Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Setiawan
"Fokus permalahan dalam penelitian ini adalah mempelajari dan menganalisis proses pembangunan sosial bagi masyarakat adat Orang Rimba dan mengnalisis dampak kebijakan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, terhadap proses marjinalisasi kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan masyarakat adat Orang Rimba.
Penelitian ini bertujuan melakukan pengkajian terhadap model dan strategi pembangunan yang telah diterapkan oleh pemerintah terhadap komunitas adat orang Rimba. Kemudian menjelaskan berbagai dampak pembangunan yang telah diterapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain analisa kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian diperoleh informasi tentang karakteristik sosial budaya, ekonomi, demografi, pola kehidupan yang marjinal dan kearifan lokal, serta karakteristik kelompok masyarakat adat Orang Rimba dalam pemanfaatan sumberdaya hutan di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas serta permasalahan yang dihadapi oleh komunitas adat Orang Rimba.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pembangunan ekonomi yang mengutamakan "pertumbuhan" yang dilaksanakan pemerintah telah memberikan dampak negatif terjadinya proses marjinalisasi dan kemiskinan secara struktural serta tercerabut jati diri dan identitasnya dari kehidupan sosial dan budaya yang mereka miliki. Proses pembangunan akan menimbulkan suatu perubahan sosial dalam masyarakat adat Orang Rimba, dampak kemiskinan yang mereka alami harus dicarikan solusinya.
Berbagai upaya dapat dan harus dilakukan untuk mencegah agar terpaan berbagai faktor pemercepat perubahan (change catalyst) agar tidak berdampak buruk bagi masyarakat orang Rimba salah satunya adalah melalui konsep Pembangunan Sosial yang memiliki tujuan utama meningkatkan kesejahtaraan melalui pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Pendekatan pembangunan sosial yang diterapkan pada masyarakat adat Orang Rimba menggunakan pendekatan berbasis komunitas dengan mengacu pada dua perspektif pengembangan masyarakat yaitu perspektif ekologis dan perspektif keadilan sosial dan HAM.

This research studies the process of social development for the indigenous Rimban people (Orang Rimba) and analyzes the impacts of development policies oriented to economic growth on the marginalization process of this indigenous people socially, economically, culturally and environmentally.
Using a qualitative descriptive approach, this study aims to assess the model and development strategy that has been implemented by the government against the indigenous Rimban people, and explains how this development model and strategy brings about various impacts on this people.
The study obtains not only the information about the characteristics of the social, cultural, economic, demographic and marginal life of Orang Rimba; but also their local wisdoms in utilizing the natural resources in the present area of Bukit Dua Belas National Park and the problems this indigenous community is facing.
This research concludes that development oriented to ?growth? executed by the government has given negative impacts as this fosters marginalization and poverty structurally and thus uproots the indigenous Rimbans from their own social life and culture, causing them to lose their identity. The development process will bring about a social change for the indigenous Rimban people while the impact of poverty they face should look for a solution.
Various efforts can and should be done to prevent the exposure to various factors accelerating the change (change catalyst) so as not leave serious damaging effects on this society. One of which is through the concept of Social Development whose main objective is to improve welfare through basic social services, health, education and social security. This social development approach that is applied to this indigenous people is a community-based approach with reference to two community development perspectives: the ecological perspective and the perspective of social justice and human rights.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27517
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustina Erlianti
"Informasi menduduki peranan penting dalam kehidupan manusia karena sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan di kemudian hari. Dalam memenuhi kebutuhan informasi, setiap orang mempunyai perilaku pencarian yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pencarian informasi masyarakat rimba Makekal Hulu di Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi. Metode yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah studi dokumentasi di mana penulis mengumpulkan beberapa hasil penelitian dan teori-teori yang berkaitan dengan perilaku pencarian informasi kemudian menganalis teori mana yang cocok digunakan untuk masyarakat rimba Makekal Hulu Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi. Dari hasil analisis, temyata perilaku pencarian informasi masyarakat rimba Makekal Hulu Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi masih menggunakan pertolongan atau bantuan dari orang lain yang disebut dengan jenang. Setelah mendapatkan informasi barulah masyarakat rimba ini mengolah informasi terse but apakah sesuai dengan kebutuhannya atau tidak. Setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, barulah mereka mengakhiri proses pencarian informasi."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2015
020 VIS 17:3 (2015) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinebar Sekar Sukomasaji
"Latar Belakang: Prevalensi karies gigi di Indonesia 90% (2010). "Suku Anak Dalam" di pedalaman hutan Provinsi Jambi menganut paham animisme yang mempunyai pantangan menggunakan pasta gigi. Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan murid "Sokola Rimba" serta kaitannya dengan kepercayaan memelihara kesehatan gigi dan mulut terhadap risiko karies gigi. Metode: Deskriptif kualitatif etnografi dan kuantitatif cross-sectional dengan metode convenience sampling. Hasil Penelitian: Status karies gigi menurut indeks deft anak usia 5-10 tahun 5,18; indeks DMFT anak usia 5-10 tahun 4,59 dan remaja usia 12-18 tahun 16,53. Kesimpulan: Status karies gigi berkaitan dengan perilaku dan kepercayaan masyarakat "Suku Anak Dalam".

