Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
London: Routledge, 2016
306.760 72 ROU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jodie Medd
"Before lesbianism became a specific identity category in the West, its mere suggestion functioned as a powerful source of scandal in early twentieth-century British and Anglo-American culture. Reconsidering notions of the 'invisible' or 'apparitional' lesbian, Jodie Medd argues that lesbianism's representational instability, and the scandals it generated, rendered it an influential force within modern politics, law, art and the literature of modernist writers like James Joyce, Ezra Pound and Virginia Woolf. Medd's analysis draws on legal proceedings and parliamentary debates as well as crises within modern literary production - patronage relations, literary obscenity and cultural authority - to reveal how lesbian suggestion forced modern political, cultural and literary institutions to negotiate their own identities, ideals and limits. Medd's text will be of great interest to scholars and graduate students in gender and women's studies, modernist literary studies and English literature."
United States: Cambridge University Press, 2012
e20528221
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Unwin Hyman, 1989
306.76. COM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Paul
"Heterosexuality is a largely ‘silent’ set of practices and identities – it is assumed to be everywhere and yet often remains unnamed and unexplored. Despite recent changes in the theoretical understanding and representation of sexuality, heterosexuality continues to be socially normative.
Forging a new agenda for the study of heterosexuality, this in-depth volume, the first research monograph to focus on heterosexuality and society, presents an empirical study of the construction, negotiation and enactment of heterosexual sexuality. Using detailed interview data, it investigates how heterosexuality, as both an identity and a set of practices, is accomplished through love relationships. Rather than assuming that romantic love is an outcome or expression of a pre-defined sexuality, Johnson explores how sexuality is brought to life through love.
Situated in the ongoing theoretical debates concerning the relationship between gender and sexuality, Paul Johnson’s book shows how ways of loving are interwoven with the construction, practice, regulation and government of heterosexuality. Excellently written, this important book also looks at gender in society, and explores such areas as heterosexual subjectivities and the borders of desire. As such, the research it contains will be valuable for all students of sociology and gender studies."
London: Routledge, 2005
e20529249
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Yuwana
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji masalah perilaku homoseksual dalam tradisi gemblakan di Ponorogo, khususnya masalah resiko perilaku hubungan seksual warok, warokan, sinoman, dengan gemblak sebagai konsekuensi logis orang yang sering bertukar-tukar pasangan seksual. Objek penelitian ini adalah masyarakat Desa Somoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
Kajian tesis ini menunjukkan bahwa homoseksualitas di kalangan warok, warokan, sinoman, gemblak pada dasarnya dalam dua wujud, yaitu: (1) suami-istri, dan (2) anak-asuh. Pola hubungan itu tercermin dalam seni reog Ponorogo. Ada warok sebagai pembina atau sesepuh dan donatur, dan ada warokan sebagai pemberi semangat pergelaran. Di pihak lain ada sinoman sebagai pengiring, dan ada pula gemblak sebagai penari jathilan. Pelaku tradisi gemblakan melakukan hubungan seksual dengan teknik diloco [alat kelamin pasangan seksual gemblak diremas-remas tangan] dan dikempit [alat kelamin pasangan seksual gemblak dijepit di celah-celah paha]. Homoseksualitas warok, warokan, sinoman, dengan gemblak dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang [deviant behavior]. Perilaku menyimpang dalam suatu komunitas tertentu menarik untuk diteliti dari disiplin ilmu antropologi psikologi dengan memanfaatkan metode life history [pengalaman hidup].
Penelitian ini mengacu pada modifikasi teori Ruth Benedict mengenai pola kebudayaan, teori Kinsey dkk mengenai kontinum homoseksual, Wainwright Churchill yang dikemukakan, teori J. Patrick Gray dan Jane E. Ellington mengenai peran yang dijalankan oleh seorang yang mengenakan kostum jenis kelamin yang berbeda, teori Don Kulick mengenai tingkatan perilaku homoseksual, dan teori A.J. Biao mengenai peran seni tari sebagai ekspresi perilaku homoseksual antara realita dan imajinasi.
