Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inayah Fatwa Kurnia Dewi
"Pemanfaatan gas suar bakar merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan produksi LPG guna memenuhi kebutuhan LPG yang makin meningkat. Pemanfaatan gas suar bakar tersebut selain dapat meningkatkan ketahanan energi, juga memiliki keuntungan ekonomis dan sosial melalui penghematan devisa negara dari berkurangnya impor LPG, serta penciptaan lapangan kerja. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan baku kilang LPG perlu mempertimbangkan aspek kelayakan teknis maupun ekonominya.
Pada penelitian ini dilakukan analisis awal dari sisi teknis dan keekonomian untuk menilai kelayakan pembangunan kilang LPG berbahan baku flare gas di lapangan Tambun, Jawa Barat (10 MMSCFD); Pendopo, Sumatera Selatan (2.4 MMSCFD); Semoga, Sumatera Selatan (7.7 MMSCFD); dan Tuban, Jawa Timur (6 MMSCFD).
Simulasi proses menunjukkan kilang di Tambun dapat menghasilkan produk LPG terbesar yaitu 73.3 ton per hari produk LPG. Analisis parameter keekonomian juga menunjukkan kilang Tambun memiliki indikator keekonomian terbaik yaitu IRR 75.02%, NPV sebesar 43.86 juta US$, dan payback period 1.34 tahun. Analisis sensitivitas terhadap kilang LPG di Tambun, Pendopo, dan Semoga menunjukkan bahwa parameter yang paling memperngaruhi keekonomian ketiga kilang tersebut adalah biaya investasi.

Utilization of flared gas is an opportunity to increase Indonesia?s LPG production, to meet increasing LPG demand. Utilization of flare gas can strengthen Indonesia?s energy security, as well as economic and social benefit through reducing LPG import and creation of jobs and employment. Utilization of flared gas as LPG plant feed needed to be considered in technical and economical aspects.
This research is a preliminary technical and economical analysis to evaluate feasibility of LPG plants using flared gas as the feed in Tambun Field, West Java (10 MMCSFD); Pendopo Field, South Sumatera (2.4 MMSCFD); Semoga Field, South Sumatera (7,7 MMCSFD) and Tuban, West Java (6 MMSCFD).
Process simulation shows that Tambun LPG Plant can produce biggest LPG product, 73.3 tons per day. Economic parameters analysis also shows that Tambun Plant has the best economic indicator, which are IRR of 75.02%, NPV ofr 43.86 juta US$, and payback period of 1.34 years. Sensitivity analysis of Tambun, Pendopo and Semoga plants show that the most sensitive parameters impacted on plant economics is capital investment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Mahendra
"Pemanfaatan gas suar bakar seringkali terkendala oleh volume gas yang relatif kecil dan lokasinya menyebar serta jauh dari infrastruktur pipa transmisi atau distribusi. Dengan adanya kendala-kendala tersebut maka perlu dikaji alternatif transportasi gas bumi seperti pengangkutan dalam bentuk LNG. Untuk gas suar bakar dan lapangan-lapangan gas marginal yang volumenya tidak terlalu besar, kilang LNG mini merupakan salah satu pilihan yang sesuai untuk dikaji.
Pada kajian ini dibuat dua kasus pengembangan kilang LNG mini dengan memanfaatkan gas suar bakar dari lapangan Tuban (Sukowati & Mudi), Jawa Timur dengan gas umpan 5 MMSCFD dan lapangan Cemara Barat, Jawa Barat dengan gas umpan 1,4 MMSCFD. Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan suatu simulator proses dan diperoleh produk LNG sebesar 2,616 MMSCFD untuk lapangan Tuban, dan 0,8474 MMSCFD untuk lapangan Cemara Barat.
