Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The limited procession of resources such as physical capital especially land, finance, and technology need social resources empowerment as potential local resources followed by equality and inclusiveness in implementing of development programs. This paper tries to elaborate sociological theory in the dynamics of social capital study especially social networks linked to the social reality on empirical level. In line with the theories of new institutionalism, social networks, diffusion of innovation, and social mobility, on the empirical level it shows that agribusiness development is not supported by synchronization of policy environment in macro level, informal rules at meso level, and individual needs in micro level and availability of informal rules at meso and micro levels in the community. The failure of agribusiness development is also believed to be affected by unequal social-resources and also by less concern on the effect of economic benefit on social network, i.e. without considering the following aspects, e.g. (i) Norm and density network; (ii) The Strength of Weak Ties; (iii) The importance of Structural Holes; and (iv) The Interpenetration of Economic and Non-Economic Action in developing agribusiness. Agribusiness community will keep facing obstacles to grab opportunity in accessing information and technology innovation and in turn it will lower productivity, income and welfare as well as vertical mobility. "
Lengkap +
FOPEAGE
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat , 2004
307 JAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Wasponingsih
"Keberhasilan program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis LM3 dilndikasikan dengan kemandlrlan usaha LM3 yang dlharapkan akan berdampak pada (1) tumbuhnya LM3 sebagai embrio pembentukan inti kawasan agriblsnis; (2) berkembangnya usaha agribisnis dan agrolndustri di sekitar lokasi LM3; (3) terjadinya penlngkatan pendapatan dan kesejahteraan LM3 dan masyarakat sekitamya; serta (4)berfungsl LM3 model sebagai pusat pelatlhan pertanian·pedesaan.
Dalam perjalanannya pelaksanaan dan implementasl program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis LM3 belum memperilhatkan hasil yang optimal. Kegiatan pembinaan yang dilakukan tidak berkesinambungan serta pembinaan yang dilakukan selama ini masih bersifat parsial dan kurang sinergls. Ketiadaan instrumen sebagal pengukur ttngkat kemandtrian usaha LM3 merupakan salah satu kendala dalam melakukan evaluasi dan analisis terhadap kebljakan dalam penyelenggaraan program tersebut.
Tesis ini bertujuan menyusun suatu indeks komposit yang diharapkan btsa menjadi salah satu altematif usulan instrumen pengukur kemandirian usaha LM3 yang selanjutnya dlsebut Indeks Kemandirlan Usaha (IKU) sebagat indikator keberhasilan pemberdayaan dan pengembangan usaha agrlbtsnis LM3. Melalui representast dari indikator-indikator yang membangun indeks tersebut dilakukan ujt coba dan analisis pada empat LM3 yang terpilih."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T31642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaky
"Peran ekonomi rakyat (usaha kecil) dalam perkembangan ekonomi nasional semakin penting. Sebagai contoh dari peran usaha kecil dalam hal penciptaan lapangan kerja produktif, ada keyakinan terhadap penguatan Usaha Kecil (UK) didasarkan pada kenyataan bahwa UK merniliki kemampuan menyerap tenaga kerja dan mampu memberikan nilai tambah cukup besar. Selain itu, UK juga terbukti mampu bertahan di saat Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1997/ 1998.
Tesis ini memfokuskan perhatian pada fungsi kapital sosial dalam komunitas pengerajin usaha kecil yang ada di Desa Bojong Indah. Pemilihan komunitas ini untuk dijadikan penelitian didasarkan pada berkembangnya kapital sosial yang ada pada komunitas ini, di mana ada hubungan timbal balik (resiprokal) antara pengusaha dan para pengerajinnya.
