Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Fahrurozi
"Field sering dipelajari dan digunakan dalam beberapa bidang ilmu dan aplikasi aljabar. Dari beberapa field yang telah diketahui dapat dibentuk field lain yang lebih besar, yang disebut extension field. Dalam tugas akhir ini akan dibahas teori mengenai eksistensi dan cara pembentukan suatu extension field. Misal kita punya suatu field F , maka extension field dari F dibentuk dengan adjoining suatu akar dari polinomial tak tereduksi dalam [ ] F x (himpunan polinomial dalam x atas F ). Pembentukan extension field dibedakan berdasarkan karakteristik suatu field, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu field dengan karakteristik 0 atau field tak hingga dan field dengan karakteristik p atau field hingga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fahrurozi
"Field sering dipelajari dan digunakan dalam beberapa bidang ilmu dan aplikasi aljabar. Dari beberapa field yang telah diketahui dapat dibentuk field lain yang lebih besar, yang disebut extension field. Dalam tugas akhir ini akan dibahas teori mengenai eksistensi dan cara pembentukan suatu extension field. Misal kita punya suatu field F, maka extension field dari F dibentuk dengan adjoining suatu akar dari polinomial tak tereduksi dalam F[x] (himpunan polinomial dalam x atas F ). Pembentukan extension field dibedakan berdasarkan karakteristik suatu field, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu field dengan karakteristik 0 atau field tak hingga dan field dengan karakteristik p atau field hingga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Singgih Saputra
"Suatu field F disebut finite field jika banyak anggota F berhingga, sedangkan jika banyak anggota F tak berhingga maka field F disebut infinite field. Salah satu contoh finite field adalah field GF(pn) yang merupakan extension field dari Zp. Untuk membentuk GF(pn) secara manual dengan elemen yang relatif besar cukup sulit, sehingga diperlukan bantuan komputer untuk membentuk GF(pn). Pembentukan GF(pn) ini terdiri atas pembentukan elemen-elemen pembangkit GF(pn) dan operasi-operasi yang didefinisikan di dalamnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Owen, Julian
"If you are thinking of improving your home but want the real story of how to be successful, this richly illustrated and completely up-to-date book is for you. It distils all the practical information needed to run a project from dream to reality, highlighting the pitfalls along the way and suggesting ways to avoid them."
London: [RIBA , RIBA ], 2008
e20436500
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Prince, Thomas R.
Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing, 1963
657 PRI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McLuhan, Marshall
NewYork: MIT Press, 1994
302.23 MCL u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thurisina Choliq
"Inversi seismik deterministik telah dilakukan dengan menggunakan data PSTM di Lapangan Coki, Cekungan Kutai. Konsentrasi dari studi ini adalah zona Utama dengan kedalaman kurang lebih 3 km yang merupakan zona dengan akumulasi gas terbanyak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ekstensi dari batupasir di Zona Utama dengan menggunakan metode klasifikasi lithoseismic berdasarkan input dari hasil inversi seismik deterministik mengingat kontribusi seismik untuk pengembangan zona Utama sangat kecil sebelumnya dikarenakan resolusi yang terbatas. Studi kelayakan fisika batuan menunjukkan bahwa untuk Zona Utama, kandungan fluida gas dan air sudah tidak bisa dipisahkan lagi di crossplot P-Impedance vs Poisson’s Ratio. Sedangkan untuk pemisahan litologi batupasir dan batulempung secara umum masih bisa dipisahkan terutama untuk batupasir dengan kualitas bagus. Dengan menggunakan cube P-Impedance dan Poisson’s Ratio hasil seismik inversi sebagai input, klasifikasi lithoseismic dilakukan untuk memisahkan batupasir dan batulempung. Hasil akhir dari proses ini adalah sand probability cube. Sand probability cube ini selanjutnya diinterpretasi dan digunakan untuk memprediksi ekstensi dari sand di zona Utama. Hasil interpretasi menemukan beberapa target baru di daerah dimana tidak ada kontrol dari sumur dan amplitudo seismic tidak menunjukkan karakteristik khusus. Berdasarkan hasil interpretasi ini optimalisasi trayektori dan desain beberapa sumur dilakukan.

