Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cheng, Y.M.
London: Routledge, 2008
624.151 36 CHE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa curah hujan dan gempa bumi adalah dua mekanisme utama yang memicu tanah longsor (Keefer, 1984; Schuster et al, 1996;. Crosta, 2004). Untuk tanah longsor disebabkan gempa, banyak telah dilakukan penelitian mendalam tentang identifikasi dan deskripsi tanah longsor coseismal, terutama yang disebabkan oleh gempa bumi bencana ( Keefer, 1984; Harpa et al, 1991;. Jibson et al, 1994;. Harpa dan Jibson, 1996; Khazai dan Sitar, 2004). Pada Rabu,September 30, 2009, jam 5:16, sebuah gempa 7,6 Mw melanda pantai barat Sumatera, yang menyebabkan tanah longsor bidang di tiga desa di Kanagarian Tandikat dan menelan korban jiwa 360 orang.
Penelitian ini mengkaji metode perkiraan untuk menentukan pengaruh infiltrasi pada stabilitas lereng dari dua lapisan dan akibat gempa. Ada dua pendekatan: 1.Analisa matematika dengan kondisi jenuh menggunakan model Hijau-Ampt, 2.Analisa numerik dengan kondisi jenuh menggunakan.
Hasilnya adalah perpindahan akibat meningkatnya variasi kohesi, Dalam kondisi hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi, hal ini ditunjukkan oleh respon yang lebih besar sebelum hujan dan setelah hujan, dan perpindahan pada bagian lereng lebih besar dari bagian datar. Hal ini berarti variasi kohesi yang disimulasikan infiltrasi air hujan pada tiga kondisi, menyebabkan amplifikasi lokal, hal ini lebih berbahaya karena keberadaan air. Yang paling berisiko tanah longsor jika ada air tanah di lapisan batuan yang memisahkan pasir karena akan berisiko karena bidang tanah longsor mengikuti aliran air tanah.

Previous studies have shown that rainfall and earthquakes are two main mechanisms that trigger landslides (Keefer, 1984; Schuster et al., 1996; Crosta, 2004). For earthquake induced landslides, many studies have been concerned with the identification and description of coseismal landslides, particularly those caused by catastrophic earthquakes (see, for example, Keefer, 1984; Harp et al., 1991; Jibson et al., 1994; Harp and Jibson, 1996; Khazai and Sitar, 2004). On Wednesday September 30, 2009,at 5:16 p.m., an Mw 7.6 earthquake struck the west coast of Sumatra that caused landslides fields in three villages in Kanagarian Tandikat a lost life of about360 victims.
This study examines an approximate method for determining the influence of infiltration on the stability of the two superficial layers of slope. There are two approaches: mathematical 1.Analyse unsaturated conditions with the Green- Ampt model, 2.Numerical analysis of saturated conditions using the program FLAC 3D.
The result is displacement increased as the variation of cohesion In the condition when the rain greater than capacity infiltration showed a greater response conditions before the rain After the rain, and the displacement at the slope section greater than flat section. its means variation of cohesion which is simulated rainwater infiltration at all three conditions, causes amplification of the amplification local, is more dangerous because of the presence of water. Who is most at risk of landslides if there is groundwater in the rock which separates the sand it would be risky because the field of landslides following the flow of groundwater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29925
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Wiley, 1996
624.162 SLO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deks Sazha Salsabil
"Salah satu permasalahan yang terjadi akibat kompleksitas tanah adalah pergeseran pada lereng Jembatan Cisomang yang berada pada Jalan Tol Purbaleunyi KM 100 700 Cikampek-Padalarang. Peninjauan yang dilakukan oleh Pusjatan menunjukkan adanya pergeseran/deformasi lateral lereng sebesar 57,02 cm yang dapat menyebabkan keruntuhan/kegagalan struktur jembatan. Hal ini diduga karena adanya degradasi kekuatan dari jenis tanah clayshale akibat infiltrasi air Sungai Cisomang. Clayshale adalah jenis tanah yang sangat sensitif dan kompleks akibat kandungan montmorillonite didalamnya. Sehingga memiliki karakter kembang susut yang besar akibat perubahan kadar air yang ada.
Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh perkuatan lereng dengan metode penambahan borepile sebagai dinding penahan tanah. Selain itu juga dilakukan analisis balik terkait kondisi struktural pondasi eksisting dari Jembatan Cisomang, khususnya pada titik P2, akibat deformasi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi metode elemen hingga finite element method dalam menyimulasikan kondisi tanah yang ada.
Hasil analisis didapatkan bahwa dengan beberapa variasi penambahan borepile sebagai perkuatan lereng, dapat mengurangi deformasi lateral yang terjadi. Hasil lainnya yang didapatkan adalah, banyak pondasi eksisting terutama di titik P2 jembatan yang telah mengalami kegagalan/keruntuhan struktur akibat deformasi lateral. Dari hal tersebut maka diperlukan perkuatan lereng Jembatan Cisomang serta analisis lebih lanjut terkait perbaikan pondasi eksisting.

