Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56962 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Merryliana
"Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap ekuitas merek yang dimiliki oleh Golia. Sebagai produk permen yang termasuk dalam kategori produk low involvement, peran ekuitas merek tetap penting sebagai dasar dalam keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini berdasarkan pada adanya permasalahan yang dihadapi oleh Golia dari sisi penjualan. Dengan mengetahui kondisi ekuitas merek yang dimilikinya, pihak perusahaan dapat menjadikannya sebagai dasar dalam pengembangan merek ini selanjutnya agar dapat memberikan tingkat penjualan yang lebih baik.
Analisa dilakukan terhadap elemen-elemen dari ekuitas merek meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek, persepsi kualitas serta perilaku pembelian. Pada kesadaran merek, analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat kesadaran merek Golia masih kurang. Jika dikaitkan dengan kondisi perolehan informasi responden menunjukkan bahwa rendahnya posisi kesadaran merek Golia dikarenakan oleh minimnya media sumber informasi yang digunakan serta rendahnya frekuensi penayangan informasi. Untuk asosiasi merek, hasil analisis menunjukkan Golia tidak merniliki asesiasi yang kuat. Pada analisis loyalitas merek, tingkatan loyalitas merek pada masing-masing level tergolong rendah. Untuk persepsi kualitas, berdasarkan atribut-atribut yang dimilikinya, Golia dipersepsikan memiliki kualitas yang cukup baik oleh responden. Sedangkan perilaku pembelian responden menunjukkan tingkat konsumsi permen strong mint cukup baik, hanya saja sebagian besar responden memilih untuk mengkonsumsi merek lainnya.
Kesimpulan utama dari analisa data adalah ekuitas merek yang Golia rendah. Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus melakukan usaha untuk rneningkatkan kondisi ekuitas merek yang dimiliki Golia dengan memperbaiki tingkat konsumen yang berada pada level satisfied buyer dan liking the brand serta mernindahkan konsmnen yang sudah berada di kedua level tersebut menjadi committed buyer. Untuk itu dibutuhkan program-program pemasaran yang tepat dan sesuai dengan target konsumen serta dukungan manajemen dari sisi alokasi anggaran untuk merealisasikannya. Hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan kesadaran merek Golia di benak konsumen dengan mengkornunikasikan citra merek atau asosiasi merek yang diinginkan, meningkatkan jumlah media saluran informasi yang digunakan serta frekuensi dari penayangan informasi tersebut. Selain ilu, perusahaan juga dapat mencoba memenuhi ekspektasi konsumen dengan melakukan perbaikan pada komposisi produk agar memberlkan manfaat sesuai dengan harapan dan memberikan alternatif rasa lainnya.

The purpose of these theses is to analyze brand equity of Golia. As a candy, Golia is categorize as low involvement product, but still, brand equity play an important role in consumer purchasing decision. This research based on a problem in Golia sales performance. Base on that, knowing brand equity of Golia will be important for the company to make further decision in developing this brand which can solve the sales performance problems.
Analysis is held for brand equity elements which are brand awareness, brand association, brand loyalty, perceived quality and purchasing behavior. For brand awareness, analysis result show that the level of Golia brand awareness is still low. These condition related to the condition of infomation that customer had. Low level in Golia brand awareness can be caused by the low amount of media channel that use to deliver the information to customer and also the low nequency of information exposure. For brand association, analysis result show that Golia doesn't have any strong association. In brand loyalty analysis, Golia have low result in every level of brand loyalty. In perceived quality, based on it's attributes, Golia still have good quality perception in customer mind. In customer purchasing behavior, data show that customers have a good level of strong mint candy consumption, but most of them choose to purchase another brand instead of Golia.
