Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Corbridge, D.E.C.
Amsterdam: Elsevier, 1974
546.712 COR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah
"Paduan aluminium silikon eutektik merupakan salah satu paduan aluminium yang paling banyak digunakan dalam dunia pengecoran. Selain karena memiliki temperatur lebur yang rendah, pada kondisi eutektik paduan aluminium silicon akan memiliki sifat mampu cor dan fluiditas yang sangat baik. Akan tetapi, pada paduan ini akan terbentuk struktur silikon eutektik yang dapat memberikan efek kurang baik pada sifat mekanis aluminium silikon tersebut. Efek tersebut dapat diperbaiki dengan penambahan unsur modifier yang diantaranya adalah unsure phospor. Penambahan phospor umumnya hanya dilakukan pada paduan aluminium silikon hipereutektik. Pada paduan aluminium silikon eutektik, diyakini bahwa unsur phospor dapat mempengaruhi struktur mikro dan sifat mekanis dari paduan ini.
Penelitian dilakukan dengan melebur ingot AC8H yang kemudian ditambahkan sejumlah silikon untuk mencapai kondisi eutektik. Phospor ditambahkan dalam bentuk serbuk flux dan dilakukan di dalam ladel. Jumlah phospor yang ditambahkan adalah sebesar 0%P, 0.002%P, 0.004%P dan 0.006%P. Masing-masing dari paduan tersebut kemudian dilakukan pengujian karakterisasi seperti komposisi kimia, struktur mikro, kekuatan tarik, kekerasan dan ketahanan aus.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan phospor yang berbeda dengan yang direncanakan, yaitu sebesar 0.0037%P, 0.0039%P, 0.0041%P, dan 0.0045%. Meski demikian, pengaruh penambahan phospor masih dapat diamati. Pada kandungan 0.0039%P didapatkan struktur silikon eutektik dan sifat mekanis yang terbaik. Kemudian kandungan phospor yang semakin tinggi akan menghasilkan struktur silikon eutektik yang semakin kasar dan sifat mekanis yang semakin menurun.

Eutectic aluminum silicon alloy is one of the aluminum alloys which used most in the world of casting. It?s because at eutectic condition, this alloy will have very low melting temperature, give good fluidity and castability. However, at eutectic condition this alloy will tend to form eutectic silicon structure that unfavourable effect for mechanical properties of aluminum silicon alloy. This effect can be impreoved by the addition of modifier element, the phosphorus element. Generally, the phosphorus?s addition only used in aluminum silicon hypereutectic alloy. In eutectic aluminum silicon alloy, it?s believed that phosphorus element can influence the microstructure and mechanical properties of this alloy.
This research is done by melting the AC8H ingots with enough of silicon content to reach the eutectic condition. Phosphorus was added in the form of flux powder into the treatment ladle. The amount variable of phosphorus additions is 0%P, 0.002%P, 0.004%P and 0.006%P. Eeach of that phosphorus contents has passed the characterization test including chemical composition, microstructure, tension strength, hardness and wear resistance.
The results show different phosphorus content with what have been planned, 0.0037%P, 0.0039%P, 0.0041%P, and 0.0045%. However, the influence of phosphorus additions can still be analyzed. At 0.0039%P, it?s shows best eutectic silicon structure and mechanical properties. Later, the more phosphorus content (0.0041% and 0.0045%) will cause the coarsening of the eutectic silicon structure and reducing the mechanical properties."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariefatul Rachmawati
"ABSTRAK
Proses hidrodesulfurisasi menggunakan katalis NiMo/ γ-Al 2O3 dengan 2 variasi kandungan fosfor yaitu katalis NiMo/ γ-Al 2O3 dengan 0,5% fosfor dan katalis NiMo/ γ-Al 2 O 3 dengan 2% fosfor. Aktivitas katalis diuji dalam flow reactor pada suhu 285-330 o C dan LHSV 4-6 h -1 dengan lube base oil ditambah senyawa dibenzothiophene sebagai feed atau umpan. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD yang menunjukkan bahwa kristal yang terbentuk adalah γ-Al 2 O 3 . Karakterisasi menggunakan XRF menunjukkan perbedaan kandungan Ni dan Mo. Pada katalis dengan 2% fosfor kandungan Ni dan Mo lebih tinggi dibandingkan dengan 0,5% fosfor. Karakterisasi menggunakan metode BET menunjukkan adanya penurunan luas permukaan dengan kandungan fosfor yang lebih tinggi.