Analisa keekonomian untuk pengembangan kilang dan transportasi LNG mini dengan memanfaatkan gas suar bakar dari lapangan Tuban dan Cemara Barat dengan skenario pinjaman 70% dan bunga pinjaman sebesar 9% untuk investasi kilang dan 15% untuk investasi transportasi maka diketahui IRR untuk lapangan Tuban adalah sebesar 15,5% dan 34,6%, sedangkan Lapangan Cemara Barat 16,3% dan 35,9%.

The utilization of flare gas frequently had constraints of relatively small gas volume which the locations spread also distant from transmission or distribution pipe infrastructure. With the existence of those constraints, there is a need to analyze the gas transportation alternatives such as transport in a form of LNG. For flare gas and marginal gas fields that contain enough volume, mini LNG mill is one of the suitable choices to be analyzed.
This analysis built two cases of mini LNG mill development with utilized a flare gas from Tuban field (Sukowati & Mudi), East Java with feed gas 5 MMSCFD and Cemara Barat field, West Java with feed gas 1,4 MMSCFD. From the simulation that has been done using a simulator process, the result of LNG product is 2,616 MMSCFD for Tuban field and 0,8474 MMSCFD for Cemara Barat field.
Economic analysis for mill development and mini LNG transportation with utilized flare gas from Tuban and Cemara Barat field had a loan scenario of 70% with interest rate of 9% for mill investment and 15% for transportation investment. Thus, the result of IRR for Tuban field is 15,5% and 34,6%, whereas Cemara Barat field is 16,3% and 35,9%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Widiastuti
"Gas suar bakar merupakan gas yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi atau pengolahan minyak atau gas bumi yang dibakar karena tidak dapat ditangani oleh fasilitas produksi atau pengolahan yang tersedia sehingga belum termanfaatkan. Berdasarkan data pemanfaatan gas bumi tahun 2016 yang dikeluarkan oleh ESDM, jumlah gas suar bakar di Indonesia masih cukup besar yaitu sebesar 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan gas suar bakar. Penggunaan teknologi ini membuat produk hasil pengolahan gas menjadi lebih mudah untuk didistribusikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknis dan ekonomi pemanfaatan gas suar bakar dari lapangan onshore X dan lapangan offshore Y dan Z dengan menggunakan teknologi GTL. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi pemodelan proses dan perhitungan keekonomian. Dengan membuat rancangan simulasi proses sesuai dengan konversi pada reaktor microchannel pada pembuatan syngas dan syncrude, dihasilkan produk berupa syncrude, dari Lapangan X sebesar 714 bbl/day, Lapangan Y menghasilkan 557 bbl/day, sedangkan Lapangan Z sebesar 614 bbl/day. Pada perhitungan keekonomian, dengan menggunakan asumsi harga gas suar bakar 0.35 US$/MMBTU dan harga syncrude 57 US$/bbl, didapatkan IRR untuk Lapangan X sebesar 18.28%, Lapangan Y 13.29% dan Lapangan Z 26.47%.

Gas flare is a gas produced by exploration activities and production or processing of oil or natural gas which is burned because it can not be handled by production or processing facilities that is available so it has not been utilized. Based on data of utilization of natural gas issued 2016 by ESDM, the amount of flare gas in Indonesia is still quite large that is equal to 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid is one of the technologies that can be used in the utilization of flare gas. The use of this technology makes the product of gas processing becomes easier to distribute.
