Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sheila Nadhifa
"ABSTRACT
Ozon merupakan oksidator kuat, sehingga efektif digunakan untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Karena ozon dapat berjalan tanpa membentuk produk-produk samping di air, banyak proses industri yang memanfaatkan ozon. Walaupun demikian, pemanfaatan ozon di Indonesia belum diaplikasikan secara maksimal oleh masyarakat, karena alasan besarnya biaya ozonator komersial serta umur penggunaan yang singkat atau mudah rusak, juga terutama karena ozon hanya dapat bertahan beberapa menit sebelum terdekomposisi menjadi oksigen kembali. Dalam penelitian ini dilakukan rancang-bangun pengembangan reaktor plasma DBD dielectric barrier discharge dengan model pelat sejajar konfigurasi paralel untuk pembangkitan ozon pada suhu ruang. Setelah diuji kinerjanya menggunakan metode titrasi iodometri, diperoleh produksi ozon serta konsumsi energinya pada kondisi operasi optimal yang mampu mendekati atau bahkan melebihi produktivitas ozon model-model sebelumnya, yaitu mencapai 0,82 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 42,06 kWh/kg umpan udara dan 6,45 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 7,62 kWh/kg umpan oksigen murni . p.p1 margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px Helvetica Neue color: 454545

ABSTRACT
Ozone is a powerful oxidizer, so it is effectively used to kill bacteria, viruses, and fungi. Because ozone can run without forming by products in the water, many industrial processes utilize ozone. Nevertheless, ozone utilization in Indonesia has not been applied maximally, due to the large cost of commercial ozonators and short life or easily damaged, since ozone can only last a few minutes before decomposing into oxygen again. In this research, a plasma DBD dielectric barrier discharge reactor models with parallel plates for ozone generation at room temperature were designed and developed. After the productivity of the ozonators were tested with iodometric titration method, the ozonator rsquo s productivity in generating ozone and its energy consumption with the optimum operating condition were obtained and are able to compete or even exceeds the productivity of the previous ozonator models. The ozonator can produce up to 0,82 gr ozone hour with 42,06 kWh kg compressed air feed and 6,45 gr ozone hour with 7,62 kWh kg energy consumption pure oxygen feed . p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0. 0px text align justify font 12.0px Helvetica Neue color 454545."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0328
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Destaningfara Tresna KP
"Dalam penelitian ini dibahas kinerja dari Plasma Nontermal (plasma dingin) yang digunakan dalam proses gasifikasi plasma untuk limbah organik padat. Alat pembangkit plasma dingin yang digunakan ada tiga macam, yaitu plasmatron dengan ignition coil 12 V DC dan plasmatron menggunakan Ballast CFL, serta dengan generator plasma dari HV Transformer (Neon Sign Transformer).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, plasma nontermal (plasma dingin) juga dapat dimanfaatkan untuk proses gasifikasi limbah padat seperti halnya plasma termal, walaupun dengan kadar gas sintesis (syngas) yang dihasilkan belum begitu optimal. Kesimpulan yang dapat diambil adalah alat pembangkit plasma dingin yang dapat menghasilkan plasma dengan kualitas baik untuk proses gasifikasi adalah plasmatron Ballast CFL 220 V 23 W.

This research discuses about the performance and quality of nonthermal plasma in plasma gasification process for organic solid wastes treatment. There are three types of plasma generator to generate nonthermal plasma, which are plasmatron using ignition coil 12 V DC, plasmatron using Ballast CFL 220 V 23 W, and also a plasma generator from HV Transformer (Neon Sign Transformer).
