Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This paper discusses about distribution , potential and also fishiries aspect of economically important prawns and shirps. Due to the illegal logging and over exploitation of those shrimps, we need more information to know the fishiries regulations, especially the catch management and culticvation in an environmentally friendly area."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"One of attempts to increasing water quality in white shrimp (Penaeus merguensis) cultivation by using exact water biota (macromedian) with recirculation system. The effective macro median composition as follows : sea grass (Choulerpa serulata), belanak fish (Mugil subvirindis),green oyster (Mytillus virindis)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Nurhajarini
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2015
595.388 DWI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Iskandar
"Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dengan perairan pantainya seluas 5.8 juta km2 merupakan negara yang potensial dalam pengembangan budidaya tambak udang. Namun, pada kenyataannya selama periode 1997-2001 ekspor udang tidak beku Indonesia selalu mengalami penurunan. Tahun 1997 Indonesia mengekspor udang senilai US$ 11,44 juta dan menurun drastis pada tahun 2001 menjadi USS 5,43 juta. Turunnya pertumbuhan ekspor komoditas ini jelas berdampak kepada menurunnya perolehan devisa dan pendapatan petani tambak.
Analisis dengan menggunakan Konstanta Pangsa Pasar (Constant Market Share/CMS) dapat memperlihatkan kinerja ekspor komoditas udang tidak beku Indonesia di pasar internasional. Dari hasil analisis dapat diketahui pengaruh impor negara tujuan ekspor, komposisi komoditi, dan daya saing terhadap pertumbuhan ekspor udang Indonesia. Analisis terhadap pengaruh ketiga faktor tersebut dapat dipergunakan sebagai masukan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Dari hasil analisis melalui perhitungan CMS, diketahui bahwa di pasar Malaysia, kinerja ekspor udang tidak beku Indonesia sangat baik dibandingkan dengan pasar Amerika Serikat dan Inggris. Baiknya kinerja ekspor udang Indonesia di Malaysia dipengaruhi oleh daya saing komoditas yang bersangkutan, walaupun pertumbuhan impor Malaysia dan komposisi komoditi yang bersangkutan menunjukkan angka negatif. Sementara itu buruknya kinerja ekspor udang Indonesia di pasar Amerika Serikat dan Inggris lebih disebabkan oleh rendahnya daya saing komoditas yang bersangkutan di pasar kedua negara tersebut, meskipun pertumbuhan impor kedua negara tersebut dan pengaruh komposisi komoditi cukup tinggi. Di samping itu adanya ketentuan zero tolerance terhadap kandungan chloramphenicol (sejenis antibiotik) yang disyaratkan oleh kedua negara tersebut terhadap impor udang tidak beku dari negara-negara Asia termasuk Indonesia dan kampanye anti udang tambak yang dilakukan oleh LSM yang tergabung dalam Global Aquaculture Alliance (GAA) juga turut memperburuk kinerja ekspor udang tidak beku Indonesia.
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa sudah waktunya Indonesia melakukan diversifikasi pasar (membuka pasar baru) melalui promosi ekspor dengan mengikuti pameran perikanan internasional di negara-negara nontradisional sehingga produk perikanan Indonesia khususnya udang lebih dikenal di negara-negara tersebut. Dengan demikian ekspor hasil perikanan Indonesia, khususnya udang, tidak hanya terpaku pada pasar tradisional (Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang). Selain itu Indonesia harus melakukan perbaikan-perbaikan terhadap budidaya tambak udang, baik ekstensifikasi tambak (ekstam) maupun intensifikasi tambak (intam) yang tetap menjaga kelestarian alam, sehingga produksi dan ekspor komoditas ini dapat kembali meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahono Budianto
"Penelitian bertujuan mengetahui beberapa aspek biologi udang yang tertangkap trammel net dan didaratkan di PPS Cilacap (hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE, dan MSY), menentukan status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap, dan menentukan strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan di PPS Cilacap pada bulan Maret sampai Juni 2012. Metode yang digunakan adalah sample survey terhadap udang yang ditangkap oleh kapal trammel net yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Cilacap. Sedangkan untuk analisis status keberlanjutan menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), dan untuk menyusun prioritas strategi menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP).
