Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezki Maulana Djohan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nolasari Nurinalita
"Konsep Fractal Market Hypothesis (FMH) dalam pasar modal muncul sebagai alternatif teori Efficient Market Hypothesis (EMH) yang mampu menunjukkan kelemahan teori portofolio modern yang mengasumsikan bahwa investor bersifat rasional, pasar efisien, dan random walk. Fraktal mempunyai karakteristik yang tidak random, melainkan memiliki pola. Fraktal mengalami perulangan pola atau struktur dengan skala dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan adanya trend. Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk mengetahui apakah konsep fraktal berlaku terhadap return harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang bertahan dalam kelompok LQ45 selama periode 2 Juni 2008 sampai dengan 1 September 2009. Dalam penelitian digunakan analisis Rescaled Range (R/S) dan nilai eksponen Hurst (H) untuk melihat karakteristik pergerakan return, mengukur tingkat risiko, mengukur korelasi dan melihat dimensi fraktal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pergerakan harga return harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan kelompok LQ45 di BEI lebih mendekati asumsi FMH dengan konsep bias random walk, investor terdiri dari berbagai horison investasi dan pergerakan return saham dari waktu ke waktu mempunyai keterkaitan.

Fractal Market Hypothesis (FMH) turns up in the capital market as an alternative theory for Efficient Market Hypothesis (EMH). The EMH assumes that investor have rational character, efficient market and random walk. This study is an empirical study to identify whether the EMH concept is still suitable for the LQ45 stocks return or applies to the Hurst process which is biased random walk in nature and which is in accordance with the FMH concept emphasizing the effect of the liquidity and the horizon of the investor behavior. FMH concept uses Rescaled Range analysis as a statistical processing tool and Hurst value used to measure the degree of risk. The result of this study shows that the FMH assumptions are more realistic than the EMH assumptions and do happen on the Indonesian Capital Market, especially for LQ45."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27245
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Junjungan Edi Sudrajat Sitorus
"The Overreaction Hypothesis suggests that extreme movements in stock prices are followed by price movements in the opposite direction as investors realize that they have overreacted, and the greater the initial price movements, the greater the subsequent reversal. One way in which the overreaction hypothesis has been studied is by analyzing the behavior of stock returns following large stock price declines. While there is a preponderance research finding evidence of reversal in short-term after large declines, many of them argued that overreaction effect may be attributed to illiquidity, ex. Bremer & Sweeney (1991) and Cox & Peterson (1994). This research examines short-term overreaction in the sample that consist of stocks listed on LQ 45, which is classified the most liquid market in Indonesia.
The stock returns of every firm listed in the LQ 45 covering the period 2001 to 2007 were compared to specific trigger value, consistent with the prior research, -10%. If on any single day the return was equal to or less than the trigger value, the return was define as an event. For each stock, daily return are then examined both previous and following the event date (t-5 up to t+20), and compared with the stock's expected return, that estimated by mean-adjusted returns model.
The objectives of this study is to investigate security return behavior in the three-day period and also subsequent to three-day period immediately following large declines to determine whether the reversal process persists. The second objective is to investigate whether industry classification plays a different role on the reversal process. The Results of the research tend to support the overreaction hypothesis.
The results from the analysis reveal that, three-day period following the day of the large price declines, the liquid stocks earn positive and statistically significant abnormal returns. These positive and statistically significant abnormal return indicate that much of initial change in the price of these stocks was short-term overreaction. Furthermore, in the longer-term the analysis find that, beginning four days after the drop, securities tend to enter prolonged of relatively poor performance. The results from the analysis of the reversal patterns across industries reveal that magnitude and trend of the observed reversal do not differ substantially among industries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pondra Nala Permana
"Seiring dengan berkembangnya investasi di pasar modal khususnya di Bursa Efek Jakarta, informasi mengenai arah pergerakan harga-harga saham menjadi sesuatu yang sangat diminati oleh investor. Dengan mengetahui informasi tersebut investor dapat memutuskan kapan saat yang tepat dalam melakukan transaksi saham. Banyak ditemukan baik investor maupun manajer investasi mencoba melakukan peramalan arah pergerakan harga-harga saham dengan beberapa metode seperti analisis fundamental maupun teknikal. Namun menurut konsep Efficient Market Hypothesis (EMH) apabila pasar efisien maka sulit bagi investor dalam menentukan arah pergerakan harga saham karena harga saham berjalan acak (random walk). Walaupun hipotesis tersebut masih menjadi salah satu acuan bagi pelaku pasar, namun hingga kini pertentangan akan konsep tersebut masih ramai diperdebatkan oleh para peneliti yang menemukan adanya anomali-anomali di pasar modal.
