Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyono
"Penelitian ini meneliti keberadaan turn of the month effect di Bursa Efek Indonesia. Pengujian pertama dilakukan dengan uji beda rata-rata (uji-t) dan regresi variabel dummy terhadap return saham. Dengan melakukan uji-t, ditemukan bahwa terdapat perbedaan return yang signifikan antara periode pergantian bulan dengan hari lainnya. Sedangkan dengan menggunakan regresi variabel dummy, ditemukan bahwa periode pergantian bulan memiliki pengaruh positif terhadap return saham kecuali untuk tahun 2007. Pengujian kedua dilakukan untuk melihat apakah terdapat abnormal return positif pada masingmasing hari disekitar pergantian bulan.
Dari pengujian ini ditemukan bahwa terdapat abnormal return positif yang signifikan pada t-2 sampai t+2. Pengujian ketiga dilakukan untuk melihat apakah terjadinya anomali pergantian bulan berhubungan dengan kenaikan likuiditas. Dengan menggunakan variabel likuiditas jenis trade based measures dan order based measures, ditemukan bahwa terdapat pengaruh positif dari likuiditas terhadap abnormal return saham.

This study examines the existence of turn of the month effect in Indonesian Stock Exchange. The first test uses mean difference test (t-test) and regression with dummy variable. With mean difference t-test, it is found that there are significant difference in returns between the turn of month period with the rest of month. Meanwhile, by using dummy variable regression, it is found that the turn of month period has a positive effect on stock return except for the year 2007. The second test is done to see whether there is a significant positive abnormal return on each day around the turn of the month.
It is found that there are significant positive abnormal returns from t-2 to t+2. The third test is done to see whether turn of the month effect is associated with increase in liquidity. By using trade-based measures and order-based measures liquidity variable, it is found that liquidity has positive effect to stocks abnormal return.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Erni Marsella
"Penelitian ini menguji keberadaan anomali akrual pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, pengaruh kualitas audit terhadap anomali akrual tersebut, serta pengaruh strategi trading yang memanfaatkan keberadaan anomali akrual. Kualitas audit diukur dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (Big-4 dan Non Big-4). Sedangkan anomali akrual diukur dengan besarnya abnormal returns yang terjadi, seperti dalam penelitian Sloan (1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anomali akrual memang terjadi di Indonesia, dengan bentuk yang berlawanan dengan yang pada umumnya terjadi di luar negeri (overweighting akrual), yakni underweighting akrual. Dalam penelitian ini juga terbukti bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap anomali akrual yang terjadi tersebut. Selanjutnya, ditemukan juga bahwa anomali akrual tersebut dapat memberikan keuntungan melalui strategi trading tertentu.

This study examines the existence of accrual anomaly in companies listed in Indonesian Stock Exchange 2009, the effect of audit quality on the anomaly, and the effect of trading strategy that exploit the existence of the anomaly. Audit quality was measured by size of auditor (Big-4 or Non Big-4). Accrual anomaly was measured by magnitude of abnormal returns formed. It was found that the accrual anomaly does occur in Indonesia, but with a form contrary to that generally occur in foreign countries (overweighting accrual), which is underweighting accrual. In this study also shown that the quality of audits will affect the occured accrual anomaly, but only in companies that receive lowquality audits. Furthermore, it was also found that the accrual anomaly can provide benefits through a particular trading strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta D.Y. Rotty
"Keberadaan anomali IPO menarik untuk diteliti karena latar belakang timbulnya anomali tersebut sampai saat ini belum menghasilkan satu konsensus tertentu yang dapat dijadikan kesimpulan utama. Pada saat teori-teori yang berdasarkan economic equilibrium ada, anomali kinerja jangka panjang yang buruk dan siklus pasar `hot' dan `cold' belum banyak disinggung. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, beberapa model dapat digunakan untuk menganalisa anomali tersebut seperti survival hypothesis dengan WIPO model, overreaction hypothesis, dan price support. Ada 3 anomali IPO yang sangat terkenal yaitu return jangka pendek yang positif yang dikenal dengan underpricing, kinerja jangka panjang saham yang buruk, dan siklus pasar `hot' dan `cold'.
