Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman Nirwana
Depok: Rajawali Pers, 2022
153.6 HER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Antara, 1996
306.874 KOM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elteria
"Pola komunikasi antara orang tua dan remaja sangat penting bagi perkembangan harga diri remaja. Ada beberapa macam komunikasi yang dapat terbentuk dalam keluarga, yang dibahas dalam proses komunikasi keluarga tersebut ialah kornunikasi terbuka dan tertutup. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Hipotesa penelitian berisikan tidak adanya hubungan antara pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Desain penelitian menggunakan pendekatan korelasi dengan sampel sebanyak 67 orang di RW 03 Kelurahan Jati Jajar, Depok. Alat pengumpul data berupa kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 20 buah.
Hasil penelitian dengan rnnggunakan uji Chi Square dan kofelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel penelitian, tetapi hubungan kedua hal tersebut lemah. Beberapa hal yang peneliti rekomendasikan adalah dilakukannya penelitian serupa dengan jumlah responden yang lebih besar dan pada beberapa tempat dan karakteristik yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5346
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perubahan harus dimulai dari mitra komunikasi (dalam hal ini keluarga), bagaimana mitra komunikasi memodifikasi gaya komunikasi atau perilakunya dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku anak (komunikasi personal, 2000). Oleh karena itu keluarga sebagai lingkungan anak yang terdekat, dan sistem pendukung yang sangat penting dalam proses penyembuhan anak autisme harus bisa menerapkan pola komunikasi yang sehat yaitu pola komunikasi fungsional. Sesuai dengan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga anak autisme. Penelitian dilakukan di Yamet, Avanti, dan SLB Halim dengan sampel sebanyak 20 orang dan menggunakan desain deskriptif sederhana. Hasil penelitian menunjukan perbandingan penggunaan pola komunikasi yang seimbang pada keluarga anak autisme, yaitu 50% menggunakan pola komunikasi fungsional dan 50% yang lainnya menggunakan pola komunikasi disfungsional."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5394
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"Penelitian ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Badan Keluarga Berencana Nasional yaitu cukup banyak wanita kawin (Pasangan Usia Subur) usia 15-45 tahun yang belum bersedia dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran.
Keikutsertaan wanita kawin untuk mengikuti KB (menggunakan alat kontrasepsi) dikarenakan mereka mengetahui ada program KB (yang sebelumnya tidak ada) dan adanya tindakan (menerima/meniru atau menolak). Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan aspek komunikasi, baik komunikasi melalui media massa, maupun komunikasi non media massa seperti komunikasi intra pribadi, antar pribadi dan komunikasi kelompok, serta faktor diluar unsur komunikasi (demografi) seperti umur, jumlah anak hidup dan pendidikan.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor pengetahuan, persepsi, sikap dan faktor demografi serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh (faktor penentu) antara komunikasi media massa dengan faktor komunikasi non media massa terhadap keikutsertaan wanita kawin dalam Keluarga Berencana.
Menurut Rogers dan Svenning (1969) bahwa komunikasi merupakan suatu aspek penting dalam perubahan sosial, dan bahkan komunikasi merupakan kunci dari perubahan itu sendiri. Peran media massa sangat dominan pada tahap awal untuk menumbuhkan `awarness' terhadap suatu inovasi ham. Untuk mencapai tahap pengenalan yang lebih dalam terhadap KB dan bahkan sampai pada tindakan mengadopsi KB, maka peran komunikasi intra, antar pribadi maupun kelompok sangat penting. Komunikasi intra personal, seseorang melakukan adaptasi biologik yaitu belajar mengenai aspek fisik dan biologik dalam lingkungan (Miler,1966).
Komunikasi antar pribadi lebih merupakan proses `kebersamaan' karena keberhasilan tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama (Rogers dan Kincaid, 1995). Sedangkan untuk mcncapai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan atau pemecahan masalah, dan untuk menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat maka komunikasi kelompok sangat berperan (Michael Burgoon dan Michael Ruffner, 1990).
Faktor non komunikasi (pendidikan dan pengetahuan inovasi) mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB dan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat memperhitungkan untung ruginva mengadopsi suatu inovasi (Rogers, 1976).
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian SDKI tahun 1994 yang dilakukan di 27 propinsi di Indonesia. Responden penelitian ini adalah wanita kawin usia 15-49 tahun dengan jumiah sampel penelitian sebesar 28,168 responden. Pengolahan data menggunakan SPSS Window, dan teknik analisis data menggunakan Analisis Diskriminan, yaitu untuk mengetahui secara sekaligus variabel independen atau diskriminator yang paling berperan menentukan variabel dependen atau kreterionnya. Terdapat 10 variabel independen. Hasil analisis diskriminan terhadap 10 variabel indpenden tersebut diatas menunjukan:
1. Lima variabel dari 10 variabel independen mempunyai tingkat signifikasi (< 0,05) dengan keikutsertaan keluarga berencana. Variabel tersebut adalah jumlah anak lahir hidup, pengalaman KB (PENGKB), pengetahuan KB (PENGETKB), komunikasi kelompok (KOMKEL), dan variabel wilayah/geografis (Jawa Bali dan Luar Jawa Bali).
2. Dilihat dari derajat hubungan dengan fungsi diskriminan, hanya variabel `Pengalaman KB (KOMKEL) yang mempunyai hubungan/korelasi 'sangat kuat' atau `sangat tinggi' (r = 0.98). Variabel jumlah anak hidup (CEB), komunikasi kelompok (KOMKEL) dan pengetahuan KB (PENGETKB) mempunyai korelasi yang `cukup' (r = 0.41 -- 0.70), Sedangkan variabel 'wilayah' korelasinya hampir tidak ada yaitu r = < 0.20.