Research results indicated that, nonthermal plasma can be use for organic solid wastes gasification process also as thermal plasma did, despite that the quantity of syngas product not optimal yet. From that three plasma generators, the best plasma generator that can generate nonthermal plasma in good quality for gasification process is plasmatron Ballast CFL 220 V 23 W.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52241
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Fajria Sugiarto
"Ozon dapat diproduksi secara artifisial melalui lucutan listrik dalam reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD). Produksi ozon dalam reaktor DBD juga memiliki potensi untuk menghasilkan produk sampingan nitrat, sehingga potensi penggunaan reaktor DBD dapat dikaji lebih lanjut. Dalam penelitian ini dilakukan uji kinerja reaktor dengan memvariasikan daya dan laju massa umpan untuk mendapatkan kondisi operasi terbaik dalam produksi ozon, kondisi operasi terbaik lalu digunakan untuk uji dekomposisi ozon dengan membandingkan 2 katalis yaitu Alumina dan Alumina/Fe(III). Uji dekomposisi ozon bertujuan untuk menguji aktivitas dekomposisi katalitik dari katalis, beserta pengaruh dekomposisi ozon katalitik dalam pembentukan nitrat, dengan hipotesis bahwa dekomposisi ozon akan menghasilkan  O yang akan bereaksi dengan N , meningkatkan produksi Nitrat. Impregnasi dari Alumina bertujuan untuk mendapatkan Alumina dengan aktivitas, selektivitas, dan stabilitas yang lebih tinggi. Produksi ozon terbaik didapatkan pada laju alir 3 L/menit dan tegangan 220 VAC (Volt Alternating Current) pada reaktor 1 serta 65 VAC pada reaktor 2. Alumina/Fe(III) memberikan aktivitas dekomposisi ozon menjadi oksigen tertinggi dibandingkan dengan Alumina, mencapai 100% pada Weight Hourly Space Velocity (WHSV) 1 menit-1. Namun, ditemukan bahwa penggunaan katalis berbasis Alumina pada WHSV 1 menit-1 justru mereduksi gas NOX dan menurunkan produksi nitrat hingga 94%. Melihat dari tingginya aktivitas katalitik dan ketersediaan dari Alumina/Fe(III), Alumina/Fe(III) dapat diuji lebih lanjut untuk dekomposisi katalitik. Selain itu, ditemukan bahwa produksi nitrat lebih tinggi didapatkan pada larutan dengan pH 10 dibandingkan pH 6.7.

Ozone can be produced artificially through electrical discharge in a Dielectric Barrier Discharge reactor. Ozone production in DBD reactors also has the potential to produce nitrate byproducts, so the potential use of DBD reactors can be studied further. In this study, reactor performance tests were carried out by varying the power and feed mass rate to obtain the best operating conditions for ozone production, the best operating conditions and then used for ozone decomposition tests by comparing 2 catalysts, Alumina and Alumina/Fe (III). The ozone decomposition test is aimed to test the catalytic decomposition activity of the catalyst, along with the effect of catalytic ozone decomposition in NOx formation, with the hypothesis that ozone decomposition will produce  O that will react with  N, increasing the production of Nitrate. The impregnation of Alumina aims to obtain Alumina with higher activity, selectivity, and stability. The best ozone production is obtained at a flow rate of 3 L/menit and a power of 220 VAC (Volt Alternating Current) in reactor 1 and 65 VAC in reactor 2. Alumina/Fe(III) gives the highest ozone decomposition activity compared to Alumina, up to 100% on Weight Hourly Space Velocity (WHSV) 1 minute-1. However, it was found that the use of an Alumina-based catalyst at WHSV 1 min-1 actually reduced NOX gas and reduced nitrate production by 94%. However, it was found that the use of Aluminabased catalysts actually reduced NOX gas and reduced nitrate production by 94%. Given the high catalytic activity and availability of Alumina/Fe(III), Alumina/Fe(III) can be further tested for catalytic decomposition. In addition, it was found that higher nitrate production was obtained in solutions with a pH of 10 compared to a pH of 6.7."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Omi Karomi
"Pengolahan limbah p-klorofenol dilakukan dengan ozonasi menggunakan ozonator dan sinar UV. Penggabungan ozon dan UV dalam degradasi p-klorofenol adalah untuk menghasilkan radikal hidroksil yang lebih banyak sehingga penyisihan p-klorofenol berlangsung lebih baik. Limbah cair p-klorofenol yang digunakan merupakan limbah p-klorofenol sintetis dengan konsentasi awal 10 dan 50 ppm. Kondisi limbah p-klorofenol sintetis yang digunakan adalah asam (pH = 4,07), basa (pH = 10,8), dan normal (pH = 6,6). Persentase penyisihan paling baik selama 90 menit yakni pada kondisi asam untuk konsentrasi awal 50 ppm dengan menggunakan kombinasi ozonator dan UV yaitu mencapai 94,5 %. Sedangkan untuk 10 ppm, degradasi terbaik pada kondisi asam dan basa yakni mencapai 100%.