Penelitian empiris tentang anomali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan tidak hanya di pasar internasional tetapi juga di pasar Indonesia. Namun demikian, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya. Penggunaan data terbaru, penggunaan beberapa model dalam analisa, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi anomali, dan yang paling panting adanya periode pengamatan yang berbeda yaitu sebelum dan selama krisis adalah beberapa aspek perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Pada bulan Juli 1997, Indonesia mengalami peristiwa yang membawa perubahan mendasar dalam kehidupan berbangsa yaitu dimulainya krisis moneter yang Dada akhirnya meluas menjadi krisis multidimensi. Terdepresiasinya mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar telah menyebabkan pasar modal terpuruk. Sebagian besar investor asing yang merupakan pemain dominan melakukan aksi jual dan melarikan dananya ke pasar uang bahkan ke luar Indonesia yang disebabkan tingginya resiko dan ketidakpastian berusaha. Karakteristik pasar modal sebelum krisis yang diwarnai oleh besarnya jumlah investor asing, rendahnya nilai transaksi, kecilnya kapitalisasi pasar, dan rendahnya jumlah emiten sedikit banyak telah menyebabkan kejatuhan pasar di masa krisis. Dua kondisi pasar yang berbeda ini mendorong timbulnya penelitian ini.
Penelitian dilakukan atas perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta pada periode Juli 1994-Juni 1998 dengan periode pengamatan yang berbeda yaitu sebelum krisis (Juli 1994-Juni 1997) dan selama krisis (Juli 1997-Juni 1998). Total perusahaan sampel sebanyak 91 emiten di mana 67 perusahaan melakukan IPO pada periode 1 (sebelum krisis) dan 24 perusahaan melakukan IPO pada periode 2 (selama krisis).
Rata-rata return jangka pendek yang diperoleh pada periode 1 dan 2 secara signifikan lebih besar dari 0 di mana pada periode 2, rata-rata (median) IR. yang diterima 10,89% (12,11 %) lebih besar dibandingkan periode 1 sebesar 6,57% (3,7%) karena tingkat risiko periode 2 yang lebih tinggi. Selain itu, pada periode-periode tertentu rata-rata IR saham IPO lebih tinggi dibandingkan rata-rata IR periode pengamatan. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan IPO (windows of opportunity).
Kinerja jangka paniang yang buruk terjadi selama tahun pertama setelah IPO. Bila dihubungkan dengan pasar `hot' dart `cold' maka pada tahun ketiga ada kecenderungan kinerja pasar `hot' Iebih buruk dari `cold'. Pada periode I dan 2, hubungan negatif antara IR dengan kinerja jangka panjang terjadi pada tahun ke-3 dan sekaligus mendukung overreaction hypothesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing juga berbeda di antara periode tersebut. Pada periode 1, AGE, SIZE, dan FINZEV secara signifikan mempengaruhi underpricing. Hasil temuan ini mendukung overreaction hypothesis di mana investor yang sangat optimis akan kondisi perekonomian Indonesia juga optimis dalam melihat kinerja saham. Sedangkan pada periode 2, ALPHA, RRA, dan KURS dapat menjelaskan underpricing dan sekaligus mendukung signaling hypothesis karena pada periode ini perusahaan yang mempunyai fundamental kuat saja yang mampu menyerap dana dari masyarakat dengan memberikan tingkat diskon yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yang buruk hanya dapat dideteksi pada periode I yaitu SIZE, AGE, ALPHA, dan IR. Periode yang dicirikan optimisme yang besar menyebabkan investor merespon positif kinerja saham dalam jangka panjang."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Poppy Camenia Jamil
"Penelitian ini bertujan untuk mengetahui kebaradaan anomaly size efect, liquidity effect, dan January effect pada Bursa Efek Indonesia menggunakan uji beda rata-rata dan prosedur Newey-West. Penelitian ini menggunakan data market value, bid-ask spread, harga saham perusahaan, dan indeks saham gabungan (IHSG). Data diolah masing-masing tahun selama periode penelitian, sebanyak tujuh puluh lima perusahaan sampel dimana perusahaan terus terdaftar dan memiliki data keuangan yang lengkap selama periode penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa tidak terdapat hasil yang signifikan baik pada size effect maupun liquidity effect. January Effect ditemukan signifikan tanpa membentuk pola tertentu sehingga tidak sepenuhnya mempengaruhi terjadinya size effect ataupun liquidity effect.

