Ditemukan 20802 dokumen yang sesuai dengan query
Manzo, Anthony V
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2009
428.407 MAN c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Vacca, Richard T.
Boston: Little, Brown and Company, 1986
420.7 VAC c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dupuis, Mary M.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1982
372.4 DUP c (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Richardson, Judy S., 1945-
Australia: Wadsworth and Cengage Learning, 2012
428.407 RIC r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ananda Budi Yudhistira
"COVID-19 telah memaksa orang-orang di dunia mengubah kebiasaan mereka yang biasa. Di Indonesia sendiri sudah kurang lebih 2 tahun sejak pergeseran dimulai. Industri pertelevisian juga dituntut untuk mengikuti perubahan tersebut seperti perlunya protokol kesehatan yang ketat & dua kali kerja dengan sumber daya yang terbatas. Karena semua orang diharuskan untuk tinggal di rumah, orang-orang telah terhubung lebih dari sebelumnya. Artis kehilangan momentum & pekerjaan mereka karena ada pemotongan besar pada acara langsung, selanjutnya influencer lain seperti pembuat konten memiliki lebih sedikit kesulitan beradaptasi dengan situasi ini. Beberapa artis mulai bergeser bahkan sebelum pandemi COVID-19, dan ini mungkin telah menjadi tren baru bagi mereka untuk terus mendapatkan engagement yang mereka butuhkan. Ada dua teori komunikasi yang sejalan dengan situasi saat ini yaitu teori ekologi media McLuhan & teori budidaya Gerbner.
COVID-19 has forcefully made people of the world change their usual habits. In Indonesia itself it has been approximately 2 year since the shift began. The TV industry are also required to follow with these changes such as the need of strict health protocols & twice the work with limited resources. Since everybody is required to stay at home, people have been connected more than ever. Artists are losing their momentum & jobs since there has been a huge cut on live events, meanwhile other influencers such as content creators have less trouble adapting with this situation. Some artists are starting to shift even before the COVID-19 pandemic, and this may have become a new trend for them to keep getting the engagement they need. There are two communication theories that are in-line with the current situation namely, McLuhan’s media ecology theory & Gerbner’s cultivation theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Andree Igor Sangap Darmawan
"Pelaksanaan kewenangan Pengaturan dan Pengawasan oleh Pemerintah terhadap Penyelenggara Over The Top (OTT) mencakup penetapan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, fasilitasi infrastruktur, promosi dan edukasi terhadap masyarakat,dan pengawasan dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pengawasan dan pengaturan tersebut meliputi pemantauan, pengedalian, pemeriksaan penelusuran dan pengamanan terhadap Penyelenggaraan Over The Top (OTT). Permasalahan mengenai Pelaksanaan kewenangan Pengaturan dan Pengawasan oleh Pemerintah terhadap Penyelenggara Over The Top (OTT) dikarenakan belum memilikinya peraturan pelaksana khusus terkait penyelenggaraan tersebut sehingga menimbulkan berbagai permasalahan dalam Penyelenggara Over The Top (OTT). Penyelenggara Over The Top (OTT) yang merupakan Penyelenggara Sistem Elektronik yang memberikan layanan aplikasi atau konten melalui internet dalam pelaksanaannya belum memiliki peraturan yang jelas dan lengkap sehingga permasalahan muncul seperti kedudukan dengan Penyelenggara Telekomunikasi, perlindungan data pribadi dan prosedur pemberiaan sanksi administratif. Terkait dengan metode penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah yuridis normatif mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penilitian sebagai bentuk dari kewenangan pemerintah dalam mengatur dan mengawasi Penyelenggara Over The Top (OTT) diperlukan pembentukan peraturan pelaksana khusus terkait Penyelenggara Over The Top (OTT) sehingga memberikan pengaturan dan pengawasan yang jelas dan lengkap pada Penyelenggara Over The Top (OTT).
