Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khaidar Subhan Rahman
"Divisi Telkom Flexi (DTF) TELKOM sebagai salah satu operator fixed wireless access (FWA) yang mengusung teknologi narrow-band CDMA2000-1x tengah mengalami tekanan kompetisi berat antar operator telekomunikasi selular. Revenue Flexi mengalami penurunan, khususnya Voice dan SMS, sehingga target revenue tahun 2010 tidak tercapai. Di sisi lain revenue data Flexi mengalami pertumbuhan meskipun kontribusinya masih rendah (kurang dari 3%). Sejalan dengan sasaran strategis Flexi 2011 yang mencanangkan pertumbuhan kontribusi revenue gelombang baru, tren ini perlu dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas layanan data untuk mencapai kepuasan serta mempertahankan pelanggan.
Kinerja layanan Flexi diukur dengan KPI operasional, di mana ditemukan indikator kinerja layanan data hanya diwakili parameter data success rate. Padahal pelanggan lebih mengharapkan kinerja kecepatan dan ketersediaan layanan.
Diperlukan analisis terhadap strategi meningkatkan kontribusi revenue layanan berbasis data melalui pencapaian kualitas layanan yang excellent. Alat analisis strategi yang dipilih adalah metode Balanced Score Card (BSC) yang berfungsi sebagai alat analisis manajemen kinerja yang dapat membedah permasalahan internal dari sisi keuangan dan non-keuangan dengan seimbang.
Dari hasil analisis, perlu ditambahkan KPI baru, antara lain penambahan KPI Tingkat Kebocoran Revenue Data pada perspektif keuangan, Data Transmission Achieved dan Delay pada perspektif pelanggan, Downtime Koneksi MLS, Rehoming dan Optimasi BTS pada perspektif proses bisnis internal, serta penambahan sasaran strategis peningkatan kompetensi karyawan dan mengembangkan iklim inovasi.
Setelah sasaran strategis dipetakan dalam sebuah peta strategi, perlu dibangun piranti lunak untuk memantau pencapaian kinerja tersebut. Manajemen perlu memperhatikan komunikasi strategi terhadap karyawan mengingat hanya 72% yang menganggap komunikasi strategi DTF telah berjalan baik dan hanya 28% yang memahami konsep peta strategi.

Flexi as one of the operators of Fixed Wireless Access (FWA) has to survive heavy competition among mobile carriers nowadays. Flexi subscribers has not decreased, but not significantly increased too. Its recent revenue decreased so that the target of obtaining Rp.3.534 Trillion in 2010 is unlikely to be achieved. Corporate Annual Message (CAM) for 2011 stated that Flexi must maintain business legacy based on narrow-band CDMA2000-1x technology. Referring to this, Flexi should be able to optimize the data service instead of voice, SMS, or VAS. Revenue of data-based services has been growing, but its contribution was not more than 3% of total revenue. To achieve sufficient customer satisfaction, it must be supported by excellent service.
The performance of Flexi data-based services has actually been measured by Operational KPI, however the indicator was only represented by data success rate parameter. On the other hand, subscribers expect quality more than just speed and service stability. It results in discongruency between operator claim of having achieved performance target and subscriber dissatisfaction as noted by many complaints, especially speed and application stability.
This thesis discussed the strategy of Flexi data-based services to maintain Flexi business legacy. Development strategy and analysis will be performed using the Balance Score Card performance tool to obtain appropriate and measureble operational strategy in order to increase data service contribution on Flexi revenue.
