Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Drajat Raharja
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27148
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Sri Listiyani
"Kecilnya penurunan angka kemiskinan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan bahwa akan ada sekelompok penduduk yang akan mengalami kemiskinan dalam jangka waktu lama (miskin kronis). Penduduk yang mengalami kemiskinan kronis memiliki karakteristik yang berbeda dibanding penduduk dengan kemiskinan transien yang mendominasi kemiskinan di Indonesia. Diperlukan intervensi kebijakan yang berbeda agar penduduk dapat keluar dari kemiskinan kronis dan transien.
Dengan menggunakan data hasil gabungan Susenas 2005 dan Podes 2006 serta analisis multilevel multinomial akan dilihat karakteristik individu, kepala rumah tangga, serta rumah tangga maupun wilayah, yang melatarbelakangi penduduk mengalami kemiskinan kronis. Hasil menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja di pertanian, mengalami keluhan kesehatan, tinggal dengan kepala rumah tangga bekerja di pertanian serta mempunyai tingkat pendidikan rendah, berada dalam rumah tangga dengan ukuran rumah tangga yang besar, memiliki rasio ketergantungan tinggi dan kepemilikan aset terbatas, berada di wilayah timur Indonesia, tanpa prasarana kesehatan, listrik serta jalan aspal/beton dan memiliki prasarana sekolah SD/SMP serta pasar mempunyai peluang lebih tinggi untuk mengalami kemiskinan kronis. Adanya perbedaan karakteristik antara kemiskinan kronis dan transien menyebabkan kebijakan pembangunan yang sama dapat memberikan dampak yang berbeda bagi keduanya.

The insignificant decrease of poverty number in Indonesia each year shows that there will be a number of poeple who will get poor in a long time range (chronic poverty). The peoples with chronic poverty has different characteristic comparing with transient one, which occupied poverty in Indonesia. lt is needed the interference of different policy so that the people can come out from transient and chronic poverty.
By using the mixed data result of Susenas 2005-Podes 2006 and analysis of multinomial multilevel, there could be seen the individual characteristic, head of household, household and area as a background of population got chronic poverty. The outcome indicated that population working in an agriculture area, getting healthy problem, living with head of household in an agriculture area and possessing a low education level, staying in a big size of household, owning a high dependency ratio and limited ownership of asset, living in east area of Indonesia, being no infrastructure of health, electricity, and asphalt/concrete, being facilitated with elementary school and junior high school infrastructure, and traditional market had a higher chance to get chronic poverty. There is differences characteristics between chronic and transient poverty would affect the variation of implication policy to both side."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdian Kartika Sari
"Bekerja adalah suatu strategi untuk mencapai kesejahteraan dan strategi untuk bertahan hidup bagi sebagian orang. Akan tetapi jika bekerja dilakukan oleh anak-anak usia sekolah maka bukan kesejahteraan yang akan didapat melainkan dampak buruk yang didapat. Pekerja anak yang pendidikannya terabaikan akan berakibat pada terhambatnya pembangunan baik dari sisi pembangunan sumber daya manusia maupun dari pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tesis ini bertujuan untuk melihat dampak dari variabel sosial ekonomi dan demografi terhadap lama bersekolah pekerja anak. Lama sekolah merupakan suatu ukuran akumulasi investasi pendidikan individu.
Metodologi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tabulasi silang untuk analisis deskriptif Sedangkan untuk analisis inferensial metode statistik yang digunakan adalah dengan metode regresi Cox. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel yang signifikan, ternyata variabel jam kerja anak memiliki pengaruh yang paling besar terhadap lama sekolah pekerja anak.

Working, for some people, is one of many ways to get a wealthy life. But if it is done in the early age and by school aged children it will have a bad impact. Child labor has a detrimental effect on human capital formation and on economic development. The main objective of this research is to study the effect of socio-economic and demographic factors on the schooling years of child labor in Indonesia. Methodology of this research are descriptive analysis and Cox's Regression.
