Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukawati Susetyo
"Penelitian ini menelisik seni bangun dan seni arca Padang Lawas. Di samping mempunyai kemiripan dengan masa Jawa Tengah (abad ke-8-10 M) dan Jawa Timur (abad ke 13-15 M), juga mempunyai corak yang khas. Beberapa gaya seni bangun dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur itu berkenaan dengan denah, bentuk biaro, perbingkaian, kala-makara, penggunaan bahan, bentuk arca penjaga berupa figur manusia dan singa. Adapun gaya seni bangun yang merupakan ciri khas dari kepurbakalaan Padang Lawas berupa biaro tanpa objek yang dipuja, penataan biaro induk dan perwara, arca penjaga berbentuk buaya dan gajah, dan penempatan arca penjaga berbentuk manusia di samping makara.
Gaya seni pahat dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dijumpai pada kepurbakalaan Padang Lawas, misalnya figur prajurit yang dipahatkan di dalam mulut makara dan pahatan untaian bunga berbentuk guirlande Meskipun bentuk makara Padang Lawas mirip dengan yang ditemukan di Prambanan, namun gaya pemahatannyapun mempunyai corak yang khas. Adapun corak khusus seni pahat yang ditemukan di Padang Lawas yaitu pahatan arca penjaga dan singa yang mempunyai bentuk tubuh berbeda dengan pahatan di Jawa.
Bentuk penjaga wanita mungkin disesuaikan dengan figur setempat. Mengenai latar keagamaan kepurbakalaan Padang Lawas, berdasarkan studi ikonografi terhadap arca dan relief yang menggambarkan wajah-wajah menyeramkan serta prasasti singkat bertuliskan mantra-mantra aliran Tantris, jelas membuktikan bahwa masyarakat pendukung biaro di Padang Lawas adalah pemeluk agama Buddha aliran Vajrayana. Suatu hal yang menarik adalah terdapatnya temuan berupa arca Ganeśa dan Yoni yang ditemukan pada Biaro Bahal 2 dan Tandihat 1 pada waktu dilakukan pembersihan situs. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua jenis temuan itu merupakan indikasi kuat terdapatnya agama Hindu aliran Śaiwa yang dianut di Padang Lawas. Diduga pada zaman dahulu terdapat komunitas penganut agama Hindu Śiwa di sana. Arca Ganeśa dan Yoni tersebut merupakan temuan lepas maka bisa saja dipindahkan pada saat benda tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Di samping kedua temuan itu, ada termuan lain yang sempat ?dicurigai?sebagai indikasi adanya agama Hindu Śiwa, yaitu lapik arca berhias naga, dan arca memegang trisula, namun terbukti bahwa kedua artefak tersebut tidak ada hubungannya dengan agama Hindu Śiwa, jadi latar keagamaan kepurbakalaan di Padang Lawas adalah Buddha aliran Vajrayana.

This research is to explore the art of build and the art of sculpture in Padang Lawas, besides have some similarities with the period of Central Java (8th-10th Century) and East Java (13th -15th century), also have its own distinctive styles. There are styles of Central Java and East Java with respect to plans, forms of biaro, frames, kala-makara, use of materials, the shape of the guard statues of human figures and lion. The art styles, that characteristics of the archeological Padang Lawas, are the shape and arrangement of the main and perwara temple or biaro, statues of a crocodile and elephant-shaped guard, and the placement of human-shaped statues guard beside the makara.
Sculptural art style of the Central Java and East Java that found in Padang Lawas, such as a carved figure of a soldier in the mouth of makara and decoration of garlands flowers shaped. Although Padang Lawas?s makara forms are similar to those found in Prambanan, yet stylish designs have its own typical of carving.
