Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1991
615.1 IPI (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Nur Aura Islami
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah peusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PT SamMarie Tramedifa mengacu pada CDOB dalam pembuatan Prosedur Operasional Baku untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat. PT SamMarie Tramedifa melaksanakan pengadaan dengan melakukan perencanaan pembelian berdasarkan Panduan Pengadaan MDC yang dimiliki PT SamMarie Tramedifa yang berisi data jumlah stok minimal, stok maksimal, dan reorder point (ROP) untuk masing-masing sediaan farmasi. Dalam suatu pengadaan sediaan farmasi, stok minimal dan stok maksimal suatu sediaan farmasi perlu menjadi perhatian khusus untuk mencegah terjadinya kelebihan stok (overstock) atau kekurangan stok (stock out). Hal tersebut dapat diantisipasi dengan melihat nilai ROP yang merupakan suatu titik di mana harus diadakan pemesanan lagi sedemikian rupa agar kedatangan sediaan farmasi yang dipesan berada pada waktu yang tepat. Laporan praktik kerja profesi apoteker ini bertujuan untuk melakukan evaluasi ketidaksesuaian stok obat di gudang dengan ROP pada Panduan Pengadaan Obat di PT SamMarie Tramedifa. Berdasarkan hasil evaluasi stok akhir obat harian bulan Februari 2023 PT SamMarie Tramedifa terhadap ROP, persentase stok akhir obat yang kurang dari ROP berada pada rentang 30,08- 39,09% dengan rata-rata sebesar 33,55% atau sekitar 228 item dari total 678 item. Sedangkan persentase stok akhir obat yang lebih dari ROP berada pada rentang 30,08-39,09% dengan rata-rata sebesar 33,55% atau sekitar 280 item dari total 678 item.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute medicines and/or medicinal substances in large quantities in accordance with statutory provisions. PT SamMarie Tramedifa refers to CDOB in creating Standard Operational Procedures to carry out activities related to the procurement, storage and distribution of medicines. PT SamMarie Tramedifa carries out procurement by planning purchases based on the MDC Procurement Guide owned by PT SamMarie Tramedifa which contains data on minimum stock quantities, maximum stock and reorder points (ROP) for each pharmaceutical preparation. In the procurement of pharmaceutical preparations, the minimum stock and maximum stock of a pharmaceutical preparation need special attention to prevent overstock or stock out. This can be anticipated by looking at the ROP value, which is the point at which another order must be made in such a way that the arrival of the ordered pharmaceutical preparation is at the right time. This pharmacist professional work practice report aims to evaluate the discrepancy between drug stock in the warehouse and the ROP in the Drug Procurement Guide at PT SamMarie Tramedifa. Based on the results of the evaluation of PT SamMarie Tramedifa's daily final stock of medicines for February 2023 against the ROP, the percentage of final stock of medicines that is less than the ROP is in the range of 30.08-39.09% with an average of 33.55% or around 228 items of the total 678 items. Meanwhile, the percentage of final stock of drugs that is more than the ROP is in the range of 30.08-39.09% with an average of 33.55% or around 280 items out of a total of 678 items."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Kamila
"Perencanaan pengadaan obat yang baik memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan stok obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dengan mutu terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan. Apabila perencanaan pengadaan obat dikelola dengan sistem yang kurang baik, akan meyebabkan terjadinya penumpukan obat dan atau kekosongan obat. Untuk menjaga kelangsungan ketersediaan obat yang cukup dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian, maka perlu dilakukan evaluasi dan pengendalian ketersediaan obat yang cermat dan tepat. Pengendalian ketersediaan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi kekosongan atau kekurangan obat di rumah sakit. Salah satu cara untuk mengendalikan ketersediaan obat adalah dengan mengidentifikasi obat yang tergolong fast moving atau slow moving. Identifikasi obat yang termasuk ke dalam kategori fast moving dan slow moving perlu dilakukan khususnya di depo Farmasi ICU dimana, pasien membutuhkan perawatan yang intensif dan obat-obat yang digunakan mayoritas merupakan obat vital yang ketersediaannya harus selalu ada.Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui obat-obatan yang termasuk ke dalam kategori fast moving dan slow moving di depo Farmasi ICU Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) berdasarkan data penggunaan obat periode Januari – Desember 2022. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Terdapat 57 obat (9,73%) yang termasuk obat fast moving, dan 441 obat (75,26%) yang slow moving. Obat yang pergerakannya tergolong fast moving antara lain, N-asetil sistein 200 mg kapsul, norepinefrin 4mg/ml injeksi, parasetamol 500 mg tablet, WFI 25 ml, dan VIP Albumin kapsul sementara obat yang tergolong slow moving antara lain Cal 95 tablet, glucophage XR 500 mg tabet, Nexium 40 mg tablet, prontosan gel 30 ml, dan scabimite cream 30 gr.