Background: Prevalence of caries in Indonesia is 90% (2010). "Suku Anak Dalam" in the jungle of Jambi Province believed in animism which prohibits the use of toothpaste. Objective: To identify the knowledge, attitudes, and practice "Sokola Rimba" students with its relation to the belief of maintaining dental and oral health on the risk of dental caries. Methods: Descriptive qualitative ethnographic and quantitative cross-sectional with convenience sampling method. Result: Caries status according to def-t index 5,18 children 5-10 years of age; DMF-T index of 4,59 children aged 5-10 years and adolescents aged 12-18 years are 16,53. Caries severity is related to the behavior and beliefs in "Suku Anak Dalam"."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Pramita Siwi
"ABSTRAK
Penelitian etnobotani tumbuhan obat belum banyak dikaitkan dengan penelitian mengenai vegetasi hutan sebagai sumber tumbuhan obat. Telah dilakukan penelitian oleh Anas (2013), Rahma (2013), dan Sehati (2013) yang mendata 213 jenis Angiospermae berhabitus pohon (tingkat pohon, belta, dan semai) dari 53familidi zona inti Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Data tersebut menjadi bahan studi potensi tumbuhan obat untuk mengetahui manfaat pengobatan spesies tumbuhan dari ketiga penelitian tersebut. Studi dilakukan melalui penelusuran pustaka, wawancara ahli, dan dokumentasi tumbuhan. Delapan puluh tiga jenis merupakan tumbuhan obat yang digunakan berbagai etnis di Indonesia dengan keragaman bagian yang digunakan dan penyakit yang diobati. Daun merupakan bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan. Jenis penyakit yang paling banyak diobati dengan tumbuhan obat adalah gangguan gastrointestinal. Bioaktivitas dari 14 jenis tumbuhan telah diketahui sesuai dengan penggunaan tumbuhan tersebut. Sebanyak 28 jenis berada dalam database IUCN red list dengan 5 jenis berada dalam daftar high risk. Aquilaria malaccensis merupakan satu-satunya jenis yang berada dalam apendiks II CITES

ABSTRACT
Analysis about forest vegetation are rarely related to medicinal potency of the plants. There are 213 species of Angiospermae in tree form (tree, belt, and seedling level) from 53 family recorded from Anas? (2013), Rahma?s (2013), and Sehati?s (2013) researches in the core zone of Bukit Duabelas National Park. This data become the material of analysis about medicinal ethnobotanyto understand about medicinal properties of plant species? from those three researches. The analysis is done by literature study, interview with ethnobotany researcher, and plant documentation. There are eighty three species used as medicinal plants in several Indonesian tribes and ethnics with high variation in use and disease.Leaves are the most frequently used part of medicinal plants and gastrointestinal disfunctions treatment are the one that use the most medicinal plants. Comparation between ethnobotanical study and bioactivity assay only shows correlation for fourteen species. Known that 28 species are in the IUCN redlist database with 5 species in highrisklist. Aquilaria malaccensis is the only plant included in the appendix II of CITES.
"
2016
S63401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Septaria Elidalni
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implikasi penebangan liar dan konversi lahan terhadap Perempuan Orang Rimba. Penelitian ini menggunakan metode etnograh dan depth interview, dalam melakukan pengumpulan data--hasil-hasil yang ditemukan bahwa akibat penebangan liar dan kegiatan perladangan, perempuan kehilangan akses dan kontrol terhadap lahan yang selama ini menjadi tempat mereka bergantung. Di sisi lain, perempuan tidak punya akses dan kontrol terhadap sumber daya yang di luar hutan, karena hal-hal yang menyangkut dunia di luar rimba, perempuan Orang Rimba mewakilkannya kepada laki-laki. Penebangan liar dan kegiatan perladangan dan semakin tingginya pembukaan hutan, menyebabkan akses jalan yang baik ke hutan, telah mengancam keamanan perempuan Orang Rimba. Hal ini menyebabkan perempuan terpaksa berpindah tempat ke wilayah yang jauh masuk ke dalam hutan untuk mencari pemukiman yang Baru. Perempuan Orang Rimba yang selama ini sangat bergantung kepada hutan dalam seluruh aspek kehidupannya, terutama hak-hak reproduksi mereka, ketika mereka kehilangan hutan, kiamatlah dunia mereka.

