Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gordon, Manfred
London: Addison-Wesley , 1963
547.84 GOR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bowles, Joseph E.
New York : McGraw-Hill , 1984
624.151 36 BOW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gallant, Robert W.
Houston, Texas: Gulf Pub.Co., 1968
547.01 GAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Maryam
"Metode analisa kuantitatif terhadap polimer terns dikembangkan
mengingat betapa meningkatnya kebutuhan polimer di masyarakat. Salah
satu metode yang digunakan adalah metode analisa kuantitatif spektroskopi
IR. Metode ini mudah , cepat, dan relatif lebih murah.dibanding metode
analisa polimer lainnya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode
analisa kuantitatif IR untuk menentukan komposisi kopolimer dalam hal ini
adalah kopolimer propilen-etilen blok (KPEB) dan derajat poiimerisasi (MSLiK peRPU5TAi
FWIPA-U i
Struktur KPEB merupakan gabungan dari polipropilen (PP) dan
polietilen (PE) sehingga pita serapan khas kedua polimer tersebut muncul
pada pita serapan KPEB. Pita serapan khas KPEB terdapat pada frekuensi
1167, 973 dan 998 (doublet),'serta 841 cm'^ yang merupakan pita serapan
khas PP dan pada frekuensi 720 cm'^ yang merupakan pita serapan khas PE. Hubungan rasio absorbansi pada berbagai kadar etilen dalam KPEB (2.4 %,
7.0%, 9.4%) menunjukkan keiinieran yang tinggi pada frekuensi 720 dan
973 cm'V Uji linieritas terhadap kurva KPEB menghasilkan persamaan
regresi y = 0,0295x - 0,0011 dengan nilai koefisien korelasi ( r ) 0,9998.
Presisi yang dihasilkan pada pengukuran rasio absoriDansi standar KPEB
memberikan nilai %RSD 3.273, 4.100, 1.513 untuk masing masing-masing
standar 2.4%, 7.0%, dan 9.4%. Uji keberulangan terhadap slope kurva
kalibrasi KPEB memberikan nilai koefisien variasi (kv) 0.339%. Penentuan
persentase recovery pada KPEB memberikan hasil rat^rata 98.02%
Pita serapan khas PEG terdapat pada frekuensi 800 - 1000 cm'^ yang
mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya derajat polimerisasi.
Kurva kalibrasi untuk PEG dibuat antara rasio absorbansi dari frekuensi 940
dan 887 cm"^ vs. derajat polimerisasi (n). Kurva kalibrasi PEG menghasilkan
persamaan regresi y = 0,304 + 0,361 dengan r = 0,986. %RSD rasio
absorbansi standar PEG dengan n = 2, 3, 4, 5 terdiri atas 1.106, 1.444,
2.450, 3.366. Nilai kv untuk kurva kalibrasi PEG sebesar 0.568%. dan
persentase recovery rata-rata PEG 98.04%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hewitt, Paul G.
San Francisco: Pearson - Addison Wesley, 2008
500.2 HEW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Putra Perdana
"Material superkonduktor dengan Tc-tinggi La2-xSrxCuO4 dengan x = 0.2 yang masuk ke kategori superkonduktor kuprat disintesis dalam skala nano dengan metode sol-gel. Sampel di-sinter dalam dua durasi yang berbeda (6 jam dan 12 jam) dan tiga suhu yang berbeda (700 C, 800 Cdan 900 C). Dilaksanakan pengujian XRD untuk mengetahui kemurnian fasa dan data untuk Rietveld refinement, yang setelah dilaksanakan ditemukan sampel memiliki space group I4/mmm yang mengindikasikan memiliki struktur kristal tetragonal. Kemudian terlihatnya perubahan parameter sampel seiring suhu meningkat Disugesti disebabkan oleh semakin asimetrisnya kisi seiring ukuran partikel membesar dan karena surface effects dan nanosize effects, serta interaksi superexchange antara Cu-O-Cu yang terganggu. Dilaksanakan uji SEM-EDS untuk menentukan morfologi dan komposisi sampel. Uji VSM dilaksanakan untuk menentukan sifat magnetik di suhu ruangan dan ditemukan semua sampel memperlihatkan sifat feromagnetik, dengan kurva histerisis di sampel ukuran 100 nm memperlihatkan sifat superkonduktivitas, mengindikasikan 100 nm merupakan ukuran perbatasan antara skala nano dan bulk untuk La2-xSrxCuO4.