From the analysis, it is necessary to add some new KPIs, such as the addition of KPI Data Revenue Leakage Data on the financial perspective, Data Transmission Achieved and Delay on the customer perspective, MLS Connection Downtime, BTS Rehoming and Optimization of internal business process perspective, as well as additional strategic objective the improvement of competence employees and develop a climate of innovation. Once the strategic goals mapped out in a strategy map, management should build BSC software to monitor the achievement of such performance. They have to consider the cascading communications strategy for employees regarding only 72% of them have consider communication strategies DTF has been going well and only 28% are to understand the concept of strategy maps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidar Subhan Rahman
"Divisi Telkom Flexi (DTF) TELKOM sebagai salah satu operator fixed wireless access (FWA) yang mengusung teknologi narrow-band CDMA2000-1x tengah mengalami tekanan kompetisi berat antar operator telekomunikasi selular. Revenue Flexi mengalami penurunan, khususnya Voice dan SMS, sehingga target revenue tahun 2010 tidak tercapai. Di sisi lain revenue data Flexi mengalami pertumbuhan meskipun kontribusinya masih rendah (kurang dari 3%). Sejalan dengan sasaran strategis Flexi 2011 yang mencanangkan pertumbuhan kontribusi revenue gelombang baru, tren ini perlu dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas layanan data untuk mencapai kepuasan serta mempertahankan pelanggan. Kinerja layanan Flexi diukur dengan KPI operasional, di mana ditemukan indikator kinerja layanan data hanya diwakili parameter data success rate. Padahal pelanggan lebih mengharapkan kinerja kecepatan dan ketersediaan layanan.
Diperlukan analisis terhadap strategi meningkatkan kontribusi revenue layanan berbasis data melalui pencapaian kualitas layanan yang excellent. Alat analisis strategi yang dipilih adalah metode Balanced Score Card (BSC) yang berfungsi sebagai alat analisis manajemen kinerja yang dapat membedah permasalahan internal dari sisi keuangan dan non-keuangan dengan seimbang. Dari hasil analisis, perlu ditambahkan KPI baru, antara lain penambahan KPI Tingkat Kebocoran Revenue Data pada perspektif keuangan, Data Transmission Achieved dan Delay pada perspektif pelanggan, Downtime Koneksi MLS, Rehoming dan Optimasi BTS pada perspektif proses bisnis internal, serta penambahan sasaran strategis peningkatan kompetensi karyawan dan mengembangkan iklim inovasi. Setelah sasaran strategis dipetakan dalam sebuah peta strategi, perlu dibangun piranti lunak untuk memantau pencapaian kinerja tersebut. Manajemen perlu memperhatikan komunikasi strategi terhadap karyawan mengingat hanya 72% yang menganggap komunikasi strategi DTF telah berjalan baik dan hanya 28% yang memahami konsep peta strategi.

Flexi as one of the operators of Fixed Wireless Access (FWA) has to survive heavy competition among mobile carriers nowadays. Flexi subscribers has not decreased, but not significantly increased too. Its recent revenue decreased so that the target of obtaining Rp.3.534 Trillion in 2010 is unlikely to be achieved. Corporate Annual Message (CAM) for 2011 stated that Flexi must maintain business legacy based on narrow-band CDMA2000-1x technology. Referring to this, Flexi should be able to optimize the data service instead of voice, SMS, or VAS. Revenue of data-based services has been growing, but its contribution was not more than 3% of total revenue. To achieve sufficient customer satisfaction, it must be supported by excellent service. The performance of Flexi data-based services has actually been measured by Operational KPI, however the indicator was only represented by data success rate parameter. On the other hand, subscribers expect quality more than just speed and service stability. It results in discongruency between operator claim of having achieved performance target and subscriber dissatisfaction as noted by many complaints, especially speed and application stability.