Deterministic seismic inversions were performed using PSTM (Pre-stack time migration) data in the Coki field, Kutai Basin. The study concentrated on the Peciko Main Zone (~3 km burial depth) which is the main gas producing interval of the field. The main objectives of this project were to identify and map sand and possibly to define new targets for future development wells. Until 2012, seismic data had little contribution to well planning for this interval since their resolutions are poor and the seismic images only show the thick packages of stacked reservoirs. A rock physics feasibility study on P-impedancevs. Poisson’s Ratio crossplot showed that water and gas sands overlap each other significantly, meanwhile sand are discriminated from shale in particular for good quality sand. Lithoseismic classification is done using inverted P-impedance and Poisson’s Ratio to discriminate sand from shale. The final result is sand probability cube. Sand probability cube is then interpreted and used to define possible extension of sand limit for Main Zone.The final interpretation discovered several new targets where there is no well control and the seismic amplitudes didn’t show any distinctive characteristics. Then well trajectories are optimized using defined sand extension in order to better target the reservoir.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Elisabeth Afriyanti
"Metode alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan dan menekan tendensi terbentuknya deposit kerak adalah Magnetic Water Treatment (MWT). Kritik yang biasa dilontarkan tentang metode ini adalah hasil dari alat MWT pada saat penerapannya banyak yang tidak efektif. Selain itu masih terdapat pro-kontra di kalangan peneliti mengenai efektivitas proses magnetisasi dan kondisi operasinya. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang metode magnetisasi ini sebagai metode alternatif pengolahan air sadah. Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh dari medan magnet terhadap presipitasi CaCO3 total setelah sirkulasi, tendensi presipitasi setelah magnetisasi dan filtrasi, juga jenis kristal CaCO3 pada air sadah sintetik (larutan Kalsium Karbonat) sistem dinamis sirkulasi dengan magnet permanen dan EMF (Electromagnetic field). Variabel kondisi operasi meliputi laju alir, lama waktu sirkulasi, jumlah magnet dan konsentrasi sampel pada sistem magnet permanen, sementara untuk EMF dilakukan pengamatan pengaruh induksi dan osilasi medan listrik pada kumparan solenoida saat sirkulasi dan variasi waktu sirkulasi. Pengukuran konsentrasi CaCO3 pada larutan Kalsium Karbonat dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri EDTA setelah sirkulasi dan saat presipitasi selama 3 jam setelah filtrasi. Uji XRD dan SEM dilakukan untuk mengetahui jenis kristal yang terdeposit di permukaan pelat kaca. Hasil penelitian menunjukan bahwa magnetisasi dapat meningkatkan persen presipitasi CaCO3 total setelah sirkulasi dan mengurangi tendensi presipitasi CaCO3 setelah filtrasi. Gaya Lorentz dan magnetohidrodinamika pada sistem magnet permanen diduga berperan meningkatkan nukleasi dan presipitasi CaCO3 saat sirkulasi, sementara efek hidrasi ion mengurangi tendensi presipitasi setelah magnetisasi dan filtrasi. Pada sistem EMF, induksi dan osilasi medan listrik pada kumparan solenoida diduga meningkatkan proses tumbukan ion dalam larutan sehingga memicu presipitasi dan mengurangi kemampuan sampel olahan untuk terpresipitasi setelah sirkulasi. Jenis deposit kristal CaCO3 yang terbentuk di pelat kaca adalah kalsit, sementara hasil pengujian SEM menunjukkan terbentuk 3 jenis kristal CaCO3 setelah sirkulasi maupun setelah presipitasi selama 3 jam.