This study aims to determine the technical and economic viability of the use of flare gas from X onshore field and Y offshore field by using GTL technology. The method used in this research is the simulation of process modeling and economical calculation. By making process simulation with conversion for microchannel reactor on syngas and syncrude production, syncrude is produced from X Field with flowrate 714 bbl/day, whereas from Y Field is 557 bbl/day and Z Field produces 614 bbl/day. Then, the economic calculation obtained IRR result for X field 18.28%, Y Field 13.29% and Z Field 26.47%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicgorry Nafiscatoha
"Lingkungan kita sedang terancam oleh gas rumah kaca dari proses pembakaran gas. Sekitar 4 MMSCFD dikontribusikan oleh gas suar dari lapangan X. Studi ini akan membahas aspek tekno-ekonomi dari teknologi pemanfaatan gas suar. Dalam tulisan ini, tiga metode gas alam terkompresi, Gas Pipa dan gas ke listrik yang dikombinasikan dengan CNG. Menurut hasil, produksi metode pemanfaatan gas suar metode CNG adalah teknologi yang paling ekonomis dengan memiliki IRR yang lebih besar, laba tahunan sekitar $ 4,23 juta, dan waktu pengembalian 1,62 tahun. Analisis ini menunjukkan ada peningkatan nilai ekonomi gas suar dan peningkatan perlindungan lingkungan.

Our environment is being endangered by greenhouse gases from gas flaring processes. Approximately 4 MMSCFD is contributed by flare gas from X field. This Study would discuss a techno-economic aspect of flare gas utilization technology. In this paper, three methods of compressed natural gas, pipeline gas and gas to wire was combined with CNG. According to the results, the production of the CNG method of flare gas utilization is the most economical technology; with has a greater IRR, an annual profit of about $4,23 million, and a payback period of 1,62 years. Analysis shows there improved economic gas flare value and improvement environmental protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Salah satu pemanfaatan gas suar bakar adalah sebagai bahan bakar pembangkit. Pembangkit Listrik X adalah PLTGU existing yang menghasilkan daya listrik 410 MW dengan menggunakan bahan bakar gas alam sebanyak 87,74 MMSCFD. Pada penelitian ini gas suar bakar akan dijadikan bahan bakar pengganti gas alam untuk membangkitkan listrik 410 MW. Total maksimum laju alir gas suar bakar yang tersedia adalah 7,9 MMSCFD. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan menurunkan biaya bahan bakar namun juga menambah biaya investasi berupa alat kompresor.
Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, yaitu skenario existing menggunakan bahan bakar gas alam dan skenario menggunakan variasi laju alir gas suar bakar terhadap laju alir gas alam sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik X. Skenario yang paling memberikan keuntungan dari pada desain existing adalah saat menggunakan laju alir gas suar bakar sebesar 7,9 MMSCFD dengan laju alir gas alam sebesar 79,06 MMSCFD. NPV skenario desain tersebut 56.976.160,22 dengan pay back period 14,84 tahun.

Utilization of flare gas is as fuel for power plants. Power plant X is the existing gas and steam power plant that generates 410 MW of electrical power using natural gas fuel as much as 87.74 MMSCFD. In this study flare gas will be used as fuel instead of natural gas to generate 410 MW of electricity. The maximum total flare gas flow rate provided is 7.9 MMSCFD. Utilization of flare gas as power plant fuel will reduce fuel costs but also add to the cost of investment of compressor tool.
In this study two scenarios will be compared, the existing scenarios using natural gas fuel and scenarios using a variation of the flow rate of gas flaring on the flow rate of natural gas as fuel for power plants X. Scenario would benefit from the existing design are currently using flow rate gas flare 7,9 MMSCFD and natural gas with flow rate 79,06 MMSCFD. The design scenarios NPV is 56.976.160,22 with a payback period of the plant investation is 14,84 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyana Dwi Astuti
"Studi dan kajian ini sangat penting dilakukan untuk mendesain ukuran suar header pipa dari lokasi lama ke lokasi yang baru untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh back pressure. Pembakaran gas sangat umum dilakukan dibanyak industri seperti refinery, petrochemical, dan oil and gas untuk melepaskan gas yang sudah tidak digunakan. Disetiap plant diwajibkan mempunyai sistem yang mampu membuang tekanan berlebih saat plant dimatikan, perbaikan tahunan, start up dan saat plant sedang mengalami emergency. Dengan adanya beberapa simulasi dan pengaplikasian desain suar diharapkan akan mendapatkan beberapa kajian yang mendalam karena suar gas asam ini didesain dengan memperhatikan resiko dampak dari kandungan asamnya.
