Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mayr, Ernst
Cambridge, UK: Belknap Press, 1963
591.38 MAY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Grolier International, 1993
R 591.703 ENC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
McFarland, David
Essex: Longman, 1993
591.51 MCF a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tullar, Richard M.
New York: McGraw-Hill, 1977
599.938 TUL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Facts on file, 1989
591.38 ENC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paterson, Hugh E
Baltimore: The Johns Hopkins University Press, 1992
575 Pat e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Massachusetts The MIT Press, 1992
570 UNI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pandey, B.N.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 2012
591.7 PAN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Prasetyo
"Anjing dan kucing merupakan hewan yang didomestikasi oleh manusia, dengan salah satu tujuannya adalah sebagai hewan peliharaan. Sebagai hewan peliharaan, kesejahteraan mereka bergantung kepada manusia. Akan tetapi, dalam interaksinya dengan manusia, hewan peliharaan dapat menjadi korban dari kekejaman manusia. Penelitian ini menggunakan konsepsi species justice yang ada di dalam green criminology untuk mengonstruksikan kekejaman terhadap hewan sebagai kejahatan lingkungan dan juga menganalisis penanganan terhadap kasus kekejaman terhadap hewan peliharaan yang terjadi di Indonesia. Kekejaman terhadap hewan peliharaan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kekerasan terhadap hewan, penelantaran terhadap hewan, serta perdagangan daging anjing dan kucing. Dalam kasus kekerasan terhadap hewan, untuk pelanggaran pertama, pelaku diberikan masa percobaan dan hewan dapat disita dari kepemilikan pelaku. Untuk pelanggaran berulang, pelaku dipidana dengan penjara atau denda. Dalam kasus penelantaran terhadap hewan, pelaku diberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan hewan. Hewan disita dari pelaku jika pelaku dinilai tidak lagi mampu memberikan perawatan terhadap hewan. Dalam kasus perdagangan daging anjing dan kucing, pelaku dipidana dengan penjara dan denda. Dalam setiap kasus, kerja sama antara organisasi pemerhati hewan dengan aparat penegak hukum sangat dibutuhkan untuk mencegah dan menangani kekejaman terhadap hewan peliharaan.

Dogs and cats are domesticated by humans with one of the aims was as companion animals. As companion animals, their welfare is dependent on human. However, in their interactions with human, companion animals could be victims of human cruelty. This research used species justice conception in green criminology to construct companion animal cruelty as environmental crime and to analyze handling of companion animal cruelty cases that happened in Indonesia. Companion animal cruelty that happened in Indonesia can be grouped into animal abuse, animal neglect, and dog and cat meat trade. In cases of animal abuse, for the first offence, the perpetrator was given probational period and the animal could be confiscated from the perpetrator. For repeated offence, the perpetrator was sentenced to imprisonment and fined. In cases of animal neglect, the perpetrator was educated to raise his or her awareness of animal welfare. Animal was confiscated if only the perpetrator was deemed no longer able to give care for the animal. In cases of dog and cat meat trade, the perpetrator was sentenced to imprisonment and fined. In each case, cooperation between animal welfare organization and law enforcement officers were needed to prevent and to handle cases of companion animal abuse."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Putri Larasati
"ABSTRACT
Keberadaan lumba-lumba untuk pertunjukan satwa merupakan praktik yang sudah dilarang di berbagai belahan dunia, namun tidak di Indonesia. Berlindung dibawah dalih konservasi dan edukasi, praktik ini menuai kritik karena terdapat indikasi kekejaman terhadap lumbalumba dalam prosesnya. Peraturan-peraturan yang ada bukan menjadi penghalang bagi penyelenggara untuk tetap menjalankan bisnisnya. Proses pemanfaatan satwa tersebut penulis kategorikan menjadi tiga bagian, yaitu perekrutan, penangkaran dan pelatihan, serta pertunjukan. Berbagai temuan data dalam tulisan ini menunjukan adanya bentuk kekejaman terhadap lumba-lumba yang melanggar kelima prinsip kebebasan satwa dan tingkat kekejaman paling tinggi ada pada proses penangkaran dan pelatihan. Fenomena ini juga akan dijelaskan melalui konsep species justice dan non-speciesist criminology yang akan dibahas di dalam perspektif green criminology.

ABSTRACT
The existence of dolphins for animal shows is a practice that is banned in various parts of the world, but not in Indonesia. Using conservation and education as an excuse, this practice receives criticism as there is some indication that animal cruelty is involved in the process. The existing rules couldn't prevent the organizers in running their business. Here, the writer divided the animal exploitation process into three parts, which are the recruitment, the captivity and the training, as well as the show. Many findings in this journal show that there are some forms of cruelty towards the dolphins that are violating the Five Freedoms for Animals, where the worst form of cruelty takes place in the process of capturing and training. This phenomenon will also be explained using the concept of species justice and nonspeciesist criminology which will be discussed from the perspective of green criminology.
"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>