Descriptive analysis is used to find the characteristics of each variables and Cox's regression is used to investigate the impacts of sosio-economic and demographic factors on child labor's years of schooling. The finding of the study shows that there are 8 significant variables that impact on the years of schooling of child labor, and children’s working hours is the most significant variable.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Pengukuran kemiskinan di Indonesia masih terfokus pada pendekatan moneter yaitu mengukur kemiskinan dengan nilai uang sedangkan menurut Sen Poverty is Capability Deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant" yaitu kemiskinan moneter lebih mudah diukur dari pada pendekatan deprivation. Deprivation dapat diartikan sebagai keadaan tidak berpunya pada salah satu indikator kesejahteraan (well being) yang dapat diobservasi tidak tergantung kepada pendapatan, dan dialami oleh mereka yang miskin. Pendekatan ini lebih baik untuk melihat kemiskinan anak karena akan melihat kemiskinan berdasarkan indikator kebutuhan tumbuh kembang anak. Dengan mempergunakan data gabungan Susenas 2008, Sakernas 2008 dan Podes SP 2010 dengan analisis multilevel logistik biner akan melihat pengaruh karakteristik individu, rumahtangga dan wilayah terhadap peluang timbulnya kemiskinan anak. Hasil menunjukan bahwa faktor latar belakang rumahtangga cukup dominan terhadap peluang munculnya kondisi anak miskin yaitu jenis kelamin KRT, pendidikan KRT, status bekerja KRT, status kemiskinan rumahtangga, jumlah anggota rumahtangga dan tempat tinggal. Jenis kelamin anak dan umur juga memberikan perbedaan terhadap peluang munculnya peluang kemiskinan anak. Faktor tingkat pengangguran, fasilitas kesehatan dan tingkat pendidikan kepala desa juga berpengaruh.
The measurement of poverty in Indonesia is still focused on the monetary approach that measures poverty by monetary standards. According to Sen, poverty is capability deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant?. Poverty by monetary approach is easier to measure then the deprivation approach. Deprivation can also mean lack in several observable variables in the wellbeing indicator that is does not depend on income but is definitely experienced by the poor. This approach is appropriate to seek child poverty because it is based on deprivation of needs that are important for child to grow. This study utilize a combination of Susenas 2008, Podes SP 2010 and Sakernas 2008 data using binary multilevel logistic analysis to study deprivation by their individual characteristics, households characteristics and regions on the probability incidence child poverty. Results shows that household background that dominates the probability of the child to be poor is the head of household's sex, head of household's education, head of household's working status, household's poverty status, number of household members and household?s place. The sex and age of the child also differentiates the probability incidence of child deprivation. Level of unemployment, health facility ratio and education of local authority officials also has effects in probability of child deprivation incidence."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardius Usman
"Keberadaan pekerja anak-anak banyak mendapat perhatian berbagai pihak. Disamping dianggap melanggar hak-hak anak, juga dikuatirkan bekerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak. Akan tetapi, bagi Indonesia melarang anak-anak bekerja bukanlah tindakan rasional, mengingat keadaan sosial ekonomi Indonesia. Sekalipun demikian, pekerja anak harus dikurangi secara bertahap yang didasarkan pada skala prioritas. Untuk membuat skala prioritas ini dibutuhkan pengkajian dari berbagai aspek.
Berdasarkan hal tersebut, maka tesis ini mencoba untuk meneliti beberapa permasalahan pekerja anak, sehingga dapat memberi rekomendasi guna pembuatan prioritas dalam rangka mengurangi pekerja anak.
Tesis ini mempunyai beberapa fokus pembahasan, yaitu melihat kondisi pekerja anak-anak, mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pekerja anak-anak, dan melihat karakteristik pekerja anak yang mengalami eksploitasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pads Survei Sosial Nasional (Susenas) KOR tahun 2000. Oleh karena keterbatasan informasi pada sumber data maka pekerja anak-anak dibatasi untuk penduduk yang berusia 10-14 tahun saja. Sedang metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan membuat model regresi logistik. Variabel babas yang digunakan dalam pembuatan model adalah daerah tempat tinggal, lapangan usaha kepala rumahtangga (KRT), status pekerjaan KRT, pendidikan KRT, jenis kelamin KRT, rata-rata pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, dan jenis kelamin anak.
Analisis situasi yang digunakan untuk melihat kondisi pekerja anak-anak memberikan beberapa hasil, yaitu: sebagian besar pekerja anak-anak tinggal di daerah pedesaan, dan bekerja di sektor pertanian, dengan status sebagai pekerja keluarga/tak dibayar. Sedang berdasarkan jenis kelamin, persentase anak laki-laki yang menjadi pekerja ternyata lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Berdasarkan model regresi logistik, terlihat adanya kecenderungan semakin rendah rata rata pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, maka akan semakin tinggi resiko anak-anak untuk bekerja. Karakteristik kepala rumahtangga, yaitu: pendidikan, lapangan usaha, status pekerjaan, dan jenis kelamin, juga mempunyai pengaruh yang mengakibatkan timbulnya pekerja anak-anak, Disamping itu, daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin anak juga ikut mempengaruhi timbulnya pekerja anak-anak.
