Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hexi Trijati Rahayu
"Penurunan produksi sebagai indikator dari lapangan yang sudah tua (mature) ditandai juga oleh penuaan fasilitas dan kapasitas fasilitas produksi yang tidak sesuai. Optimisasi untuk menyesuaikan dan memberikan strategi pengelolaan fasilitas produksi diperlukan agar operasi lebih efisien dan efektif. Optimisasi dalam menentukan opsi terbaik pengelolaan fasilitas produksi dianalisa dengan mengevaluasi faktor teknik dan ekonomi, sehingga opsi yang terpilih diharapkan memberikan kondisi operasi yang stabil dan handal. Selain itu, opsi tersebut mampu meminimalisir kerugian, atau memberikan keuntungan pada perusahaab melalui penurunan biaya produksi dan perawatan. Penelitian ini akan menggunakan studi kasus dari lapangan tua (mature) dalam mengevaluasi segi teknik dan ekonomi untuk menentukan opsi terbaik pada studi kasus tersebut.

Production decrease as indicator of mature field is characterized also by equipment aging and inappropriate capacity. Optimization is required to give the owner strategy to manage production facility to give an efficient and effective operating plant. Optimization is evaluated to give best option based on technical and economical analysis and when applied to company will give roubust and reliable operating condition. In addition, the chosen option could minimize losses or give benefit to company by reducing operating and maintenance cost. This research will use a case study of mature field as an approachment of evaluating technical and economical aspect to choose the best option."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28323
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shaira Dewi
"ABSTRAK
Salah satu lapangan gas di Wilayah Kerja WK Offshore PT X, yaitu Lapangan B, telah mengalami penurunan tekanan reservoir yang signifikan. Produksi gas dari Lapangan B ini akan diproses di fasilitas produksi yang juga mengakomodir produksi dari lapangan gas lain, yaitu Lapangan A. Pada Januari 2017, dari perkiraan profil tekanan yang ada, tekanan gas dari Lapangan B yang sampai di titik tie-in eksisting sudah lebih rendah dari tekanan operasi fasilitas produksi. Oleh karena itu, agar gas dari Lapangan B dapat tetap diproduksikan, diperlukan optimasi di fasilitas produksi eksisting.Pada penelitian ini dilakukan analisis tiga alternatif solusi optimasi fasilitas produksi yang akan dilakukan. Evaluasi teknis dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak Unisim sedangkan perhitungan keekonomian akan dilakukan menggunakan metode levelized cost. Selain itu, dilakukan juga analisis sensitivitas keekonomian terhadap komponen harga gas, produksi gas, CAPEX, OPEX dan discount rate. Berdasarkan hasil simulasi proses dan perhitungan keekonomian, semua alternatif secara teknis dan ekonomis dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan produksi Lapangan A dan Lapangan B.Alternatif solusi yang paling optimum adalah alternatif 2 karena memberikan nilai kumulatif produksi gas dan NPV yang terbesar. Berdasarkan perhitungan sensitivitas NPV, parameter yang berpengaruh paling besar terhadap NPV alternatif 2 adalah harga gas dan produksi gas sedangkan CAPEX memberikan pengaruh terkecil. Kata kunci: Lapangan Gas Bertekanan Rendah, Optimasi, Fasilitas Produksi, Keekonomian.