Conclusion result from data analysis is shown that Golia have a low level of brand equity. Base on that, company must try to improve equity level by develop higher consumer level in satisfied buyer and liking the brand level and also move consumer on both level into committed buyer level. To accomplish it, marketing department must develop suitable marketing programs for target market and have a iinancial support from management. Other things that company can do related to Golia equity level according to data analysis are developing Golia brand awareness by communicating Golia image and brand association to customer. It can be done by raising the number of channel media and raising the information exposure frequency to customer and also try to fulfill customer expectation by renewing the candy formula to make the product gives benefits as customer expected. Besides that, company can also try to make another taste variant for Golia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Viendyasari
"Pertumbuhan jumlah produsen dan produksi telepon selular dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang tinggi. Hal ini didukung dengan upaya perluasan jaringan dan layanan yang dilakukan oleh para penyedia layanan telepon seluler di Indonesia. NOKIA sebagai salah satu perusahaan produsen telepon selular ikut meramaikan persaingan bisnis telepon selular tersebut. Mengingat tingginya tingkat persaingan antar produsen, menyebabkan setiap perusahaan termasuk NOKIA harus melakukan upaya¬-upaya agar dapat tetap bertahan dalam industri ini bahkan tetap menjadi market leader.
Produsen - produsen yang yang memiliki ekuitas merek serta merek yang kuat akan lebih mudah menguasai pasar, menciptakan pasar baru, dan pada akhirnya meningkatkan profit perusahaan. Pada penelitian penulis telah melakukan pengukuran atas ekuitas merek Nokia melalui elemen - elemen Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas dan Loyalitas Merek terhadap 200 orang konsumen Nokia di Jakarta dan dari penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa ekuitas merek Nokia dinilai cukup tinggi. Dari penelitian tersebut Nokia dinilai telah memiliki kekuatan pada salah satu intangible asset-nya sehingga akan membuat daya tarik Nokia semakin besar untuk membawa konsumen untuk mengkonsumsi produk Nokia tahun ini.
Analisis ekuitas merek Nokia tersebut selain merupakan info atau data yang terkini namun juga dapat dijadikan sebuah basis untuk menyusun sebuah strategi ataupun taktis perusahaan, salah satunya adalah strategi Integrated Marketing Communication yang akan ditempuh oleh Nokia karena Nokia memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga menarik dan membuatnya mudah dijangkau, namun Nokia juga harus berkomunikasi dengan para Stakeholders yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum. Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami unsur - unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif. Strategi komunikasi yang dijalankan tidak dapat satu persatu, melainkan harus dilakukan secara terintegrasi.
Berdasarkan penelitian ekuitas merek yang dibuat dapat diketahui bahwa ekuitas merek Nokia dinilai cukup tinggi di mata konsumennya, konsumen memiliki kesadaran merek yang tinggi atas merek Nokia, asosiasi merek Nokia diartikan sangat positif oleh para konsumen Nokia, persepsi kualitas produk Nokia juga dinilai cukup baik dan loyalitas konsumen terhadao Nokia juga sangat tinggi. Setelah hasil ekuitas merek ini diketahui maka selanjutnya penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode Analytical Network Process terhadap beberapa ahli yang terkait dengan strategi komunikasi pemasaran Nokia di Indonesia, guna untuk mengetahui strategi Integrated Marketing Communication seperti apa yang akan ditempuh oleh Nokia, karena dengan pemilihan strategi yang tepat maka akan mendorong ekuitas merek dan meningkatkan penjualan produk Nokia, namun pemilihan strategi yang tidak tepat dapat justru merusak ekuitas merek yang telah dibangun sebelumnya. Dari hasil penelitian terhadap strategi komunikasi Nokia, dapat diketahui bahwa Nokia memilih untuk tetap menjalankan keseluruhan aktivitas komunikasi yang terintegrasi namun dengan bobot yang berbeda, Nokia memilih untuk melakukan lebih banyak kegiatan komunikasi melalui strategi hubungan masyarakat karena hubungan masyarakat dinilai dapat menjadi sebuah senjata yang ampuh bagi Nokia untuk memperkenalkan atau menawarkan produk mereka secara lebih detail juga untuk terus menciptakan imaje yang balk terhadap merek Nokia. Selain itu Nokia juga memilih untuk terus menggunakan periklanan dalam berkomunikasi dengan para stake holdernya. Namun strategi komunikasi yang dijalankan oleh Nokia saat ini adalah merupakan strategi global dari Nokia pusat, Nokia menjalankan strategi yang same di setiap negara yang dituju. Hal ini dapat terlihat dengan setiap iklan yang dibuat oleh Nokia dan juga model hubungan masyarakat yang diterapkan dalam berkomunikasi.