Salah satu anomali atau geja!a yang cukup populer ialah anomali overreaction yang ditemukan oleh penelitian De Bondt dan Thaler (1985). Berdasarkan penelitian yang menggunakan data pasar modal Amerika Serikat (NYSE), mereka menemukan suatu anomali baru yang bertentangan dengan teori pasar efisiensi yang dikenal fenomena reaksi yang berlebihan (overreaction phenomenon). De Bondt dan Thaler menemukan bahwa saham-saham yang menunjukkan tingkat pengembalian ekstrim positif (winner) atau negatif (loser) selama suatu periode akan mengalami pembalikan tingkat pengembalian (return) pada periode berikutnya atau return dari saham loser akan mengungguli saham winner.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan mencoba mengamati apakah keberadaan anomali overreaction terdapat di Bursa Efek Jakarta khususnya pada saham-saham yang tergabung dalam perhitungan indeks LQ 45 selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 serta melihat apakah anomali overreaction yang terdapat di BEJ memiliki ciri-ciri yang sama dengan anomali overreaction yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya oleh De Bandt-Thaler.
Penelitian ini menggunakan data return saham yang terdapat pada indeks LQ 45 sesuai dengan periode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan perhitungan saham-saham winner dan loser yaitu dengan menggunakan metode market adjusted excess returns dimana Ujt - Rjt - Rmt, dimana winner dan loser portofolio dibentuk berdasarkan penerimaan return yang berlebihan dimasa lampau. Penulis membagi periode penelitian menjadi tiga yaitu periode tiga bulanan, enam bulanan dan periode tahunan untuk setiap periode pembentukan portofolio dan periode observasi portofolio. Kemudian untuk membuktikan apakah teijadi gejala overreaction, penulis, penguji tingkat pengembalian yang diamati dengan uji signifaksi t-student.
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan periode tiga bulanan menunjukan beberapa kali teijadi gejala overreaction. Berdasarkan pengamatan penulis gejala overreaction tersebut terjadi pada observasi periode bulan ke tiga. Walaupun faktanya demikian, uji signifikansi gejala overreaction pada ACAR winner< 0, ACAR loser> 0 dan selisih ACAR loser winner > 0 tidak terbukti secara statistik dan tingkat konsistensi anomali overreaction sangat rendah.
Pengamatan pada replikasi periode enam bulanan pun mendapatkan hasil yang relatif sama dengan periode replikasi 3 bulanan dimana terdapat beberapa kali gejala overreaction namun dengan tingkat konsistensi yang rendah. Beberapa gejala overreaction yang terjadi kemudian dilakukan uji statistik pada seluruh ACAR winner, ACAR loser dan nilai selisih ACAR loser winner yang menunjukan nilai dihitung 0.553 (bulan 1), 0,07723 (bulan 3) dan 0.338 (bulan 4) tidak masuk dalam area penerimaan altematif hipotesis sehingga overreaction tidak terjadi pada penelitian periode replikasi enam bulanan.
Observasi dilanjutkan pada replikasi tahunan yang juga ditemukan beberapa gejala overreaction. Pada periode observasi ini terbukti apa yang dikemukakan De Bondt dan Thaler bahwa efek dari overreaction sangat berpengaruh pada portofolio loser. Hal ini tergambar dalam grafik pergerakan ACAR periode tahunan yang menunjukan lonjakan pembalikan arah yang ekstrim pada ACAR loser. Observasi ini pun memiliki tingkat konsistensi gejala overreaction yang relatif tinggi. Namun hasil pengujian statistik pada nilai ACAR winner, ACAR loser dan ACAR loser winner pada periode obseryasi ini masih memiliki t-hitung yang tidak masuk ke dalam tingkat signifikansi uji statistik sehingga gejala overreaction tidak terbukti.
Dengan tidak terjadinya anomali overreaction pada penelitian ini khususnya pada saham-saham LQ 45, maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia memiliki bentuk pasar yang efisien.