ABSTRACT
B Field, one of the gas fields in the PT X Offshore Working Area, reservoir pressure has declined significantly. Gas production from B field will be processed at the production facility that also accommodates the production from another gas field, A Field. In January 2016, of the estimate of the pressure profile, gas pressure from B Field at existing tie in point already lower than the operating pressure of the production facilities. Therefore, in order to maintain the gas production from B Field, existing production facilities should be optimized. In this research, three alternative solutions analyzed to optimize the production facilities. Technical evaluation will be done by Unisim process simulation software while the economic calculations will be performed by levelized cost method. In addition, the economic sensitivity analysis was also performed on the components of gas price, gas production, CAPEX, OPEX, and discount rate. Refer to the simulation result all alternatives solutions can be implemented to maintain production continuity of Field A and Field B. The most optimum alternative solution is Alternative 2 because this alternative has the highest cumulative gas production and NPV. Based on NPV sensitivity analysis gas price and gas production has the most significant effect to NPV otherwise CAPEX has the most un significant effect to NPV. Keywords Low Pressure Gas Field, Optimization, Production Facilities, Economics"
2017
T46862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Purnomo
"Meningkatnya kebutuhan energi nasional masih menjadi permasalahan dengan didominasi oleh energi fosil sebesar 90,7%. Lapangan AP merupakan lapangan minyak dan Gas yang berada di Utara Jawa Barat. Sejak tahun 2016 tidak memiliki kegiatan pengeboran sumur baru sehingga produksi terus menurun. Optimasi dilakukan dengan memanfaatkan lean gas pengolahan gas bumi sebagai pengumpan pada 5 sumur sembur buatan tipe gas lift. Simulasi kelayakan ekonomi menggunakan 4 alternatif skenario yaitu, skenario 1, Gas lift menggunakan kompresor kepemilikan dengan gas terproduksi yang disirkulasikan kembali di unit pengolahan gas; skenario 2, Gas lift menggunakan kompresor secara kepemilikan dengan gas terproduksi langsung yang dialirkan ke konsumen; skenario 3, Gas lift dengan menggunakan kompresor secara sewa dengan gas terproduksi yang di sirkulasikan kembali ke unit pengolahan gas; skenario 4, Gas lift menggunakan kompresor secara sewa dengan gas terproduksi langsung dialirkan ke konsumen. Evaluasi teknis dilakukan dengan menggunakan simulasi perangkat lunak antara lain PIPESIM 2021 dan UNISIM R390.1, sedangkan analisa kelayakan ekonomi dilakukan dengan metode Levelized Cost. Skenario terbaik berdasarkan pertimbangan nilai Cummulative Cash Flow serta NPV, IRR dan Payback Period adalah Skenario 4 yang memberikan Cummulative Cash Flow sebesar IDR 519.117.184.085, NPV IDR 249.981.597.550, IRR 109,54% dan Payback Period selama satu tahun empat bulan.

The increase in national energy demand is still a problem, with fossil energy being dominated by 90.7%. The AP field is an oil and gas field in North West Java. Since 2016 there have been no new well-drilling activities, so production has declined. Optimization is done by utilizing natural gas processing lean gas as a feeder for five gas lift-type artificial wells. The economic feasibility simulation uses four alternative scenarios. Namely, in Scenario 1, Gas lift uses a proprietary compressor with produced gas which is recirculated in the gas processing unit; in Scenario 2, Gas Lift uses a proprietary compressor with produced gas delivered directly to consumers; Scenario 3, Gas lift uses a compressor on a lease basis with produced gas recirculated to the gas processing unit; Scenario 4 Gas Lift uses a compressor on a lease basis with produced gas flowing directly to consumers. Technical evaluation is carried out using software simulations, including PIPESIM 2021 and UNISIM R390.1, while an economic feasibility analysis is carried out using the Levelized Cost method. The best scenario based on cumulative cash flow and NPV, IRR and payback period is Scenario 4, which gives a cumulative cash flow of IDR 519,117,184,085, NPV of IDR 249,981,597,550, IRR of 109.54% and a payback period of 1 year and four months."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi
"ABSTRACT
Penyetelan ulang pengendali proportional integral dilakukan pada pabrik penghilangan CO2 pengolahan gas alam lapangan Subang. Penyetelan ulang ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengendali pada pabrik tersebut. Pengendali pada pabrik yang diteliti pada penelitian ini adalah pengendali tekanan gas umpan PIC 1101, pengendali laju alir air FIC 1102, dan pengendali laju alir sirkulasi amina FIC 1103. Metode penyetelan ulang pengendali yang diusulkan adalah metode Ziegler-Nichols PRC, Wahid-Rudi-Victor WRV, Cohen-coon, setelan hasil autotuner pada simulator, dan fine tuning. Dari hasil pengujian terhadap setiap metode penyetelan yang diusulkan, didapatkan hasil setelan yang memberikan hasil paling baik untuk setiap pengendali, yaitu setelan fine tuning. Penyetelan menggunakan fine tuning berhasil meningkatkan kinerja pengendali PIC 1101 sebesar 77,42, FIC 1102 sebesar 90.59 dan FIC 1103 sebesar 13,06 untuk penurunan nilai setpoint SP sebesar 5. Sementara untuk kemampuan pengendali mengatasi gangguan didapatkan peningkatan kinerja pengendali PIC ndash; 1101 sebesar 86,04, FIC 1102 sebesar 90,8 dan FIC 1103 sebesar 24,8.