Udang jerbung, udang dogol, udang windu, dan udang krosok yang tertangkap dan didaratkan di PPS Cilacap mempunyai sifat pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b < 3, yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya. Hasil perhitungan nisbah kelamin menunjukkan udang jerbung jantan lebih lebih banyak daripada udang jerbung betina, sedangkan untuk jenis udang lainnya menunjukan jenis kelamin betina lebih banyak daripada jenis kelamin jantan. Hasil pengamatan TKG menunjukkan bahwa di PPS Cilacap udang jerbung paling banyak ditemukan dengan TKG 4 (27,4%), udang dogol TKG 0 (44,9%), udang windu TKG 0 (53,7%), dan udang krosok TKG 0 (43 %), sedangkan untuk TKG 1, 2, dan 3 lebih sedikit ditemukan. Status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap adalah dimensi ekologis 83,6 (berkelanjutan), ekonomi 52,15 (cukup berkelanjutan), sosial 58,75 (cukup berkelanjutan), teknologi 93,11 (berkelanjutan), dan etika 53,41 (cukup berkelanjutan). Apabila dilihat secara multidimensi, kegiatan perikanan tangkap komoditas udang dengan alat tangkap trammel net di Kabupaten Cilacap dalam kondisi cukup berkelanjutan (nilai indeks 70,04).
Strategi yang perlu dilakukan dalam pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap berdasarkan skala prioritas adalah 1) Pengaturan zonasi penangkapan udang, 2) Peningkatan akses nelayan terhadap pendidikan, 3) Pengaturan hak kepemilikan dalam pemanfaatan sumberdaya udang, 4) Penentuan ukuran udang yang diperbolehkan ditangkap, 5) Pelatihan cara penanganan hasil tangkapan untuk menjaga mutu, 6) Pengaturan upaya penangkapan udang, 7) Sosialisasi penangkapan ramah lingkungan, 8) Pengembangan alat tangkap yang efisien, 9) Peningkatan peran lembaga terkait, dan 10) Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang.

Cilacap waters has a great fisheries potential resources, especially shrimps. The study aims to know some aspects of the biology of shrimp are caught by trammel net and landed in the PPS Cilacap (length weight relationship, sex ratio, gonad maturity level, CPUE, and MSY), determine the status of sustainable management of shrimp fisheries commodities in Cilacap, and determine strategies sustainable management. The research carried out in PPS Cilacap in March until June 2012. The method used is a sample survey of shrimp caught by trammel net vessels operating in the Cilacap waters and landing their catch in PPS Cilacap. The analysis of shrimps sustainability status using Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), and prioritize strategies using Analytical Hierarchy Process method (AHP).
White/Banana shrimps, greasyback shrimps, tiger shrimps, and rainbow shrimps are caught by trammel net and landed in PPS Cilacap have negative allometric growth with value of b <3, that?s main the growth of length is sooner rather than increase the weight. Sex ratio for jerbung shrimps much more male than female, and for the others of shrimps female more than the male sex. Gonad Maturity Level (GML) indicate that the PPS Cilacap for white/banana shrimps most abundant with GML 4 (27.4%), greasyback shrimps at GML 0 (44.9%), tiger shrimps at GML 0 (53.7 %), and rainbow shrimps at GML 0 (43%), while for GML 1, 2, and 3 are less common. Sustainability status of fisheries management in shrimp commodity in Cilacap are for the ecological dimension 83.6 (sustainable), economic, 52.15 (enough sustainable), social 58.75 (enough sustainable), technological 93.11 (sustainable), and ethics 53.41 (enough sustainable). When viewed as a multidimensional, commodity shrimp fishing activities by trammel net in Cilacap is enough sustained (index value of 70.04).