This thesis discussed the strategy of Flexi data-based services to maintain Flexi business legacy. Development strategy and analysis will be performed using the Balance Score Card performance tool to obtain appropriate and measureble operational strategy in order to increase data service contribution on Flexi revenue. From the analysis, it is necessary to add some new KPIs, such as the addition of KPI Data Revenue Leakage Data on the financial perspective, Data Transmission Achieved and Delay on the customer perspective, MLS Connection Downtime, BTS Rehoming and Optimization of internal business process perspective, as well as additional strategic objective the improvement of competence employees and develop a climate of innovation. Once the strategic goals mapped out in a strategy map, management should build BSC software to monitor the achievement of such performance. They have to consider the cascading communications strategy for employees regarding only 72% of them have consider communication strategies DTF has been going well and only 28% are to understand the concept of strategy maps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T40953
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Basuki Pramono
"ABSTRAK
Dalam menghadapi perubahan dinamika bisnis telekomunikasi, pada awal tahun 2012 PT. XL Axiata menjalankan strategi managed services yaitu dengan melakukan pengalihan kegiatan operasional jaringannya ke pihak third party. Strategi ini dijalankan dengan tujuan agar operator dapat lebih fokus dalam menjalankan core business-nya dan optimalisasi terhadap budget operasional. PT. Huawei Services adalah Managed Services Provider (MSP) yang dipercaya XL untuk menjalankan kegiatan operasional jaringannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi strategi managed services yang sudah diimplementasikan PT. XL Axiata dalam kurun waktu 3 tahun. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi balanced scorecard. Analisis meliputi empat kategori utama yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Berdasarkan hasil keseluruhan evaluasi strategi managed services menggunakan metode Balanced Scorecard didapatkan bahwa managed services berdampak positif pada aspek financial XL, yaitu nilai OPEX mampu dioptimalkan hingga mencapai 1% di tahun 2013 dan 4% di tahun 2014. Implementasi managed services juga berdampak positif terhadap aspek non-financial pelanggan, yaitu meningkatnya kepuasan pelanggan dan menurunnya tingkat keluhan pelanggan. Hal ini mengindikasikan kualitas layanan XL semakin meningkat setelah implementasi strategi managed services.

ABSTRACT
PT. XL Axiata (XL) has performing managed services strategic since 2012. Managed services in telecommunication industry was known as transferring the operational resources and activity to the third party. The purpose of managed services are to scale up company core competences (for example: services and customers oriented) and also to optimize operational expenses. PT. Huawei Services (HS) is Managed Services Provider (MSP) that was appointed with XL to take network operational responsibility.
The research performed strategic evaluation to XL managed service. It used Balanced Scorecard Analysis method for evaluation. The analysis includes four main categories such as financial perspective; customer perspective; internal business process perspective; learning and growth perspective. The research result should give recommendation to enhance managed services implementation in the future.
Based on Balanced Scorecard analysis obtained results that implementation of Managed Services has given positive impact on financial perspective. OPEX has been decreased until Growth 1% in 2013 and Growth 4% in 2014 . Implementation of managed services has give positive impact on customer perspective with increasing customer satisfaction index and decreasing amount of customer complaint."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yout Savithri
"Kinerja rumah sakit menxpakan suatu dimensi utama dari mutu pelayanan rumah sakit. Peningkatkan rnutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting oleh karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kxitis dan berbahaya dalam sistem pelayanan. Hal tersebut dikarenakan yang menjadi sasaran kegiatan adalah jiwa manusia, Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode yang dapat digunakan untuk menilai kinexja rumah sakit dan rnengukur strategi secara komprehensif dengan pola manajemen strategis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh garnbaran pengukuran kinerja rumah sakit secara komprehensitl akurat dan obyektif sesuai pendekatan Balanced Scorecard Penelilian ini menxpakan penelitian dcskriptif anaiitik yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penclitian dilakukan di Rumah Sakit Harapan Kita.
Hasil penclitian ini mcnunjukkan bahwa pengembangan Rumah Sakit Harapan Kita sudah diarahkan menuju pencapaian visi dan misi. Dalam Perspektif Keuangan, beberapa pencapaian indikator keuangan seperti Relurn on lnvesrrnenr (Roi) dan cash ratio menunjukkan adanya peningkatan dibanding dengan keadaan sebelum menjadi PPK-BLU. Dari sisi perspektif pelanggan, telah texjadi kecenderungan peningkatan kunjungan pasien. Beberapa indikator yang mcwakili proses bisnis intemal juga menunjukkan hasil yang positifi Terdapat peningkatan jumlah tindaknn bedah. Disamping itu, beberapa indikator pelayanan, sepeni BOR dan TOI berada di daerah ideal.
Texkait dengan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, rumah sakit telah mengirimkan beberapa staf ke luar negeri. Rumah Sakit juga mengadakan pertemuan rutin antara komite medis, tenaga dokter, dan paramedis untuk memantau penampilan pelayanan yang dibexikan. Dilakukan pula evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
Penelitian ini menghasilkan saran perlunya pelatihan/supegvisi khusus dari Departemen Kesehatan untuk pelaporan dengan penekanan terhadap analisa rasio keuangan untuk mengetahui nilai pertumbuhan ekonomis, penguatan stratcgi pemulihan layanan, kesamaan persepsi mengenai defmisi beberapa indikator kinexja rumah sakit, pembenahan sarana dan prasarana, penguatan sistem infommasi ketenagaan di rumah sakit.