Walaupun ditemukan beberapa kali gejala overreaction dalam penelitian ini, strategi kontrarian belum dapat sepenuhnya dilakukan untuk mendapatkan abnormal return. Hal ini disebabkan tingkat konsistensi gejala overreaction pada penelitian ini sangat rendah sehingga sulit bagi investor dalam memprediksi kapan saat yang tepat menentukan pembelian atau penjualan portofolio winner-loser."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Ningsih
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan apakah capital structure di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam sesuai dengan equity market timing hypothesis yang diajukan oleh Baker dan Wurgler (2002). Pada penelitian ini ditemukan bahwa efek dari perubahan leverage memang memiliki pengaruh melalui net equity issue pada Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam seperti yang diajukan oleh equity market timing. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, ditemukan juga hasil yang negatif antara external financing weighted average market-to-book ratio sebagai proxy equity market timing dengan book leverage dan market leverage di Indonesia dan Malaysia. Pada Filipina, hubungan negatif hanya terdapat pada book leverage namun tidak pada market leverage. Sedangkan pada Vietnam, hubungan antara external financing weighted average dengan book leverage dan market leverage ditemukan positif yang berarti tidak ditemukannya efek equity market timing pada Vietnam dan lebih cenderung konsisten pada trade-off theory.

This research investigates the relevance of equity market timing hypothesis on capital structure decision in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam listed firms as introduced by Baker and Wurgler (2002). This research found that the effect on leverage explained by the market-to-book ratio comes through net equity issue in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam as equity market timing theory implies. Furthermore, this research use external financing weighted average market-to-book ratio as an equity market timing proxy. This research documented that there are negative relationship between external financing weighted average market-to-book ratio and book leverage and market leverage in Indonesia and Malaysia. In Philippines, the negative relationship just appeared for book leverage, but not for market leverage. In Vietnam, this research found that there is a positive relationship between external financing weighted average market-to-book ratio and both book leverage and market leverage. This finding is inconsistent with the market timing hypothesis and more in line with trade-off theory."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Hayyu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak market timing dimana market timing tersebut dibagi kedalam dua bentuk yaitu equity market timing dan debt market timing terhadap struktur modal yang diproksikan oleh book leverage dan market leverage, pada perusahaan yang bergerak di bidang properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 ndash; 2015. Penelitian ini menggunakan model regresi least square dengan fixed effect method. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa market timing dalam hal ini equity market timing dan debt market timing memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur modal baik yang di proksikan oleh book leverage maupun market leverage. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak market timing dimana market timing tersebut dibagi kedalam dua bentuk yaitu equity market timing dan debt market timing terhadap struktur modal yang diproksikan oleh book leverage dan market leverage, pada perusahaan yang bergerak di bidang properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 ndash; 2015. Penelitian ini menggunakan model regresi least square dengan fixed effect method. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa market timing dalam hal ini equity market timing dan debt market timing memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur modal baik yang di proksikan oleh book leverage maupun market leverage.

This research is aimed to analyze the impact of market timing where market timing is divided into two forms, namely equity market timing and debt market timing on capital structure proxied by book leverage and market leverage, in companies engaged in property, real estate and construction listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2011 2015. This research uses the least square regression model with fixed effect method. The results of this study indicate that market timing in this case equity market timing dan debt market timing has a significant impact on capital structure both proxied by book leverage and market leverage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Ambarwati
"Dengan adanya gejolak ekonomi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat kondisi perekonomian Indonesia terpuruk. Tetapi saat ini sudah mulai menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi. Hal ini dapat dilihat perkembangan pasar modal Indonesia menunjukkan suatu perkembangan yang baik dan mulai kembali aktif. Selain itu banyak cara berinvestasi untuk meningkatkan nilai uang yang dimiliki. Banyak para ahli yang menuliskan hasil pemikirannya ke dalam buku-buku untuk mengajarkan bagaimana cara berinvestasi. Ada deposito, saham, obligasi, kurs, bahkan asuransi dan instrumen lainnya yang menawarkan banyak keuntungan.
Sebagaian masyarakat sadar bahwa dana yang mereka miliki dari waktu ke waktu nilainya akan berkurang apabila tidak dimanfaatkan atau dibiarkan menganggur. Menentukan tingkat harapan atau expected return dari sebuah sekuritas dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya yang cukup populer dengan menggunakan CAPM. Penggunaannya dapat membantu dalam menentukan tingkat pengembalian dari suatu saham. Metode ini memperhitungkan aspek tingkat suku bunga bebas risiko (Suku Bunga SBI) yang berlaku, dimana tingkat pengembalian yang diperoleh sesuai dengan tingkat risiko (diwakilkan dengan beta). Return market yang diwakilkan dengan Indeks LQ45.
Sampel yang digunakan adalah diambil secara acak dari 45 saham perusahaan yang sahamnya masuk dalam perhitungan Indeks LQ 45 periode Januari 2000-Desember 2002, dipilih hanya 10 saham sebagai sampel. Penelitian menggunakan SPSS dalam melakukan regresi terhadap data-data itu, untuk melihat pengaruh risk terhadap return pada saham-saham sampel.