The year-after-year growth of the numbers of producers as well as products of cellular telephone experiences high improvement. This has been supported by the effort of expanding the network as well as services performed by cellular telephone service providers in Indonesia. NOKIA as one of the cellular telephone producing companies has joined the crowd in order to liven up the said cellular telephone business competition. Due to the very high level of competition among the producers, some companies, including NOKIA, shall do efforts in order to stay firm in this kind of industry, and even become market leaders.
The producers with trademark equities and strong marks will be easily control the market, create new markets, where finally they will increase the companies' profits. During the research, the author has performed measurements upon the nark equity of Nokia through the elements of Mark Consciousness, Mark Association, Quality Perception, and mark Loyalty against 200 Nokia consumers in Jakarta, and also from the same research it's proven that the mark equity of Nokia is valued as quite high. From this valuation, Nokia is assumed to have power at one of its intangible assets, in that it may increase Nokia's attractiveness, and soon takes the consumers into consuming Nokia's products this year.
The said equity analysis on Nokia mark, besides being information or latest data, can also be used as the base for preparing a company's strategies and/or tactics, and one of them is the Integrated Marketing Communication strategy, which will be taken by Nokia, because Nokia needs more than just developing good products, promoting them with competitive prices, and letting them be easy to reach. Rather, Nokia should also communicate with the current existing Stakeholders as well as the potential ones, and people in general. In order to communicate effectively, the marketer needs to understand fundamental elements supporting an effective communication. The communication strategies applied shouldn't be performed one by one. Rather, they must be done an integrative way.
Based on the research of mark equity conducted, it's found that Nokia mark equity is valued highly by its consumers. The consumers have pretty high mark consciousness upon Nokia mark, Nokia mark association is interpreted positively by its consumers. The perception of quality of Nokia products is also valued as quiet good, and the consumers' loyalty against Nokia is also very high. After this mark equity result is known, the author then performed a research by using a method of Analytical Network Process against a number of experts involved in the communication strategy of Nokia marketing in Indonesia, in order to know the kind of Integrated Marketing Communication strategy Nokia is going to apply, because proper choice of strategy will. encourage mark equity and increase the sales of Nokia products, whereas improper choice of strategy will surely destroy the mark equity established before. From the results of the research on the Nokia communication strategy, it's known that Nokia has chosen to keep running the whole activity of integrated communication with different weightings. Nokia decides to perform more communication activities through public relation, because public relation is assumed to be able to act as an effective weapon for Nokia, in order to introduce or promote their products in more detail, and at the same time keeping on creating good image against Nokia mark. Besides this, Nokia also decides to go on with advertisements in communicating their Stakeholders. The current strategy conducted by Nokia is the global-strategy of Nokia Headquarter. Nokia performs similar strategy in every country of destination. This is seen clearly from every advertisement displayed by Nokia, as well as from the public relation model applied while communicating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T 22365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suita Kusumawardhani
"Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dalam pemasaran dewasa ini tidak sekedar merupakan persaingan antar produk, tetapi telah menjadi persaingan antar merek. Sehingga dalam implementasinya persaingan tidak sekedar memperebutkan pangsa pasar (market share) tetapi juga memperebutkan pangsa pikiran (mind share) sehingga dibutuhkan strategi pengelolaan merek yang tepat agar produk dapat bertahan di dalam industri. Sehubungan dengan hal di atas, maka ekuitas merek menjadi sangat penting. Ekuitas merek (Brand Equity) yang terdiri dari lima dimensi (kesadaran merek, kesetiaan merek, kesan kualitas, asosiasi terhadap merek dan aset milik merek Iainnya) merupakan aspek penting dalam mengelola merek. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan mereknya melalui berbagai cara, salah satunya dengan melakukan perluasan merek (Brand Extension) yaitu menggunakan nama merek yang sudah ada pada produk baru.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, di mana data diperoleh melalui survei. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang dengan cara quota sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu warga DKI Jakarta yang berusia 20 tahun atau lebih dengan tingkat pendidikan minimal SMA. Data yang terkumpul kemudian disusun untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek Tempo. Sebagai salah satu perusahaan media terbesar di tanah air, PT. Tempo Inti Media Tbk, (TIM) dewasa ini semakin gencar melakukan pengembangan mereknya. Saat ini tercatat ada lima produk yang menggunakan nama Tempo : Majalah Tempo, Tempo Interaktif, Tempo edisi bahasa Inggris, Koran Tempo dan Kantor Berita Tempo. Semua ini didasari atas keinginan TIM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap berita yang semakin meningkat dan terns berkembang. Berbagai langkah strategis pun diambil oleh TIM untuk memenuhi ambisinya dengan mengandalkan kekuatan merek. Bahkan, dalam jangka panjang direncanakan, TIM akan masuk dalam industri radio dan televisi.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa bila dilihat dari ekuitas mereknya, posisi Tempo saat ini cukup kuat. Namun ternyata merek yang kuat saja tidak cukup, dibutuhkan sumber daya yang memadai serta waktu persiapan yang cukup panjang agar perluasan merek yang dilakukan dapat berhasil. Keberhasilan maupun kegagalan dari perluasan merek, pada akhirnya tidak hanya terkait dengan produk hasil perluasan namun juga bagi merek secara keseluruhan. Oleh karena itu, disarankan agar TIM lebih fokus untuk mengelola produk yang sudah ada seb
"
2001
T3589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Tembaga Isnadi
"Minuman ringan siap saji atau ready to drink (RTD) mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar. Sejak bulan Juni 2004 yang lalu, PT. Coca-Cola Indonesia melakukan inovasi dengan meluncurkan produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol (RTD) yaitu FRESTEA, dimana situasi pasar produk minuman teh slap saji dalam kemasan botol pada sat itu masih didominasi oleh perusahaan minuman teh siap saji dalam kemasan botol yang pertama ada dan terlama di Indonesia.
Produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol merek FRESTEA dipilih sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa produk tersebut dapat menjadi merek terbaik dan pemasar terbesar untuk kategori produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol di seluruh Indonesia dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan kompetitornya serta produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol dengan ekuitas merek kedua terkuat di Indonesia. Dan penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha-usaha pemasaran (intensitas iklan) dan dimensi-dimensi ekuitas merek apa yang memberikan kontribusi terhadap kekuatan ekuitas merek yang dimiliki produk teh minuman siap saji dalam kemasan botol merek Frestea ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, data diolah dengan program SPSS 11.0 kemudian diteliti menggunakan teknik pengukuran secara menyeluruh (multicolinearity) dari komponen-komponen pengukurnya dengan model persamaan struktural.