Hospital performance is the main dimension of hospital service quality. The Improvement of hospital services quality is very important, because hospital provides most critical and dangerous services in health services system since it targeted human life as the object of services. Balanced Scorecard (BSC) can be used to assess hospital performance and examined the stratc gy comprehensively in strategic management framework.
The objective of this study is to get the description of hospital performance assessment eomprehensiveiy, accurately, and objectively according to Balanced Scorecard. This study is descriptive-analytical study which using qualitative and quantitative technique. The study located at I-Iarapan Kita Hospital in Jakarta.
The results of this study show that the Harapan Kita Hospital activities have been directed to the achievement of its vision and mission. In financial perspective, some of financial indicators, such as Retum on Investment (Rol) and cash ratio have been improved. In customer perspective side, there is an increasing trend of patient visit. Some of indicators which representing of intemal business process, also shown positive results, such as increasing of the number of operative activities. Hospital’s bed occupancy rate and tum over interval are in ideal position.
In learn and growth perspective, hospital has sent some ol' its staff to study abroad. Hospital also conducting regular meeting between medical committee, doctors, and paramedics to evaluate the services which have been given.
This study recommend that there should be special training or supervision from Ministry of Health for reporting purpose especially in analyzing financial ratio to observe economical growth value, strengthening of services recovery, equalizing perception regarding of some hospital performance indicators definition, improving hospital facilities, Strenghening of human resource infomation system, and comprehensive evaluation including input, process and output components by Ministry of Health as the owner.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34297
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Theresia
"Perguruan tinggi adalah organisasi yang kompleks, beroperasi di lingkungan yang beragam dan selalu berubah. Oleh sebab itu, perguruan tinggi perlu untuk memperhatikan sistem pengelolaan lembaganya, berpikir lebih strategis, mengubah wawasan ke strategi jangka panjang yang efektif, dan memiliki dasar penting dalam penerapan dan pelaksanaan strategi yang dipilih.
Pengukuran kinerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan sebuah organisasi. Pengembangan sistem pengukuran kinerja harus dimulai dari apa yang dianggap penting untuk mengukur kinerjanya, yang lebih ditentukan oleh logika dominan organisasi, daripada template yang tidak familiar yang ditentukan oleh sumber lain. Balanced Scorecard dapat menjadi representasi penting dari logika dominan organisasi, sehingga dapat dianggap sebagai alat utama pengontrolan dan pembelajaran strategi.
Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja ITI, guna mengetahui efektifitas kinerja pada periode pengukuran. Penelitian ini juga bertujuan untuk dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi (leverage factors) kinerja ITI, dan mengetahui strategi yang memungkinkan ITI memperbaiki kinerjanya lima tahun kedepan. Model Balanced Scorecard berbasis Sistem Dinamis digunakan untuk memahami kompleksitas kedinamisan dalam hubungan sebab akibat diantara indikator kinerja pengukuran.
Penelitian ini menemukan bahwa efektifitas kinerja ITI dengan 4 perspektif dan 19 indikator pada periode pengukuran 2010 sampai 2012 sejauh ini efektif karena kekuatan inward looking. Secara umum hal ini disebabkan faktor utamanya yaitu kepuasan kerja. Namun kedepan determinan tersebut tidak cukup.
ITI harus memperhatikan unsur outward looking agar memiliki kinerja yang lebih efektif. Pengukuran kinerja ITI pada periode pengukuran memberi penekanan pada unsur reinforcing, sedangkan kinerja ITI pada periode lima tahun kedepan harus memberi penekanan pada unsur balancing. Hal ini disebabkan karena sistem pada periode pengukuran kinerja sudah mulai tunak (stagnan).