One of the problem caused by the complexity of soil is the deformation of Cisomang Bridge rsquo s slope on Purbaleunyi Highway KM 100 700 Cikampek Padalarang. The observation done by Pusjatan stated there is 57,02 cm lateral deformation happened that can cause structural failure of the bridge. This is happened because there is soil strength reduction of the clayshale caused by infiltration of water from Cisomang river. Clayshale is one of the sensitive and complex kind of soil because of montmorillonite mineral inside. So this kind of soil has big shrinkage characteristic based on change of the water content.
Because of that, this research analyze the influence of reinforced slope by bore pile as retaining wall. Furthermore, this also analyze the structural condition of existing foundation of the bridge, especially on P2 point. This research is done by 3 dimensional modelling of finite element method to simulate the condition of the soil.
The analysis result is, from some variation of the bore pile as retaining wall, can decrease the lateral deformation happened. In addition, it is also obtained that a lot of existing foundations on P2 point that have structural failure because of the lateral deformation. According to those analyses, it is necessary to reinforce the slope of Cisomang Bridge, and also it is needed to have further analysis of the existing foundation reparation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Anggraeni
"Emas merupakan komoditas logam yang dibutuhkan berbagai sektor industri, sehingga permintaan produksinya kian meningkat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan produksi emas di pertambangan terbuka adalah faktor keselamatan. Faktor keselamatan erat kaitannya dengan masalah kestabilan lereng, di mana keadaan lereng yang tidak stabil berpotensi mengakibatkan keruntuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas massa batuan, tipe keruntuhan, dan kondisi kestabilan lereng pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan data yang meliputi orientasi bidang diskontinuitas, geometri lereng, sampel batuan, pengujian kuat tekan batuan, dan data sekunder lainnya. Data tersebut kemudian diintegrasikan dan diolah untuk mengetahui nilai kualitas massa batuan, analisis kinematika, dan analisis kestabilan lereng. Pengolahan data kestabilan lereng mengacu pada kerentanan lereng terhadap keruntuhan non-circular dilakukan melalui simulasi perangkat lunak Swedge, dan RocPlane. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas massa batuan di daerah penelitian termasuk ke dalam kelas II (good rock). Tipe keruntuhan non-circular yang didapatkan melalui analisis kinematika menunjukkan bahwa keruntuhan baji berpotensi terjadi pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Potensi keruntuhan planar juga ditemukan pada lereng tunggal 2. Kestabilan lereng daerah penelitian menunjukkan kondisi stabil dan aman, dimana nilai faktor keamanan yang didapatkan bernilai lebih dari 1,3 (FK>1,3).

Gold is a metal commodity that is needed by various industrial sectors, so demand for its production is increasing. One factor that needs to be considered when implementing gold production in open-pit mining is the safety factor. The safety factor is closely related to the problem of slope stability, where an unstable slope has the potential to cause collapse. The aim of this research is to determine the quality of the rock mass, type of failure, and slope stability conditions on each single slope at the research location. This research began with data collection which included discontinuity plane orientation, slope geometry, rock samples, rock compressive strength testing, and other secondary data. The data is then integrated and processed to determine rock mass quality values, kinematic analysis and slope stability analysis. Processing of slope stability data which refers to the vulnerability of slopes to non-circular failure is carried out through Swedge and RocPlane software simulations. The analysis results show that the quality of the rock mass in the research area is included in class II (good rock). The non-circular failure type obtained through kinematic analysis shows that wedge failure has the potential to occur on every single slope at the research location. The potential for planar collapse was also found on single slope 2. The stability of the slope in the research area showed a stable and safe condition, where the safety factor value obtained was more than 1.3 (FK>1.3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duncan, J. Michael
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
624.151 363 DUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawan Irkhamni
"Kota Bogor memiliki julukan sebagai Kota Hujan karena tingkat curah hujannya tinggi. Akibatnya, Kota Bogor mengalami cukup banyak bencana tanah longsor. Salah satu upaya dalam mitigasi bencana tanah longsorUntuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mendeteksi wilayah yang termasuk dalam kategori bahaya bencana tanah longsor, dibuatlah peta bahaya bencana tanah longsor. Peta ini dibuat berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng secara dua dimensi menggunakan perangkat lunak GTS NX. Hasil pada peta spasial bahaya bencana tanah longsor menunjukkan adanya bahaya bencana tanah longsor pada suatu titik di sepanjang area objek penelitian.