This research aims to describe the implication of illegal logging or land conversion to women forest. Using ethnographic method and depth interview to collect data, it is found that due to illegal logging and farming, women have lost their access and control to land that used to be the source of their livelihood. On the other hand, they have no access and control sources outside the forest as it is men that are assigned to represent their interest outside the forest. Illegal logging and farming and frequent land clearing resulted in better access to forest have threathened the security of forest women. This forces women to move into the deeper part of the forest to look for new settlemen area. Women forest are heavily dependent on the forest in every aspect of their lives including their reproductive rights. When their lost their forest, they lost their "lives"."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Rokhdian
"Penelitian etnografi ini mengungkap bagaimana Orang Rimba merespon kebijakan zonasi atas Taman Nasional Bukit Duabelas di Jambi yang merupakan tempat hidup komunitas ini. Lebih khusus lagi, penelitian ini mengungkapkan bagaimana respon tersebut diwujudkan dalam tindakan perlawanan dalam kehidupan sehari-hari dan ke hadapan publik luas.
Dalam kehidupan sehari-hari, ditemukan berbagai perlawanan bergaya Scottian yang sifatnya terselubung, anonim, perorangan, tak terkoordinasi dan tanpa perencanaan. Sementara itu, perlawanan yang ditunjukkan ke hadapan publik luas merupakan perlawanan yang terbuka, konfrontatif, dan terorganisir yang terbentuk melalui proses artikulasi kolaborasi dengan pihak-pihak lain.
Penelitian berperspektif politik ekologi ini menempatkan perlawanan Orang Rimba sebagai wujud dari kekuasaan yang digunakan sebagai strategi dalam usaha mencapai tujuan. Dengan demikian Orang Rimba diperlihatkan sebagai komunitas yang memiliki kuasa dan berdaya untuk tidak begitu saja menerima internalisasi nilai-nilai, gagasan-gagasan, serta praktek-praktek penguasaan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan konservasi dan perlindungan alam, misalnya negara atau Lembaga Swadaya Masyarakat.

This ethnographic research try to describe response of the Orang Rimba community to the zoning policy of Bukit Dua Belas National Park in Jambi. Specifically, how their responses are actualized as resistance form in their daily life and to the wider society.
In the daily life, the resistance is articulated in Scottian form as a silent and veiled resistance, anonymous, individually, and not formally organized. In the other hand, the Orang Rimba also perform a non Scottian resistance as a result of articulation and collaboration with other parties. This kind of resistance are confrontative and organized.
With its perspective of political ecology, the research describe that the resistance actions are their actualization of power using as a strategy in order to achieve their objectives. This research also describe how the Orang Rimba is not merely a passive community in accepting values, ideas, and practices of conservation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29233
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sipin Putra
"ABSTRAK
Tulisan ini merupakan hasil penelitian mengenai Orang Rimba Rombong Tumenggung Nggrip di Taman Nasional Bukit Duabelas. Politik kepemimpinan seorang tumenggung Nggrip dapat dianalisa dari silsilah kekerabatan di komunitasnya. Aturan adat “Jenton Turun Jenton” menjadi sebuah pembenaran bahwa pimpinan politik di Komunitas Orang Rimba berdasarkan garis keturunan seorang pemimpin sebelumnya. Secara politis Tumenggung Nggrip diuntungkan karena mempunyai seorang ayah yang merupakan mantan tumenggung. Seorang tumenggung diharuskan mempunyai beberapa keahlian menonjol dibandingkan lainnya. Kemampuan memimpin dan pemahaman tentang hukum adat yang telah diwariskan oleh orang tua Tumenggung Nggrip menjadi keunggulan dibandingkan dengan individu lainnya. Jabatan kepenghuluan di bawahnya kemudian dipegang oleh kerabat dekat dari tumenggung. Silsilah kekerabatan dalam politik kepemimpinan ini mampu mengukuhkan posisi tumenggung sebagai seorang yang terhormat dan mempunyai power dalam akses sumber daya ekonomi, sosial dan hubungan dengan pihak luar. Politik tingkat komunitas ini dapat dianalisa sebagai bentuk kehidupan demokrasi namun pada prakteknya cenderung dipengaruhi oleh sikap seorang pemimpinnya dalam menegakkan hukum adat. Organisasi sosial dan politik Orang Rimba dibangun atas dasar konsep keluarga, hubungan perkawinan dan kekerabatan.