This research aims to find out the existence of anomaly size effect, liquidity effect and January effect at the Indonesia Stock Exchange using different test average and Newey-West procedure. This research uses daily market value data, bid-ask price, stock prices, and stock index (IHSG). Data processed each year during the research period, with total of seventy-five sample firms which is the company were continuously enrolled and have a complete financial data during the research period. Based on the test results known that there are no significant results in both size effect and liquidity effect. Found significant January effect without forming a specific pattern so that does not fully affect the effect size or liquidity effect."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hendrawan
"Sejak pertengahan 1970-an, banyak bermunculan penelitian empiris yang membahas anomali-anomali imbal hasil saham. Salah satunya adalah hadirnya imbal hasil yang tinggi sebelum hari libur. imbal hasil indeks saham di pasar modal U.S. telah diteliti oleh praktisi keuangan selama periode waktu tertentu seperti yang dilakukan oleh Merrill (1965) yang menemukan adanya ketidakproporsionalan Dow .Zones Industrial Average periode perdagangan sebelum hari libur selama periode waktu 1897 hingga 1965 sedangkan Fosback (1976) juga melaporkan imbal basil sehari sebelum hari libur yang tinggi pada index S&P 500. Fenomena holiday effect ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh para akademisi lainnya seperti Lakonishok & Smidt (1988), Pettengill (1989), dan Ariel (1990) yang melaporkan imbal hasil yang lebih tinggi selama masa waktu perdagangan pada saat sebelum hari libur, yang diteliti di pasar modal Amerika, sedangkan penelitian Cadsby & Ratner (1992) dilakukan di pasar modal U.K, Kanada, Jarman Barat, Swiss dan Australia juga menunjukkan terjadinya fenomena yang sama, meskipun di setiap negara memiliki hari libur dan pengaturan pasar yang berbeda. Di Indonesia sendiri, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir menjelang libur panjang 24-28 November 2003 Idul Fitri 1424 H, naik 11,279 poin pads level 617,084, atau naik 1,86 persen, sedangkan indeks LQ 45 naik 2,465 poin pads level 135,768, Jakarta Islamic Index (II) naik 1,849 poin pads level 102,845, Indeks Papan Utama (MBX) naik 3,589 poin pada level 163,993 serta Indeks Pagan Pengembangan (DBX) naik 1,704 poin pada level 146,403.
Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mengadakan penelitian di bursa efek Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi anomali holiday effect terhadap imbal hasil saham di bursa efek Jakarta (BEJ). Agar lebih terfokus dan menjurus maka holiday effect dalam penelitian kali ini akan mengambil hari libur nasional. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara imbal hasil rata-rata untuk preholiday dan other day, maka terbukti bahwa di BEJ juga terjadi holiday effect. Selanjutnya penelitian ini juga sekaligus untuk melihat apakah pasar modal BEJ telah efisien sesuai dengan hipotesa pasar efisien. Menariknya dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua metodologi untuk menguji keberadaan fenomena ini. Penggunaan regresi berganda dengan variabel babas boneka akan diperkuat hasil penelitiannya dengan menggunakan uji sampel independen agar di dapat basil penelitian yang meyakinkan. Dengan menggunakan indeks LQ-45 ternyata hasil yang didapat jauh berbeda. Pengujian yang dilakukan tidak memberikan indikasi bahwa return dipengaruhi oleh preferensi hari sebelum hari libur nasional atau sesudah hari libur nasional terhadap hari perdagangan biasa. Perbandingan itu juga dilakukan terhadap mean return dan variansnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik pada mean return maupun varians antara return sebelum hari Lour nasional dan mean return sesudah hari libur nasional terhadap hari perdagangan biasa.

