Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mosse, Julia Cleves
Yogyakarta: Rifka Annisa , 2003
305.4 MOS ht (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dewi Ashuro Itouli
"Berdasarkan teori social learning, perlakuan orang tua yang berbeda secara tradisional terhadap anak laki-laki dan perempuan dipercaya sebagai salah satu sumber prasangka gender. Untuk membuktikan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sosialisasi gender oleh orang tua (Gender Socialization Scale, Raffaeli & Ontai, 2004) dengan prasangka gender pada remaja (Ambivalent Sexism Inventory, Glick & Fiske, 1996). Partisipan terdiri atas 106 perempuan dan 94 pria di DKI Jakarta (n=200).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hostile sexism pada remaja pria lebih tinggi daripada perempuan. Sebaliknya, perempuan memiliki benevolent sexism yang lebih tinggi daripada pria. Diketahui pula bahwa orang tua menerapkan sosialisasi gender yang lebih tradisional pada remaja perempuan. Responden dari ibu yang lebih dominan ternyata memiliki benevolent sexism yang lebih tinggi.
Peneliti juga menemukan adanya hubungan data demografis berupa usia, tingkat pendidikan, dan status bekerja pada ibu dengan variabel utama penelitian. Berdasarkan analisis korelasi pearson, tidak terbukti bahwa sosialisasi gender oleh orang tua berhubungan dengan prasangka gender secara umum, maupun dengan benevolent sexism pada remaja pria dan perempuan. Namun demikian, ditemukan bahwa sosialisasi gender oleh orang tua memiliki hubungan dengan hostile sexism pada remaja pria meskipun tidak pada remaja perempuan. Temuan ini dapat mengembangkan pemahaman kita tentang sumber terjadinya prasangka gender."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bradley, Harriet
Cambridge, UK: Polity press, 2007
305.4 BRA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Abdulah
Yogyakarta Tarawang Press 2001,
305.3 Abd s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Khansa Agharid
"Penelitian ini ditujukan mengenai eksplorasi hubungan ibu-anak perempuan dan sosialisasi gender di dalam film Brave (2012). Bagaimana hubungan ibu-anak perempuan ini digambarkan dan bagaimana sosialisasi gender mempengaruhi hubungan tersebut di dalam film merupakan fokus dalam studi ini. Konsep dari Chodorow dalam hubungan ibu-anak perempuan digunakan sebagai kerangka teori. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa ibu dan anak perempuan memiliki hubungan yang kompleks dan ambivalan. Lalu, anak perempuan akan lebih seperti ibunya karena dia memiliki identifikasi yang berkepanjangan dengan ibunya. Selanjutnya, ada pembalikan peran dalam sosialisasi gender yang memberikan efek besar terhadap hubungan ibu-anak perembuan. Studi ini berkontribusi untuk memberikan sebuah pemahaman baru mengenai hubungan ibu-anak perempuan dan sosialisasi gender dengan memberikan gambaran masalah dan solusi dari hubungan tersebut yang ada di dalam film.
This research is directed towards an exploration of mother-daughter relationship and gender socialization in the movie Brave (2012). How mother-daughter relationship is represented and how gender socialization affects it in the movie are the focuses of the study. Chodorow?s concept on mother-daughter relationship is used as the framework of the study. The findings of the study show that mother and daughter have a complex and ambivalent relationship and then the daughter will be more like the mother because she has a prolonged identification with the mother. Moreover, there is a reversal role of socializing the gender which gives a big effect on the mother-daughter relationship. The study contributes to give a new understanding regarding mother-daughter relationship and gender socialization by depicting the problems and solutions of the relationship in the movie."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Surjadi
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011
305.3 ERN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widjajanti M. Santoso
Menteng, Jakarta: LIPI, 2016
305.42 WID p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The development policies in Indonesia are based on the principle
of quality and harmonious partnership between men and women. This
principle is deeply ingrained in the State Ideology, Pancasila, and
Constitution of l94.5. Consequently, this principle of equality is also
embodied in all regulations and legislative acts of the Republic of
indonesia. including the GBHN adopted everv five years by the People?
Consultative Assembly. The GBHN provides direction for the formulation
of the Five Year Development Plan. indonesia, in l98-if also ratified the
convention on the Elimination of All Farms of Discrimination Against
Women, as stipulated in Act No. 7/1984. Neglecting the endeavor of women
in economic development in particular and national development in general
is an unwise decision. Indonesia? large population is the basic asset for
development. The more so if every citizen regardless of their sex, would
fully and effectively participate therein. However, data show that the status
of women generally in the society and particularly in the bureaucracy
system is lower than what men can achieve, Therefore, the efforts to attain
the women?s role and status have to be explored in the implementation
phase. Besides the level of education, social value of most Indonesian
people which perceives female as housekeeper rather than the head of
household brings a difficulty for female to reach high position t`n
government office. For example there is a conflicting interest between
husband and it-Ui: when a wife gets a promotion to other place. In many
cases husband does not agree to accompany his wife. Consequently, women
refuse the promotion. On the contrary, when husband gets a promotion to
other place. in many cases his wifi: has to accompany him even though it
will sacrifice her current jolt position.