Strategy needs to be done in the management of shrimp fisheries commodities in Cilacap upon priorities are 1) Setting for fishing ground, 2) Increased access to education fishermen, 3) The ownership rights in the resource use shrimp, 4) Determination of the permitted size of shrimp caught, 5) Training the handling of the catch to keep the quality, 6) Setting the shrimp fishing effort, 7) Dissemination of environmentally fishing, 8) Development of fishing gear are efficient, 9) Increase the role of relevant institutions, and 10) Preparation of local regulations on the management of shrimp fisheries commodities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T32748
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natan Kambuno
"Sejak beberapa tahun yang lalu Jepang merupakan pasar utama tujuan ekspor udang Indonesia yang berperan penting dalam perolehan devisa bagi Indonesia karena berdasarkan data tahun 1995 sampai tahun 1999, rata-rata 61,7% komoditi udang Indonesia diekspor ke pasar Jepang, sementara sisanya diekspor ke Amerika Serikat, Hongkong, Singapura dan negara-negara lainnya. Dari segi volume, data perkembangan ekspor udang Indonesia ke Jepang (1995 - 1999) menunjukkan angka fluktuatif, namun dari segi nilai menunjukkan angka penurunan dari tahun ke tahun. Mengamati fenomena menurunnya nilai ekspor udang Indonesia di pasar Jepang dan untuk mengantisipasi persaingan ketat dengan negara-negara produsen utama dipasar tersebut, maka perlu dikaji strategi peningkatan daya saing udang Indonesia agar tidak terpuruk lebih jauh lagi mengingat pasar Jepang selama ini merupakan pasar utama produk udang Indonesia yang merupakan sumber perolehan devisa terbesar dari sektor pertanian. Adapun Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor-faktor Iingkungan, baik lingkungan internal maupun ekstemal berdasarkan pendekatan Diamond Porter. Sementara Data yang dianalisis adalah data primer yang didapatkan dari para nara sumber yang ahli dalam masalah perudangan sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber seperti dikemukakan pada bab 1 halaman 11.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing udang Indonesia di Jepang bertumpu pada potensi sumber daya laut dan perairan, besarnya lahan potensial untuk budidaya udang, tersedianya tenaga kerja yang melimpah dengan upah yang relatif murah, dan relatif stabilnya pasokan bahan baku. Sementara hasil pemetaan posisi daya saing udang Indonesia di pasar Jepang berdasarkan matriks Evaluasi Faktor Ekstemal dan Internal menunjukkan bahwa posisi daya saing udang Indonesia berada di kuadran 1. Untuk itu, maka alternatif strategi yang perlu ditempuh adalah: peningkatan produksi, diversif kasi produk dan peningkatan promosi.
Dalam mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dukungan pemerintah dalam bentuk iklim usaha yang kondusif dengan stabilitas keamanan yang baik, di samping memberikan kemudahan-kemudahan berinvestasi dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor. Peran Instansi terkait dan Badan Asosiasi juga perlu di tingkatkan khususnya dalam memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar daya saing udang Indonesia di pasar Jepang bisa ditingkatkan atau minimal dipertahankan pada posisinya yang sekarang.
"
2000
T3667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofa Primadini
"Secara geografis Indonesia sangat berpotensi untuk budidaya perikanan, termasuk budiday komoditas udang. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjadi prospek utama untuk ekspor. Ekspor udang Indonesia didukung dari hasil penangkapan dan budidaya. Pemerintah dalam hal ini, Departemen Kelautan dan Perikanan mendukung penuh untuk optimalisasi sektor perikanan dan kelautan. Karena pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan belum optimal. Revitalisasi perikanan merupakan wujud dari dukungan pernerintah terhadap perkembangan sektor ini.
Pertumbuhan ekspor udang Indonesia mengalanti pertumbuhan yang lambat, hal tersehut disebabkan oleh banyak faktor. Pertama adalah berubahnya lingkungan yang menyebabkan konsumen menjadi lebih kritis terhadap makanan yang dikonsumsi. Kedua, adanya standarisasi mutu yang diharuskan dari negara pengimpor. Ketiga, menurunnya produktivitas industri negara secara keseluruhan. Keempat, meningkatnya persaingan dalam industri baik dalam negeri maupun secara global. Kelima, krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Bila dilihat secara geografis, maka wilayah Indonesia sangat berpotensi untuk mengekspor udang-udang berkualitas ke pasar dunia. Terlebih setelah Amerika Serikat memberlakukan anti dumping terhadap enam negara yaitu Thailand, Cina, Vietnam, Equador, India, dan Brasil. Maka peluang btsar terbuka bagi Indonesia untuk memasok udang ke pasar dunia. Amerika saat ini merupakan pasar udang utama dunia, diikuti oleh Jepang dan negara-negara Uni Eropa seperti Spanyol, Italia, Perancis, dan sebagainya.