3. Tampak jelas perbedaan pengaruh antara wilayah Jawa Bali dan Luar Jawa Bali (variabel wilayah sebagai variabel kontrol), dimana variabel pengalaman KB (PENGKB) lebih dominan-perannya di Jawa Bali, sedangkan variabel CEB, pengetahuan KB (PENGETKB) dan komunikasi kelompok (KOMKEL) lebih dominan pengarunya di wilayah Luar Jawa Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kathleen H. Liwijaya-Kuntaraf
Bandung: Indonesia Publishing House, 2003
302.2 KAT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniati
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola komunikasi pada keluarga dengan Ibu bekerja terkait topik seksualitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode indepth interview sebagai metode pengumpulan data dan menggunakan fenomenologi sebagai strategi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam tipe keluarga dalam kaitannya dengan komunikasi topik seksualitas, yaitu keluarga yang terbuka, keluarga yang tertutup, keluarga yang menekankan pada kepatuhan, keluarga yang bebas, keluarga dengan Ibu yang memahami internet dan keluarga dengan Ibu yang tidak memahami internet. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Ibu merupakan komunikator utama dalam mengkomunikasikan topik seksualitas.

This study aimed to describe the communication patterns in families with a working mother related the topic of sexuality. This research is a qualitative descriptive research that uses "in-depth interview" as a method of data collection. This study also used phenomenology as a research strategy. The results of this study indicate that there are six types of families in relation to sexuality talks in family communication. The types are as follows : an open family, a closed family, a family that emphasizes on compliance, a family that not emphasizes on compliance, a family with a mother who understand the internet and a family with a mother who does not understand the internet. In addition, this study also found that in sexuality talks, mother is the primary communicators in family."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini didasarkan pada upaya pemerintah melakukan penyebarluasan informasi tentang
tanaman obat melalui saluran interpersonal dengan tujuan untuk membangun partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tanaman obat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor: biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis yang melekat pada diri narasumber (komunikator). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif yang menggambarkan masalah berdasarkan sifat data kualitatif sehingga dapat diperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ternyata narasumber (komunikator) memiliki posisi penting sebagai salah satu komponen komunikasi yang
dapat membangun efektivitas komunikasi interpersonal dengan anggota masyarakat. Pentingnya keberadaan
narasumber ini dapat dilihat dari faktor
biologis yang meliputi alasan mengelola toga karena sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan tugas pokok dan fungsi pekerjaan yang digelutinya. Adapun dilihat dari faktor sosiopsikologis, narasumber menyatakan toga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertolongan pertama terhadap masalah kesehatan, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, menjadikan pekarangan
rumah indah, mengurangi biaya pengeluaran keluarga untuk obat, dan bisa dibuat makanan olahan, misalnya
kripik bayem. Sedangkan faktor sosiogenis menanam toga bukan pengalaman baru, masyarakat merespon
positif, sesuai dengan bidang ilmu, dan menjadi jaminan dalam bertugas"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Kustiko
"Komunikasi terapeutik adalah cara yang dipergunakan oleh perawat dalam menyampaikan pesan dan dapat menyelesaikan masalah kesehatan individu (klien). Komunikasi terapeutik memiliki tahapan atau fase terdiri dri fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi. Pada waktu melakukan komunikasi terapeutik perawat perlu memiliki motivasi. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu perilaku. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran motivasi perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik di RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta.
Penelitian menggunakan desain deskripsi sederhana., dengan menggunakan alat ukur kuesioner dan dilakukan analisa univariat dengan sample 50 responden perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Distibusi hasil penelitian yang mempengaruhi tingkat motivasi pada perawat responden antara lain yaitu latar belakang pendidikan terbanyak adalah D3 Keperawatan sebanyak 43 orang (96%), selebihnya masing - masing sebanyak 1 orang dengan pendidikan SPK dan S1 Keperawatan (2%).
Hasil tingkat motivasi perawat yang memiliki nilai kuesioner > 67,5 sebanyak 49 orang ( 250% responden ). Hasil analisa penerapan fase - fase komunikasi terapeutik diperoleh hasil penerapan fase orientasi dan fase kerja masing - masing sebesar 98%, dan penerapan fase terminasi sebesar 92%.
Sehingga dapat disimpulkan perawat RS Mitra Keluarga Kemayoran memiliki tingkat motivasi yang tinggai dalam melakukan komunikasi terapeutik. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi salah satunya ke RS Mitra Keluarga Kemayoran untuk memberikan reward / penghargaan kepada perawat sehingga perawat dapat mempertahankan kualitas pelaksanaan komunikasi terapeutik.

Therapeutic communication is a method used by nurse to send a massage and to solve individuals or patients problems in health care. Therapeutic communication consists of three phases, phase of orientation, working phase and termination phase. In using therapeutic communication a nurse must have motivation. Motivation describe is a drive to do something that comes from in and out side their self to achive a matter. This research aimed to see the description of motivation of therapeutic communication that has been done by nurses at Mitra Keluarga Kemayoran Hospital Jakarta.
The research design used a simple description design with univariat analysis, consisted of 50 nursing respondents which all had duty at ward. The result of research that the mayority education of respondent were From nursing academic ( 96%), and others education came fiom SPK and Sl Nursing Program.
The result of motivation was that more than 50% nurse had a high grade of motivation. The analysis shared that of each phase of therapeutics communication is more than 98% nurse done orientation and working phase, 92% nurses had a termination phase.
At least it can be concluded that nurses at Mitra Keluarga Kemayoran Hospital Jakarta had a high motivation in implementing terapheutic commnunication toward client. This research have to been recommendation to Management Mitra Keluarga Kemayoran, should be give reward for nurses while they have implementing therapeutic connnunication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5721
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Bahri Djamarah
Jakarta : Rineka Cipta , 2004
302.2 SYA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>