Metode yang digunakan menggunakan thermo hydraulic model. Untuk simulasi akan menggunakan AspenTechs Flarenet software. Simulasi akan menggunakan beberapa skenario dengan menggunakan feed dari existing dan penambahan dari feed baru. Dari beberapa simulasi yang dilakukan didapatkan beberapa rekomendasi untuk external fire plant 7 tail pipe 7-PSV-036A/B harus dinaikkan dari 3" menjadi 4", CV fail 079-PSV-001A/B mengganti type PSV dari balance ke pilot, untuk pemilihan worst case dari power failure dipilih desain pipa gabungan setelah menerima feed dari existing dan feed baru dengan ukuran 20".

This study examines the important issue to determine flare header size extension from original location to new location of flare acid to prevent damage caused by back pressure. Gas flaring is a common practice used in many industrial processes such as refinery, petrochemical, and oil-gas industry to release flue gas. It is a must-have safety requirement which is installed to reduce excess pressure when the plant is shut down for annual repair, start up or emergency circumstance. With case study and design flare packages system will get additional information because acid flare system has been designed based on the largest single risk with consideration of acid content.
Methods flare design studies will be using thermo-hydraulic model. The modelling will be simulated using AspenTechs flarenet software with some scenario from existing flare acid flare system design basis for non-simultaneous relieving load and then new flare acid will receive additional load from new unit. From the result of simulation, for external fire for plant 7tail pipe 7-PSV-036A/B shall be increase from 3" become 4", CV fail scenario of 079-PSV-001A/B PSV type shall be changed from balance to pilot type, new header size determined based general power failure header selected is 20".
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal Achmad Madhy
"Proses pengolahan gas bumi, minyak dan petrokimia menghasilkan gas buang yang biasanya dibakar dengan menggunakan flare. Kondisi flare yang terbakar bebas secara terbuka menjadi masalah terhadap lingkungan sekitar. Sementara itu kandungan komponen gas berbahaya yaitu H2S yang dilepas keudara mempunyai ambang batas yang ditentukan oleh pemerintah, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan enclosed ground flare. Namun demikian aplikasi dari alat ini masih sangat terbatas karena harganya yang cukup tinggi dan peralatan yang masih harus diimpor, berkaitan dengan hal tersebut dalam penulisan ini bertujuan melakukan desain enclosed ground flare untuk berbagai laju alir gas buang dengan komposisi gas yang tidak mengandung H2S dan mengandung H2S, serta menentukan nilai keekonomian kondisi tersebut selama umur operasi alat dan juga membandingkan nilai keekonomian enclosed ground flare yang dibeli dari luar negeri dengan buatan dalam negeri pada kondisi produk yang sama Kasus yang ditinjau dalam penelitian ini meliputi gas buang dengan dua macam komposisi (normal, dan mengandung komponen gas berbahaya , H2S) serta variasi tiga laju alir yaitu :3, 6, 9 MMSCFD. Diharapkan dengan hasil penelitian kasus tersebut, bisa dipakai sebagai gambaran tentang desain serta nilai keekonomiannya dalam berbagai kondisi.
Desain enclosed ground flare pada gas khusus membutuhkan penambahan fuel dikarenakan heating value yang rendah, dan untuk gas normal tidak dibutuhkan penambahan fuel. Dimensi stack berbanding lurus dengan laju alir begitu juga dengan ukuran burner. Desain yang dihasilkan dapat membuat keluaran konsentrasi H2S dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh menteri lingkungan hidup, dan keekomonian produk lokal lebih murah dibandingkan dengan produk luar.