Bogor City has high level of rainfall. As a result, Bogor City suffered many landslides. To help the government and the community in evaluating areas that fall into the landslide hazard category, a landslide hazard map has been created. This map was created based on the results of a two-dimensional slope stability analysis using GTS NX software. The results on the spatial map of landslide hazards show that there is a landslide hazard at a point along the research object area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Camelia
"Jalan Tol Indralaya-Prabumulih merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang sedang dibangun oleh PT. Hutama Karya Infrastruktur. Pembangunan JTTS ini nantinya akan menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera. Dalam pembangunan jalan tol tentunya perlu memperhatikan aspek kestabilan lereng yang ditinjau secara geologi teknik, terutama pada pekerjaan konstruksi lereng galian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah gaya-gaya dari luar yang memicu getaran seperti gempa bumi dan pembebanan di sekitar lereng. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai faktor keamanan lereng pada STA 52+950 L dan STA 52+950 R JTTS Simpang Indralaya-Prabumulih dengan dan tanpa pengaruh gempa bumi serta penambahan beban. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan metode kesetimbangan batas melalui software Geostudio 11.3. Berdasarkan model desain awal didapatkan nilai faktor keamanan lereng tanpa pengaruh gempa menunjukkan kondisi stabil (FS>1,25), sedangkan pada kondisi gempa nilai FS tergolong kritis. Pada keadaan gempa dan penambahan beban dengan gempa secara bersamaan, lereng STA 52+950 L memiliki nilai FS=1,183 dan FS=1,141, sedangkan lereng STA 52+950 R memiliki nilai FS=1,156 dan FS=1,147. Oleh karena itu diperlukan rekomendasi desain baru dengan mengubah geometri lereng untuk mencegah terjadinya longsor pada daerah penelitian. Pengubahan geometri lereng dilakukan dengan membuat penanggaan (benching) agar sudut lereng secara keseluruhan menjadi lebih landai. Nilai faktor keamanan lereng dengan rekomendasi desain baru pada kondisi gempa menjadi tergolong stabil dengan FS>1,25. Selain itu sudut lereng secara keseluruhan juga mengalami penurunan dari 25° menjadi 20° untuk STA 52+950 L, dan 28° menjadi 20° untuk STA 52+950 R.

Indralaya-Prabumulih Toll Road is part of the Trans Sumatra Toll Road (JTTS) which is being built by PT. Hutama Karya Infrastruktur. The construction of JTTS will connect cities on Sumatra. In the construction of toll roads, it is necessary to pay attention to aspects of slope stability which are reviewed from a geological engineering perspective, especially in excavation slope. One of the factors that affect the stability of the slope is external forces that trigger vibrations such as earthquakes and loading around the slope. Therefore this study was conducted to analyze the safety factor of the slopes at STA 52+950 L and STA 52+950 R JTTS Indralaya–Prabumulih intersection with and without the influence of earthquakes and surcharge loads. Slope stability analysis was carried out using the limit equilibrium method through Geostudio 11.3. Based on the initial design model, the safety factor of the slope without the influence of the earthquake shows a stable condition (FS> 1.25), while in earthquake conditions the FS value is classified as critical. In earthquake condition and the addition of traffic loads with the earthquake simultaneously, the slope at STA 52+950 L has safety factor values FS=1.183 and FS=1.141, while the slope at STA 52+950 R has safety factor values FS=1.156 and FS=1.147. Therefore a new design recommendation is needed by changing the slope geometry to prevent landslides in the study area. Changing the geometry of the slope is done by making benches so that the overall angle of the slope becomes more gentle. The value of the slope factor of safety with the recommendation of a new design in earthquake conditions is classified as stable with FS> 1.25. In addition, the overall slope angle also decreased from 25° to 20° for STA 52+950 L, and 28° to 20° for STA 52+950 R."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Abdulhaq
"Pada pembangunan jalan tol ini, untuk memaksimalkan penggunaan lahan maka dibuat jalur melewati bukit dan membelah bukit yang menyebabkan terbentuknya lereng-lereng. Lereng-lereng yang terbentuk mempunyai potensi longsor jika tidak direkayasa sebaik mungkin. Penelitian ini dilakukan pada daerah konstruksi jalan tol oleh PT. Wijaya Karya Tbk. di Legok Kaler hingga Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan kondisi geologi teknik, menganalisa kondisi kestabilan lereng pada daerah penelitian serta membandingkan dua cara perhitungan metode analisis kesetimbangan batas yaitu Bishop dan Morgenstern & Price terhadap nilai faktor keamanan yang didapat. Peta geomorfologi pada daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan yaitu satuan perbukitan-perbukitan tinggi vulkanik agak curam-curam dan satuan perbukitan tinggi vulkanik datar-agak curam. Kondisi geologi teknik dibagi menjadi empat yaitu satuan tanah pasir lanauan plastisitas tinggi (SMH), satuan tanah pasir lanauan plastisitas rendah (SML), satuan batuan tuff lapuk rendah-sedang, dan satuan batuan breksi tuff lapuk rendah. Hasil analisis kestabilan lereng di daerah penelitian menunjukkan nilai faktor keamanan sebesar 1,319 dengan metode Bishop dan 1,444 dengan metode Morgenstern & Price.

