Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013
720.28 CHI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, C. Leslie
Jakarta: Erlangga, 1991
720.28 MAR at (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Frank
Jakarta: Erlangga, 1997
720.28 CHI at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Goodban, William T.
Jakarta: Erlangga, 1995
720.28 GOO g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Djaya Atmadja
"Skripsi ini membahas peran sketsa dalam tahapan merancang arsitektur terkait dengan penyajian pesan yang ingin disampaikan. Sketsa yang dibuat langsung menggunakan tangan dengan kualitas cepat dan bebas, merupakan salah satu representasi dan komunikasi ide arsitektur dalam proses perancangan. Sketsa merupakan proses berpikir visual terkait eksternalisasi mental image arsitek dalam penggagasan ide-ide arstekturnya. Ide arsitektur ini dieksternalisasi dalam perwujudan elemen visual yang ada pada sketsa. Hal ini berkaitan dengan potensi dan peranan sketsa yang mungkin digunakan dalam berbagai tahapan merancang.

This study discusses about the role of sketches in architectural design process associated with the presentation of the idea. Sketches, drawing that are made directly by hand with fast and free qualities, is one of the representation and communication of architecture ideas in design process. Sketches are visual thinking process related to externalization of architect's mental image in initiating his her architectural ideas. The architectural idea is externalized in the embodiment of visual elements that exist in the sketch. It relates to the potential and role of sketches that may be used in various stages of architectural design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Frank
Jakarta: Erlangga, 1996
720.28 CHI at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fiditya Daisy Charisma Aulia
"Tesis desain ini menggunakan pendekatan kolase untuk mencapai arsitektur berbasis representasi. Ide dari tesis ini berangkat dari melihat bagaimana sebuah gambar kolase hadir sebagai suatu kesatuan representasi yang utuh dengan menggabungkan bagian-bagian kecil untuk membentuk narasi dan menghilangkan makna asli dari setiap bagian sebelum dilakukan penggabungan gambar. Untuk melihat bagaimana kolase dapat membentuk narasi, dilakukan proses analisis pembongkaran kolase untuk melihat detail yang ada didalamnya, proses ini kemudian digunakan sebagai metode untuk membongkar narasi yang terdapat dibalik sebuah representasi. Dari hasil analisis tersebut ditemukan bahwa terdapat empat tahap utama dalam melakukan teknik kolase yaitu, menentukan part, menentukan skala dari masing-masing bagian, melakukan proses layering, dan menentukan fokus pada image akhir. Temuan metode ini digunakan untuk membaca fasad bangunan untuk melihat narasi dari bagian bangunan tersebut, dan kemudian mekanisme ini dijadikan metode perancangan untuk dapat membentuk sebuah representasi narasi arsitektur.

This thesis design uses collage methods as an approach to achieve representation-based architecture. The idea of this thesis comes from seeing how a collage image presents itself as a whole representation by combining small parts to form a narrative and removing the original meaning of each part before it is combined to each other. To see how a collage can form a narrative, a process of analyzing the collage's dismantle is to be carried out to see the details that exist in it. This process is then used as a method to break down the narrative that exists behind a representation. From the results of the analysis, it was found that there are four main stages in performing the collage technique: determining parts, determining the scale of each part, performing the layering process, and determining the focus of the final image. The findings of this method are used to read the building facade to see the narrative of the building, and then this mechanism is used as a design method to be able to form a representation of the architectural narration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reid, Grant W.
Jakarta: Erlangga, 2001
712 REI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutari Maya Rianty
"Sejak kemunculan aplikasi photo-sharing Instagram, masyarakat terlihat semakin gemar memotret dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal yang dapat menjadi objek foto pun sangat beragam, mulai dari kegiatan sehari-hari sampai objek-objek yang terlihat sangat instagrammable, atau layak untuk diunggah ke Instagram karena memenuhi standar estetika tertentu. Salah satu objek yang tampaknya telah dianggap sebagai objek foto yang instagrammable adalah arsitektur. Namun, foto-foto arsitektur yang ada di Instagram hanyalah adalah representasi yang instagrammable dari sebuah arsitektur. Padahal, arsitektur tidak hanya dibentuk oleh elemen-elemen yang terlihat, tapi juga oleh aspek-aspek spasial yang tidak kasat mata.
Tulisan ini membahas bagaimana arsitektur dapat dikatakan sebagai objek foto yang instagrammable, juga sejauh apa foto arsitektur yang instagrammable dapat merepresentasikan dan menyampaikan makna dari arsitektur yang difoto. Sebuah foto yang instagrammable bisa jadi bukanlah media yang paling tepat untuk merepresentasikan arsitektur karena lebih menekankan pada estetika visual dibandingkan menyampaikan makna dari arsitektur itu sendiri.

Since Instagram launched several years ago, society seems to be more eager to take photos and record everything they do or see and share them online through the famous photo sharing application. There are a lot of things that are considered to be instagrammable photo objects. The term instagrammable is used to identify photos that are worthy enough to be posted on Instagram. Meanwhile, architecture seems to already be considered as one of those instagrammable objects. However, the architecture we see on Instagram is only the instagrammable representation of it, not the real one. Architecture is supposed to be formed not only by tangible elements, but also the intangible spatial aspects.
This paper discusses how architecture is interpreted to be instagrammable, then to what extent an instagrammable architectural photograph can represent the meaning of architecture itself. An instagrammable photo, despite of having high aesthetic level, is probably not the best media to deliver architectural meanings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Jatasya Adrianie
"Gambar sebagai representasi arsitektur merupakan hubungan yang kompleks antara gambar, penggambar, objek yang direpresentasi dan pengamat. Hubungan yang kompleks tersebut dapat menyebabkan ketidaksesuaian gambar dengan kondisi penggambaran. Sehingga pernyataan bahwa gambar adalah bahasa universal perlu ditinjau kembali.
Gambar memiliki sifat dualistik yang ditandai oleh keberadaan dua sisi yang berkebalikan. Dualistik dapat menimbulkan keraguan terhadap kecenderungan penggunaan gambar di dalam arsitektur sehingga gambar tidak lagi dianggap representatif. Sifat tersebut tidak hanya membatasi tetapi juga mendefinisi.
Hasil studi yang dilakukan pada beberapa gambar proyeksi aksonometri menunjukkan bagaimana dualistik terjadi pada gambar. Dualistik dapat dilihat sebagai konsekuensi proses membuat gambar. Dengan memahami dualistik, penggambar mampu memberikan tanggapan yang sesuai dan tetap bekerja dengan gambar.

Drawing, being architectural representation, is constituted by complex relationships between drawing, its draughtsman, represented object and readers. These complicated relationships could cause incompatibility between drawing and its condition. Therefore, drawing can not be perceived as universal language.
Drawing has dualistic as its nature that can be indicated by the presence of two opposite sides. Dualistic could further provoke doubts in the tendency of using drawing as architectural representation. Drawing can no longer be considered representative. This nature not only limits but also defines.
The results of studies conducted on several axonometric projection drawings indicate how dualistic occurs within drawing. Understanding dualistic, draughtsman (and also architect) may be able to give appropriate and corresponding response to it while still working with drawing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>