Uji kekuatan mekanik katalis, semakin tinggi kandungan fosfor pada katalis kekuatan mekaniknya menurun. Produk reaksi hidrodesulfurisasi dianalisa menggunakan GC-Sulfur Breakdown, GC-MS, dan GC-SIMDIS (Simulated Distilation). Kinetika reaksi hidrodesulfurisasi merupakan pseudo orde 1. Energi aktivasi reaksi hidrodesulfurisasi pada katalis dengan 0,5% fosfor sebesar 16,66 kJ/mol dan katalis dengan 2% fosfor sebesar 38,550 kJ/mol.

ABSTRACT
Hydrodesulfurization process using a catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 with two variations, namely phosphorus content of the catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 w ith 0.5% phosphorus and catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 with 2% phosphorus. The catalyst activity was tested in a flow reactor at a temperature of 285-330 o C and LHSV of 4-6 h -1 with a lube base oil plus dibenzothiophene compound as a feed. The catalyst was characterized using XRD indicating that crystals formed are γ-Al 2 O 3 .
Characterization using XRF showed differences in the content of Ni and Mo. At 2% phosphorus catalyst with Ni and Mo content higher than 0.5% phosphorus. Characterization using the BET method showed a decrease in the surface area with higher phosphorus content. Test the mechanical strength of the catalyst, the higher the content of phosphorus in the catalyst mechanical strength decreases Hydrodesulfurization reaction products were analyzed using GC-Sulfur Breakdown, GC-MS and GC-SIMDIS (Simulated Distilation). Hydrodesulfurization reaction kinetics is a pseudo first order. The activation energy hydrodesulfurization reaction on the catalyst with 0.5% phosphorus amounted to 16,667 kJ/mol and a catalyst with 2% phosphorus by 38.550 kJ/mol.
"
Lengkap +
2017
S69996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Prabaningrum Tantoro
"Fosfor (P) merupakan salah satu mineral dalam limbah kotoran manusia yang kurang dimanfaatkan. Tidak ada prioritas global untuk memastikan aksesibilitas fosfor yang cukup di masa mendatang sehingga perlu adanya pemulihan atau daur ulang fosfor, salah satunya ialah melalui proses fermentasi secara anaerobik untuk dipergunakan kembali sebagai produk agrikultur berupa pupuk. Dalam pengolahan anaerobik, proses fermentasi akan menghasilkan produk berupa volatile fatty acid (VFA) yang dapat diaplikasikan dalam produksi bioplastik, bioenergi, dan penyisihan nutrien dari limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelepasan fosfor dan produksi VFA dari lumpur tinja melalui proses fermentasi. Penelitian didahului dengan pengujian ICP-OES untuk mengidentifikasi karakteristik lumpur tinja, kemudian proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan reaktor batch selama delapan (8) hari. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kondisi optimum pelepasan fosfor dan produksi VFA berada pada hari ke-8 fermentasi dengan perolehan konsentrasi fosfor terlarut sebesar 52,02 mg/L, persentase P-release sebesar 6%, dan konsentrasi VFA sebesar 1.351,35 mg/L. Pelepasan fosfor dipengaruhi oleh keberadaan bakteri asidogenik dalam reaktor dapat melepaskan fosfor sekaligus memproduksi VFA. Produksi VFA dan pH, kandungan logam berat, serta bahan organik kompleks juga memengaruhi pelepasan fosfor seiring berjalannya proses fermentasi yang terbukti dengan adanya tren peningkatan dan penurunan konsentrasi fosfor selama penelitian berlangsung.