n the construction of this toll road, to maximize land use, a route was made to pass through the hill and divide the hill which causes the formation of slopes. The slopes that are formed have the potential for landslides if not engineered as well as possible. This research was conducted in the toll road construction area by PT. Wijaya Karya Tbk. in Legok Kaler to Paseh, Sumedang Regency, West Java. The purpose of this study was to map engineering geological conditions, analyze slope stability conditions in the study area and compare the two methods of calculating the boundary equilibrium analysis method, namely Bishop and Morgenstern & Price against the obtained safety factor values. The geomorphological map in the study area is divided into two units, namely the high volcanic hills unit is rather steep and the high volcanic hills unit is flat-rather steep. The engineering geological conditions are divided into four, namely high plasticity silty sand soil units (SMH), low plasticity silty sand soil units (SML), low-medium weathered tuff rock units, and low weathered tuff breccia rock units. The results of the analysis of slope stability in the study area showed a factor of safety of 1.319 with the Bishop method and 1.444 with the Morgenstern & Price method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faya Diba Pradiastri
"Kegiatan awal dari penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah pengupasan lapisan tanah penutup. Lapisan tanah penutup tersebut akan dipindahkan pada suatu area penimbunan yang disebut dengan area disposal. Lapisan tanah penutup yang dipindahkan tersebut akan ditimbun menjadi lereng disposal. Penentuan area disposal dan rancangan desain lereng disposal harus direncanakan secara tepat guna untuk menghindari keruntuhan dan amblasan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan penghambatan proses penambangan. Untuk menghindari risiko yang akan terjadi, pada penelitian ini dilakukan analisis daya dukung tanah pada area disposal untuk mengetahui nilai daya dukung tanah yang diizinkan dan perencanaan desain lereng disposal untuk mengetahui geometri lereng yang menghasilkan nilai faktor keamanan lereng yang stabil. Nilai daya dukung tanah dan desain lereng stabil dihasilkan dari beberapa metode pengujian diantaranya adalah uji mekanika tanah, uji daya dukung tanah dan analisis kestabilan lereng. Sampel yang digunakan untuk analisis adalah 5 sampel yang terdiri dari 4 sampel tanah base yang diambil di setiap kedalaman 50 cm dan 1 sampel material overburden. Nilai daya dukung tanah yang didapatkan dari kedalaman 0-2 m adalah >375 ton/m2 untuk fondasi memanjang. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis kestabilan lereng didapatkan sudut kemiringan 17° dengan nilai FK statis 2,501 dan FK dinamis 1,114 merupakan desain yang direkomendasikan sebagai desain lereng yang paling stabil. Desain lereng stabil memiliki ketinggian lereng 15 m yang menghasilkan beban persatuan luas adalah 18 ton/m2 sehingga material overburden bisa langsung ditimbun pada kedalaman 0-0,5 meter.

The initial activity of coal mining using the open pit method is stripping the overburden. This overburden will be moved to an area called the disposal area. The overburden layer will be piled into a disposal slope. Determining the disposal area and designing the disposal slope must be planned appropriately to avoid collapse and subsidence which can result in work accidents and hinder the mining process. To avoid risks that will occur, in this research an analysis of the soil bearing capacity in the disposal area was carried out to determine the allowable soil bearing capacity value and disposal slope design planning to determine the slope geometry that produces a stable slope safety factor value. Soil bearing capacity values and stable slope designs are produced from several test methods including soil mechanics tests, soil bearing capacity tests and slope stability analysis. The samples used for analysis were 5 samples consisting of 4 base soil samples taken at a depth of 50 cm and 1 overburden material sample. The soil bearing capacity value obtained from a depth of 0-2 m is >375 tons/m2 for continuous foundation. Based on the simulation results and slope stability analysis, it was found that the slope angle was 17° with a static FS value of 2,501 and a dynamic FS of 1.114 is the recommended design as the most stable slope design. The stable slope design has a slope height of 15 m which produces a unit area load of 18 tons/m2 so that overburden material can be directly buried at a depth of 0-0.5 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>