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian peneliti ingin menggambarkan bentuk-bentuk Kapital sosial antara pengusaha kecil dan pengerajin konveksi dan bentuk-bentuk kapital sosial yang terdapat di dalamnya. Selain itu agar mampu mengungkap secara mendetail mengenai peranan kapital sosial pada komunitas usaha kecil konveksi tersebut. Dengan demikian akan memahami pola pikir dan tindakan mereka dalam setiap kegiatan yang dilakukan di komunitasnya. Untuk dapat mengungkap hal tersebut di atas, peneliti mengumpulkan data melalui bebcrapa cara yaitu; Studi dokumentasi, dan wawancara mendalam.
Yang menjadi fokus awal dari penelitian ini bagaimana komunitas usaha kecil konveksi tersebut mampu menyiasati kelemahan-kelemahan yang ada pada usaha kecil umumnya dapat berjalan dan bermanfaat baik itu bagi pengusahanya maupun bagi pengerajin yang terlihat di dalamnya, hal ini menandakan adanya hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (mutual benefit).
Definisi kapital sosiai yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua definisi (Fukuyama 2002, Turner 1999) yaitu, "Kapital sosial adalah sebagai serangkaian norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota kelompok, dan menimbulkan dorongan-dorongan yang meningkatkan potensi bagi pembangunan ekonomi dalam masyarakat dengan menciptakan dan mempertahankan hubungan sosial dan pola-pola dari organisasi sosial". Maka tesis ini berusaha menjawab kebenaran kerangka konsep tersebut melalui penelitian di Desa Bojong lndah, Kecamamn Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bentuk-bentuk kapital sosial yang ada pada komunitas usaha kecil konveksi ini sangat membantu memperlancar jalannya usaha. Adanya kepercayaan (trust) yang ada baik itu pada pedagang Pasar Tanah Abang terhadap pengusaha kecil konveksi maupun trust antara pengusaha dengan para pengerajinnya yang ada di Desa Bojong Indah tersebut. Bentuk kapital lainnya yaitu, jaringan kerja ( networking ) yang dijalin antara pengusaha kecil dengan para pedagang Pasar Tanah Abang dan networking yang dijalin antar para pengerajin konveksi. Bentuk kapital sosial yang terakhir adalah norma-norma ( norms ) yaitu peraturan-peraturan (tidak tertulis) yang terdapat dalam komunitas ini yang dapat menjaga antara hak dan kewajiban diantara pihak-pihak yang terlibat dalam usaha ini. Penelitian ini juga membahas tentang manfaat yang timbul dari usaha kecil konveksi ini. Diantaranya adalah manfaat ekonomi yang dirasakan oleh ke dua belah pihak. Manfaat ekonomi yang dirasakan pada komunitas usaha konveksi ini yaitu pemasukan penghasilan bagi semua pihak yang terlibat dalam usaha kecil konveksi ini dan terjalinnya hubungan harmonis antara pengusaha dan para pengerajinnya.
Tesis ini daiam kesimpulannya menegaskan kembali apa yang dikemukakan oleh Fukuyama bahwa kapital sosial adalah sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerja sama di antara mereka. Jika para anggota kelompok itu mengharapkan bahwa anggota-anggota yang lain akan berperilaku jujur dan terpercaya, maka mereka akan mempercayai. Fungsi kepercayaan ibarat pelumas yang membuat jalannya kelompok atau organisasi menjadi Iebih lancar dan efisien. Hal ini sekaligus merupakan implikasi teoritis dari temuan Iapangan yang ada pada komunitas usaha kecil konveksi. Di akhir tulisan, ada beberapa rekomendasi yang dimaksudkan agar bentuk-bentuk kapital sosial yang ada pada komunitas ini terus berkembang dan pada akhirnya dapat mensejahterakan semua pihak yang terlibat di dalamnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Farid Hanggawan
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi tipologi jaringan sosial para pendiri perusahaan rintisan dan kerangka institusional yang membentuk tindakan perusahaan rintisan di inkubator Bandung Digital Valley, Kota Bandung, Jawa Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Institusionalisme Baru yang dirumuskan oleh Victor Nee. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan Extended Case Method. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan wawancara mendalam terhadap informan kunci, yaitu manajemen inkubator Bandung Digital Valley dan para pendiri perusahaan-perusahaan rintisan yang diinkubasi di sana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa institusi formal yang membentuk tindakan perusahaan rintisan di Bandung Digital Valley berupa kebijakan pemerintah, birokrasi, hak kekayaan intelektual, dan kontrak. Institusi informal tidak secara jelas mengemuka dalam studi ini, sehingga yang terjadi adalah keselarasan (close-coupling) antara institusi formal dalam bentuk norma organisasi inkubator dan institusi informal yang dihasilkan dari mekanisme sosial antar pendiri perusahaan rintisan. Yang mengemuka justru tipologi jaringan sosial, baik internal maupun eksternal, sebagai strategi dari pendiri perusahaan rintisan dalam merespons target-target dan norma organisasi di Bandung Digital Valley.