The oil and gas processing, petrochemical industry produce waste gas which will be burned applies flare. Condition of free combustible and open flaring becomes problem to area condition of around, meanwhile dangerous gas component content that is H2S which release directly and free into the air has boundary threshold determined by government, one of way of overcome the thing is by using enclosed ground flare. However application from this equipment still very limited because the price which is enough height and equipments which still must be imported, relates to the thing in this writing aim to do design enclosed ground flare for various waste gas rate of flows with composition of gas which is not contained H2S and contains H2S, and determines the condition economics value during operation age of equipment as well as comparing economics value enclosed ground flare bought from outside country with made in country at condition of the same product. Case evaluated in this research covers waste gas with two kinds of composition (normal, and contains dangerous gas component, H2S) and various three rate of flows that is : 3, 6, 9 MMSCFD. Expected with result of research of the case, can be used as knowledge of about design and the economics value in so many condition.
Design of enclosed ground flare at special gas requires addition of fuel because of heating value which is low, and normal gas is not required addition fuel. Dimension stack to compare straight with flow rate so do of the size burner. Output design be able to make output of concentration H2S under boundary threshold specified by environment minister, and local product cheaper compared to foreign product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26673
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwiyanto Emzar
"Aktifitas flaring menyebabkan berbagai permasalahan dibidang lingkungan akibat terlepasnya emisi dan gas asam ke atmosfer dan juga kerugian ekonomi akibat terbakarnya gas dengan kandungan nilai kalor yang masih tinggi. Dengan bertambahnya kapasitas kilang minyak di PT.XYZ, maka gas yang diflaring akan bertambah besar pula sehingga terjadi penambahan kerugian ekonomi an lingkungan akibat flaring. Beberapa teknologi untuk mengurangi dampak negative flaring sudah tersedia namun dalam penerapannya perlu dikaji terhadap aspekaspek teknis, ekonomi, dan efek yang ditimbulkan ke lingkungan. Pada studi ini dilakukan kajian terhadap aspek teknis dan ekonomi dari flare gas recovery yang akan diterapkan di kilang minyak PT.XYZ. Aspen HYSYS digunakan sebagai process simulator untuk memodelkan konfigurasi FGR dalam studi ini. Recovered flare gas yang dihasilkan akan digunakan sebagai suplemen bahan bakar gas pembangkit Combined Cycle Power Plant 72 MW. Dari penelitian ini didapatkan 330,3 TJ energi/tahun atau setara dengan 291 MMSCF/tahun fuel gas yang berhasil didaur-ulang dan pengurangan emisi CO2 sebesar 63 ribu ton/tahun dari instalasi FGR di PT.XYZ. Proyeksi nilai NPV yang didapat sebesar 2,5 juta USD dan Pay Out Time didapat pada tahun ke-7 dengan besaran IRR 13%.

Environmental issue and energy losses is the main issue for flaring system in oil refinery plant. The expanding capacity of current refinery plant resulting bigger flaring output for PT.XYZ refinery. While there are currently available solutions to reduce the impact, the implementation of reducing and reusing flare gases generally brings additional question regarding the technical, economic and environment aspect. Technical and economic assessment for proposed flare gas recovery configuration is the main objective of this study. The study is carried out using the process simulator Aspen HYSYS V.11 for the simulation model, and economic evaluation is carried out for the proposed model. Recovered Flare gases will be utilized as fuel gas supplement of PT.XYZ refinery and greatly expected to bring a significant improvement in the savings of fuel gas requirements for the company, reduce the CO2 emission and remove the negative impact of flaring to environment. The result showed that flare gas recovery system significantly recovers yearly energy correspond to 330.3 TJ or 291 MMSCF/year and reduce 63 M ton yearly CO2 emission. Estimated NPV is $ 2,5 Mil USD and the project achieved it is Pay Out Time at 7 years with 13% IRR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugito
"Tesis ini membahas tentang masalah menurunnya unjuk kerja pembangkit listrik tenaga gas suar bakar (gas flare) di lapangan migas Ripah, Tanjung Jabung. Analisis permasalahan secara terintegrasi dilakukan dengan menggunakan metode teknik termodinamika untuk mengetahui penyebab utama menurunnya unjuk kerja pembangkit listrik tersebut yang akan menjadi dasar untuk menentukan solusi yang tepat terhadap permasalahan tersebut. Metode analisis lain yang digunakan adalah kelayakan keuangan berdasarkan arus kas keuangan sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya solusi tersebut apabila diimplementasikan. Dari hasil analisis tersebut akan dapat diketahui bahwa pemanfaatan gas suar bakar yang optimum untuk pembangkit listrik maupun pemanfaatan sebagai bahan bakar LPG.