The special styles of carving found in Padang Lawas are carved lion statue guards and having different body shapes from Java?s. Forms of female guard maybe adjusted to local figures. Regarding the religious background of archeological Padang Lawas, based on studies of the statues and reliefs iconography, depicting scary faces and a brief Tantric?s inscription spells, clearly proves that the people of Padang Lawas biaro worshipers were followers of the Vajrayana school of Buddhism. The interesting things are the presence of findings such as Ganesha and Yoni statues found at Biaro Tandihat, Bahal 2 and 1 when the sites were cleaning out. It is inevitable that these two types of findings are strong indication of the presence of the Hindu Shaivas flow were adopted in Padang Lawas. Presumably there were community of ancient Hindu Shiva there, Yoni and statues of Ganesha could have moved when the object were no longer used. In addition to these two findings, there are others which could be assumed as indication of the Hindu Shiva, which are the dragon decorated pedestal and the holding trident statue, however these had proved that the two artifacts are not related to the Hindu Shiva, so the religious background of archeological in Padang Lawas is Vajrayana Buddhism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmiya Dinda S.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11569
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiandini Widiarti
"Penelitian terhadap Arca Ganesha di Jawa pernah dilakukan dan terbukti bahwa Ganesha diarcakan berbeda-beda sesuai dengan kalangan masyarakat pendukungnya. Berdasarkan penelitian Ganesha di Jawa ini, maka kiranya perlu juga meneliti Ganesha di Bali, khususnya di Bedulu dan Pejeng, sebagai tempat berkembangnya Hinduisme dan Buddhisme pada masa Bali klasik. Objek yang diteliti sebanyak 25 arca Ganesha yang masih dapat diamati, yang tersebar di pura-pura sekitar Bedulu dan Pejeng. Penelitian ini sendiri dilakukan untuk melihat persamaan dan perbedaan antara pengarcaan Ganesha di Jawa dengan Di Bedulu dan Pejeng.
Dalam upaya memperoleh data, metode yang digunakan ialah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan tahap awal berupa pengamatan terhadap ciri umum arca yang meliputi : Perincian teknik penggarapan, terdiri atas : Penggarapan permukaan, Penggarapan perhiasan, cara penggarapan perhiasan dan gerak garis. Perincian tokoh, terdiri atas : sikap badan, bentuk badan, bentuk mata. Perincian benda yang dipakai, meliputi : bentuk mahkota, perhiasan mahkota, bentuk upavita, dan bentuk dasar gelang tangan. Perincian benda yang dipegang, meliputi : benda yang di tangan kiri belakang, di tangan kanan belakang. Di tangan kiri depan, dan di tangan kanan depan. Perincian benda yang melengkapi, meliputi : bentuk stela, sisi-sisi stela, bentuk sirasckara, dan puncak sirascakra. Hasil deskripsi ini digunakan untuk membuat klasifikasi taksonomi dan perbandingan kesemua arca tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah agar arca Ganesha tersebut diduga dibuat sebelum masa Singasari."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardjo
"Penelitian ini membahas tentang aktivitas keagamaan dan latar belakang keagamaan berdasarkan data arkeologi yang terdapat pada kepurbakalaan lereng utara pegunungan kapur Tulungagung Selatan pada abad ke XI-XV M, tersebar dibeberapa wilayah kecamatan seperti Kecamatan Boyolangu, Kecamatan Campurdarat, Kecamatan Sumbergempol, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Ngunut. Secara umum penelitian ini akan berusaha melihat gambaran tentang Aktivitas keagamaan dan latar belakang dan secara khusus penelitian ini akan melakukan pembahasan pada setiap kepurbakalaan yang berkaitan dengan data arkeologi, seperti Relief cerita, Gua pertapaan, Patirthan, Arca dewa, Batu teras dan Monolith.