Hasil penelitian terhadap I 0 sampel menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif linear antara risk dengan return, dimana terdapat tanda positif pada tabel correlations. Hampir sebagian saham tingkat signifikan levelnya diatas 5%, hanya dua saham yang memiliki tingkat signiflkan dibawah 5%. Memang berdasarkan hasil pengujian ada beberapa yang memiliki tingkat signifikan diatas 5% yang berati tidak ada pengaruh positif antara risk dengan return, tetapi secara teori hal itu menunjukkan jelas bahwa antara return dengan risk memiliki pengaruh yang positif linear dimana jika return naik maka risk juga akan naik. Walaupun demikian sulit untuk memprediksi nilai return tahun 2003 karena begitu banyak faktor yang mempengaruhi tingkat return suatu saham dan risiko saham. Faktor perekonomian Indonesia yang sulit diprediksi dan banyak kejadian-kejadian yang mempengaruhi perubahan harga saham secara cepat. Metode CAPM sendiri telah diuji bertahun-tahun dengan menggunakan sampel yang cukup banyak oleh para ahli sehingga hasil pengujian itulah yang dapat diterima sampai saat ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Pamungkas
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27259
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Harry Tumpak Pascal
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan imbal balik antara return saham dan volume transaksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan saham-saham LQ-45 dengan menggunakan data harian dari tanggal 2 Januari 2007 sampai dengan 30 Juni 2010.
Berdasarkan hasil-hasil pengujian statistik yang dilakukan yaitu: 1) Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai korelasi yang didapat dari perusahaan-perusahaan di Indonesia kurang dari 50%. Hasil uji korelasi membuktikan bahwa return saham belum terlalu efektif dalam peranannya terhadap volume trading. 2) Hasil uji regresi menunjukkan perusahaan-perusahaan LQ45 mencapai 53,3% mempunyai nilai koefisien regresi yang positif dan signifikan, yang berarti bahwa 53,3% return perusahaan-perusahaan LQ45 berpengaruh positif terhadap volume trading. 3) Hasil uji granger yang menguji bahwa volume menyebabkan rerurn ataupun return menyebabkan volume, tidak dapat mendukung model teoritis yang menyatakan bahwa ada informasi dalam return yang dapat memprediksi volume masa mendatang. 4) Hasil VAR rest menunjukkan bahwa seluruh hasil pengujian baik dari parameter B dan 8 tidak signifikan sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak adanya hubungan causal bi-directional antara return saham dengan volume trading.

ABSTRACT
This thesis discuss about bi-directional relationship between stock return and trading volume in Composite Index (JCI) and LQ-45 stocks using daily data from January 2, 2007 to June 30, 2010.
The results of statistical tests are as follow: 1) Correlation test showed that the average correlation coefficient obtained from companies in Indonesia is less than 50%. This results prove that the stock return correlation has not been too effective in role of trading volume. 2) Regression test showed that 53,3% of LQ45 stocks had a significant positive regression coefticient, mearnng that 53,3% LQ45 companies have a positive effect to trading volume. 3) The granger test results support theoretical model which states that no information in return can predict the future volume. 4) VAR test results showed that all test results from both B and 8 parameters are not significant, so this study concludes that there is no causal bi-directional relationship between stock returns to trading volume.
"
2010
T33266
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kario Tientien
"Karya akhir ini bertujuan untuk membentuk dan membandingkan optimal
portofolio saham yang tergabung dalam indeks LQ 45 dan non LQ 45 yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia. Saham dibagi menjadi lima kelompok yang
terdiri dari satu kelompok saham LQ 45 dan empat kelompok saham non LQ 45.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
Markowitz. Hasil penelitian selain menunjukkan bahwa kelompok saham non LQ
45 (1) memiliki return dan kinerja portofolio yang lebih baik dibandingkan
kelompok saham LQ 45, juga menunjukkan bahwa saham pada sektor keuangan
hampir selalu muncul pada setiap kelompok saham sebagai bagian dari kombinasi saham pembentuk portofolio optimal, diikuti dengan saham pada sektor industri barang konsumsi.

This research aimed to form and compare optimal portfolio of LQ 45 and non-LQ 45 stocks. The stocks were divided into five groups; one group of LQ 45 stocks and four groups of non-LQ 45 stocks. A quantitative analysis using Markowitz model was performed. The result showed that non-LQ 45 (group I) has a better return and portfolio performance than LQ 45 stocks group. It also showed that the stocks in financial sector are the most often appear in every stocks group as a portion that forms the optimal portfolio, followed by stocks in consumer sector"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>