Alternative method that can be used to reduce hardness and suppress tendency of deposits scale formation is Magnetic Water Treatment (MWT). Critics that are usually reported about this method are the low effectiveness when using MWT devices. There are also a lot of contradiction among researcher about the effectiveness of magnetization process and process condition. Therefore, an advanced research about magnetization method is needed as an alternative method on treating hard water. This research was conducted to investigate magnetic field effect on total CaCO3 precipitation after circulation, tendency of precipitation after magnetization and filtration, and also CaCO3 structure within synthetic hard water solution (Calcium Carbonate solution) under dynamic circulation by using permanent magnet or EMF (Electromagnet field) system. process variable using permanent magnet include flow rate, circulation time, numbers of permanent magnet and hardness solution, meanwhile for EMF system, the observation was done to investigate the induction of electric current effect through wrapped solenoid during circulation and also variation of circulation time. Measurement concentration of CaCO3 within Calcium Carbonate solution was done with EDTA complexometry titration after circulation and during 3 hours of precipitation time after filtration. XRD and SEM analysis were done to observe structure of formed deposits on the surface of coupon glass. The results show that magnetization can increase total CaCO3 precipitation percentage after circulation and then reduce CaCO3 precipitation tendency during precipitation time after filtration process. Lorentz force and Magnetohydrodynamic effect are hypothesized to take role on increasing nucleation and precipitation of CaCO3 during circulation on permanent magnet system, meanwhile hydration ions effect reduce precipitation tendency after magnetization and filtration. When using EMF system, induction and oscilation of electric field on solenoid wrapped is hypothesized to increase ion collision process within solution so that it promotes precipitation and reduce the ability of treated sample to precipitate after circulation. Deposits crystal that formed on surface of coupon glass using XRD analysis are calcite, on the other hand, SEM analysis results show 3 kind of CaCO3 crystal structure both after circulation and during 3 hours of precipitation time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fauzi Rachman
"Lindi merupakan cairan yang terbentuk oleh adanya air hujan yang merembes ke dalam timbunan sampah. Konsep keseimbangan air digunakan untuk menentukan timbulan lindi di suatu TPA. Dalam penentuan timbulan lindi, nilai field capacity (FC) sampah merupakan salah satu parameter yang menentukan terhadap banyaknya lindi yang terbentuk. Pemodelan lysimeter dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh resirkulasi lindi terhadap nilai FC sampah. Perhitungan nilai FC sampah skala laboratorium dilakukan dengan membandingan berat atau volumetrik air dengan berat atau volumetrik sampah pada lysimeter. Nilai FC sampah yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk menghitung perkolasi lindi yang dihasilkan di TPA Cipayung selama setahun dengan menggunakan Metode Neraca Air Thornthwaite. Sampah pada penelitian ini diambil dari Pasar Kemiri Muka Depok. Penambahan asupan air sebagai simulasi air hujan dan terjadinya kebocoran pada lapisan geotekstil pada kedua lysimeter sebesar 1,4 L. Air lindi yang diresirkulasikan pada lysimeter 1 adalah 1,5 L. Penelitian ini menjadi penting dilakukan, karena dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk evaluasi pengolahan lindi yang ada di TPA Cipayung,terutama dalam hal penentuan potensi timbulan lindi dari landfill.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa nilai kadar air sampah awal pada lysimeter terbilang tinggi, yaitu sebesar 80,6 %. Nilai FC sampah pada lysimeter 1 yaitu sebesar 0,592 L/kg atau 59,2 % atau 276,53 mm/m, sementara pada lysimeter 2 nilainya adalah 0,449 L/kg atau 44,9 % atau 442,93 mm/m. Semakin tinggi nilai FC sampah, maka jumlah timbulan lindi menjadi kecil dan sebaliknya apabila nilai FC sampah kecil, timbulan lindi semakin besar. Total perkolasi lindi di TPA Cipayung selama setahun menggunakan nilai FC dari sampah pada lysimeter dengan resirkulasi lindi (lysimeter 1) adalah sebesar 1.210 mm. Total perkolasi menggunakan nilai FC dari sampah dengan lysimeter tanpa resirkulasi (lysimeter 2) adalah sebesar 1.211 mm. Tidak terlihat perbedaan nilai perkolasi lindi di TPA Cipayung dari bulan Januari-Agustus dan dari bulan Oktober-Desember. Perbedaan nilai perkolasi hanya terjadi pada bulan September yaitu sebesar 38 mm bila dengan menggunakan resirkulasi lindi dan 39 mm bila tanpa resirkulasi lindi). Hal tersebut dikarenakan data curah hujan, temperatur, dan koefisien run-off yang digunakan pada kedua lysimeter mempunyai nilai yang sama. Selain itu, adanya perbedaan ketinggian sampah pada kedua lysimeter yang mencapai 0,32 m diduga turut mempengaruhi besarnya hasil perkolasi lindi pada hasil perhitungan ini. Perlu adanya keseragaman susunan lapisan (capping) di dalam seluruh lysimeter, sehingga hasil yang didapat bisa lebih dibandingkan.

