Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Golden, Arthur
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
813.52 Gol m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Golden, Arthur
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
813 Gol m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1990
892.73 ELS mt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005
892.73 ELS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin
Yogyakarta: Saujana, 2004
899.221 3 Muh m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nagai, Kafu
Tokyo: Charles E. Tuttle, 1963
895.63 NAG g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Firyanka
"Ude Kurabe merupakan karya Nagai Kafu yang berlatarkan kehidupan geisha di Jepang. Karya ini ditunjukkan dengan maksud untuk menunjukkan kepada pembaca di seluruh dunia mengenai sisi kehidupan sosok seniwati terkenal yang berasal dari Jepang, yaitu geisha. Tidak hanya menunjukkan latar kehidupan geisha¸ novel ini juga memaparkan konsep kecantikan dari geisha. Dalam karya ini, akan menjelaskan konsep kecantikan geisha dalam novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu.

Ude Kurabe is a novel written by Nagai Kafu set in geisha's life in Japan. This novel is published in purpose to explain to readers around the world the life aspect of Japanese famous artist named geisha. This novel explains not only the background life of geisha, but also describes the concept of beauty of geisha. This thesis will explain the concept of beauty of geisha in Nagai Kafu?s Ude Kurabe.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Wijayati
"Sejak jaman dahulu bisnis hiburan di Jepang, terutama yang melibatkan wanita berada di bawah pengawasan dan kontrol pemerintah. Salah satu yang mendapat perhatian besar dari pemerintah Jepang adalah prostitusi.Puisi dari antologi Manyoshu memuat hal yang mengindikasikan bahwa sebelum dan selama periode Nara (710-784) pria dan wanita menikmati percintaan dan seks bebas, terutama pada festival seperti kagai atau utagaki_' Kagai atau utagaki adalah festival kuno yang dilaksanakan sebelum dan selama periode Nara. Pria dan wanita berkumpul di lapangan, di lembah-_lembah, atau di tepi danau, menyanyikan puisi-puisi kreasi mereka sendiri, berpesta dengan membawa banyak makanan, sake, dan melakukan percintaan bebas. Festival ini dilakukan pada musim semi dan musim gugur, yang dianggap sebagai upacara kesuburan dan upacara tersebut ditandai dengan banyaknya penyalahgunaan seksual.2 Masyarakat Jepang adalah masyarakat agraris, dan seks di masa lampau adalah salah satu lambang kesuburan dan produktifitas agraris.Para pria dan wanita pada saat itu sangat menikmati keadaan yang bebas tersebut, tanpa menyadari bahwa suatu saat seks bebas seperti yang mereka lakukan akan menjadi salah satu komoditas dengan tingkat pendapatan yang tinggi.Berdasarkan bukti dari Manyoshu, dapat dikatakan bahwa meskipun terjadi percintaan yang bebas, tetapi tidak ada prostitusi dalam arti yang sebenamya dalam periode awal Jepang. Wanita pada periode awal Jepang itu sendiri terlihat malu-malu menawarkan jasa mereka kepada para Ielaki. Dalam banyak kasus, lelaki mulai melakukan pertukaran antar pasangan mereka atau saling meminjamkan istri mereka. Banyak dari pasangan wanita dalam pertukaran seks terbuka adalah orang biasa, petani, dan pelayan yang dipanggil ke istana oleh pemimpin dan bangsawan kuno untuk menambah keindahan dan warna dalam pesta dan perayaan pribadi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailah Dahlia
"Dikukuhkannya sistem keluarga tradisional Ie sebagai standar keluarga nasional dalam Meiji Minpo di zaman Meiji telah membuat keadaan perempuan Jepang lebih buruk lagi dari sebelumnya Akan tetapi di tengah tengah bangsa yang sangat patriarkat tersebut komunitas geisha justru muncul dengan sistem matriarkat yang dijalankan dengan ketatnya Skripsi ini membahas mengenai keunikan sistem matriarkat dalam komunitas geisha Kyoto serta ldquo penolakan rdquo nya terhadap dominasi kaum lelaki di zaman Meiji Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan metode deskriptif analisis Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dijalankannya sistem matriarkat dalam komunitas geisha tersebut telah membebaskan mereka dari berbagai subordinasi seperti yang telah diterima perempuan pada umumnya.

During the Meiji period, the condition of women in Japan deteriorated as a result of Ie, the Japanese traditional family system, which was further legitimized by Meiji Civil Code. The geisha community, however, created a stringently matriarchy system in the midst of a patriarchy nation. This study focuses on the uniqueness of the matriarchy system established by the geisha community of Kyoto, and its “rejection” of Meiji Period male dominance. The research conducted was primarily a literature study, using techniques of descriptive analysis, and the result show that the matriarchy system of Kyoto geisha community was able to sustain itself by means of several sub-ordinations received by women in general."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sudijono Abdurachman
"Skripsi ini membicarakan novel penting dalam sejarah Jepang, gaya penulisannya adalah gaya naturalisme. Aliran ini timbul sebagai akibat pengaruh Kesusastraan Barat. Shimazaki Toson adalh punjangga pertama yang mengungkapkan adat, tradisi dan kebiasaan hidup masyarakat jepang, dengan tema kaum Burakumin Sekelompok orang Jepang yang tergolong dalam kelas masyarakat terendah pada zaman itu yang disebut kaum Burakumin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S13452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>