Kajian ini akan menggunakan teori dan konsep yang lajim dilakukan, adalah peralatan ritus dan upacara sebagai sarana dan peralatan menjalankan aktivitas keagamaan yang berwujud merupakan tempat - tempat pemujaan, arca-arca, peralatan bunyi-bunyian dan pakaian yang bersifat suci ini merupakan data yang dapat dikaitkan dengan data arkeologi yang terdapat di kepurbakalaan lereng utara pegunungan kapur Tulungagung Selatan. Selanjutnya data arkeologi yang berada di sekitar penelitian akan menjadi pembanding dalam rangka mengungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian keagamaan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, adalah analisis mengenai keagamaan di kepurbakalaan lereng utara pegunungan kapur Tulungagung Selatan, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dan persamaan, dalam prosesi upacara keagamaan dan latar belakang keagamaan oleh pelaku upacara keagamaan sedangkan tokoh dewa yang terdapat pada tempat pemujaan akan memberikan gambaran tentang latar belakang keagamaan, pada setiap kepurbakalaan, berdasarkan data arkeologi yang terdapat di kepurbakalaan lereng utara pegunungan kapur Tulungagung Selatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Penelitian yang dilakukan terhadap Biaro Bahal I bertujuan untuk mengetahui bentuk asli, gaya arsitektur dan kronologi relatif Biaro Bahal I sehingga dapat diketahui apakah Biaro tersebut termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Panei sehingga diharapkan lewat penelitian ini salah satu dari tiga tujuan Arkeologi yaitu rekonstruksi sejarah kebudayaan dapat terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan lewat survei literatur dan lapangan. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis perbandingan atau analogi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaro Bahal I memiliki gaya arsitektur sendiri yang berbeda dengan gaya arsitektur yang dikenal pada candi-candi di Jawa. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini berasal dari abad XIV M se-zaman dengan Candi Brahu dan Jabung yang berlokasi di Jawa Timur. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini merupakan tinggalan dari Kerajaan Panei yang menurut Nagarakrtagama (tahun 1365 M) merupakan negara vasal Majapahit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the area of Padang Lawas, there are many biaros as the archaeological remains, especially along DAS Barumun and DAS Batang Pane. The existence of various remains in the region due to the availability of natural resources needed by human to his life. Various existing natural resources are exploited by people with supported by its own technology."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Mentari
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T49711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna Lestari
"Menurut mitologi Hindu Harihara adalah satu bentuk Siva dan Vishnu dalam satu tubuh. Siva digambarkan pada sisi sebelah kanan dan Vishnu di sisi sebelah kiri. Harihara hadir untuk meredakan perselisihan yang terjadi antara penganut Sivaisme dengan penganut Vishnuisme yang jumlahnya cukup dominan di India. Perselisihan itu terjadi karena masing-masing penganut berusaha menunjukkan bahwa dewa utama yang mereka puja lebih 'hebat' dari dewa lainnya. Penelitian ikonografi dan gaya seni arca Harihara Jawa koleksi Museum Nasional Jakarta bertujuan untuk menguraikan ciri-ciri khan arca Harihara, bagaimana bentuk penggambarannya, adakah perbedaan penggambaran antara arca yang berasal dari Jawa Tengah dengan arca yang berasal dari, Jawa Timur, serta adakah persamaan dan perbedaan dengan arca Harihara di India.
Seluruh arca Harihara yang diteliti merupakan koleksi Museum Nasional Jakarta. Ada 11 arca koleksi Museum Nasional Jakarta yang diidentifikasikan sebagai arca Harihara, terdiri dari 10 arca berasal dari Jawa Timur dan 1 dari Jawa Tengah. Arca-arca tersebut dipotret dan diukur untuk kemudian dilakukan pemerian dengan menggunakan Model Deskripsi Arca Tipe Tokoh (Sedyawati 1983). Kajian kepustakaan yang digunakan berupa tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan objek yang dibahas. Kitab-kitab agama Hindu yang berkenaan dengan data ikonografi, ikonometri dan mitologi, tidak digunakan kitab-kitab aslinya, melainkan basil kutipan dan terjemahan dari kitab-kitab tersebut yang telah diterbitkan.
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengarcaan Harihara koleksi Museum Nasional Jakarta dari Jawa Timur ber-beda dengan dari Jawa Tengah. Arca Harihara Jawa Tengah dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri yang lebih mendekati kesamaan dengan arca Harihara di India dibandingkan dengan Jawa Timur. Ciri-ciri yang biasa ditemukan pada arca Harihara, seperti sikap berdiri samabhanga, mahkota berbentuk sebelah kanan kirilamakula dan sebelah kiri jamalakuta, tangan kanan memegang Laksana Siva dan tangan kiri memegang Laksana Vishnu, dan di samping kanan dan kiri arca terdapat vaharaa berupa Nandi dan Garuda, dijumpai pada arca Harihara Jawa Tengah. Sedangkan pada arca Jawa Timur ciri-ciri yang pada umumnya dijumpai adalah sikap berdiri dan Laksana yang dipegangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Relief art style that can be interpreted as a redudancy to a certain style, at certain times and places can be used as an indication for the presence of outside influences that affect a work relief. In addition, by comparing the art style can be a relative dating to the building of the temple, in this case is a temple in Simanghambat, North Sumatera."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>