Dari penelitian ini telah diperoleh hasil yang mencakup 3 pokok, yaitu:
Pertama, faktor penyebab utama tradisi gemblakan berhubungan dengan legitirnasi kekuasaan. Selain itu ada faktor penyebab lainnya yang menunjang, di antaranya: kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, dan kelonggaran ketaatan aturan agama.
Kedua, warok, warokan, sinoman, dan gemblak berpotensi tertular penyakit kelamin, penyakit kulit, dan gangguan jiwa sebab mereka sering bertukar-tukar pasangan seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warok, warokan, sinoman, gemblak hanya tertular penyakit kulit karena mereka dalam melakukan hubungan seksual terbatas pada diloco [alat kelamin pasangan seksual gemblak diremas-remas tangan] dan dikempit [alat kelamin pasangan seksual gemblak dijepit di celah-celah paha]. Berbeda dengan kaum gay di negara-negara maju (masyarakat modern) yang melakukan hubungan seksual dengan teknik oral seks dan anal seks yang memungkinkan pelaku tertular penyakit kencing nanah [gonorrhoea], gejala penyakit pada mulut dan saluran pencernaan, mencret-mencret, dan gejala penyakit pada lubang dubur.
Ketiga, laporan tentang warok, warokan, sinoman, gemblak yang tertular penyakit kelamin dan gangguan jiwa sebagai akibat dari perilaku homoseksual tidak ada. Dari.penelitian ini ditemukan ada warok, warokan, sinoman, dan gemblak yang menderita penyakit kulit, namun terbatas lecet-lecet pada alat kelamin. Pengobatan terhadap penyakit kulit itu menggunakan ramuan tradisional. Ramuan obat tradisional dapat diperoleh dari warok (yang telah tinggi ilmu kesaktian dan kekebalan tubuh) dan seorang dukun. Warok, warokan, sinoman, dan gemblak dalam beradaptasi dengan masyarakat heteroseksual memiliki dua cara, yaitu: (1) cara terbuka, dan (2) cara tertutup."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arintowati Hartono Handojo
"ABSTRAK
Homoseksualitas merupakan suatu gejala sosial yang pada akhir abad ke XIX sampai sekarang, acap kali dijadikan sebagai pokok pembicaraan dan tema pembahasan di berbagai media. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel-artikel dalam bermacam-macam Surat Kabar dan Majalah, bahkan pada seminar-seminar baik yang diadakan di luar maupun di dalam negeri oleh berbagai pihak.
Sering tampilnya gejala homoseksualitas sebagai pokok pembahasan dan ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa gejala homoseksualitas masih merupakan suatu hal yang unik dan terselubung, yang mengandung kesimpang-siuran anggapan atau pendapat mengenai aspek-aspek sehubungan dengan gejala tersebut, dan yang hingga kini belum dapat sepenuhnya diungkapkan. Dengan sendirinya hal seperti ini banyak mengundang minat, terutama di kalangan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, untuk melakukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam dan lebih terperinci. Apalagi jika dilihat atau diduga adanya kemungkinan bahwa implikasi gejala tersebut pada masyarakat sekarang yang sudah serba kompleks bisa menimbulkan masalah-masalah sosial yang baru.
Tentang kapan dan di belahan bumi mana tepatnya homoseksualitas pertama kali muncul, sampai saat ini belum ada satu sumberpun yang dapat dijadikan sebagai patokan. Yang pasti, homoseksualitas sudah ada sejak jaman di mana peradaban manusia masih sangat rendah dan tradisional.
Menurut sejarah dan beberapa cerita atau "mythos" dari berbagai bangsa yang dapat dijumpai dalam literatur, praktek atau aktifitas kehidupan homoseksual ternyata tidak hanya merupakan aktifitas-aktifitas perorangan, melainkan pernah hidup dan berkembang secara kolektif atau memasyarakat.