High-Tc superconductor material La2-xSrxCuO4 with x = 0.2 which is categorized as one of the cuprate superconductors is synthesized using sol-gel method. The samples are sintered in two different durations (6 and 12 hours) and three different temperatures (700°C, 800°C and 900°C). XRD analysis is done to determine phase purity and to obtain data to perform Rietveld refinement. The results show the sample has a space group of I4/mmm, indicating tetragonal crystal structure. Shifting values of the lattice constants are also exhibited by the sample. It was suggested to be caused by the increased assymetry of the lattice as particle size increases, more dominant surface effects, nanosize effects and the disruption of the superexchange interaction between Cu-O-Cu. SEM-EDS analysis is also done to determine the morphology and composition of the sample. VSM measurement is performed at room temperature to determine the magnetic properties exhibited by the sample. Further analysis yields results that states all samples are ferromagnetic with the hysteresis curve for the 100 nm sample shows the existence of superconductivity, indicating that 100 nm is the border size between the nanoscale and the bulk scale for La2-xSrxCuO4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The book explains the theory behind electroactive bending (including ion-polymer-metal-composites –IPMCs), dielectric elastomers, electroactive contraction, and electroactive contraction-expansion cycles. The book also balances theory with applications, how electroactivity can be used, drawing inspiration from the manmade mechanical world and the natural world around us. "
New York: Springer, 2012
e20395554
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Luthfiyah
"Nanokomposit selulosa asetat telah disintesis dengan menggunakan nanofiller organoclayyang dimodifikasi dengan TiO2. Bentonit Tapanuli yang sebelumnyadikenai proses purifikasi dan penyeragaman kation dimodifikasi dengan ditambahkan TiO2 dengan persen berat yakni 0%, 1%, 3%, 5%, 10% dan 7% organoclay terhadap total komposit.. Analisis BET mengindikasikan adanya penambahan luas permukaan bentonit pada penambahan surfaktan dan TiO2 sebesar 16,41 m2/g, 29,49 m2/g, 27,57 m2/g, dan 36,74 m2/g.
Analisis FTIR menunjukkan interkalasi surfaktan telah berhasil dilakukan dengan adanya pita serapan baru dari HDTMABr pada 2636 cm- 1 dan 2569 cm-1. Analisis Raman menunjukkan TiO2 telah berhasil diinterkalasi ke dalam organoclay ditunjukkan dengan pita serapan baru khas TiO2 pada panjang gelombang 637cm-1, 516 cm-1, 395 cm-1 dan 147 cm-1. Difraktogram XRD menunjukkan kenaikan basal spasing pada modifikasi bentonit yakni dari 15.7 Å pada bentonit alam menjadi 19,7 Å. Pembuatan nanokomposit dilakukan dengan menggunakan aseton sebagai pelarut dan metode solvent castingsebagai teknik untuk pembuatan film nanokomposit. Aplikasi nanokomposit berupa uji fotodegradasi pada penyinaran sinar matahari langsung, lampu UV, dan tanpa penyinaran selama enam hari.
Diketahui, semakin banyak TiO2 semakin besar komposit yang terdegradasi. Persen penurunan berat hasil uji aplikasi pada penyinaran lampu UV sebesar 1,11%, 2,15%, 2,73%, 3,18%, 3,96%, pada penyinaran langsung sebesar 1,03%, 3,03%, 3,88%, 4,53%, 5,57%.Modifikasi nanokomposit dengan penambahan TiO2.

Cellulose acetate nanocomposite has been synthesized using organoclay nanofiller modified with TiO2. Bentonite Tapanuli were previously subjected to processes of purification and unification of cations modified with TiO2 that was added as much as 0%, 1%, 3%, 5%, 10% of the total composite. BET analysis indicated surface area of bentonite was increased with the addition of surfactant and TiO2 of 16.41 m2 / g, 29.49 m2 / g, 27.57 m2 / g, and 36.74 m2 / g.
FTIR analysis showed intercalation with surfactant was successfully carried out in the presence of HDTMABr, indicated by new absorption band at 2636 cm-1 and 2569 cm-1. Raman analysis showed TiO2 has been successfully intercalated into the organoclay shown with Raman peaks typical of TiO2 at a wavelength of 637cm-1, 516 cm- 1, 395 cm-1 and 147 cm-1. XRD diffractogram shows the increase in basal spasing on the modification of bentonite, film from 15.7 Å to 19.7 Å, before and after modification. Fabrication of nanocomposite was carried out using acetone as solvent and through solvent casting method. Nanocomposite application in photodegradation test was carried out under direct sunlight radiation, UV light, and without irradiation for six days.
It's found that, the greater presence amount of TiO2 in the composites, the more weight loss occured, due to photodegradation. Percent weight loss of UV light irradiation are 1.11%, 2.15%, 2.73%, 3.18%, and 3.96%, while under direct irradiation, the weight loss was 1.03%, 3.03%, 3.88%, 4.53%, and 5.57%. Modification of nanocomposite with the addition of photocatalytic TiO2 as photocatalytic agent has shown the ability of self-photodegradation of nanocomposite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarrigani, Gholamreza Vahedi
"This book investigates the effect of sintering temperature on willemite based glass-ceramic doped with different content of Er2O3. It is the first to report research on producing willemite by using waste materials and using trivalent erbium (Er3+) as a dopant. This book provides a survey of the literature on glass and glass-ceramic, while comprehensive experiments and analysis have been performed on the material used. "
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509430
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Wahyu Arini
"ABSTRAK
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.

ABSTRACT
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat."
2014
S61442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>