Pengukuran model persamaan struktural tersebut dibantu aplikasi software LISREL (Linear Structural Relations) 8.54 yang hasilnya berupa nilai ekuitas merek secara rasio. Dengan jumlah sampel penelitian yang berjumlah 100 responden dengan teknik random sampling yang menggunakan structural equation modeling (SEM) dan program LISREL 8.54 untuk memproses data-datanya. Penelitian ini mengacu pada konsep penelitian ekuitas merek yang merupakan pengembangan dari penelitian Yoo yang telah mengalami berbagai perubahan didalamnya_ Analisis statistik ini mengestimasi beberapa persamaan regresi yang terpisah, namun sating berhubungan, dan secara simultan, Berbeda dengan analisis regresi, SEM bisa terdapat beberapa peubah terikat yang bisa menjadi peubah babas bagi peubah terikat yang lain.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa promosi secara positif berpengaruh tidak langsung mempengaruhi ekuitas merek. Hubungan tidak langsung elemen bauran pemasaran dengan ekuitas merek menunjukkan bahwa frekuensi iklan secara positif berpengaruh tidak langsung dengan ekuitas merek. Kesan kualitas merek memiliki kontribusi yang terbesar terhadap pembentukan ekuitas merek dibandingkan dengan dimensi-dimensi merek lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Setiawan
"Ekuitas merek merupakan nilai tambah pada sebuah merek dimana akan mempengaruhi kelangsungan produk dalam jangka panjang. Untuk membangun dan memperkuat ekuitas merek, perlu kegiatan pemasaran pendukung yang dijalankan berupa kegiatan harga, pelayanan, distribusi, iklan, dan kegiatan promosi yang diharapkan secara tepat mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini akan mengangkat nilai positif konsumen terhadap produk dan kemudian akan berimbas kepada kuatnya ekuitas merek. Dengan kata lain, ekuitas merek yang kuat menyatakan bahwa konsumen memiliki asosiasi yang kuat dan positif terhadap merek, mempersepsikan merek sebagai merek berkualitas tinggi dan akan setia terhadap merek.
Dalam penelitian ini, model dari Yoo, Donthu, dan Lee (2000) yang menguji kegiatan pemasaran terhadap ekuitas merek pada produk consumer-specialty goods, diuji pada produk konsumen berupa consumer-convenience goods. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pemasaran yang mempengaruhi penguatan ekuitas merek dan menganalisis pengaruh dimensi- dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek. Selain itu, penelitian juga ingin mengetahui perbedaan aplikasi model Yoo, et al. (2000) pada kategori produk yang berbeda. Tiga kategori produk yang digunakan pada penelitian ini yaitu produk kategori mie instan, minuman ringan dan sabun mandi dengan metode penentuan sample non-probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling pada responden mahasiswa.
Dari hasil penelitian dan analisis diternukan bahwa citra toko, distribusi, dau iklan dapat mempengaruhi ekuitas merek secara positif. Price deal (potongan harga) akan menyebabkan melemahnya ekuitas dari sebuah merek. Namun, harga tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek.

Brand equity is value added of brand that will effect product performance in long term. Brand equity may be developed and strengthened by manage marketing efforts such as pricing, service, distribution, advertising, and promotion that will affect on customer perceptions. Those marketing effort required to enhance customer positive value ofa product then will strengthening brand equity as well. In other word strong brand equity means strong customer association and positive toward brand perceiving high quality brand and perform brand loyalty.
In this research, the model, which formed by Yoo, Donthu, and Lee (2000) used in consumer-specialty goods, examined to consumer-convenience goods. The purpose of this research is to analyze the effect of marketing programs building strong brand equity and to analyze the eject of dimensions of brand equity to brand equity itself. And this research want to know the differentiation of the Yoo et al. (2000) model application in the different product category. The research used three product category brands such as instant noodle, beverage and bar soap and use non-probability sampling methods. The data from college student were collected using convenience sampling technique.
The result found that brand equity positively related to store image, distribution, and advertising, and negatively related to price deal. However, brand equity not related to price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sikap konsumen dan menguji secara empiris faktor ? faktor yang membedakan antara perluasan merek yang sukses dan yang tidak sukses. Variabel yang dilihat adalah kemiripan merek, reputasi merek, karakteristik merek induk dan konsistensi konsep merek dengan menggunakan dua merek yaitu Sabun Lifebuoy dengan produk perluasannya adalah shampoo Lifebuoy dan Jamu Tolak Angin dengan produk perluasannya adalah Permen Tolak Angin. Berdasarkan riset dari 180 responden, maka dihasilkan bahwa faktor kesamaan merek, reputasi merek, konsistensi konsep desain mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap merek yang mengalami perluasan.