Phosphorus (P) is one of the underutilized minerals in human waste. There is no global priority to ensure sufficient phosphorus accessibility in the future, necessitating phosphorus recovery or recycling. One method for this is through anaerobic fermentation to be reused as agricultural products like fertilizers. In anaerobic treatment, the fermentation process also produces volatile fatty acids (VFAs), which can be applied in the production of bioplastics, bioenergy, and nutrient removal from waste. This study aims to identify phosphorus release and VFA production from fecal sludge through fermentation. The study began with ICP-OES testing to identify the characteristics of fecal sludge, followed by an eight-day batch reactor fermentation process. The experimental results showed that the optimal conditions for phosphorus release and VFA production were on the 8th day of fermentation, with a dissolved phosphorus concentration of 52.02 mg/L, a P-release percentage of 6%, and a VFA concentration of 1,351.35 mg/L. Phosphorus release was influenced by the presence of acidogenic bacteria in the reactor, which release phosphorus while producing VFAs. VFA production, pH, heavy metal content, and complex organic matter also affected phosphorus release throughout the fermentation process, as evidenced by the trends of increasing and decreasing phosphorus concentrations observed during the study."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Munif
"ABSTRAK
Danau Kenanga merupakan salah satu dari enam danau yang berada di Kawasan Universitas Indonesia dan dikategorikan tercemar ditinjau dengan parameter nitrogen dengan konsentrasi total nitrogen. Selain nitrogen, fosfor juga berperan dalam proses penurunan kualitas air terutama dalam senyawa fosfat bersamaan dengan nitrogen dapat menyebabkan eutrofikasi. Oleh karenanya dibutuhkan identifikasi mengenai sumber pencemar nitrogen dan fosfor serta menganalisis beban, mensimulasikan transport dan mengevaluasi strategi untuk meningkatkan kualitas air pada aliran Inlet Danau Kenanga, Universitas Indonesia dengan menggunakan software Qual2kw. Digunakan 3 skenario yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas aliran sudetan Kalibaru. Aliran sudetan Kalibaru sudah tidak memenuhi Baku Mutu Air Kelas IV untuk paramteter Amonia dan Fosfat. Hasil pengukuran yang dilakukan pada stream mulai dari Headwater hingga terminus menunjukkan perubahan pada setiap konsentrasi Nitrogen Dan Fosfor. Untuk parameter Nitrit mengalami peningkatan konsentrasi dari 3 mg/L menjadi 5 mg/L, parameter Nitrat mengalami penurunan konsentrasi dari 2.9 mg/L menjadi 0.9 mg/L, parameter Amonia mengalami peningkatan dari 6 mg/L menjadi 12 mg/L, parameter Fosfat mengalami penurunan dari 8.33 mg/L menjadi 6.84 mg/L dan parameter Total Fosfor mengalami penurunan dari 976 mg/L menjadi 508 mg/L. Sumber signifikan yang menjadi sumber pencemar untuk adalah Stasiun Depok Baru dengan beban sebesar 25,344 kg/hari parameter Amonia, Gedung Pemerintahan Kota Depok sebesar 15,74 kg/hari untuk parameter Nitrat dan Nitrit, Pasar sebesar 46,289 untuk parameter Fosfor Organik dan ITC Depok sebesar 7.765 kg/hari untuk parameter Fosfat. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa untuk parameter Amonia mulai dari headwater hingga terminus mengalami peningkatan dari 6 mg/L menjadi 6.69 mg/L, parameter Nitrat mengalami penurunan dari 2.9 mg/L menjadi 2.1 mg/L, parameter Fosfat mengalami peningkatan dari 8.3 mg/L menjadi 85.2 mg/L dan parameter Total Fosfor mengalami penurunan 976 mg/L menjadi 448 mg/L. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas aliran sudetan Kalibaru adalah dengan cara mengendalikan beban pencemar yang masuk ke dalam aliran sudetan Kalibaru. Hasil intervensi tersebut dapat mengurangi beban pencemar yang masuk ke aliran sudetan Kalibaru serta tetap mempertahankan kelas air berdasarkan Baku Mutu PP Nomor 82 Tahun 2001."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Panatama Aziz
"ABSTRAK
Fosfor merupakan salah satu nutrien yang dibutuhkan makhluk hidup. Namun, kelebihan kandungan fosfor dalam badan air dapat menyebabkan eutrofikasi. Detergen yang biasa digunakan banyak mengandung fosfor sehingga pembuangan air limbah yang mengandung detergen ke dalam badan air dapat meningkatkan konsentrasi total fosfor dalam badan air tersebut. Danau Mahoni merupakan salah satu badan air penerima air limbah dari Kota Depok, sehingga dilakukan pemodelan kualitas air pada Danau Mahoni agar dapat mengetahui perubahan konsentrasi total fosfor terhadap waktu. Model kesetimbangan massa yang memasukkan mekanisme adveksi, peluruhan, pengambilan oleh mikroorganisme dan pengendapan. Beban point source yang berasal dari pemukiman dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia diukur secara langsung. Model diselesaikan dengan menggunakan runge-kutta orde keempat untuk mengetahui perubahan konsentrasi total fosfor terhadap waktu.