Hasil simulasi menunjukkan untuk jangka panjang ITI perlu mengurangi unsur yang membatasi pertumbuhan (limit to growth), yang bersumber dari internal. Hasil penelitian ini mengusulkan dua buah strategi guna meningkatkan kinerja ITI untuk lima tahun kedepan. Strategi pertama adalah meningkatkan kepuasan pelanggan. Strategi kedua adalah pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan institusi.

College is a complex organization which operates an everchanging environment. Therefore, college have the need of paying good attention to its management system, strategic thinking, converting knowledge to effective long term strategy and creating foundation to implement the strategy being chosen.
Performance measurement is urgently needed to find out the effectiveness of an organization. The development of performance measurement system needs to start off from what is considered important for performance measurement which is determined more by organization?s dominant logic than unfamiliar template created by other sources. Balanced Scorecard can be positioned as an important representation of organization?s dominant logic. Therefore, it can be regarded as a main controlling and strategic learning device.
This research is aimed to measure the performance of ITI in order to recognize performance effectiveness in the period of measurement. This research is also aimed to find out the leveraging factors that affected the performance of ITI. Dynamic System-based Balanced Scorecard Model is utilized to understand the dynamic complexity in a causal relationship between performance measuring factors.
This research finds out that the performance measurement of ITI through four perspectives and 19 indicators from 2010 through 2012 is effective due to the inward looking strength. In general this is caused by work satisfaction as the main factor. Due to the insufficiency of the determinant in the future, ITI has to focus on outward looking elements in order to possess a performance of higher effectiveness. ITI performance measurement during the measurement period stresses on the reinforcing factors, on the other hand ITI performance within the next five year ought to focus on the balancing factors. This is due to the stagnancy of the performance measurement system.
The simulation result shows that in the long run ITI needs to reduce internal factors that limit its growth. The result of this research recommended two strategies to improve the performance of ITI in the next five years. The first strategy is increasing customer satisfaction. The second strategy would be the development of human resource according to the need of institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2110
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Usada
"Era globalisasi sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Persaingan semakin bertambah ketat, dilain pihak pelanggan menuntut lebih terhadap mutu, waktu dan harga dari suatu produk dan jasa. Untuk memenangkan persaingan perusahaan membutuhkan strategi. Sebuah strategi yang tepat akan memantapkan posisi dari perusahaan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata" Jika saya tahu akan begini jadinya, maka saya akan melakukannya dengan cara yang lain". Hal itu menunjukkan bahwa sudah terjadi suatu strategi yang salah.
Menggabungkan matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC) akan membuat sistem manajemen strategi yang bersifat sistematik dan menyeluruh. Matriks SWOT secara jelas mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi perusahaan, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan BSC sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja keuangan saja, tetapi ada lagi yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran pertumbuhan. Di dalam penggabungan antara matriks SWOT dan BSC, matriks SWOT akan menghasilkan identifikasi faktor-faktor sukses kritis (critical succes factor) yang dapat diimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek di dalam Balanced Scorecard. Hal ini, tentu saja lebih merupakan pendekatan struktural di dalam menyusun dasar dari BSC, disamping identifikasi secara simpel "key performance indicator" melalui good feeling atau dengan brain storming
Langkah selanjutnya adalah menyusun quality Function Deployment (QFD) dengan memakai atribut BSC yang dimasukkan ke sumbu vertikal (whats), dan "strategi Sun Tzu" ke dalam sumbu horisontal (hows). Strategi Sun Tzu adalah seni perang karangan Sun Tzu lebih dari 2000 tahun silam. Sekarang banyak sekali diterjemahkan menjadi strategi bisnis dan manajemen. Strategi ini memuat 13 bab dan beberapa point yang mendukungnya. Penggabungan BSC dan Sun Tzu ke dalam matriks QFD akan memperlihatkan prioritas strategi serta skor (bobot) pencapaian kesuksesan.Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah bagaimana model ini dapat dipakai perusahaan sebagai pendekatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis dari korporat perusahaan itu sendiri.