Since the mid-1970s, there has been an explosion of empirical studies documenting anomalous regularities in security rates of return. One of the empirical findings reported is the presence of abnormally high stock returns on the day before holidays. Abnormal preholiday returns on U.S. stocks have been documented by finance practitioners for a long period of time, Merrill (1965) finds disproportionate advances of the Dow Jones Industrial Average (DMA) on the trading day prior to the holidays for the period from 1897 to 1965. Fosback (1976) reports high preholiday returns in the S&P 500. Recently has the holiday effect been investigated in the academic literature by Lakonishok and Smidt (1988), Pettengill (1989), and Ariel (1990). In his comprehensive analysis of the holiday effect, Ariel (1990) documents that the average preholiday return is higher than the mean return on the remaining days. He also reports that the high preholiday returns are not a manifestation of other calendar anomalies. While Cadsby & Ratner (1992) also finds that on other stocks market such as in U.K, Canada, West Germany, Swiss and Australia reports the holiday effect eventhough these institusional factors are different across countries. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) on the final trading days before Idul Fitri 1424 H holidays on November 24-28, 2003, raises 11.279 point on the level 617.084, or 1.86 percent increased, while index LQ 45 raises 2.465 point on the level 135.768, Jakarta Islamic Index (M) raises L849 point on the level 102.845, Indeks Papan Utama (MBX) raises 3.589 point on the level 161993 and Indeks Papan Pengembangan (DBX) raises 1.704 point on the Ievel 146.401
According to those empirical results, I conduct research holiday effect on stocks market in Jakarta (BEJ). Defining holidays are all national holidays on Indonesia Calendar. When there are some significant differences between preholiday mean return or postholiday mean return and other day, so that it documents that BEJ experiences holiday effect. This research also shows that whether this stocks market follows market efficient hypothesis weak form. The differences between other research, It uses dummy multiple regression that uses dummy variable to explain those phenomena. If the coefficient for each dummy variable is significant, it finds that there is holiday effect on BEJ or there is significant different between mean return pre or post holiday and other days. By using LQ-45 index, it uses, to confirm this result, another methodology. It uses independence sample test to compare between mean return preholiday and other days, the same tools is used to test mean return post holidays. The final result is that there is no any differences mean return between pre holiday or post holiday and other trading days in another word BEJ does not experience holiday effect, it means that BEJ follows efficient market hypothesis weak form.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syaifuddin
"Penelitian ini menguji pengaruh tingkat ketergantungan auditor pada klien terhadap opini going concern dan opinion shopping terhadap pergantian auditor pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2012. Tingkat Ketergantungan Auditor pada Klien dilihat dari ukuran KAP, masa penugasan audit dan fee audit. Sedangkan opinion shopping diukur dengan menggunakan model yang dikembangkan Lennox (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena opinion shopping tidak terjadi di Indonesia. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa opini going concern pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan tidak dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan auditor pada klien.