This thesis discusses the problem of declining performance of the flare gas power plant in oil and gas fields Ripah, Tanjung Jabung. Integrated analysis is done by using technical methods to determine the thermodynamic performance of the main cause of decline in the power plant that will be the basis for determining the appropriate solution to the problem. Another analytical method used is based on the financial feasibility of financial cash flows that can be known whether a solution is feasible or if it is implemented. From the results of the analysis will be known that the utilization of flared gas for electricity generation and optimum utilization of LPG as fuel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30023
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan
"Laporan Praktik Keinsinyuran ini menjabarkan sebagian pekerjaan yang ditugaskan kepada penulis oleh pimpinan perusahaan dalam merancang sistem pengamanan untuk fasilitas kilang LNG dimana harus disediakan untuk penanganan, pengarahan, dan pembuangan gas dan cairan yang disengaja maupun tidak disengaja yang mampu membuang tekanan berlebih saat kilang LNG dimatikan, perbaikan tahunan, start-up dan pada saat kilang LNG sedang mengalami kondisi emergency. Simulasi sistem pembuangan yang penulis rancang pada sistem warm flare di kilang LNG menggunakan AspenTech FlareNets dan kalkulasi sizing warm flare knock out drum menggunakan excel spreadsheet. Hasil desain studi menjelaskan untuk flare header sizing didasarkan pada worse scenario 021-T-1001 overhead blocked outlet di salah kilang LNG dan 25% start-up venting pada kilang LNG yang lain. Hasil kalkulasi untuk ukuran warm flare knock out drum adalah internal diameter (ID) 4.4m dan tinggi (tangent to tangent) 15.5m dengan posisi knock out drum horizontal. Adapun dari hasil studi didapatkan bahwa spesifikasi untuk warm flare stack adalah kapasitas 651ton/jam, riser internal diameter 36 inchi dan tinggi warm flare stack 55m. Laporan praktik keinsinyuran ini juga mencakup pembahasan tentang K3L dengan menggunakan teknik metode HAZOP yang fokus pada seluruh kondisi operasi pada sistem warm flare. Kode etik insinyur dan profesionalisme sebagai seorang insinyur dalam membangun kompentensi penulis dijalankan dengan menggunakan standar keinsinyuran PII dan juga peraturan yang berlaku di perusahaan berupa kode etik perusahaan dan juga standard yang berlaku di perusahaan.

This Engineering Practice Report outlines various tasks assigned to the author by company leadership, focusing on designing a flare and blowdown system for an LNG plant to manage gases and liquids during shutdowns, maintenance, start-ups, and emergencies. The warm flare system simulation was conducted using AspenTech FlareNets, while knock out drum sizing was computed with Excel. The design results indicate that flare header sizing is influenced by the worst-case scenario of a 021-T-1001 overhead blocked outlet at one LNG plant and 25% start-up venting at another. The warm flare knock out drum measures 4.4m in internal diameter and 15.5m in height, positioned horizontally. Specifications for the warm flare stack include a capacity of 651 tons/hour, an internal riser diameter of 36 inches, and a height of 55m. The report also addresses HSE aspects using the HAZOP method, which examines all operating conditions in the warm flare system. The engineer's code of ethics and professionalism are maintained through adherence to PII engineering standards and the company's regulations, including the company's code of ethics and applicable standards. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>