ABSTRACT
A proportional ndash integral controller retuning is performed on CO2 removal plant in natural gas processing Subang field. Retuning is performed to increase controller performance on the plant. Retuning will be performed on feed gas pressure controller PIC ndash 1101, make up water flow controller FIC 1102 , and amine circulation flow controller FIC 1103 on the plant. Retuning methods used are Ziegler ndash Nichols PRC, Wahid Rudi Victor WRV, Cohen coon, tuning from simulator autotuner, and fine tuning method. Result of this research shows that retuning that gives the highest improvement for the controllers is tuning with fine tuning method for every controller. Retuning with fine tuning can give 77,42 improvement for PIC ndash 1101, 90,59 improvement for FIC 1102, and 13,06 improvement for FIC ndash 1103 for 5 setpoint SP reduction. While for controller capability to handle disturbance, fine tuning can give 86,04 improvement for PIC ndash 1101, 90,8 improvement for FIC ndash 1102, and 24,8 improvement for FIC 1103."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonar Ari Nindito
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang evaluasi terkait dengan opsi pengembangan LPG Plant untuk mendapatkan revenue yang maksimal di Lapangan ?X? sebagai produk tambahan dan nilai tambah selain komponen gas alam dan kondensat. Proses dasar LPG dari gas umpan adalah dengan menggunakan sistem Turbo Expander. Simulasi proses menunjukkan gas umpan dari Lapangan ?X? dapat menghasilkan produk LPG sebesar 84,89 ton per hari, kondensat sebesar 78,61 barel per hari dan lean gas sebesar 11,66 mmscfd selama 15 tahun. Dari sisi Kontraktor pengembangan LPG Plant di Lapangan ?X? dengan menggunakan metode Skenario A (skema processing fee) memiliki indikator ke-ekonomian terbaik dengan pendapatan untuk Kontraktor (NPV 12,5%) sebesar US$ 92,24Juta (skema PSC) dan sebesar US$ 167,76Juta (skema Non PSC). Dan dari sisi Pemerintah Indonesia dengan menggunakan metode Skenario B (skema EPCI) memiliki indikator ke-ekonomian terbaik dengan pendapatan untuk Pemerintah Indonesia (NPV 12,5%) sebesar US$ 176,60Juta (skema PSC) dan sebesar US$ 100,24Juta (skema Non PSC). Analisis sensitivitas terhadap pengembangan LPG Plant di Lapangan ?X? menunjukkan bahwa parameter yang paling mempengaruhi ke-ekonomian adalah harga jual LPG.

ABSTRACT
This tesis is discussing about evaluation plan of LPG extraction plant to obtain the maximum revenue in Lapangan "X" as additional product and added value from the existing ones which are natural gas and condensate. Selected process for LPG recovery is Turbo Expander. Process simulation shows the feed gas from Lapangan "X" can produce LPG products amounted to 84.89 tons per day, condensate 78,61 barel per days and lean gas 11,66 mmscfd for 15 years. From Contractor side the project development of LPG Plant in Lapangan "X" using Scenario A (schematic processing fee) has the best indicator economy with revenue obtained for Contractors (12.5% NPV) US $ 92,24MM (scheme PSC) and US $ 167,76MM (scheme Non PSC). And on the side of the Government of Indonesia using Scenario B (scheme EPCI) has the best indicator of all economies obtained revenue for the Government of Indonesia (NPV 12.5%) of US $ 176,60MM (scheme PSC) and amounted 100,24MM (scheme Non PSC). Sensitivity analysis on the development of LPG Plant in Lapangan "X" indicates that the parameter that most affects all economies is price of LPG."
2016
T46268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Arief
"ABSTRAK
Peralatan minyak dan gas memerlukan pemeliharaan untuk dapat beroperasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyaknya peralatan di fasilitas pengolahan minyak dan gas akan mengakibatkan banyaknya kegiatan tim pemeliharan untuk melakukan pemeliharaan hal ini dikarenakan tidak adanya tingkat criticality peralatan sehingga semua peralatan dianggap penting untuk dipelihara. Penentuan aktifitas pemeliharaan di perusahaan minyak umumya hanya membuat jadwal pemeliharaan berdasarkan rekomendasi pabrik dan ini hal yang umum terjadi di industry minyak dan gas dan dilakukan pada saat fase beroperasi. Metode penelitian ini melakukan Reliability Availability Modeling(RAM) untuk mendapatkan downtime hours dan Number of F ailure (NOF) yang akan dipakai sebagai input untuk kajian Equipment Criticality Analysis (ECA), ECA dilakukan untuk menentukan criticality peralatan.Hasil ECA untuk tingkat CI dan C2 akan di lakukan kajian Reliability Centered Maintenance (RCM) untuk menentukan aktifitas yang tepat. Waktu eksekusi RAM, ECA dan RCM ini dilakukan pada fase Design yaitu fase sebelum fasilitas beroperasi sehingga hasil dari kajian diatas dapat membuat fasilitas lebih handal dalam beroperasi dan dapat mengurangi potensial Lost Production opportunity (LPO) baik yang tidak terencana dan terencana serta memberikan feedback kepada tim engineering untuk meningkatkan kehandalan pada saat beroperasi.