This study examines consumer attitudes and empirically tests the factors that differentiate between successful and unsuccessful brand extensions. In references to variables such as brand similarity, brand reputation, and parent brand concept consistency using two brand i.e Lifebuoy Shampoo (extensions of Lifebuoy Soap) and Tolak Angin Candy (extensions of Jamu Tolak Angin). Based on the result of the research through a survey of 180 respondents, it was found that Brand Similarity, Brand reputation and parent brand concept consistency have a positive effect to the evaluation of brand extension."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wiedasari
"Setiap orang rata-rata memiiliki satu buah telepon genggam, karenanya adopsi broadband melalui telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan smartphone akan lebih mudah untuk diteliti. Penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa pelabelan berkontribusi terhadap penerapan teknologi informasi, dimana hal tersebut berdampak pada pembelian ulang belum banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi ekuitas merek dan penggunaan saat ini terhadap minat beli ulang terhadap minat beli ulang konsumen pada produk smartphone. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 220 orang responden yang pernah dan sedang menggunakan smartphone.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa elemen-elemen ekuitas merek seperti kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, serta loyalitas merek dan penggunaan saat ini memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat beli ulang pada smartphone. Selain itu diketahui bahwa penggunaan saat ini dapat memediasi antara dimensi-dimensi ekuitas merek dan minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan terus menggunakan smartphone.

As every one owns on average one mobile phone, the adoption of broadband through handphone or more popularly known as smartphone would be the natural path to take. Past literatures had suggested that branding do contribute towards the acceptance of Information Technology, however its effect on repurchase intention had been scarce. The purpose of this research is to examine relationship between brand equity dimensions and current use to repurchase intention on smartphone. the study was conducted from 220 respondents who had and still using smartphone.
The results of the study indicated that brand equity dimensions like brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty and current use have significant and positive relationship with repurchase intention on smartphone. In addition it is also proved that current use has partially mediated the relationship between brand equity dimensions and consumer's intention to repurchasing and continue to use smartphone.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hafid Sani
"Hasil penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan darivariabel karakteristik merek toko dan promosi merek nasional yang terdiri dari Value Consciousness; Smart Shopper Self Perception; Brand Loyalty; Store Loyalty; Impulsiveness. Penelitian ini menggunakan desain penelitianeksploratif dan deskriptif yang dilakukan satu kali dalam satu periode. Respondenpenelitian ini berjumlah 110 orang responden yang mempunyai aktivitas berbelanja di retail atau eceran kurang dari 6 bulan terakhir. Model penelitian dengan empat belashipotesis diuji menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasilpenelitian menyatakan bahwaValue Consciousness mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap merek toko begitupun dengan Brand Loyalty juga mempunyai hubungan signifikan dan positif dengan merek toko dan merek nasional.Value consciousness mempunyai hubungan tidak signifikan terhadap merek nasional dan brand loyalty; begitupun smart shopper self-perception; store loyalty; impulsiveness tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap merek nasional dan merek toko.

