambahan aditif ONCR dengan komposisi 85% oli bekas dan 15 % NCR tidak bisa meningkatkan kualitas campuran aspal. Penggunaan oli bekas pada campuran berperan signifikan dalam meningkatkan fleksibilitas aspal, yang ditandai dengan penurunan titik lembek campuran.

Lawele Granular Asphalt (LGA) is natural asphalt, namely with buton asphalt that stored in Buton Island, Indonesia. However, the use of LGA is considered not optimal, so that, the technology to optimize the use of LGA still being developed. This research was conducted to optimize the use of LGA by maximalizing the LGA extraction process using used oil and increasing the mixture resistance to temperature change by using Nano Crumb Rubber (NCR). The addition of ONCR additive was carried out with value of 5%, 10%, 15%, and 20% to the content of oil asphalt also 0% for the comparison mixture. Stability in marshall testing showed a decrease with the increasing content of ONCR. Based on the comparison specifications, CPHMA specification, the value of optimum asphalt content obtained on the amount of 8,55% for the addition of 10% ONCR and 8,92% for the addition of 0% ONCR. Further test was carried out to determine the dynamic stability of the mixture by using the wheel tracking machine (WTM) at 26 °C, 35 °C, 45 °C, and 60 °C test temperatures. Mixture with the addition of 0% ONCR showed better performance than the 10% ONCR mixture. In addition, the 0% ONCR mixture temperature resistance performance showed better result compared to the 10% ONCR mixture, which is characterized by smaller rutting deformation values at each test temperature. The addition of ONCR additives with a composition of 85% of used oil and 15% of NCR could not improve the quality of the asphalt mixture. The use of used oil in the mixture has a significant role in increasing the flexibility of the asphalt mixture, which is characterized by a decrease in the softening point of the mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Program peningkatan kekuatan atau perbaikan kerusakan jaringan jalan di Indonesia sering dilakukan dengan cara penambahan lapisan diatas lapis perkerasan lama. Cara seperti ini semakin lama akan terus meninggikan elevasi permukaan dan selanjutnya dapat merubah elevasi bahu jalan.
Proses peningkatan jalan dengan cara daur ulang lapis perkerasan yang lama dengan cara mengupas dan mengolahnya kembali merupakan suatu solusi yang cukup menguntungkan. Lapis perkerasan lama biasanya telah mengalami proses penuaan (ageing) aspal sehingga lapis perkerasan tersebut menjadi tidak lentur kembali.
Bahan peremaja SC-800 dan Redicote adalah salah satu bahan peremaja yang ada dan dicobakan didalam penelitian ini untuk mendapat prosentase yang dapat menghasilkan kualitas campuran aspal yang baik. Dengan melakukan variasi penambahan SC-800 dan Redicote kedalam campuran aspal lama dari jenis campuran LASTON telah didapat suatu komposisi campuran yang optimum yaitu pada penambahan SC-800 0.25% dan Redicote 0.2%. Dengan penambahan ini akan peningkatkan nilai kelelehan sebesar 30% sehingga akan meningkatkan nilai kelenturan campuran aspal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Martina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Ridwan
"ABSTRAK
Pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia diprioritaskan untuk pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan. Aspal Buton (Asbuton)
adalah salah satu produksi kekayaan alam Indonesia yang terdapat di Sulawesi Tenggara, yang dapat digunakan sebagai matelial konstruksi perkerasan jalan.
Asbuton ini terjadi karena suatu Iapisan batu kapur yang porous (globigeline ka1k)diresapi oleh minyak bumi yang mengandung aspal (aspaltic base cmde oil) yang tertekan keluar akibat tekanan yang disebabkan oleh proses geologis dalam waktu yang sangat lama. Asbuton berbentuk sebagai lapisan batu berwarna hitam yang kadang-kadang menyembul di atas permukaan tanah dan sebagian lagi lapisan tersebut hanya terdapat beberapa meter di bawah permukaan tanah. Oleh karena itu cukup dilakukan penambangan terbukae
Untuk keperluan pengaspalan jalan dibutuhkan aspal yang bersifat Ientur (elastis), sehingga tahan terhadap getaran-getaran akibat pukulan-pulculan roda kendaraan. Oleh karena itu pada asbuton perlu ditambahkan bahan peremaja atau pelunak yang mampu membuat asbuton berfimgsi sebagai bahan perekat di dalam campuran lasbutag. Supaya bitumen asbuton dapat bediungsi sebagai perekat, bitumen asbuton hams terlebih dahulu diaktifkan kembali dengan jalan memberlkan resin dan Oi] kepada butiran asbuton.
Pada penelitian ini, sebagai penambah kandungan resins dan oils digunakan campuran antara gilsonite, residu oli bekas dan minyak tanah. Dengan memanfaatkan karalcteristik masing-masing bahan baku modifier tersebut, diharapkan dapat memodifikasi bitumen asbuton sehingga dapat berlimgsi sebagai binder pada campuran lasbutag yang memjliki karakteristik iisik yang mendekati karakteristik aspal minyak.
Pada penelitian ini didapat jenis-jenis kornposisi campuran modifier yang dapat digunakan untuk memodiiikasi bitumen asbuton dengan kadar tertentu yang sesuai dengan spesifikasi modifier asbuton

"
1996
S34596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>