PT. XYZ merupakan salah satu dari banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspor udang ke pasar dunia. Dimana pasar utama perusahaan adalah Amerika Serikat (65%), Uni Eropa (18 %), Jepang (12 %), Cina (3%), Canada (1%) dan Australia (1%). Dengan adanya ancaman embargo dari Uni Eropa untuk seluruh produk perikanan Indonesia masuk ke kawasan Eropa, meningkatnya persaingan dari keseluruhan pemain di pasar udang dunia, maka menuntut PT XYZ memiliki stategi bersaing agar dapat terus bertahan dan mengembangkan perusahaan menjadi lebih.baik. Berdasarkan hasil analisa SWOT, perusahaan memiliki posisi strategik di kuadran satu. Hal ini berarti bahwa, perusahaan harus menggunakan strategi agresif dalam mengembangkan produknya.
Keunggulan-keunggulan yang dimilik perusahaan antara lain : integrated shrimp, reputasi perusahaan yang balk, penguasaaan terhadap teknologi, pengelo]aan penuh dari pembenihan sampai produk akhir ditangani perusahaan, pengawasan yang baik terhadap petani dan proses produksi, produk yang bermutu yang sesuai dengan kualitas dan standar pasar dunia, memiliki annada pengiriman sendiri, sertifikasi ISO dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), distribusi yang baik dengan menggunakan jasa distributor terbesar dan terkemuka di negara tujuan ekspor. Dengan keunggulan tersebut maka perusahaan dapat bersaing dalam pasar udang dunia dan dapat membantu menghasilkan devisa negara serta mensejahterakan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Geographically Indonesia very potential for the fisheries cultivation, including aquaculture shrimp. Shrimp were the fisheries commodity that became the main prospect for the export. The export of Indonesian shrimp was supported from results of the capture and the aquaculture. The government in this case, the Marine Department and supportive fisheries were full for the optimisation of the sector of fisheries and marine. Because the utilisation of the marine sector and fisheries were not yet optimal. Revitalisation of fisheries was the shape from the government support for the development of this sector.
The growth of the export of Indonesian shrimp experienced the slow growth, this matter was caused by many factors. First was the change in the environment that caused the consumer to become more critical against food that was consumed. Secondly, the existence standarization the quality that was required from the importer's country. Thirdly, the decline in the productivity of the country's industry on the whole. Fourthly, the increase in the competition in the good industry domestic and globally. Fifthly, the economic crisis that struck Indonesia and several other countries.
When was seen in a geogarafis manner, then the Indonesian territory very potential to export quality shrimp to the world market. At first after the United States put into effect anti dumping against six countries that is Thailand, China, Vietnam, Equardor, India and Brazil. Then the big opportunity was open for Indonesia to supply shrimp to the world market. America at this time was the main shrimp market the world, had taken part in by Japan, and European Union countries like Spain, Italia, France, etc. -
PT. XYZ was one of the many companies in Indonesia that did the export of shrimp to the world market. Where the main market the company was, the United States (65%), the European Union (18 %), Japan (12 %), China (3%), Canada (1%) and Australia (1%). With the existence of the embargo threat from the European Union for all the Indonesian fisheries product entered the European region, the increase in the competition from the player's whole in the market of world shrimp, then prosecuted PT XYZ had stalegi was competitive in order to be able to continue to remain and develop the company became better.