The results of this study aimed to determine the positive and significant impact of the variable characteristics of the store brand and national brand promotion which consists of Value Consciousness; Smart Shopper Self Perception; Brand Loyalty; Store Loyalty; Impulsiveness. This study used exploratory and descriptive research design is done once in a period. This survey respondents totaled 110 respondents who have activities in retail or retail shop less than 6 months. Research model with four teen hypotheses were tested using Structural Equation Modeling (SEM). The study states that the Value Consciousness has a significant and positive influence on brand stores as well as with Brand Loyalty also has a significant and positive relationship with store brands and national brands. Value consciousness has no significant relationship to the national brand and brand loyalty; as did the smart shopper self - perception; store loyalty; impulsiveness did not have a significant influence on national brand and store brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S54391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartanti
"Dewasa ini jumlah merek produk yang ditawarkan produsen kepada konsumen semakin banyak. Konsumen banyak disuguhi berbagai macam merek untuk berbagai kategori produk.Untuk mengurangi kemungkinan gagalnya produk baru, produsen meluncurkan produk baru dengan merek yang sudah dimilikinya. Salah satu strateginya adalah brand extension, yaitu memperkenalkan produk baru, yang memiliki kategori produk yang berbeda, dengan nama merek yang sudah ada. Merek yang diperluas tentu saja adalah merek-merek yang sudah dikenal di pasar dan sangat diminati konsumen. Selain mengurangi resiko gagalnya produk baru, pemakaian brand extension dari merk yang sudah mapan akan meningkatkan brand awareness dan kepercayaan distributor.
Perumusan masalah penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi kualitas brand extension pada tiga merek convenience product, yaitu sikat gigi Pepsodent, Pewangi cucian So Klin dan Hand Body Emeron.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian Aaker, Keller (1990) yang menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas brand extension akan positif apabila ada persepsi kecocokan produk antara parent brand dengan brand extension dan persepsi kualitas merek induk yang tinggi. Selain itu diteliti pula pengaruh persepsi harga terhadap evaluasi kualitas brand extension yang dikemukakan Taylor (2002).
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis faktor. Selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda, untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Faktor Persepsi Kualitas Merek Induk dan Persepsi Kecocokan Produk berpengaruh secara signifikan terhadap Evaluasi Kualitas Brand Extension pada Sikat Gigi Pepsodent dan Hand Body Emeron. Evaluasi Kualitas untuk produk Pewangi Cucian So Klin hanya dipengaruhi Persepsi Kualitas Merck Induknya saja. Sedangkan pengaruh persepsi harga tidak berpengaruh terhadap Evaluasi kualitas Brand Extension pada ketiga produk. Jika dianalisis tiga merek secara bersama maka dihasilkan hasil kesimpulan yang hampir sama dimana Evaluasi kualitas Brand extension dipengaruhi secara signifikan oleh dua faktor yaitu Persepsi Kualitas merek Induk dan Persepsi Kecocokan Brand Extension dengan Parent Brand.

Nowadays the number of brands offered to consumers getting more and more. Consumers are offered many kinds of brand for many kinds of product categories. To reduce the failure of launching a new product, producers launch a new product using the brand they already have. One of the strategy is using brand extension, that is introducing a new product which have different category by using the existing brand. The extended brand is the brand that has already been popular and success. Besides reducing the possibility of failure in launching new product, the using of existing product will increase brand awareness and distributor's trust. The problem in this research is analyzing the factors that influence brand extension quality evaluation in three convenience products, they are Pepsodent tooth brush, So Klin perfume detergent and Emeron hand and body lotion.
This research is based on Aaker, Keller (1990). They found that consumer evaluation on brand extension will be positive if there is perceived fit between parent brand and brand extension and there is high perceived quality of parent brand. Besides that it investigates the influence of perceived price of brand extension upon brand extension quality evaluation introduced by Taylor (2002).
The data collected was analysed by factor analysis technique. And then followed by statistic analysis of multiple regression to test the relationship between independent variable and dependent variable.
The research shows that perceived quality of parent brand and perceived fit between parent brand and brand extension influence significantly to brand extension quality evaluation of Pepsodent tooth brush and Emeron hand and body lotion. The brand extension quality evaluation of So Klin perfume detergent is only influenced by perceived quality of its parent brand. The perceived price of brand extension doesn't influence the brand extension quality evaluation on the three products. If the analysis done for the three brands at once so the result is almost the same. The brand extension quality evaluation is influenced significantly by two factors, perceived quality of the parent brand and perceived fit between the parent brand and the brand extension."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>