Globalization era has been started since many years ago. The competition progressively growing tight, on the other hand customers need more on quality, time and price from a product or service. For winning the competitions, a company needs strategy. Correct strategies wills settle the position from company itself. Often we hear the words" If only I knew then what I know now, I would have done things differently". That matter indicates that have been happened a wrong strategy
Conjoining the SWOT matrix with the balanced scorecard (BSC) makes a systematic and holistic strategic management system. Matrix SWOT clearly identifies entire factors influencing company, internal factors (strength and weakness) and external factors (opportunity and threat). While BSC as a performance measurements tool has perspectives, which is, finance perspective, but there are 3 again, that are customer perspective, internal process perspective, learning and growth perspective. In affiliation among SWOT matrix and BSC, matrix SWOT will yield to identify the critical success factors that can be implemented into the identification of the different aspects toward BSC. It is, therefore, a more structural approach in setting up the foundation of BSC; instead of simply identifying the "key performance indicators" (KPI) via good feeling or by brainstorming.
The next step of the whole process is to make use of the quality function deployment (QFD) methodology with BSC attributes identified as the "What?s" on the vertical axis, and the major strategies of "The Art of Business Management" Sun Tzu's as the horizontal "How?s" axis. The relationships are then studied in the body of the QFD matrix. Consideration is then given as to how the model presented can be customized to allow companies using this approach to develop and implement their corporate business strategic plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Prasetio Adi
"ABSTRAK
PT Magna Transforma Utama adalah perusahaan konsultan yang fokus membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja melalui pelaksanaan strategi yang terukur pada seluruh level organisasi. Dalam mempertahankan eksistensinya, Magna menyadari bahwa harus ada keselarasan dari setiap individu dalam perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang telah disusun guna mewujudkan visi dan misi Magna. Berdasarkan hal tersebut, maka Magna harus melakukan eksekusi strategi sampai ke tingkat individu. Wujud eksekusi strategi sampai tingkat individu ini adalah dengan menyusun peta strategi korporat berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal serta penentuan kompetensi inti, yang kemudian diturunkan ke tingkat fungsi kerja di Magna sehingga menghasilkan peta strategi fungsi kerja. Berdasarkan tanggung jawab utama dan uraian pekerjaan pada setiap pemegang jabatan, peta strategi fungsi kerja ini kemudian diturunkan ke tingkat individu menjadi Individual Scorecard. Pada Individual Scorecard ini terlihat jelas sasaran strategis yang harus dicapai dimana pencapaiannya tersebut terukur dari pemenuhan target di setiap KPI.

Abstract
PT Magna Transforma Utama is a consultant firm focusing to assist organization in improving its performance by executing measureable strategy in each organization's level. In order to maintain its existence, Magna understands that there has to be alignment from each individu in the organization when implementing the formulated strategy, so Magna 's vision and mission can be achieved. Therefore, Magna has to implement the strategy execution into individu level.
Strategy execution into individu level is formed by arranging corporate is strategy map based on internal and external environment analysis, defining core competences, and then cascading into Magna 's work junctions resulted to work function 's strategy map. Based on core responsibility and job descrption for each job holder, these work function ?s strategy maps are cascaded into individu level to become Individual Scorecard Strategic objectives that must be achieved can be clearly described by using Individual Scorecard where in the achievement is measured by target 's fulfillment of each KPL."
2009
T29395
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Syamsi
"Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting bagi organisasi untuk menilai keberhasilannya dalam mencapai visi dan misi organisasi. Umumnya pengukuran kinerja pada lembaga penelitian dan pengembangan hanya diukur berdasarkan kuantitas output tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini dibatasi pada pengukuran efisiensi sebagai salah satu indikator kinerja.
Tujuan penelitian ini yaitu mengukur efisiensi lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah dengan pendekatan Balanced Scorecard yang diintegrasikan dengan metode Data Envelopment Analysis dan Analytic Hierarchy Process. Penelitian ini dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Hasil penelitian menunjukkan ada 3 unit kerja yang telah bekerja secara efisien pada perspektif keuangan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ada 3 unit kerja yang sudah efisien, sedangkan pada perspektif proses bisnis internal hanya 2 unit kerja yang sudah efisien, dan pada perspektif pelanggan ada 3 unit kerja yang sudah efisien.