Leachate is a liquid that is formed by the rain water that seeps into the waste heap. The concept of the water balance is used to determine the generation of leachate in a landfill. In determining the leachate generation, the value of field capacity (FC) of waste can be used as one of the parameters. Lysimeter simulation is conducted to determine the effect of leachate recirculation to FC value. The value of FC is calculated by comparing between the water weight or volume with the waste weight or volume in the lysimeter. Furthermore, the value of FC is utilized to calculate leachate generated at Cipayung Landfill within a year by using Thornthwaite Water Balance Method. Solid waste that is utilized in this study was taken from Kemiri Muka traditional market-City of Depok. The amount of additional water into lysimeter is based on the amount of rainfall (precipitation) in Depok and the assumption of leakage rate of geotextile layer on the top of both lysimeter. Thus, 1.4 liter of water is supplied into both lysimeter and additional 1.5 liter of leachate supplied into one of lysimeter as leachate recirculation.Lysimeter 1 is appointed as lysimeter with leachate recirculation and lysimeter 2 is as lysimeter without leachate recirculation. This research is important because it can be used as a basis for evaluation on the existing leachate treatment at Cipayung Landfill especially in estimating of leachate quantity that is coming from landfill.
The results showed that the initial moisture content of waste in the lysimeter is approximately 80.6%. The value of FC of waste in lysimeter 1 and 2 is approximately 0.592 L/kg or 59.2% or 276.53 mm/m and 0.449 L/kg or 44.9% or 442.93 mm/m, respectively. The higher the value of FC of waste, the lower the amount of leachate volume generated, and vice versa. Total percolation of leachate at Cipayung Landfill within a year by using these both FC values is 1,210 mm with leachate recirculation and 1,211 mm without leachate recirculation. No visible difference in the amount of leachate percolation at Cipayung Landfill during January to August and October to December. The difference only occurred in September, which is 38 mm and 39 mm by using and not using leachate recirculation, respectively. These results took place due to the same value of rainfall and temperature data, and also the run-off coefficient that is utilized in both calculations. In addition, the difference in waste height on both lysimeter that reached 0.32 m supposedly influenced the amount of leachate generated. Therefore, for the next research, the entire lysimeter should be made on the same condition to obtain good and comparable results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septina
"Dalam rangka efisiensi dan lebih meningkatkan keuntungan, Kementerian BUMN berencana untuk membentuk perusahaan holding di bidang Perumahsakitan. Skripsi ini membahas mengenai syarat dan prosedur pendirian rumah sakit berbentuk PT dan pembentukan perusahaan holding di bidang Perumahsakitan oleh PT Persero. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menyimpulkan dua hal. Pertama, bahwa tidak terdapat perbedaan mengenai syarat pendirian rumah sakit yang berbentuk PT dengan pendirian PT biasa dalam hal jumlah pendiri, kewajiban pendiri untuk mengambil bagian saham, dan modal dasar minimum. Namun, untuk mendirikan rumah sakit berbentuk PT harus memenuhi standar dan fasilitas pelayanan rumah sakit yang diatur dalam Undang-Undang Rumah Sakit dan peraturan pelaksanaannya. Sehingga modal dasar minimum tidak mungkin 50 juta rupiah seperti diatur dalam UUPT. Terkait dengan prosedur pendirian, perbedaan terletak pada perizinan. Setelah rumah sakit yang berbentuk PT sah menjadi badan hukum masih terdapat dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu izin untuk mendirikan dan izin untuk melakukan operasional rumah sakit. Kedua, pembentukan perusahaan holding di bidang Perumahsakitan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu pengambilalihan saham, pembentukan PT Rumah Sakit Persero yang diikuti dengan pengambilalihan saham, dan pemisahan yang diikuti dengan pengambilalihan saham.

For the purpose of efficiency and increasing profits, the Ministry of State Owned Enterprise announced plans to form a holding company in the field of healthcare (hospitals). This thesis analyzes the requirements and procedure of the formation limited liability company based hospital and the formation of a holding company in the field of healthcare (hospitals) by PT Persero. This thesis uses normative judicial method. The result of this thesis concludes two things. First, there are no differences between requirements of the formation limited liability company based hospital and other limited liability company, such as number of founders, duty of founders to take stocks, and minimum capital. However, the formation of limited liability company based hospital must comply some requirements of hospital facilities and services based on Hospital Law and its implementing regulation. So that the minimum capital is not possible for 50 million rupiahs as regulated in Company law. Related to the procedures, the differences is on the licensing. The procedures are also different, after the limited liability company based hospital legally formed as limited liability company there are two other requirements, such as license to build and operate the hospital. Second, the formation of the holding company in the field of healthcare (hospitals) may be carried out through acquisition, formation of PT Persero based hospital followed by acquisition, and a split-up followed by acquisition.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S65833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>