Pekerja anak-anak yang mengalami eksploitasi berdasarkan kriteria akses ke pendidikan, jam kerja, dan upah/gaji menunjukan kondisi yang memprihatinkan. Semua propinsi di Indonesia ternyata terdapat anak-anak yang mengalami eksploitasi tersebut. Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bali, Sulawesi Utara, merupakan propinsi-propinsi yang perlu mendapat perhatian dalam masalah eksploitasi pekerja anak-anak."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2002
T9562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alin Fadhlina Hayati
"Peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu telah mendorong munculnya dominasi peran warganya untuk bekerja di sektor informal. Pekerja informal di Indonesia mampu menyerap lebih banyak angkatan kerja sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, program perlindungan terhadap pekerja informal khususnya jaminan kesehatan belum optimal dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan kepesertaan jaminan kesehatan pada pekerja informal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status ekonomi, karakteristik sosial demografi, akses media, akses fasilitas kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensial (Regresi Multinomial Logistik) dengan sumber data Susenas 2016 dan Podes 2014.
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak pekerja informal yang tidak memiliki jaminan kesehatan yaitu sekitar 43,96% dari total responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara status ekonomi, sosial demografi, akses media, akses terhadap fasilitas kesehatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional pada pekerja informal. Secara statistik, variabel status ekonomi memiliki korelasi yang paling tinggi dengan kepesertaan jaminan kesehatan. Hasil penelitian menujukkan bahwa karakteristik JKN PBI sudah sesuai dengan justifikasi kriteria penerima iuran jaminan kesehatan walaupun masih terdapat adanya inclusion error yang terlihat dari hasil deskriptif antara status ekonomi dan kepesertaan JKN PBI.
Kecenderungan kepesertaan jaminan kesehatan non subsidi lebih rendah pada laki-laki, status ekonomi rendah, berpendidikan rendah, berstatus cerai, berkerja di sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, tinggal di daerah perdesaan, tidak memiliki akses media. Aspek moral hazard yang dilihat dari faktor akses dan pemanfaatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan yang relatif mudah, namun kecenderungan pekerja informal untuk menjadi peserta jaminan kesehatan justru lebih rendah. Sosialiasi melalui akses media perlu dilakukan untuk menambah informasi terkait program jaminan kesehatan nasional terutama pada karakteristik pekerja informal yang cenderung belum terproteksi.

Increasing in population over time has led to the dominance of the role of citizens to work in the informal sector. Informal workers in Indonesia are able to absorb more labor force so as to support economic growth. However, the program of protection against informal workers, especially health insurance is not optimal and sustainable. The aims of this study are to analyze the determinants of health insurance participation in informal workers. The independent variables in this study are economic status, social demographic characteristics, media access, access to health facilities, and utilization of health facilities. The method of analysis in this study is descriptive and inferential analysis (Multinomial Logistic Regression) with data source Susenas 2016 and Podes 2014.
The results showed there are still many informal workers who do not have health insurance that is about 43.96% of the total respondents. The results of this study indicate that there is a correlation between economic status, social demography, media access, access to health facilities and utilization of health facilities with the participation of National Health Insurance on informal workers. Statistically, economic status variables have the highest correlation with health insurance membership. The results showed that the characteristics of JKN PBI are in accordance with the justification of the criteria of recipients of health insurance contributions, although there is inclusion error that described in descriptive of economic status and national health insurance membership.
Most of the respondent who not participated in non-subsidized health insurance are men, low economic status, low education, divorced status, work in trade, hotels, and restaurants, living in rural areas, lacking media access. The moral hazard can be seen in the access and utilization of first-rate health facilities and advanced health facilities are relatively easy, but participation in health insurance is lower. Socialization through media access needs to add information related to the national health insurance program, especially on the characteristics of informal workers who tend to be uninsured.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parkit Handono
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi bekerja anak dan intensitas bekerjanya, terutama dilihat dari latar belakang sosial ekonomi demografi rumah tangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Susenas Kor tahun 2006. Batasan usia pekerja anak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 - 14 tahun. Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis inferensial menggunakan model regresi logistik untuk melihat determinan partisipasi bekerja anak dan analisis regresi (OLS) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas bekerja anak yang diiihat melalui lamanya jam kerja.
Hasil analisis menunjukkan karakteristik kepala rumah tangga yaitu: pendidikan, status kesehatan, lapangan usaha, status pekerjaan, umur dan jenis kelamin juga berpengamh terhadap resiko munculnya pekerja anak Status kemiskinan rumah tangga dan rasio anak dan dewasa dalam rumah tangga juga memiliki pengaruh terhadap resiko anak untuk bekerja. Selain itu daerah tempat tinggal dan jenis kelamin anak berpengaruh terhadap peluang anak untuk bekerja.