ABSTRACT
This study explores the typology of social networks and the institutional frameworks that shape the action of the startup companies in Bandung Digital Valley, a digital business incubator located at Bandung, West Java. The New Institutionalism in Sociology, as formulated by Victor Nee, is employed as the theoretical lens for this study. This is a qualitatitive study that uses the Extended Case Method approach. The collection of data was conducted by observation and in-depth interview with the management of Bandung Digital Valley and the founders of startup companies. The results of this study show that the formal institutions shape the actions of startup companies through government policies, bureaucracy, intellectual property rights, and contracts. The informal institutions are not explicitly emerge in this study, so the result is a close-coupling between formal institution in the form of organizational norms and the informal institution that implicitly emerge from the social mechanisms between the founders. Instead of resulting an informal institution, the actions of founders lead to various types of social networks that are created in responding the goals and the organizational norms in Bandung Digital Valley, This study explores the typology of social networks and the institutional frameworks that shape the action of the startup companies in Bandung Digital Valley, a digital business incubator located at Bandung, West Java. The New Institutionalism in Sociology, as formulated by Victor Nee, is employed as the theoretical lens for this study. This is a qualitatitive study that uses the Extended Case Method approach. The collection of data was conducted by observation and in-depth interview with the management of Bandung Digital Valley and the founders of startup companies. The results of this study show that the formal institutions shape the actions of startup companies through government policies, bureaucracy, intellectual property rights, and contracts. The informal institutions are not explicitly emerge in this study, so the result is a close-coupling between formal institution in the form of organizational norms and the informal institution that implicitly emerge from the social mechanisms between the founders. Instead of resulting an informal institution, the actions of founders lead to various types of social networks that are created in responding the goals and the organizational norms in Bandung Digital Valley]"
Lengkap +
2015
T43798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat , 2005
361 PRO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farraz Dhafir Ramadhan Firmana
"Karya akhir ini membahas eksploitasi anak yang terjadi dalam perkebunan sawit milik perusahaan Wilmar International Ltd. Pendekatan yang digunakan adalah Kriminologi Kritis dengan menggunakan pisau analisis teori Kriminologi Marxis untuk dapat menjelaskan faktor utama terjadinya fenomena tersebut. Data sekunder yang digunakan adalah publikasi laporan penelitian dari Amnesty International pada tahun 2016, surat Amnesty terhadap Wilmar atas tuduhan pelanggaran hak pekerja, skripsi yang membahas mengenai peran amnesty terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Wilmar, laporan hasil survei Nagari Institut. Penulis menambahkan data primer melalui wawancara dengan Sawit Watch untuk memperjelas masalah yang terjadi di perkebunan sawit. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem ekonomi-politik neoliberal menjadi akar penyebab eksploitasi pekerja buruh sawit melalui sistem target yang tinggi membuat pekerja sawit kesulitan untuk mencapai target tersebut. Dampak lainnya adalah terganggunya kondisi fisik pekerja buruh sawit. Hal ini diperparah dengan adanya sanksi yang diterapkan perusahaan membuat pekerja harus mencapai target guna menghindari sanksi tersebut dengan diperbantukan oleh anak mereka. Anak bekerja dalam kondisi yang berbahaya dan dapat berdampak pada kesehatan fisik, mental serta perampasan pendidikan dan kebebasan anak. Anak mengalami kekerasan dalam bentuk eksploitasi ekonomi dan dalam kasus lain ditemukan anak juga dieksploitasi secara seksual di perkebunan kelapa sawit.