ABSTRACT
Oil and gas equipments need treatment to be able to operate in accordance with what is expected. Amount of equipment in the oil and gas processing facilities will lead to many maintenance activities for maintenance team to do this, because there is no equipment criticality tingkat so that all the equipments are considered essential to maintain. Determination of maintenance activities in Oil and Gas Company generally make maintenance schedule based on the manufacturer's recommendations and these things are common in the oil and gas industry and carried out during operation phase. This research method did RAM to get the NOF and the likelihood that will be used as input for the study of ECA, ECA conducted to determine the tingkat of criticality Equipment. The result of ECA for C1 and C2 will be follow up with RCM studies to determine the right maintenance activities. RAM, ECA and RCM are conducted at the Engineering phase before the facility is in operation.The results of the above studies can make facilities more reliable in operation and may reduce the potential LPO both unplanned and planned giving feedback to engineering for improving reliability during operation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Jati
"Pengolahan gas alam bertujuan memenuhi spesifikasi gas jual. Dehidrasi absorpsi menggunakan glikol mampu menghasilkan kadar air di dalam gas alam kurang dari 7 lb/MMscf dan kehilangan glikol maksimum adalah 0,10 gal/MMscf saat regenerasi. Namun, proses regenerasi glikol dengan metode konvensional destilasi atmosferik saat ini terjadi kehilangan glikol sebesar 56,37 gal/MMscf.
Simulasi untuk modifikasi regenerasi TEG menghasilkan perancangan ulang pada kolom stripping gas dengan penambahan unit TEG cooler pada masukan TEG flash drum mampu mengurangi kehilangan glikol sebesar 0,0849 gal/MMscf. Analisa kelayakan ekonomis menunjukkan bahwa nilai IRR yang didapat sebesar 27,42 % dengan nilai MARR sebesar 21,87 % sehingga modifikasi layak untuk dijalankan.

Natural gas processing aims to meet the specifications of sale gas. Dehydration using glycol absorption could produce moisture in natural gas is less than 7 lb/MMscf and maximum loss of glycol is 0,10 gal/MMscf in regeneration. However, Now in glycol regeneration with atmosferic destilation-conventional method occurs loss of glycol 56,37 gal/MMscf.
Simulation for modification in TEG regeneration is to redesign stripping gas column with adding TEG cooler in TEG flash drum inlet could reduce the loss of glycol 0,0849 gal/MMscf. The feasibilty analysis indicates that the value of IRR is 27,42 % with MARR 21,87 % so the modification is feasible to run.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhindani Jaya Wardhani
"[ABSTRAK
Produksi gross existing Lapangan X sekitar 4500 bpd (barrel per day). Rencana jangka panjang Lapangan X adalah infill drilling, work over, serta optimasi lifting minyak dan gas dengan target produksi gross 9000 bpd. Karena kapasitas maksimum dari fasilitas yang telah terpasang tidak mampu memenuhi target produksi jangka panjang, maka diperlukan penelitian penambahan peralatan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang perlu ditambahkan serta kapasitasnya dengan memperhatikan sisi keekonomiannya. Pada penelitian ini dilakukan simulasi produksi dengan variasi laju produksi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 3 skenario, Skenario I dengan laju produksi 15 MMscfd; Skenario II dengan laju produksi 20 MMscfd; Skenario III dengan laju produksi 25 MMscfd. Penambahan kapasitas fasilitas produksi dilakukan jika kenaikan laju produksi mencapai 30%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa skenario terbaik ialah Skenario III. Peralatan yang perlu ditambahkan pada Skenario III adalah separator HP, separator LP, scrubber HP dan kompresor. Dari Analisis keekonomian yang dilakukan pada skenario III menunjukkan bahwa nilai IRR sebesar 44%, NPV pada 12%DF sebesar MUS$ 5.852,94 dan payout time 3,2 tahun.