A well planned drug procurement has a very important role to determine the stock of drugs that is in line with the needs with guaranteed quality and can be obtained when needed. If drug procurement planning is managed with a poor system, it will lead to drug accumulation and or drug vacancies. To maintain the availability of adequate drugs in providing pharmaceutical services, it is necessary to evaluate and control the availability of drugs appropriately. Availability control is made to prevent or overcome drug vacancies or shortages in hospitals. One way to control the availability of drugs is to identify drugs that are classified as fast moving or slow moving. Identification of drugs in the fast moving and slow moving categories needs to be done, especially in the ICU Pharmacy depot where patients need intensive care and the drugs used are mostly vital drugs whose availability must always be available.This report aims to identify drugs that are classified as fast moving and slow moving in the ICU Pharmacy depot of the University of Indonesia Hospital (RSUI) based on drug usage data for the period January - December 2022. Based on this data, it can be concluded that there are 57 drugs (9.73%) which are fast moving drugs, and 441 drugs (75.26%) which are slow moving. Fast moving drugs include N-acetyl cysteine 200 mg capsules, norepinephrine 4mg/ml injection, paracetamol 500 mg tablets, WFI 25 ml, and VIP Albumin capsules while slow moving drugs include Cal 95 tablets, glucophage XR 500 mg tablets, Nexium 40 mg tablets, prontosan gel 30 ml, and scabimite cream 30 gr"
Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Kamila
"Obat dan bahan obat yang dibuat atau diedarkan oleh suatu industri obat wajib memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Berdasarkan Peraturan BPOM nomor 23 Tahun 2022 tentang Standar dan/atau Persyaratan Mutu Obat dan Bahan Obat, obat dan bahan obat wajib memenuhi standar atau persyaratan mutu sebagaimana diatur dalam Farmakope Indonesia. Pada pasal 4 ayat 2 Peraturan BPOM nomor 23 Tahun 2022 dikatakan bahwa jika terdapat lebih dari satu standar atau persyaratan mutu yang diterapkan di negara lain atau pedoman yang berlaku secara internasional maka, industri obat harus memilih standar atau persyaratan mutu yang memiliki parameter uji yang lebih lengkap dan menggunakan metode yang lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektivitas/sensitivitas, dan otomatisasi. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari obat dan bahan obat yang tidak memenuhi aspek keamanan, khasiat, dan mutu serta informasi produk. Tujuan dari penyusunan tugas khusus ini adalah menentukan metode analisa bahan baku natrium benzoate, butil hidroksitoluen, dan magnesium stearat yang lebih unggul dalam kepekaan, akurasi, presisi, dan selektivitas dari pedoman Farmakope Indonesia VI dan United States Pharmacopeia (USP). Metode yang lebih unggul dalam spesifisitas, akurasi, dan presisi untuk menetapkan kadar natrium benzoat adalah dengan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) seperti yang tercantum dalam USP NF 2022, metode yang lebih unggul untuk mengidentifikasi butil hidroksitoluen adalah dengan menggunakan spektrofotometri inframerah dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) seperti yang tercantum dalam USP NF 2022, dan metode yang lebih unggul untuk mengidentifikasi magnesium stearat adalah dengan mengacu pada USP NF 2022 yaitu dengan metode kromatografi gas.