The treatment of p-chlorophenol wastewater had done by ozonation using ozonator and UV rays. Combination of ozone and UV in the degradation of pchlorophenol is to produce more hydroxyl radicals. P-chlorophenol wastewater used is a synthetic p-chlorophenol with initial concentrations of 10 and 50 mg/l. Condition of p-chlorophenol synthetic waste used are acidic (pH = 4.07), alkaline (pH = 10.8), and normal (pH = 6.6). Percentage of allowance that is best in acidic conditions to the initial concentration of 50 mg/l by using a combination of UV and ozonator and reaching 94.5%. As for the 10 mg/l, the best degradation in acidic and alkaline which reached 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat munculnya limbah cair yang berlebihan (fenol, minyak, sulfida, chrom maupun bau) dan kegiatan tetap berjalan terus maka membuang limbah cair secara langsung ke alam bebas, sehingga abuatlah instalasi pengolahanan Iimbah (IPAL).
Penggunaan ozon sejak 1886 oleh de Meritens (Vosmaer 1916) untuk menghilangkan polutan dalam air, akhir-akhir ini telah meluas dalam bebempa bidang (di dunia lebih dari 1.000 industri pengolahan air minum memakainya), diantaranya : bidang teknologi dan sains kimia, biotektnologi, lingkungan, industri makanan, pengalengan, kertas, tekstil, serta kedokteran dan kesehatan (terapi ozon bahkan dapat menangkal virus AIDS), karena sifat oksidanya yang kuat itulah maka penggunaannya dalam pengolahan air limbah (waste water treatment)
memiliki prospek yang baik.
Proses ozonasi dalam kolom aerasi, reaktor tipe tumpak (barch) adalah salah satu upaya IPAL secara fisika dan kimiawi. Secara fisika, kolorn gelembung tipe aerasi berganda dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan pengadukan, sistem lebih homogen serta luas kontak perpindahan massa dan panas lebih besar sedangkan secara kimiawi akan terjadi proses oksidasi seperti : penghilangan, sterilisasi, reduksi, pemutusan dan pemecahan ikatan ataupun reaksi (kimia ozon.
Dari Studi ini akan diteliti mengenai uji kenerja dan produktivitas ozonator dalam kolom aerasi berganda menggunakan metode dasar ozon, dimana larutan fenol dibuat sedemikian rupa sehingga mensimulasikan kondisi lapangan. Hasilnya adalah bahwa kadar fenol berkurang sekitar 50% setelah 1 jam dan kinerjanya cukup baik sebagai oksidator."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Depok: UI Publishing, 2020
530.44 NEL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Depok: UI Publishing, 2020
530.44 NEL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating) berkembang amat pesat pada skala kecil dan menengah sesuai dengan meningkatnya kebutuhan barang-barang logam berlapis. Limbah industri ini merupakan limbah yang cukup berat cemarannya diantaranya logam-logam berat dan sianida sebagai parameter kunci limbah dari industri ini. Saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah menetapkan aturan yang amat ketat yaitu 0,2 mg/L pada efluen (sebelumnya 0,5 mg/L) sebagai baku mutu khusus industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating). Penelitian bertujuan mengatahui, unjuk kerja reaktor ozon pada senyawa sianida pada variasi laju alir umpan dan pH, untuk moda paralel dan seri, baik sistem sirkulasi maupun cascade, sebagai salah satu opsi pengolahan limbah yang lebih bersih dan tidak menimbulkan lumpur Waktu yang dibutuhkan penyisihan 95% sianida dari 10 ppm menjadi 0,5 ppm adalah + 5-8 jam."
2009
T25932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>