"
Journal of Population Vol. 3 No. 3 1997 : 237-268, 1997
JOPO-3-3-1997-237
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novea Eka Candra Nuridha
"Pembangunan merupayakan sebuah upaya kolektif yang dilakukan oleh Negara Bangsa dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia-manusia yang menjadi warga negaranya, dengan prinsip keadilan, kesetaraan dan keberlanjutan dalam pengelolaan berbagai modalitas yang ada, khususnya sumber daya alam. Namun demikian, pembangunan yang hanya bertumpu pada paradigma pertumbuhan ekonomi semata pada faktanya tidak sepenuhnya mampu memenuhi tujuan kehidupan yang berkualitas bagi manusia, karena terabaikannya prinsip-prinsip keadilan dan perlindungan terhadap kelestarian lingkungan hidup dan sumber-sumber daya secara berkelanjutan. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan akhirnya muncul dan menguat sejak penyelenggaraan World Conference in Sustainable Development (Earth Summit) tahun 1992 di Rio de Janeiro. Paradigma yang dikembangkan menjadi sebuah Agenda Pembangunan Global 2030 yang diberi nama Sustainable Development Goals (SDGs), dengan 17 Tujuan Pembangunan, diantaranya adalah SDGs 2 (zero hunger). Penelitian difokuskan untuk mengkritisi tantangan dalam upaya pencapaian target SDGs 2 (zero hunger) sebagai studi kasus, secara spesifik sub-target 2.1 dari lima sub-target utama dan tiga sub-target pendukung yang ada. Sub-target 2.1 bertujuan untuk mengurangi angka kelaparan dengan menjaminkan akses pangan aman, bernutrisi, dan cukup untuk golongan rentan. Target tersebut diukur dua indikator Prevalensi Kurang Pangan (PKP) dan Prevalensi Rawan Pangan (PRP) yang menitikberatkan akses pangan secara ekonomi, sosial budaya, dan fisik sebagai keberhasilannya. Melalui perspektif jender dan pembangunan sebagai kerangka analisis, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan berdasarkan jender dalam akses pangan yang disebabkan oleh subordinasi perempuan karena adanya budaya patriarki. Dari dua aspek subordinasi perempuan yaitu kondisi ekonomi dan status sosial, ditemukan bahwa terdapat sepuluh tantangan perempuan dalam melakukan akses pangan. Tantangan tersebut menekankan signifikansi budaya patriarki yang menyebabkan subordinasi perempuan sebagai tantangan sistemik yang harus diselesaikan. Peneliti merekomendasikan pemberdayaan perempuan dalam bentuk meningkatkan kualitas sumber daya perempuan melalui pelatihan tenaga kerja dan penyerapan unit usaha ramah perempuan sebagai salah satu upaya dalam menyelesaikan tantangan sistemik tersebut dalam pembangunan.

Development is a collective effort carried out by the Nation State with the aim of improving the quality of life of the human beings who become its citizens, with the principles of justice, equality and sustainability in the management of various existing modalities, especially natural resources. However, development as a paradigm, only focused on economic growth alone, and it is in fact not fully capable of fulfilling the goal of a quality life for humans, due to the neglect of the principles of justice and protection of the environment and natural resources in a sustainable manner. The Sustainable Development Paradigm has finally emerged and strengthened since the 1992 World Conference on Sustainable Development (Earth Summit) in Rio de Janeiro. The paradigm that was developed became a 2030 Global Development Agenda called the Sustainable Development Goals (SDGs), with 17 Development Goals, including SDGs 2 (zero hunger). The research focused on criticizing the challenges in achieving SDGs 2 (zero hunger) as a case study, specifically in sub-target 2.1, as one of the five main sub-targets and three supporting sub-targets. Sub-target 2.1 aims to reduce hunger by ensuring access to safe, nutritious and sufficient food for vulnerable groups. This target is measured by two indicators of Prevalence of Undernourishment (PoU) and Prevalence of Food Insecurity Experience Scale (PFIES) which emphasizes access to food economically, socially and culturally as well as physically as its success indicators. Through the perspective of gender and development as analytical framework, the results of the study show that there are gaps existing based on gender in access to food caused by the subordination of women due to patriarchal culture. From the two aspects of women's subordination, namely economic conditions and social status, it was found that there were ten challenges for women in accessing food. This challenge emphasizes the significance of patriarchal culture as the cause of women subordination as a systemic challenge that must be resolved. Researchers recommend empowering women in the form of improving the quality of women's resources through workforce training and the absorption of women-friendly business units as one of the efforts to resolve these systemic challenges in development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>