Drugs and raw materials manufactured or distributed by a pharmaceutical industry must meet safety, efficacy, and quality standards and requirements. Based on BPOM Regulation No. 23 2022 concerning Quality Standards and/or Requirements for Drugs and Raw Materials, drugs and raw materials must comply with quality standards or requirements as specified in the Indonesian Pharmacopoeia. Article 4 paragraph 2 of BPOM Regulation number 23 of 2022 states that if there is more than one standard or quality requirement applied in other countries or internationally applicable guidelines, the pharmaceutical industry must choose the standard or quality requirement that has more complete test parameters and uses methods that are more advanced in accuracy, sensitivity, precision, selectivity/sensitivity, and automation. This aims to protect the public from drugs and raw materials that do not comply with the aspects of safety, efficacy, and quality as well as product information. The purpose of this report is to determine the analyzing method of sodium benzoate, butyl hydroxytoluene, and magnesium stearate raw materials that are more advanced in sensitivity, accuracy, precision, and selectivity from the Indonesian Pharmacopeia VI and United States Pharmacopeia (USP) guidelines. The result indicates that the most excellent method in terms of specificity, accuracy, and precision for determining sodium benzoate levels is by using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) as specified in USP NF 2022, the most excellent method for identifying butyl hydroxytoluene is by using infrared spectrophotometry and High Performance Liquid Chromatography (HPLC) as specified in USP NF 2022, and the most excellent method for identifying magnesium stearate is by referring to USP NF 2022 by gas chromatography method."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Della Rosalynna Stiadi
"Hipertensi dan diabetes melitus menjadi salah satu faktor risiko kejadian kardiovaskuler. Tidak terkontrolnya hipertensi dapat menyebabkan perburukan kesehatan dan ekonomi pada penderitanya. Kombinasi terapi antihipertensi dinilai adekuat untuk mencapai target tekanan darah <140/90 mmHg. Obat antihipertensi golongan ACEI, ARB, dan CCB merupakan terapi yang sesuai untuk pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan harganya bervariasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa golongan ARB lebih cost-effective dibandingkan yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biaya dari kombinasi terapi amlodipin-kandesartan dibandingkan dengan amlodipin-ramipril pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2. Penelitian cross-sectional ini dilakukan di RSUPN dr. Cipto mangunkusumo dengan menggunakan rekam medis pasien tahun 2017-2019. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 87 pasien. Pasien dibagi menjadi dua kelompok: kelompok yang mendapat terapi amlodipin-kandesartan dan kelompok yang mendapat terapi amlodipin-ramipril. Analisis efektivitas biaya diperoleh dari perhitungan biaya medik langsung, menghitung efektivitas terapi berdasarkan jumlah pasien yang mencapai target tekanan darah <140/90 mmhg, serta menghitung nilai ACER. Kombinasi amlodipin-kandesartan memiliki efektivitas terapi 48.9%, sedangkan efektivitas terapi amlodipin-ramipril 45,2%. Nilai ACER kelompok amlodipin-kandesartan dan kelompok amlodipin-ramipril adalah Rp. 1.604.736,2 per efektivitas and Rp 1.811.278,8 per efektivitas. Dapat disimpulkan bahwa amlodipin-kandesartan lebih cost-effective dibandingkan amlodipin-ramipril.