Intensitas bekerja anak dipengaruhi oleh karakteristik kepala rumah tangga yaitu: pendidikan dan status pekerjaan. Faktor kemiskinan rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap intensitas bekerja anak. Karakteristik pekerja anak mempunyai pengaruh yang kuat terhadap intensitas bekerja. Menurut status pekerjaan, pekerja anak dengan status pekerjaan sebagai buruh atau pekerja bebas, bekerja 16 jam lebih lama dalam seminggu daripada anak berstatus pekerja tak dibayar. Dari karakteristik demografi anak, semakin bertambah usia anak intensitas bekerjanya semakin tinggi, sedangkan faktor jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja anak. Pekerja anak yang tinggal di perdesaan bekerja dua jam lebih pendek daripada pekerja anak yang tinggal di perkotaan.

This thesis is focused on the determinant of participation and intensity of work of child, especially from the demographic aspect of the house hold. This study uses the 2006 SUSENAS. This study uses description and inferential analysis. The inferential analysis was conducted by two models, ie. The First model uses logistic regression to ind out the determination of child work participation and the the second model uses regression analysis (OLS) to find the factors influencing work intensity of child.
Result shows that the household head characteristic such as education, health status, kind of job, job status, age and gender influences the risk of child sent to work. The child’s gender also has significant effect on the probability of going to work. The finding also shows that poverty status and child-adult ratio in the household also determine child being sent to work.
The work intensity of child is determine by househo1d’s head characteristic such as education and job status. Poverty status of household also significantly influences the work intensity of the child. Chi1d’s characteristic has strong influence to their work intensity. The older child the the higher the hours spent at work. The result shows that gender of the child doesn't significantly influence their hours spent at work. Child worker living in the rural areas are found to spend two hours less time on work than urban child worker.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33984
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maylasari
"Tujuan penelitian mempelajari pengaruh pengaturan tempat tinggal, yaitu tinggal sendiri, berdua dengan pasangan dan bersama terhadap perilaku pencarian pengobatan lansia dengan memperhitungkan variabel jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, status ekonomi dan akses pelayanan kesehatan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan Podes 2011. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa pengaturan tempat tinggal secara signifikan memengaruhi perilaku pencarian pengobatan lansia, baik mengobati sendiri maupun berobat jalan. Setelah memperhitungkan faktor klasifikasi, ketika tidak tinggal sendiri, lansia laki-laki memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengobati sendiri maupun berobat jalan, dan sebaliknya pada lansia perempuan. Setelah memperhitungkan pengaturan tempat tinggal dan jenis kelamin, faktor terkuat dalam menentukan perilaku pencarian pengobatan lansia adalah umur dan status ekonomi, terutama untuk berobat jalan.

This study examines the effect of living arrangement, which are living alone, couple and with others on health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment by controlling variables such as sex, age group, education level, rural urban, economic status and access to health services. Results of multinomial logistic regression analysis using Susenas 2012 and Podes 2011 data show that living arrangement affect health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment. According control variables, if the elderly not living alone, men more likely than women to has self-treatment and outpatient treatment, and vice versa if they living alone. According to living arrangement and sex, the strongest determinants of health seeking behavior of elderly, are age group and economic status, especially for outpatient treatment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Sugito
"Tujuan penelitian mempelajari pengaruh status kemiskinan terhadap perilaku pencarian pengobatan penyandang disabilitas dengan memperhitungkan faktor aksesibilitas dan faktor sosial demografi dengan menggunakan data Susenas 2013 dan Podes 2014. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa status kemiskinan signifikan mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan penyandang disabilitas, baik tidak berobat, berobat sendiri maupun berobat jalan ke fasilitas kesehatan modern. Setelah memperhitungkan faktor aksesibilitas, penyandang disabilitas miskin memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berobat ke fasilitas kesehatan modern jika memiliki jaminan kesehatan selain jamkesmas, memiliki kendaraan dan terdapat fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggalnya. Setelah memperhitungkan faktor sosial demografi, faktor terkuat dalam menentukan pencarian pengobatan penyandang disabilitas adalah status bekerja, terutama untuk berobat menggunakan fasilitas kesehatan modern.

This study examines the effect of poverty status on health seeking behavior of persons with disabilities by controlling variables such as accesibility factor and social demography factor using Susenas 2013 and Podes 2014 data. Results of multinomial logistic regression analysis show that poverty status affect health seeking behavior of persons with disabilities, either no treatment, selftreatment, or outpatient treatment to modern health facilities. According to accessibility factor as control variables, if the poor persons with disabilities have the other health insurance besides Jamkesmas, have a vehicle and health facilities in the area where they lives, more likely to have outpatient treatment using modern health facilities. According to social demography factors, the strongest determinants of health seeking behavior of person with disabilities was work status, especially for outpatient treatment using modern health facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>