Be based on hasi the SWOT analysis, the company had the position strategik in the quadrant one. This was significant that, the company must make use of the aggressive strategy in developing his product. The superiority that the company in part: integrated shrimp, the reputation of the good company, towards technology, the management was full from the germination until the end product was handled by the company, the supervision that was good towards the fanner and the process of the production, the high-quality product that was in accordance with the quality and the standard of the world market, had the sending fleet personally, ISO certification and HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), the distribution that was good with made use of the distributor's most big and foremost service in the aim country of the export. With this superiority then the company could be competitive in the market of world shrimp and could help produced the country's foreign exchange as well as made the community's economics on the whole more prosperous.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Macrobrachium sintangense merupakan udang air tawar asli Indonesia yang berukura kceil. Di kalangan sebagian masyarakat udang sintang cukup populer sebagai sumber protein dan bahan pakan ikan hias. Selama ini pemenuhan kebutuhan hanya mengandalkan di alam. Untuk memenuhi kebutuhan dan untuk memproduksi udang sintang dalam jumlah yang terukur maka dibutuhkan penelitian kemampuan udang tersebut untuk hidup pada kondisi terkontrol."
577 LIMNO 19:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sapto Wibowo
Jakarta: Waca Utama Pramesti, 1986
639.5 SIG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syafril Brahim
"Budidaya udang di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1972. Lokasi tambak letaknya tidak jauh dan "Kota besar". Dalam penelitian ini adalah Jakarta, Bogor, Bandung dan Cirebon. Pada PELITA IV pemerintah mencanangkan untuk meningkatkan hasil pangan dan gizi masyarakat, yang mana salah satu peningkatan bidang pangan ini adalah peningkatan bidang perikanan dan hasil laut lainnya. Hal ini tercermin dengan Kenaikan konsumsi per kapita dari bidang perikanan dan kenaikan nilai ekspor udang niaga Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai garis pantai kurang lebih 81 000 kilometer (Soegiarto, 1978) yang sangat potensial untuk budidaya tambak udang. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui perkembangan wilayah tambak udang di Kabupaten Karawang , Jawa Barat Tahun 1980 sampai dengan tahun 1985. Masalah yang ingin diketahui adalah 1. Bagaimana perkembangan luas tambak udang di kecamatan kecamatan yang diteliti di kabupaten Karawang, tahun 1980-1985 ? 2. Bagaimana hubungan kesembilan faktor , yang mempengaruhi perkembangan Was tambak udang di kabupaten Karawang, Jawa Barat tahun 1980-1985 ? 3. Bagaimana hubungan kwalitas wilayah tambak udang dan perkembangan luas tambak udang yang terbesar (dalam hektar) per Kecamatan di kabupaten Karawang, Jawa Barat tahun 1980-1985? Hipotesa penelitian ini adalah, perkembangan wilayah tambak udang yang terbesar terdapat di wilayah yang mempunyai angka salinitas mendekati 3Ô per mil dan drainase yang baik. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai benikut: Perkembangan adalah adanya pertambahan dan pengurangan faktor tertentu dari tahun 1980 - 1985. Kwalitas tambak udang yang baik adalah wilayah tambak udang dengan jumlah matrik nilai yang terbesar per kecamatan. Tambak udang adalah tambak yang benihnya adalah benih udang dan iRan. Tambak yang menghasilkan ikan dan udang ini disebut dengan tambak udang. Tambak adalah kolam dengan air berkadar garam tertentu dan letaknya di tepi pantai. Sembilan faktor yang mempengaruhi perkembangan tambak udang adalah buruh tambak; Jumlah penyuluh; Tempat pelelangan ikan; pembibit benih udang; sarana perhubungan; saluran irigasi
korelasi antar peta dan analisa statistik adalah: -Perkembangan luas tambak udang di tiap Kecamatan tidak sama. Perkembangan luas tambak udang yang terbesar tedapat di kecamatan Batujaya dan kecamatan Pedes. - Faktor yang mempengaruhi perkembangan luas tambak udang di tiap kecamatan tidaK sama. Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan luas tambak udang di kecamatan-kecamatan yang diteliti tahun 1980-1985 adalah faktor penyuluh dan saluran irigasi tambak udang. - Hubungan kwalitas tambak udang dengan penkernbangan luas tambak udang adalab positip dan mempengaruhi. Kwalitas tambak udang yang baik terdapat di kecamatan di kecamatan Batujaya dan kecamatan pedes. Kwalitas tambak yang sedang tendapat di kecamatan tempuran dan kecamatan cilamaya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>