Hypertension and diabetes mellitus are risk factors for cardiovascular events. Uncontrolled hypertension can cause health and economic burdens in patients. The combination of antihypertensive therapy is considered adequate to achieve the targeted blood pressure <140/90 mmHg. Antihypertensive drugs class such as ACEIs, ARBs, and CCBs are appropriated therapies for patients with type 2 diabetes mellitus and the price differences. Previous studies have shown that the ARBs are more cost-effective than others. The aim of this study was to analyze the cost-effectiveness of combination of amlodipine-candesartan compared to amlodipine-ramipril in hypertensive patients with type 2 diabetes mellitus. This cross-sectional study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital by using patient medical records in 2017-2019. Research subjects who met the inclusion criteria were 87 patients. Patients were divided into two groups: group receiving amlodipine-candesartan and group receiving amlodipine-ramipril. Cost effectiveness analysis obtained from the calculation of direct medical costs, calculated the effectiveness of therapy based on the number of patients who reached the target blood pressure <140/90 mmHg, and calculated the value of ACER. Amlodipine-candesartan has a therapeutic effectiveness of 48.9%, while the effectiveness of amlodipine-ramipril is 45.2%. The ACER value of the amlodipine-candesartan group and the amlodipine-ramipril group were Rp 1,604,736.2 per effectiveness and Rp 1,811,278.8per effectiveness. To conclude, amlodipine-candesartan is more cost-effective than amlodipine-ramipril."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T55093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1997
615.1 IND k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sriana Azis
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005
615 SRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Anief
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000
615.1 MOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Anief
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990
615.1 MOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Pricilia
"Seluruh industri farmasi di Indonesia wajib menerapkan aspek-aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sebagai pedoman untuk menjamin agar proses produksi dan pengendalian mutu menghasilkan obat dengan mutu yang tinggi dan konsisten. Kualitas dari sistem dan produksi secara keseluruhan dari suatu produk dapat dikaji melalui rangkuman berupa Product Quality Review (PQR). Melalui laporan PQR, analisis dilakukan untuk melihat konsistensi dari proses yang ada dan kesesuaian spesifikasi dari produk. Pada tugas akhir ini dilakukan penyusunan laporan PQR Produk Injeksi X Tahun 2021 di PT. CKD OTTO Pharmaceuticals. Penyusunan laporan PQR dilakukan dengan cara pengumpulan data terkait produksi seperti batch record, uji stabilitas, daftar status kualifikasi pemasok bahan baku, bahan kemas, data validasi protokol produksi, laporan Out of Specifications (OOS), deviasi dan Corrective and Preventive Action (CAPA), Change Request Form (CRF), status kualifikasi dan kalibrasi peralatan dan utilitas, penarikan produk, serta status registrasi obat dan dan kontrak dari produk injeksi X, serta laporan in-process control dan finished goods. Seluruh data dilakukan analisa dengan pembuatan tren analisis data stabilitas, menganalisa process capability menggunakan perangkat lunak Minitabs. Hasil pengkajian terhadap proses dan produk Injeksi X menunjukkan tidak terdapat permasalahan signifikan terkait bahan awal dan proses produksi injeksi X, dan proses dalam kondisi terkendali. Rekomendasi yang diajukan adalah untuk melanjutkan studi stabilitas sesuai jadwal untuk setiap bets, melakukan pembaharuan terkait tanggal kualifikasi alat serta melakukan asesmen dan monitoring terhadap proses pada periode pengkajian berikutnya.

Pharmaceutical industries n Indonesia are required to apply aspects of Good Manufacturing Practices (GMP) as guidelines to ensure that the production and quality control processes produce drugs with consistent quality. The quality of the system and the overall production of a product can be assessed through Product Quality Review (PQR) where analysis is carried out to see the consistency of the existing process and the suitability of the specifications of the product. In this report, the PQR report of Injection X produced in 2021 at PT. CKD OTTO Pharmaceuticals was prepared. Data related to production such as batch records, stability tests, lists of qualification status of raw material suppliers, packaging materials, production protocol validation data, Out of Specifications (OOS) reports, deviations and Corrective and Preventive Action (CAPA), Change Request Form (CRF), status of qualification and calibration of equipment and utilities, product recalls, as well as drug and contract registration status , as well as reports on in-process control and finished goods were collected. All data was analyzed for trends and process capability using Minitabs software. The results of the review of the X Injection process and products indicated that there were no significant problems related to the starting materials and the X injection production process, and the process was under controlled conditions. Stability study should be carried out continuously according to schedule for each batch, update the qualification date of the equipment and conduct an assessment and monitoring of the process in the next review period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>