Performance measurement is an important thing for organization to evaluate the successful of organization vision and mission achievement. Generally, performance measurement on national R&D organization is measure based on quantity of output without considering its quality. In this research the performance measurement is limited on the efficiency measurement as one of the performance indicator.
The purpose of this research is to measure the performance of national R&D organization using Balanced Scorecard approach that integrated with Data Envelopment Analysis dan Analytic Hierarchy Process methode. The research is held on Badan Tenaga Nuklir Nasional.
The results shows there are 3 working units that already work efficiently on financial perspective. On learning and growth perspective there are 3 efficient working units, meanwhile on internal process business perspective there are only 2 working units that already efficient, and on customer perspective there are 3 working units that already efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safril Burhan Isnain
"Berdasarkan APBN 2000-2012, kontribusi pajak dalam penerimaan negara meningkat dari 56,5% menjadi 78,8%, sehingga Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dituntut lebih optimal dalam menggali potensi pajak. KPP Madya Jakarta Pusat sebagai unit vertikal DJP berupaya mengoptimalkan penerimaan pajak yaitu dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dan meningkatkan produktivitas serta integritas aparat pajak. Modernisasi perpajakan sejak 2002 yaitu berfokus pada pelaksanaan good public governance dalam membangun kepercayaan masyarakat dan meningkatkan citra positif. Salah satu caranya dengan penilaian kinerja berbasis balanced scorecard.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hampir seluruh aspek penilaian kinerja telah cukup baik dilaksanakan dan sesuai dengan pedoman serta literatur. Upaya perbaikan seperti sarana penilaian kinerja dan penyesuaian standar kinerja merupakan saran yang bisa ditindaklanjuti dalam penilaian kinerja yang lebih baik kedepannya.

Based on the APBN for the 2000-2012 period, the tax contribution to Indonesia revenue had increased from 56,5% to 78,8%. Therefore, the Directorate General of Taxes (DGT) need to explore the potential of taxes revenue more optimally. KPP Madya Jakarta Pusat as the vertical unit of DGT, is trying to increase the tax revenue by improve the compliance of tax payer, increasing the productivity and improving the integrity of the employees. Indonesia tax reform, that was held since 2002, is exclusively aimed on the implementation of Good Public Governance to gain more on public trust and get the public confidence to the institution. One of the strategic to achieve the goal is the balance scorecard-based performance assessment.
The conclusion of this research is that all of the performance assessment aspect mostly has been implemented properly, according to the guidelines and the literature. The author suggests that DGT, need to make some adjustment about the performance assessment tools and standard in order to implement balanced scorecard more effective.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Mastangi
"ABSTRAK
Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk memahami bagaimana balanced scorecard dapat menjadi sebuah alat untuk membantu pencapaian tujuan perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Indonesia, yang secara eksplisit dinyatakan dalam visi dan misinya. Karya akhir ini juga menjelaskan kerangka kerja balanced scorecard pada pendidikan tinggi untuk mengalirkan tujuan utama Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan tinggi negeri, yang dideskripsikan ke dalam 4 empat komponen utama: perspektif pemangku kepentingan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan perspektif keuangan. Karya akhir ini juga akan mendiskusikan bagaimana balanced scorecard memainkan peranan penting sebagai alat manajemen strategis untuk membantu Universitas Indonesia untuk menerjemahkan tujuan institusinya menjadi serangkaian inisiatif strategis, ukuran kinerja dan indikator rasional.Kata kunci ndash; balanced scorecard, ukuran, indikator, target, tujuan strategis, perspektif, universitas.

ABSTRACT
The purpose of this paper is to understand how balanced scorecard can be a tool to achieve the goals of state university, University of Indonesia, which are explicitly stated on its vision and mission. This paper is also to explain the framework of balanced scorecard in higher education to cascade the main goal for University of Indonesia as higher education institution, which described on its 4 four main components stakeholders perspective, internal business process perspective, learning and growth perspective, and financial perspective. This paper will discuss how balanced scorecard will play an important role as a strategic management tool to help University of Indonesia to translate its institutional goals into a comprehensive set of strategic initiatives, performance measures, and rational indicators.Keywords ndash balanced scorecard, measures, indicators, target, strategic goals, perspective, university"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>