This study investigates the effect of auditor dependence on going concern opinion and opinion shopping on auditor switching in financially distressed companies that listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2012. Auditor dependence was measured by auditor size, audit tenure, and audit fee. Opinion shopping was measured by model which developed by Lennox (2000). The result of this study shown that opinion shopping does not occur in Indonesia. Furthermore, this study also found that going concern opinion in financially distressed companies are not affected by auditor dependence."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Widyanita Kusumaningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menguji teori efisiensi pasar modal di Indonesia pada
tingkat semistrong-form, dengan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan
atau internal perusahaan yaitu rasio book-to-market, rasio dividend-price, rasio
dividend-payout, rasio earning-price, rasio cash flow-price, variabel
makroekonomi yaitu inflasi, serta faktor dari pasar modal yaitu market risk
premium, terhadap excess return dari 45 perusahaan di Indonesia yang tergabung
dalam indeks LQ45, dengan membagi dua periode penelitian yaitu periode 2006-
2011 sebagai in-sample period serta periode 2012-2014 sebagai out-of-sample
period. Dengan menggunakan analisis regresi FQGLS, secara umum, ditemukan
bahwa prediktor-prediktor secara statistik signifikan dapat mempengaruhi excess
return. Uji in-sample menunjukkan bahwa kekuatan prediktor heterogen, bersifat
spesifik terhadap karakteristik perusahaan. Selanjutnya, uji out-sample
menunjukkan bahwa akurasi prediksi juga bersifat heterogen, dimana akurasi
model prediksi untuk beberapa saham kuat sampai akhir periode out-of-sample, dan
beberapa saham lagi tidak bisa diprediksi, dimana nilai excess return regresi dengan
aktual memiliki perbedaan yang besar. Secara khusus, terdapat indikasi bahwa
pasar modal di Indonesia belum efisien pada tingkat semistrong, namun pada
jangka panjang, akurasi prediktabilitas semakin lemah sehingga pasar bergerak ke
arah efisien pada long-run.

ABSTRACT
This study tests the efficient market hypothesis in Indonesia at semistrong-form, by
examining the impact of company specific or internal factors such as book-tomarket
ratio, dividend-price ratio, dividend-payout ratio, earning-price ratio, and
cash flow-price ratio, macroeconomic variable which is inflation, and market
factors which is the market risk premium, on the excess return from 45 companies
listed in LQ45 of Indonesian Stock Exchange Market, by dividing the research into
two periods which is year 2006-2011 as the in-sample period, and year 2012-2014
as the out-of-sample period. Using FQGLS regression, the results show that these
predictors are statistically significant affecting excess return. In-sample test shows
that the power of these predictors to explain excess return is heterogeneous.
Furthermore, out-of-sample test shows that the prediction accuracy is also
heterogeneous, that there are strong accuracies in some firms until the end of the
out-sample period, and there are weak accuracies that the value between actual
excess return with predictive excess return are clearly different. In particular, there
is an indication that Indonesia stock market is not fully efficient at semistrong level,
but for the long run, the prediction accuracies become weaker and the market move
to be efficient."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2016
S64548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"studi ini meneliti dan menganaisis tingkat likuiditas saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45 , pergerakan harga saham perusahaan yang tercatat di LQ45 Index, likuiditas saham yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45."
330 JMM 4:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Issyana Indraswari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh determinan yang diukur dengan age, log(assets), losses, (R&D+Capex)/TA, market leverage, cash flow/Lag TA, cash/TA, Tobin’s Q, volatility, total Payout/TA, dan financial crisis terhadap payout reduction yang terdiri dari dividend reduction, stock repurchase reduction, dan total payout reduction dengan menggunakan uji regresi logistik binomial. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, determinan age dan losses berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend reduction, sedangkan (R&D+Capex)/TA dan dividend/TA berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend reduction. Determinan stock repurchase/TA berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock repurchase reduction. Serta, tidak ada determinan yang berpengaruh signifikan terhadap total payout reduction.

This research aims to analyze the effect of determinants of corporate payout, measured by age, log(assets), losses, (R&D+Capex)/TA, market leverage, cash flow/Lag TA, cash/TA, Tobin’s Q, volatility, total Payout/TA, and financial crisis on payout reduction, consist of dividend reduction, stock repurchase reduction, and total payout reduction, by using binary logistic regression. The sample in this research consists of manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia in 2005-2012.
The result of this research shows that determinants of age and losses have negative and significant relation with dividend reduction, while (R&D+Capex)/TA and dividend/TA have positive and significant relation with dividend reduction. Determinants of stock repurchase/TA has positive and significant relation with stock repurchase reduction. Meanwhile, there is no determinant has significant relation with total payout reduction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>