Laju peluruhan total fosfor yang terukur sebesar 0,36 hari-1. Prediksi model menunjukkan bahwa, dalam sehari, konsentrasi total fosfor pada Danau Mahoni memiliki rentang dari 0,41 mg/L hingga 1,39 mg/L. Konsentrasi total fosfor pada danau menunjukkan kondisi yang sama dengan hasil observasi, dimana terjadi peningkatan konsentrasi dari pukul 6.00 hingga pukul 12.00 akibat adanya beban pencemar yang masuk ke dalam danau dan mengalami penurunan konsentrasi dari pukul 13.00 hingga pukul 5.00 akibat tidak adanya beban pencemar. Namun, pada kondisi penurunan konsentrasi terjadi over prediction dimana hasil prediksi mempunyai nilai yang lebih besar dari pada hasil observasi. Model yang telah dibuat memiliki nilai rata-rata kesalahan relatif sebesar 8,8%.
Untuk menurunkan konsentrasi total fosfor dalam Danau Mahoni, Universitas Indonesia dapat mengolah air limbah domestik dari pemukiman (W1) yang masuk ke dalam Danau Mahoni menggunakan instalasi pengolahan air limbah. Dengan menggunakan unit SBR konsentrasi total fosfor dalam Danau Mahoni dapat turun hingga 65%.

ABSTRACT
Phosphorus in an important nutrient for organism. However, excessive amounts of phosphorus can lead water body to eutrophic condition. Detergent that usually used contains high amounts of phosphorus so that the discharge of detergent-containing wastewater to the water bodies can increase the total phosphorus concentration in that water bodies. Mahoni lake is one of the water bodies that recieves Depok City’s wastewater. Hence, modelling of water quality is conduted to recognize the change of phosphorus concentration against time. Model of mass balance equation include advection, decay, uptake by microorganism and settling. Point source loading from residential areas and Faculty of Engineering Universitas Indonesia is measured directly. Model is solved by using fourth order runge-kutta to recognize the changes of total phosphrous concentration against time.
Measured decay rate of total phosphorus is 0,36 day-1. The model prediction shows that in one day period, phosphorus total concentration in Mahoni lake ranges between 0,41 mg/L to 1,39 mg/L. The total concentration of phosphorus shows the same condition with the observational results, where the concentration goes up at 6.00 to 12.00 caused by loading added into the lake and goes down at 13.00 to 5.00 because there is no loading added into the lake. Although, on the decreasing condition, over prediction occured where the prediction results have higher value compared to observational results. The model have average error of 8,8%.
To decrease the total phosphorus concentration in Mahoni lake, Universitas Indonesia can treat the wastewater from residential area (W1) with wastewater treatment plant. By using SBR unit, total phosphorus concentration can be decreased to 65%.
"
Lengkap +
2015
S58720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamora, Olivia Yasmine
"Sektor pertanian sangat bergantung pada fosfat hasil pertambangan sebagai sumber utama fosfor. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang memiliki alternatif pengganti, keberadaan fosfor tidak dapat digantikan oleh elemen lainnya. Maka dari itu, pemulihan fosfor dari lumpur tinja merupakan opsi pemulihan yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kondisi optimum untuk pemulihan fosfor dari lumpur tinja berdasarkan nilai pH, suhu, dan waktu kontak. Penelitian didahului dengan uji ICP-OES untuk mengetahui karakteristik lumpur tinja, lalu dilakukan simulasi Visual MINTEQ untuk menentukan kondisi ideal pelepasan fosfor. Eksperimen menggunakan reaktor batch dengan variasi pada nilai pH dan waktu kontak. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemulihan fosfor melalui metode wet leaching utamanya dipengaruhi oleh nilai pH. Kondisi optimum pemulihan fosfor berada pada pH 4,5 dengan perolehan konsentrasi fosfor terlarut dan efisiensi p-release tertinggi. Kandungan logam mempengaruhi pH optimum karena ikatan logam-fosfor memiliki kondisi pelepasan yang berbeda tergantung kondisi pH. Pelepasan fosfor juga dipengaruhi oleh kandungan organik yang tinggi pada lumpur tinja, yaitu hingga 92%, yang dapat menghambat pemulihan fosfor. Sedangkan berdasarkan waktu kontak, fosfor telah mengalami proses pelarutan dan presipitasi selama waktu kontak 60 menit, dengan titik kesetimbangan yang dicapai pada waktu 1 menit. Adapun laju reaksi pelepasan fosfor terbesar terjadi pada pH 4,5 yaitu sebesar 0,005654/menit.