ABSTRACT
This paper is the result of research about Tumenggung Nggrip on Community Orang Rimba in Bukit Duabelas National Park. Political leadership can be analyzed from the Tumenggung Nggrip kinship system in this community. Custom rules "Jenton Turun Jenton" justify the political leadership in community based lineage previous leader. Politically Tumenggung Nggrip is the benefit of having a father who was a former Tumenggung. Tumenggung required to have some expertise prominent than the other. Ability to lead and understanding of custom that has been passed on by parents. Tumenggung Nggrip be superior compared with other individuals. Leadership understanding then held by close relatives of the Tumenggung. Kinship system in the political leadership in politics is able to confirm the position of Tumenggung as a respected and has the power of access to economic resources, social and relationship with outsiders. Political level as community can be analyzed as a form of democracy, but in practice it tends to be influenced by the attitude of a leader in custom enforce. Social system and political organization Orang Rimba is built on the concept of family, marriage and kinship system."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mulyani
"Penelitian ini membahas perjuangan Orang Rimba di Bukit Duabelas, spesifiknya di Makekal Hulu, untuk memengaruhi kebijakan zonasi Taman Nasional Bukit Duabelas di Jambi melalui pengorganisasian Kelompok Makekal Bersatu (KMB). Kebijakan zonasi tersebut menuai penolakan karena akan mengusir Orang Rimba dari tempat tinggal aslinya serta bertentangan dengan aturan adat yang mereka jalankan. Dua hal yang menjadi fokus pembahasan adalah proses pengorganisasian KMB dan upaya-upaya KMB untuk memengaruhi kebijakan zonasi Taman Nasional Bukit Duabelas sepanjang tahun 2006-2019. Penelitian ini berargumen bahwa upaya-upaya yang dilakukan KMB merupakan bentuk aktivisme politik, sebagaimana dikemukakan Pippa Norris dalam teori aktivisme politik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif (wawancara mendalam dan studi dokumen) ini menemukan bahwa KMB dibentuk atas urgensi untuk merespons kebijakan zonasi Taman Nasional Bukit Duabelas, dan upaya-upaya KMB sepanjang tahun 2006-2019 yang mencakup konsolidasi, demonstrasi, kampanye, pemetaan partisipatif, dan dialog merupakan bentuk aktivisme politik. Upaya-upaya tersebut masuk ke dalam kategori mixed action strategies. Targetnya bersifat state oriented karena berusaha memengaruhi aktor negara dalam proses perumusan kebijakan. KMB sendiri berperan sebagai agensi, dan masuk ke dalam kategori agensi modern. Aktivisme politik tersebut berhasil mendorong Kesepakatan Bersama untuk memadukan aturan adat dan aturan negara dalam pengelolaan Taman Nasional Bukit Duabelas. Faktor faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan ini mencakup fondasi perjuangan yang kuat, ragam strategi, persistensi, organisasi pendamping yang suportif, serta momentum eksternal yang mendukung.

This study delves into the struggle of Orang Rimba in Bukit Duabelas—specifically in Makekal Hulu—to influence the zoning policy of Bukit Duabelas National Park in Jambi through the organization of Kelompok Makekal Bersatu (KMB). The zoning policy in question was rejected because it would displace Orang Rimba from their ancestral lands and contradict their tribal laws. This study focuses on two things: the organizing process of KMB and the organization’s efforts to influence the zoning policy of Bukit Duabelas National Park through years 2006-2019. It is argued here that KMB’s efforts fit the definition of political activism as outlined by Pippa Norris in her theory of political activism. This qualitative study, which uses both in-depth interviews and document analyses, found that KMB itself was formed due to the urgency to respond to the zoning policy of Bukit Duabelas National Park, and KMB’s efforts through years 2006-2019, namely consolidation, demonstration, campaign, participatory mapping, and dialogues, are forms of political activism. These efforts fall into the category of mixed action strategies. Due to its aim to influence state actors in policymaking, the target of these efforts is deemed to be state-oriented. KMB itself takes on the role of an agency and is categorized as a modern agency. These acts of political activism have resulted in the joint decision to combine tribal and state laws in the management of Bukit Duabelas National Park. The factors that contributed towards the success of KMB’s political activism included its strong foundation, the variety of strategies used, persistence, supportive partner organizations, as well as external momentum that worked in favor of the movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>