Literatur-literatur kuno, memang merupakan salah satu sarana yang dapat dijadikan landasan untuk membuktikan bahwa homoseksualitas benar-benar suatu gejala sosial yang sudah ada sejak lama. Kesaksian literatur paling tua yang pernah ditemukan manusia mengenai gejala homoseksualitas, ialah tulisan yang tertera pada lembaran daun lontar milik bangsa Yunani Kuno. Lembaran lontar yang berumur lebih kurang 4.500 tahun Sebelum Masehi tersebut, mengisahkan kehidupan dewa-dewi bangsa Yunani Kuno. Dan dari kisah ini, diketahui bahwa dalam kehidupan dewa-dewi mereka terjadi praktek-praktek atau aktifitas-aktifitas homoseksual. Barangkali inilah salah satu penyebab mengapa homoseksual pernah membudaya di kalangan masyarakat bangsa Yunani. Kepercayaan mereka terhadap adanya dewa-dewi sebagai perwujudan dari polytheisme yang mereka anut, menyebabkan masyaratkat bangsa Yunani kemudian merefleksikan perilaku dewa-dewinya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam salah satu bukunya yang membahas tentang gejala homoseksualitas, Morton Hunt mengatakan bahwa kira-kira 2.400 tahun yang lalu di Athena, pesta homoseks yang diadakan dan dihadiri oleh orang-orang dari kalangan terhormat seperti misalnya para bangsawan; negarawan; sastrawan atau filsuf-filsuf ternama merupakan tradisi yang lazim dilakukan. Dan masih dalam abad yang sama di suatu daerah sebelah Baratdaya Yunani, penulis ini juga mengungkapkan bahwa bangsa Sparta yang tersohor sebagai bangsa yang gagah dan sangat ahli dalam soal perang, ternyata merupakan orang-orang yang dalam kehidupannya mempunyai kebiasaan untuk melakukan aktifitas-aktifitas homoseksual."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Adihartono Reksodirdjo
"Since the sexual revolution began in Europe, the sexual discourse i.e. homosexuality, lesbianism, bisexuality and transexuality could be a scientific discourse and many scholars start doing research this area. The development of sexual revolution is also bring up the movement of homosexual revolution communities.
This thesis describes and analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain from the international perspective. The Netherlands is one of the European states which is having a free and liberal sexual tradition because the government could accommodate the sexual attitude into non-bias gender policy. The legalization of homosexuality in the Netherlands took by the French through "French Napoleonic Code at 1811. The code explained that the liberation and marriage of homosexuality is guarantee by policy. This Code is follow by the Dutch government and they make a non-bias gender policy such as Same Sex Marriage Policy and also Prostitution Policy. From the democracy theory, it is visible that the Netherlands have a "Sexual Social Democracy" because they give the tolerance for another aspiration, expression, the difference and human rights.
The liberal democration in the Netherlands, it should be like a pioneer for the other European countries. After Dutch government legalizes the Same Sex Marriage Policy in 2001, Belgium is also legalizing it in 2003. One of the European countries which is surprised all over the world is Spain. Spain is the country in the Mediterranean bay which has a strong Catholic tradition, but the Spanish government could accommodate the homosexual communities with the Same Sex Marriage Policy in 2005. From this point of view, the Netherlands it should be use a "latent" ideology to marketization their liberal democration. This pattern is one of the contemporary powers at the global era which is named Soft Power. This power is like a psychological power because they use values, morals and cultures as a dominant power. The method is to promote the attractive values and cultures, not with the repression but with the persuasion and argumentation.
The method of this research is descriptive. After describing the whole problems then we analyze it from the cases. In the mean time, the data's research technique of this thesis is from books, scientific journals, newspapers, the documents and internet.
In brief, this thesis analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain, complete with the international debates regarding this policy. On chapter 4 and 5, the researcher make a differentiation between homosexual communities in Europe and Indonesia, and this differentiation will be a challenge to advocate them to achieve their rights as a human being.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>