This thesis discusses the exploitation of children occurring in palm oil plantations owned by Wilmar International Ltd. The approach used is Critical Criminology, employing the analytical tool of Marxist Criminology theory to explain the primary factors behind this phenomenon. Secondary data includes the 2016 research report publication by Amnesty International, Amnesty's letter to Wilmar regarding accusations of worker rights violations, a thesis discussing Amnesty's role in violations committed by Wilmar, and the survey report by Nagari Institute. The author supplements this with primary data through interviews with Sawit Watch to clarify the issues occurring on palm oil plantations. The analysis results show that the neoliberal political-economic system is the root cause of the exploitation of palm oil plantation workers. The high target system makes it difficult for workers to meet these targets. Another impact is the disruption of the physical condition of palm oil workers. This is exacerbated by sanctions imposed by the company, forcing workers to meet targets to avoid these penalties, often with the assistance of their children. Children work in hazardous conditions, which can affect their physical and mental health, as well as deprive them of education and freedom. Children suffer violence in the form of economic exploitation, and in some cases, they are also sexually exploited in palm oil plantations."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Rahman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran social capital dalam memediasi pengaruh social media terhadap knowledge transfer dan work performance. Metode pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling, dan melibatkan 244 pegawai di Perum BULOG. Pengolahan data menggunakan SEM dengan bantuan program SmartPLS. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa social capital berperan dalam memediasi pengaruh social media terhadap knowledge transfer dan work performance. Dimensi trust dan network ties dari social capital berperan signifikan memediasi pengaruh media sosial pada knowledge transfer dan work performance, sementara shared vision hanya memediasi secara signifikan negatif pada work performance namun tidak berperan memediasi pengaruh media sosial pada knowledge transfer.

ABSTRACT
This study aims to examine the role of social capital in mediating the influence of social media on knowledge transfer and work performance. Methods of data collection using convenience sampling technique, and involving 244 employees in Perum BULOG. Data processing using SEM with the help of SmartPLS program. The results of this study prove that social capital plays a role in mediating the influence of social media on knowledge transfer and work performance. Trust dimensions and network ties from social capital play a significant role mediating the influence of social media on knowledge transfer and work performance, while shared vision only mediates negatively on work performance but does not play a role mediating the influence of social media on knowledge transfer. "
Lengkap +
2018
T51245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Hidayani
"ABSTRAK
Artikel ini membahas pembentukan jaringan sosial melalui status kerja di sektor informal dalam menghadapi peningkatan permintaan kualitas pekerja dalam pasar kerja eksternal. Studi terdahulu menjelaskan tentang modal yang dibutuhkan oleh pekerja dalam mendapatkan pekerjaan, yaitu tingkat pendidikan dan keterampilan kerja sebagai syarat kualifikasi kerja utama yang ditetapkan oleh perusahaan, dan jaringan sosial sebagai modal pendukung bagi pekerja dalam mendapatkan status pekerjaan. Tinjauan terhadap studi-studi tersebutmenemukan bahwa jaringan sosial yang dimiliki oleh pekerja dapat memberikan akses informasi yang lebih baik bagi pekerja. Penulis berpendapat bahwa jaringan sosial memiliki peran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan pemenuhan kualifikasi kerja untuk mendapatkan pekerjaan, khususnya ketika pekerja tidak mampu memenuhi syarat kualifikasi kerja. Melalui artikel ini penulis menjelaskan bagaimana upaya yang diterapkan oleh pekerja dalam memanfaatkan sektor pekerjaan informal sebagai upaya peningkatan status kerja kedalam sektor formal, yaitu dengan memanfaatkan jaringan sosial yang terbentuk dalam pekerjaan di sektor informal tersebut. Penelitian ini menggunakan studi pada pengemudi transportasi online sebagai sektor pekerjaan informal yang dimanfaatkan. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara mendalam pada studi kasus pada pengemudi armada transportasi berbasis aplikasi.