The agricultural sector is highly dependent on phosphate mining as the main source of phosphorus. Unlike fossil fuels that have alternatives, phosphorus cannot be replaced by other elements. Therefore, phosphorus recovery from faecal sludge is a potential recovery option. This study aims to find the optimum conditions for phosphorus recovery from sewage sludge based on pH value, temperature, and contact time. The study was preceded by ICP-OES test to determine the characteristics of fecal sludge, then Visual MINTEQ simulation was conducted to determine the ideal conditions for phosphorus release. Experiments used batch reactors with variations in pH value and contact time. The experimental results show that phosphorus recovery through wet leaching method is mainly influenced by pH value. The optimum condition for phosphorus recovery is at pH 4.5 with the highest soluble phosphorus concentration and p-release efficiency. The metal content affects the optimum pH because the metalphosphorus bond has different release conditions depending on the pH condition. Phosphorus release is also affected by the high organic content in the sewage sludge, which is up to 92%, which can inhibit phosphorus recovery. Meanwhile, based on the contact time, phosphorus has undergone the dissolution and precipitation process during the contact time of 60 minutes, with the equilibrium point reached at 1 minute. The largest phosphorus release reaction rate occurred at pH 4,5 which was 0,005654/min."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Maulida Khairunnisa
"Untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan produk fosfor lainnya, eksploitasi fosfor tambang dilakukan secara besar-besaran. Lumpur aktif dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mempunyai potensi besar untuk dijadikan sumber fosfor baru. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi optimum dan pengaruh karakteristik lumpur aktif terhadap pelepasan fosfor dari senyawa kalsium fosfat, yaitu hidroksiapatit (HAP). Penelitian ini juga mencari laju reaksi sebagai dasar penentuan dimensi reaktor. Sebelum melakukan eksperimen, dilakukan simulasi menggunakan Visual MINTEQ 3.1 untuk menentukan kondisi ideal pelepasan fosfor. Eksperimen dilakukan menggunakan reaktor batch dengan variasi nilai pH dan waktu kontak. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin rendah nilai pH, maka pelepasan fosfor semakin tinggi sehingga nilai pH 4 dinilai menjadi nilai pH yang paling efektif. Sedangkan berdasarkan waktu kontak, dengan rentang waktu 120 menit, telah terjadi proses pelarutan dan presipitasi secara dinamis sampai mencapai titik kesetimbangan, yaitu menit ke-30. Karakteristik dari lumpur aktif juga dapat mempengaruhi pelepasan fosfor. Kalsium, sebagai kandungan logam tertinggi di lumpur aktif berdasarkan pengujian, berperan penting karena kemudahannya untuk terikat dengan fosfat dan membentuk senyawa baru sehingga menurunkan konsentrasi fosfor pada larutan. Sedangkan, nilai TSS/VSS pada lumpur aktif dianggap tidak mempengaruhi secara signifikan. Intervensi pada proses presipitasi maupun pelepasan fosfor terjadi pada nilai TSS/VSS yang sangat tinggi. Adapun laju reaksi dihitung menggunakan kesetimbangan massa dan didapatkan koefisien laju reaksi tertinggi pada pH 4, yaitu 0,00339/menit.