ABSTRACT
Gross existing production of Field X is around 4500 bpd (barrel per day). The long-term plan of Field X are infill drilling, work-over, as well as optimization of oil and gas lifting with gross production target of 9000 bpd. Because the capacity of the existing facilities are unable to fullfill production target, then a research to investigate the addition of facilities is needed.This research will be carried out by doing simulation with varying production rate.Three scenarios have been investigated, i.e. Scenario I with production rate of 15 MMscfd; Scenario II of 20 MMscfd; Scenario III of 25 MMscfd. Capacity production facility is uprated if the increase in the rate of production reaches 30%. The results show that the best scenario is Scenario III. Equipment to be added in the Scenario III are HP separator, LP separator, scrubber HP and compressor. The economic analysis show that Scenario III is attributed to IRR of 44%, NPV of MUS $ 5,852.94 at 12% DF and the payout time of 3.2 years., Gross existing production of Field X is around 4500 bpd (barrel per day). The long-term plan of Field X are infill drilling, work-over, as well as optimization of oil and gas lifting with gross production target of 9000 bpd. Because the capacity of the existing facilities are unable to fullfill production target, then a research to investigate the addition of facilities is needed.This research will be carried out by doing simulation with varying production rate.Three scenarios have been investigated, i.e. Scenario I with production rate of 15 MMscfd; Scenario II of 20 MMscfd; Scenario III of 25 MMscfd. Capacity production facility is uprated if the increase in the rate of production reaches 30%. The results show that the best scenario is Scenario III. Equipment to be added in the Scenario III are HP separator, LP separator, scrubber HP and compressor. The economic analysis show that Scenario III is attributed to IRR of 44%, NPV of MUS $ 5,852.94 at 12% DF and the payout time of 3.2 years.]"
2015
T43812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nizami
"Lapangan gas Natuna Timur merupakan lapangan gas terbesar di Asia Tenggara yang belum berproduksi dan memiliki cadangan total mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan CO2 yang tinggi mencapai 71% sehingga jumlah hidrokarbon yang dapat dimanfaatkan mencapai 46 TCF. Tingginya kandungan CO2 pada lapangan gas Natuna menyebabkan adanya beberapa isu kritis yang menghambat proses pengembangan lapangan sehingga diperlukan penanganan khusus proses pemisahan CO2 dan CH4 menjadi LNG, produk kimia (metanol, blue methanol, dimetil eter, asam format, dan asam asetat), dan bahan bakar sintesis (synfuel dan blue synfuel) melalui teknologi carbon capture, utilization, and sequestration (CCUS). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi pengembangan pada lapangan gas Natuna Timur melalui simulasi proses dan optimisasi multi-objektif superstruktur dari gas bumi kaya CO2 menjadi LNG, produk kimia dan bahan bakar dengan fungsi objektif: maksimum net profit dan minimum emisi GHG. Simulasi proses dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Aspen HYSYS v11. Sedangkan optimisasi multi-objektif superstruktur model mixed integer non-linear programming (MINLP) dengan menggunakan piranti lunak General Algebraic Modeling System (GAMS) dan solver Standard Branch and Bound (SBB). Hasil dari optimisasi multi-objektif superstruktur menunjukkan bahwa produk optimum yang terpilih pada tahun 2022 adalah LNG, metanol, dimetil eter, asam format, dan asam asetat dengan annual net profit sebesar 27,75 juta $/tahun dan emisi GHG sebesar 6,91 juta ton CO2-eq per tahun. Pada periode 2022 hingga 2060, besar annual net profit meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 18,58% per tahun, dan emisi GHG mencapai puncak pada tahun 2030 sebesar 8,26 juta ton CO2-eq per tahun kemudian menurun sampai dengan tahun 2060. Blue methanol, metanol, LNG, synfuel, asam format dan asam asetat terpilih sejak tahun 2040. Oleh karena itu, pathway yang terpilih bisa menjadi strategi pengembangan rendah karbon untuk memonetisasi sumber gas bumi kaya CO2 di lapangan gas Natuna Timur di masa depan.