The implementation of the authority of Regulation and Supervision by the Government to the Organizer Over The Top includes policy determination, policy implementation, infrastructure facilitation, promotion and education to the community, and supervision carried out by the Ministry of Communication and Informatics. Such monitoring and arrangements include monitoring, tracking, tracking and securing the Implementation of Over The Top . Problems regarding the implementation of regulatory authority and supervision by the Government to the Organizer Over The Top because it does not have specific implementing regulations related to the implementation so as to cause various problems in the Organizer Over The Top . Over The Top Operator which is an Electronic System Operator that provides application services or content through the Internet in its implementation does not have clear and complete regulations so that problems arise such as the position with the Telecommunication Operator, protection of personal data and procedures for imposing administrative sanctions. Related to the research method used in this study is normative juridical reference to the legal norms contained in the legislation . Based on the results of the study as a form of government authority in regulating and supervising the Organizer Over The Top required the establishment of special implementing regulations related to Over The Top so as to provide clear and complete arrangements and supervision to the Organizer Over The Top."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daffinsha Derbi Syachradianti
"Penulisan ini mengkaji pengaruh TikTok dalam pembentukan persepsi publik terhadap reputasi Polri, khususnya dalam kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo. Dengan adanya algoritma dan fitur interaktif yang dimiliki oleh TikTok dapat mempercepat penyebaran narasi emosional melalui User-Generated Content (UGC), yang dapat memperkuat bias konfirmasi dan persepsi negatif dari publik. Analisis kualitatif dilakukan melalui content analysis terhadap konten TikTok serta wawancara dengan pengguna TikTok dan pihak internal Polri. Hasil temuan menunjukkan bahwa tindakan Ferdy Sambo bersifat individual, sehingga dapat mempengaruhi reputasi Polri di media sosial. TikTok menjadi ruang diskusi pembentukan persepsi kolektif yang memerlukan respons strategis Polri. Rekomendasi meliputi penggunaan TikTok secara strategis agar dapat menciptakan konten yang informatif guna membangun kembali kepercayaan publik yang berkelanjutan.
This study examines the impact of TikTok on shaping public perceptions of the Indonesian National Police (Polri), particularly in the context of the premeditated murder case involving Ferdy Sambo. TikTok’s algorithm and interactive features enable the rapid dissemination of emotionally charged narratives through User-Generated Content (UGC), which can intensify confirmation bias and foster negative public perceptions. The research adopts a qualitative approach, utilizing content analysis of TikTok videos alongside interviews with platform users and Polri representatives. Findings reveal that while Ferdy Sambo’s actions were individual in nature, they significantly influenced Polri’s reputation on social media. TikTok has emerged as a platform for collective perception-building, requiring Polri to adopt a strategic response. Recommendations include leveraging TikTok to share factual, informative content that fosters public trust and supports the long-term restoration of Polri’s reputation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37693
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Karya ilmiah sivitas perguruan tinggi seperti skripsi, thesis, disertasi, laporan penelitian, hasil-hasil seminar yang merupakan khazanah kekayaan intelektual yang perlu untuk didayagunakan. Pendayagunaan dilakukan dengan mengarah kepada knowledge management serta meningkatkan karya ilmiah tersebut agar bisa dimanfaatkan oleh sivitas academia. Salah satu cara adalah dengan penerapan teknologi informasi dan perencanaan yang mantap dan terarah. Artikel ini mengulas pengalaman Perpustakaan Universitas Brawijaya dalam mengolah karya ilimah sivitas akademia yang dimulai dari perencanaa, tindakan yang dilakukan, sampai pada hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut, dan pemanfaatannya oleh sivitas akademika. Artikel ini juga membahas masalah yang dihadapi dalam kegiatan tersebut serta upaya dalam mengatasi masalah."
020 JFKP 2:1 (2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jessica Joanne Mahardhika
"Dewasa ini, User Generated Content (UGC) merupakan salah satu media utama bagi konsumen untuk membangun keterikatan dengan merek (customer brand engagement) dengan mengaitkan nilai fungsional dan nilai emosional yang dirasakan pengguna UGC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti content quality, design quality, dan technology quality UGC yang dapat mempengaruhi keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement), melalui nilai fungsional dan emosional sebagai mediator pada hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan model yang terdapat pada teori Stimulus-Organisme-Respons (S-O-R). Responden pada penelitian ini merupakan generasi Z dan milenial berusia 18-41 tahun, memiliki akun media sosial Youtube, Instagram, dan/atau Tiktok, serta pernah melihat UGC selama satu bulan terakhir. Kuesioner disebarkan secara online. Data sebanyak 286 responden yang terdapat pada penelitian utama diolah dengan menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, nilai fungsional dan emosional memiliki peran sebagai mediator dalam hubungan antara kualitas UGC dan keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement). Secara lebih lanjut, ditemukan bahwa content quality mampu memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai fungsional dan nilai emosional sebagai mediator. Kemudian, technology quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional dan design quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional.
Nowadays, User Generated Content (UGC) is one of the main media for consumers to build brand engagement by linking the functional value and emotional value felt by UGC users. The purpose of this study is to examine the content quality, design quality, and technology quality of UGC that can affect consumer brand engagement, through functional and emotional values as mediators in the relationship. This study uses the model contained in the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory. Respondents in this study were Generation Z and millennials aged 18-41 years, had social media accounts on Youtube, Instagram, and/or Tiktok, and had seen UGC for the past month. Questionnaires were distributed online. The data of 286 respondents in the main study was processed using the Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM) method. The results of this study indicate that in general, functional and emotional values have a role as a mediator in the relationship between UGC quality and consumer brand engagement. Furthermore, it was found that content quality was able to have a positive influence on consumer brand engagement with the help of functional values and emotional values as mediators. Then, technology quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values and design quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library