Mining phosphorus exploitation is carried out on a large scale to meet the demand for fertilizers and other phosphorus products. Activated sludge from the Wastewater Treatment Plant (WWTP) has great potential to be used as a new source of phosphorus. Therefore, this study aims to analyze the optimum conditions and the effect of activated sludge characteristics on the release of phosphorus from calcium phosphate compounds, namely hydroxyapatite (HAP). This research is also looking for the rate of reaction as a basis for determining the dimensions of the reactor. Before experimenting, a simulation was carried out using Visual MINTEQ 3.1 to determine the ideal conditions for the release of phosphorus. Experiments were carried out using a batch reactor with pH values and contact time variations. The experimental results show that the lower the pH value, the higher the release of phosphorus, so a pH value of 4 is considered the most effective. Meanwhile, based on the contact time, with a period of 120 minutes, a dynamic dissolution and precipitation process has occurred until it reaches an equilibrium point, which is 30 minute. The characteristics of the activated sludge can also affect the release of phosphorus. Calcium, as the highest metal content in activated sludge based on testing, plays an important role because of its ease in bonding with phosphates and forming new compounds thereby reducing the concentration of phosphorus in solution. Meanwhile, the value of TSS/VSS in activated sludge is considered not to have a significant effect. Intervention in the process of precipitation and release of phosphorus occurs at very high TSS/VSS values. The reaction rate was calculated using a mass balance and the highest reaction rate coefficient was obtained at pH 4, which was 0.00339/minute."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabina Adwina Oktovidonna
"Fosfor merupakan sumber daya terbatas yang berperan penting dalam kegiatan agrikultur di seluruh dunia. Namun, keberadaan fosfor seringkali terbuang sia-sia baik dalam air limbah hasil kegiatan pertanian maupun dalam air limbah domestik. Maka dari itu, lumpur aktif dalam suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) diperkirakan mempunyai potensi besar menjadi sumber fosfor yang baru. Adapun tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum dalam upaya pemulihan fosfor dari lumpur aktif berdasarkan nilai pH, suhu, dan waktu kontak melalui proses fisik dan kimia. Bentuk penelitian ini adalah analisis potensi pemulihan fosfor dari lumpur aktif IPAL MBBR Setiabudi dengan bantuan pemodelan Visual MINTEQ 4.0. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dimana akan didapatkannya nilai pH dan suhu optimum berdasarkan pelepasan fosfor yang telah diujikan. Penelitian terdiri dari 3 tahap utama, yaitu pengujian ICP-OES, simulasi Visual MINTEQ 4.0, dan pengujian eksperimen menggunakan shakers. Pengujian ICP-OES dilakukan untuk mengetahui kandungan logam pada  sampel lumpur aktif. Data tersebut kemudian digunakan sebagai inputan pemodelan Visual MINTEQ untuk mencari nilai indeks saturasi senyawa fosfor sehingga dapat ditentukannya kondisi ideal pelepasan fosfor. Selanjutnya, pengujian shakers dilakukan dengan rincian pengujian pH dan suhu dalam rentang waktu kontak yang telah ditetapkan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai pH, maka potensi pelepasan fosfor akan semakin rendah dimana nilai pH yang paling efektif adalah pH 4 dengan konsentrasi fosfor tertinggi sebesar 18,10 mg/L. Sedangkan berdasarkan waktu kontak, fosfor pada lumpur aktif akan mengalami proses pelarutan dan presipitasi sampai akhirnya mencapai titik kesetimbangan, yaitu pada menit ke-15. Adapun faktor yang mempengaruhi proses pelepasan fosfor adalah kandungan organik yang smendominasi sampel lumpur aktif, yaitu 85,42%. Selain itu, kandungan logam pada lumpur aktif yang tinggi juga dapat mengurangi potensi pemulihan fosfor karena fosfor cenderung berikatan dengan logam dan membentuk senyawa baru

Phosphorus is a limited resource that plays an important role in agricultural activities troughout the world. However, phosphorus is often wasted both in wastewater resulting from agricultural activities and in domestic wastewater. Therefore, activated sludge in a Wastewater Treatment Plant (WWTP) is estimated to have great potential to become a new source of phosphorus. The aim of this research is to determine the optimum conditions for recovering phosphorus from activated sludge based on pH value, temperature, and contact time through physical and chemical processes. The form of this research is an analysis of the potential of phosphorus recovery from the activated sludge of the IPAL MBBR Setiabudi with the help of Visual MINTEQ 4.0 modelling. This type of research is quantitive research where optimum pH and temperature values will be obtained based on the release of phosphorus that has been tested. The research consisted of 3 main stages, which is ICP-OES testing, simulation of Visual MINTEQ 4.0, and experimental testing using shakers. ICP-OES testing was carried out to determine the metal content in activated sludge samples. This data is then used as input for Visual MINTEQ modelling to find the saturation index value for phosphorus compounds so that ideal conditions for phosphorus release can be determines. Next, shakers testing is carried out with detailed pH and temperature tests within a predetermined contact time range. The experimental results show that the higher the pH value, the lower the potential for phosphorus releasem where the most effective pH value is pH 4 with the highest phosphorus concentration of 18,10 mg/L. Meanwhile, based on contact time, phosphorus in activated sludge will undergo a dissolution and precipitation proscess until it finally reaches the equilibrium point, namely in the 15 minutes. The factor that influences the phosphorus release process is the organic content in activated sludge which dominates, approximately 85,42%. In addition, the high metal content in activated sludge can also reduce the potential for phosphorus recovery because phosphorus tends to bind with metal and formed new compounds."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>