ABSTRACT
This article discusses the formation of social networks through working status in the informal sector in the face of increasing demand for skilled-workers in the external labor market. Previous studies describes the capital needed by workers in obtaining employment, namely the level of education and occupational skills as a condition of the main job qualification set by company, and social networks as a supporting capital for workers in obtaining employment status. Review of these studies found that social networks owned by workers can provide better access to information. Authors argue that social networks have a role that is not less important than the fulfillment of job qualifications, especially when workers are unable to qualify the work qualifications. Furthermore, this article explains how the efforts give by workers in utilizing the informal employment sector as a way to improve the work status into the formal sector, by utilizing social network that formed in the informal sector. This study uses a study on an online transport driver as an informal employment sector that is utilized. This article uses a qualitative approach and an in-depth interview method on a case study on an application-based transportation fleet driver."
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Budiwati
" Eksistensi pesantren merupakan fenomena sosial yang sangat menarik Bagaimana lembaga ini mampu bertahan hidup selama berabad-abad merpakan pertanyaan yang menantang. Banyak jawaban telah diberikan dan kebanyakan jawaban tersebut mengacu pada modemisasi yang dilakukan oleh pesantren dalam merespon tuntutan perubahan jaman. Akan tetapi jawaban ini tidak cukup memuaskan. karena modemisasi tidak akan berjalan kalau tidak ada kekuatan-kekuatan yang mendukungnya.
Beranjak dari asumsi ini maka kajian ini berusaha mendeskripsikan etnografi Pesantren Al Hamidiyah melalui pendeskripsian hubungan sosial-hubungan sosial yang dibentuk antara pesantren dengan pihak lain serta pemanfaatan hubungan sosial tersebut bagi pengembangan pesantren. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan pengamatan terlibat. hubungan sosial-hubungan sosial itu sendiri dilihat dari segi bagaimana proses pembentukan hubungan sosial tersebut. transaksi apa yang dibuat. bagaimana aturannya,dan nilai apa yang mendasarinya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka isi dan bentuk dari jaringan hubungan sosial bisa diketahui.
Pengkajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan hubungan sosial akan memberikan informasi tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan pesantren. Kebutuhan yang dirasakan sebagai kebutuhan utama pesantren adalah kebutuhan akan dana, sumber daya manusia, dan media promosi. Selain kajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan jaringan sosial ini juga akan memberi informasi tentang maksud dari pembentukan jaringan sosial tersebut,yaitu untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan tetapi tidak dimiliki oleh pesantren di mana akses terhadap sumber daya tersebut sangat mendukung bagi eksistensi pesantren.
Sedangkan kajian tentang jenis transaksi,norma dan nilai yang mendasari transaksi tersebut akan memberikan informasi tentang isi dari jaringan sosial yaitu apakah jaringan sosial tersebut berisi transaksi yang didasarkan atas hubungan kekerabatan,pertemanan,maupun ketetanggaan. Di samping itu kajian tentang transaksi,norma dan nilai ini juga akan memberi informasi tentang bentuk jaringan sosial,yaitu apakah berbentuk vertikal sebagai jaringan patron klien atau berbentuk horisontal. Melalui kajian tentang bentuk dan isi jaringan sosial maka akan dapat diketahui tentang dampak jaringan sosial tersebut bagi pesantren."
Lengkap +
2001
T903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>