Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sindhu Galba
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
899.221 3 SIN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhu Galba
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
I 899.231 G 32 k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
899.221 1 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Indra Rukmi
"Dari penelitian ini kami dapat menarik beberapa kesimpulan tentang cerita Pak Belalang sebagai berikut. 1. Cerita Pak Belalang terdiri dari dua versi yaitu versi transkripsi dan versi pengolahan. Versi transkripsi (versi yang langsung dicatat dari peredaran lisan diwakili oleh naskah W. 212. Versi pengolahan (versi cerita yang telah mengalami pengolahan) diwakili oleh cerita W.S. dan cerita BR. V.D.W. Di pandang dari segi filologi naskah W. 212, dan cerita BR V.D.W. merupakan satu versi, sedangkan cerita W.S. merupakan versi lain yang agak berbeda. 2. Cerita Pak Belalang sebagai dongeng mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Sebagai hiburan, b). Sebagai alat pendidikan. c). Sebagai alat untuk melakukan control social. 3. Cerita Pak Belalang ternyata tidak unik, tetapi universal. Selain terdapat di daerah Melayu dan Indonesia juga ada di Negara-negara lain. 4. Adanya persamaan cerita Pak Belalang dengan cerita0cerita di tempat lain, disebabkan oleh difusi (penyebaran), dan kemungkinan berasal dari India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S10875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmah A. Sunardjo
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2000
389.2 NIK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyati
"Skripsi ini adalah hasil penelitian terhadap novel The Belle of Tjililin yang pernah dimuat dalam majalah Penghidoepan no. 119, 15 November 1934. Penelusuran awal terhadap novel ini membawa penulis sampai pada perumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penggambaran latar sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 2. Adakah perubahan-perubahan sosial budaya mengiringi kehidupan sosial masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan penggambaran sosial budaya masyarakat pribumi dan peranakan dalam novel The Belle of Tjililin. Melalui penggambaran tersebut, dapat terungkap permasalahan-permasalahan sosial dan budaya yang terjadi di antara masyarakat pribumi dan peranakan, perubahan-perubahan nilai sosial budaya di dalamnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik secara bersamaan. Unsur intrinsik tokoh dan latar digunakan sebagai media untuk mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan yang tergambar dalam The Belle of Tjililin. Berdasarkan analisis tokoh dan latar, dengan didukung berbagai teori sosiologi, maka penelitian ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan penggambaran latar sosial budaya masyarakat. The Belle of Tjililin merupakan novel yang mengetengah kehidupan masyarakat heterogen. Tokoh-tokohnya berasal dari dua kebudayaan yang berbeda yaitu pribumi dan Tionghoa peranakan, Kedua kelompok masyarakat ini hidup bersama dalam latar tempat dan fatal- sosial masyarakat Semarang, Cililin, Bandung, dan Sumedang. Keadaan ini menempatkan masyarakat kedua kelompok untuk saling kontak dan menjalani proses sosial. Berdasarkan kontak dan proses sosial, perbedaan yang ada di antara masyarakat pribumi dan Tionghoa dalam The Belle of Tjililin ini justru digambarkan mengarah pada satu perubahan positif yaitu asimilasi atau pembauran. Kesimpulan kedua adalah bahwa kontak dan proses sosial yang terjadi dalam The Belle of Tjililin mendorong adanya perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dalam novel ini berupa perubahan pada pola pikir dan orientasi hidup para tokoh. Baik masyarakat pribumi maupun masyarakat Tionghoa dalam novel ini digambarkan tidak lagi hanya berorientasi pada hal-hal pokok seperti sandang, pangan, dan papan, namun juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekunder seperti pendidikan dan hiburan. Masyarakat tidak lagi terpaku pada aspek_-aspek kehidupan yang sifatnya tradisional, namun juga pada kehidupan modern masyarakat perkotaan. Kesimpulan yang ketiga adalah bahwa berbagai perubahan yang terjadi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-raktor penyebab perubahan-perubahan tersebut adalah adanya kontak antar budaya yang berbeda dalam masyarakat yang heterogen, serta sistem pendidikan yang sudah maju."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maini Trisna Jayawati
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
398.32 MAI a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
899.223 8 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1997
899.223 8 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Kurniawan
"Karya satra lama yang berbentuk naskah perlu diteliti secara mendalam, karena didalamnya tersimpan system nilai adat-istiadat, dan alam paraleluhur kita pada masa lampau, yang dapat diterapkan atau dihindari pada masa sekarang. Syair Nyamuk dan Lalat adalah karya sastra yang simbolik, karena tokoh-tokohnya adalah binatang (serangga-serangga). Serangga-serangga ini berlaku seperti manusia. Setelah diadakan anlisis terhadap isi naskah, maka dapat disimpulkan bahwa tema Syair Nyamuk dan Lalat adalah percintaan, yaitu percintaan nyamuk dan lalat yang berakhir dengan kebahagiaan. Amanat Syair Nyamuk dan Lalat adalah agar kita tidak membohongi diri sendiri dan selalu berusaha dalam menghadapi suatu masalah. Tokoh-tokoh dalam Syair Nyamuk dan Lalat disimbolikan oleh pengarang dalam kelompok nama seranga, yaitu Lalat, Nyamuk, Bari-bari, Agas, dan Tabuhan. Tokoh Lalat dan Nyamuk di lambangkan sebagai golangan bangsawan. Tokoh Bari-bari digambarkan sebagai pesuruh atau dayang tokoh Lalat yang patuh dan setia. Tokoh Agas digambarkan sebagai dayang tokoh Nyamuk yang setia terhadap tuannya. Sedangkan tokoh Tabuhan dilambangkan sebagai orang. pintar di dalam masyarakat pada masa naskah itu ditu1is"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>