The East Natuna gas field is the largest in Southeast Asia that is not yet producing and has a total reserve of 222 trillion cubic feet (TCF) with a high CO2 content so that the amount reaches 71%, which can be utilized to reach 46 TCF. The high CO2 content in Natuna gas causes several critical things needed for the development process, so a unique process is needed for a more complex CO2 and CH4 separation and conversion into LNG, chemical products, and fuels through carbon capture, utilization, and sequestration (CCUS) technology. This study aims to obtain a development strategy in the East Natuna gas field through process simulation and multi-objective optimization of the superstructure from CO2-rich natural gas into LNG, chemical products, and fuels with objective functions: maximum net profit and minimum GHG emissions. Process simulation was carried out using Aspen HYSYS v11 software. Meanwhile, multi-objective superstructure with mixed integer non-linear programming (MINLP) model using General Algebraic Modeling System (GAMS) software and Standard Branch and Bound (SBB) solver. The results of the multi-objective superstructure optimization show that the optimum products selected in base year (2022) are LNG, methanol, dimethyl ether, formic acid, and acetic acid, with an annual net profit and annual net GHG emission of 27.75 million $/year and 6.91 megatons of CO2-eq per year, respectively. In the period 2022 and 2060, the annual net profit will increase at a CAGR of 18.58% per year, and GHG emissions will peak in 2030 (8.26 million tons CO2-eq per year) and decline until 2060. Blue methanol, methanol, LNG, formic acid, acetic acid, and synfuel has been selected as the optimum product since 2040. Therefore, this could be a low-carbon development strategy to monetize CO2-rich natural gas sources in the East Natuna gas field in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Reza Mahendra
"ABSTRAK
Lapangan LBK adalah salah satu lapangan gas milik PT. PEP yang telah
mencapai usia mature sehingga jumlah produksinya diprediksi akan mengalami
penurunan. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan dan tetap mempertahankan
laju produksinya maka sebuah penambahan fasilitas atau upgrading diperlukan.
Produksi eksisting dari Lapangan LBK adalah ±35-40 MMSCFD dan diprediksi
akan terus menurun setiap tahunnya akibat sudah turunnya tekanan pada sumursumurnya.
Setelah dilakukan penambahan fasilitas diharapkan produksi Lapangan
LBK akan meningkat menjadi ±60 MMSCFD pada 4 tahun pertama. Dalam tesis
ini dilakukan evaluasi keekonomian terhadap penambahan fasilitas kompresor gas
beserta peralatan pendukung pada Lapangan LBK dengan cara membandingkan 3
opsi yang bisa diambil yaitu opsi tidak melakukan apapun, opsi melakukan skema
kontrak sewa dan opsi melakukan skema pembelian langsung. Perbandingan kas
masuk bersih kumulatif opsi ketiga sebesar US$ 43.012.124,98 yang lebih besar
daripada opsi kedua sebesar US$ 42.214.881,25 menjadi pertimbangan untuk
memilih opsi ketiga sebagai pilihan. Hasil evaluasi keekonomian untuk opsi
ketiga juga didapatkan NPV sebesar US$ 20.241.226,27, IRR sebesar 35,02% dan
payback period sebesar 2,34 tahun. Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap opsi
ketiga dapat diketahui bahwa perubahan harga jual gas sangat berpengaruh sekali
terhadap nilai Kas Masuk Bersih Kumulatif, NPV, IRR dan payback period.
Sedangkan untuk perubahan biaya OPEX pengaruhnya tidak terlalu banyak.

ABSTRACT
LBK Field is one of gas field owned by PT. PEP that has reached mature age so
that the amount of production is predicted to decrease. Therefore, in order to
increase and maintain the production rate, a facility upgrading is required.
Existing production from LBK Field is ± 35-40 MMSCFD and is predicted to
decreasing every year due to the decreasing of well pressure. After upgrading the
facility, LBK Field production rate expected to increase to ± 60 MMSCFD in the
first 4 years.
In this thesis, the economic evaluation of the upgrading of gas compressor
facilities and its supporting equipment at LBK Field are done by comparing the 3
options that can be taken which are the option of not doing anything, the option of
scheme rental contract, and the option of doing direct purchase scheme. The third
cumulative third quarter net cash option of US $ 43,012,124.98 which is greater
than the second option of US $ 42,214,881.25 is considered to choose the third
option as a recommended option. The economic evaluation for the third option
also obtain NPV of US$ 20.241.226,27., IRR of 35,02% and payback period of
2,34 years.
Based on the sensitivity analysis of the third option, it can be seen that the change
in gas selling price is very influential to the value of Cumulatice Net Cash Flow,
NPV, IRR and payback period. As for the changes in OPEX cost the influence is
not too much."
2017
T47777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>